Title : If Loving You is A Sin
Rating : M
Pairing : Yunho x OC, Yunho x Jaejoong
Warning : Yaoi, age gap
Disclaimer : None of the character in this story are mine, if i own DBSK i'll announced the reality of Yunjae XD
If Loving You is A Sin
-a Yunjae fanfiction by WinterTsubaki-
"Aku sadar, mencintaimu adalah sebuah dosa tetapi aku tidak bisa lari dari dosa ini. Sejak pertemuan pertama kau sudah merebut pandanganku, pikiranku dan hatiku. Dari saat pertama kali tanganmu kujabat aku bisa merasakan ada yang berbeda dari dirimu. Ternyata benar adanya cinta pada pandangan pertama karena aku telah mengalaminya langsung, aku mencintaimu sejak tatapan pertama. Suaramu yang lembut, wajahmu yang menawan, kulitmu yang halus dan tatapan matamu yang seakan memintaku untuk memelukmu. Kau begitu sempurna, tetapi semua ini salah. Bukan hanya karena kau 20 tahun lebih tua dariku, kau juga seorang lelaki dan kau adalah ayah dari istriku"
"Aku sadar mencintaimu adalah sebuah dosa tetapi ini mungkin dosa termanis dan terindah yang pernah aku lakukan jadi biarkanlah aku mendosa karenamu. Kau, seseorang yang begitu berbeda sejak pertama kali SooYu mengenalkanmu padaku, tatapan matamu yang menatap tajam kepadaku bisa membuat kakiku lemas seketika, jantungku berdegup sangat kencang saat kau akhirnya mengeluarkan suara beratmu dan mengucapkan nama terindah yang pernah didengar oleh telingaku-tentu saja setelah nama SooYu- saat akhirnya tanganmu menjabat tanganku aku bisa merasakan aliran hangat itu merasukiku membuat seakan-akan ada ratusan kupu-kupu berterbangan di dalam perutku. Kaulah yang pertama membuatku jatuh cinta sampai seperti ini dan kenyataan kalau cinta ini tak mungkin bersatu membuatku hampir gila. Ya, kita tak mungkin bisa bersama. Aku lebih tua 20 tahun darimu, kita sama-sama lelaki dan kau adalah suami SooYu anakku"
-Foreword-
Setelah sepuluh tahun menetap di Amerika akhirnya aku kembali ke Korea Selatan, Negara asalku. Namaku Jung Yunho, sejak sekolah menengah pertama aku telah menetap di Amerika dan melanjutkan kuliah di Negara paman sam tersebut, disana pulalah aku bertemu dengannya, namanya Kim SooYu dan dia adalah satu-satunya orang Korea yang ada di kelasku ketika aku pertama kali menginjakkan kaki di Amerika. SooYu memikatku dengan semua yang ada pada dirinya, parasnya yang seindah malaikat-matanya yang bulat dan indah, aku selalu tenggelam dalam tatapan matanya yang teduh itu- dan sifatnya yang tak kalah dari seorang malaikat, SooYu adalah wanita terbaik yang pernah kutemui dan aku tergila-gila padanya.
Setelah dua tahun menjalin hubungan aku pun memberanikan diri untuk melamarnya. Tanpa terasa sudah setengah tahun status kami berubah menjadi suami-istri, SooYu adalah gadis terbaik yang pernah ada dalam hidupku dan aku merasa sangat beruntung telah menjadikannya Jung SooYu. Seminggu yang lalu tiba-tiba SooYu mendapat kabar kalau ayahnya mendapat sebuah kecelakaan. SooYu panik dan langsung menelefonku yang saat itu berada di kantor, memang segera setelah aku menamatkan kuliah hukumku di Columbia University aku mendapat pekerjaan sebagai seorang lawyer di salah satu perusahaan teknologi terbesar di Amerika sedangkan SooYu berkerja sebagai Public Accountant.
SooYu mengajakku untuk pulang ke Korea dan menetap disana. Awalnya aku menolak karena jujur saja pekerjaanku saat ini benar-benar menjanjikan dan aku tak ingin melepaskannya begitu saja tetapi SooYu memohon padaku untuk pulang dengannya. SooYu, gadis dengan harga diri yang sangat tinggi sampai berlutut memohon padaku untuk mau pulang dengannya, tentu saja aku tak mungkin menolak.
Alasan SooYu ingin pulang tentu saja karena ayahnya. Sejujurnya meskipun sudah bertahun-tahun aku mengenal SooYu tidak pernah sekalipun aku bertemu ayahnya secara langsung. Saat pernikahanku dan SooYu di Amerika pun ayahnya tidak dapat menghadiri, aku sempat bingung karena sangat aneh jika saat pernikahan putri tunggalnya pun dia tidak datang tetapi kemudian SooYu menjelaskan kepadaku kalau ayahnya phobia terbang, dia bisa berteriak histeris bahkan pingsan jika dipaksa naik ke pesawat. SooYu juga menjelaskan kalau dahulu ketika umurnya tiga tahun kedua orang tuanya mengalami kecelakaan pesawat, ayahnya mendapat luka bakar yang mengakibatkan lengan kirinya cacat sedangkan ibu SooYu meninggal ditempat, hal itulah yang menyebabkan ayahnya phobia terhadap pesawat terbang.
SooYu memang pernah beberapa kali pulang ke Korea tetapi aku tidak bisa ikut dengannya karena alasan pekerjaan, lagipula SooYu juga memaklumi dan mengizinkanku untuk tetap di Amerika saat itu tetapi kali ini lain ceritanya karena SooYu ingin pulang dan menetap di Korea, meninggalkan Amerika untuk selamanya.
"Oppa…aku ingin pulang ke Korea. Aku ingin kembali pada ayah, selama sepuluh tahun ini dia tinggal sendirian disana…aku merasa gagal menjadi anak yang baik untuk ayah" isaknya padaku, aku memeluk tubuh istriku yang sedang menangis sambil sesunggukan itu. Kuelus dengan lembut punggungnya, berusaha menenangkannya.
"Ayah pasti kesepian disana tetapi dia tidak pernah mengeluh dan memintaku untuk pulang…aku tau ayah pasti menyembunyikan kesedihannya dariku…" ucapnya lagi.
SooYu sangat menyayangi ayahnya, aku tahu itu dari awal kami memulai hubungan ini. Dia tidak pernah berhenti kalau sudah bercerita tentang ayahnya dan sedikit banyak aku bisa mendapat gambaran kalau ayah SooYu adalah pria yang sangat baik dan tentu saja beliau pasti sangat mencintai SooYu.
"Saat itu usia ayah baru 23 tahun ketika ibu meninggal, sejak itu dia merawatku sendirian sampai aku dewasa. Ayah adalah sosok Ayah dan Ibu sekaligus bagiku" aku masih ingat bagaimana SooYu membanggakan ayahnya padaku, matanya berbinar indah saat membicarakan ayahnya.
SooYu pernah menunjukkan fotonya saat kecil dengan ayah dan ibunya. SooYu bilang itu adalah satu-satunya foto dirinya bersama ayah dan ibunya. Ayahnya benci difoto dan tidak pernah mau jika SooYu memfotonya diam-diam.
"Ayah sangat pemalu, saat difoto wisuda smp ku dulu pun dia menutup wajahnya dengan kertas" kata SooYu sedikit kesal "Ketika aku melihat hasil fotonya aku tidak mau berbicara dengan ayah sampai tiga hari, aku sebal karena bisa-bisanya dia menutup wajahnya seperti itu!"
Aku tergelak saat mendengar ceritanya, ayah SooYu benar-benar orang yang unik.
"Oppa! Kemarikan koper yang itu, aku bisa membawanya…" Kata Sooyu sambil berusaha mengambil satu koper dari tanganku. Aku mengelak dan tersenyum padanya.
"Tidak usah, sayang…oppamu ini kuat kok" kataku sambil mendekat padanya dan mengecup singkat pipinya yang sedikit chubby.
"Y-yah! Di depan umum pun oppa masih bisa berbuat begitu…bikin malu!" omelnya lucu. SooYu memang sangat seru untuk dijahili, aku tidak pernah bosan menggodanya.
"Untunglah barang-barang yang lain kita kirim melalui paket…aku tidak bisa membayangkan kalau harus membawa seluruh barang di apartment kita itu, oppa…bisa-bisa satu bagasi pesawat isinya barang kita semua!" ucapnya penuh antusias. SooYu, walaupun usianya sudah 25 tahun tetapi tingkahnya masih seperti remaja 15 tahun.
"Aku akan mencarikan taksi, oppa tunggu disini ya!" SooYu pun pergi meninggalkanku sendirian dengan koper-koper besar disampingku. Sejak turun dari pesawat dia terlihat sangat bersemangat sementara aku sendiri masih setengah hati untuk kembali ke Korea. Walaupun aku masih warga Negara Korea Selatan tetapi seluruh keluargaku sudah tinggal dan menetap di Amerika sehingga untuk kembali lagi kemari rasanya asing bagiku.
"Yunho Oppa!" Teriakan SooYu mengembalikanku dari lamunan singkat tadi. Aku melihat di kejauhan SooYu melambaikan tangannya, akupun bergegas kearahnya sambil membawa koper-koper tersebut.
Haah…kembali ke Korea, ntah apa yang akan aku dapatkan disini. Apalagi aku harus tinggal di rumah mertuaku sesuai dengan keinginan SooYu.
"Ayah pasti senang kalau tahu kita akan tinggal disini, aku belum bilang padanya kalau akan menetap disini dengan oppa" kata SooYu begitu kami berada di dalam taksi.
Menurut cerita dari SooYu, ayahnya adalah seorang novelis. Penulis terkenal di Korea bahkan beberapa tulisannya sudah diadaptasi ke layar lebar. Usianya saat ini baru 45 tahun dan tulisannya sudah memenangkan banyak sekali award literature. Aku pernah membaca beberapa novel karangan beliau tentu saja karena SooYu, istriku itu seperti seorang penggemar yang mengoleksi semua novel karangan ayahnya. Dan aku akui, novel karangan beliau benar-benar bagus baik dari segi tema dan bahasa yang dipakai.
Setelah perjalanan selama satu setengah jam akhirnya kami sampai ke sebuah rumah yang bergaya rumah tradisional korea, dari pintu masuknya saja membuatku seakan-akan berada di zaman kerajaan. Rumah itu terdiri dari beberapa bangunan tradisional khas korea lengkap dengan atap yang terbuat dari jerami atau dedaunan serta pintu kertas, benar-benar seperti seperti setting drama kolosal. Bangunannya sendiri terbuat dari kayu, ada beberapa bangunan yang sesuai dengan penjelasan SooYu masing-masing bangunan adalah ruang utama, tiga kamar tidur, dapur, gazebo serta ruang kerja ayahnya.
"Aku rasa ayah pasti berada di ruang kerjanya, kita bawa saja dulu barang-barang ini masuk ke kamarku baru kita beri salam pada ayah" kata SooYu yang langsung aku iyakan. Kami pun berjalan ke salah satu bangunan yang tepat berada di sebelah ruang utama. Itu adalah kamar SooYu.
"Tenang saja oppa, kamarku tidak se-kuno keliatannya kok" katanya sambil terkekeh, mungkin dia melihat dari ekspresi wajahku yang tampak takjub. Aku benar-benar tidak menyangka kalau rumah seperti ini masih ada.
Dan benar saja, begitu masuk ke dalam kamar Sooyu, ruangan itu terlihat normal. Tempat tidur yang dipakai SooYu juga hampir sama dengan tempat tidur kami di New York dulu, isi kamarnya terlihat modern untuk bentuk luar yang sangat tradisional.
"Aku tidak suka tidur di lantai…kamarku ini aku desain sendiri, sebenarnya ayah mau kamarku seperti kamar tradisional juga tetapi aku menolak dan mendisainnya sendiri" kata SooYu.
Kami hanya meletakkan barang bawaan kami di kamar itu dan bergegas keluar kembali. SooYu mengajakku ke ruang kerja ayahnya.
Sejujurnya aku sedikit gugup. Melihat keadaan rumahnya yang terkesan kuno ini ntah mengapa bayanganku akan ayah SooYu adalah orang tua dengan penampilan kuno. Jujur saja, aku sedikit takut untuk bertemu dengan beliau.
Setelah berjalan beberapa saat kami sampai ke sebuah bangunan seperti rumah panggung. Di samping ruang tersebut terdapat kolam ikan besar dan beberapa pohon bonsai. Aku akui rumah ini benar-benar indah.
Aku mengikuti SooYu naik keatas, dia mengetuk pintu kayu itu beberapa kali lalu menggesernya "Appa!" teriaknya dan langsung menghambur masuk kedalam.
Aku terdiam beberapa saat di pintu saat melihat orang yang saat ini sedang dipeluk SooYu. Dia mengenakan sweater abu-abu v-neck dan celana jeans hitam. Rambutnya hitam kelam dan ada kacamata berbingkai hitam bertengger di hidungnya yang mancung. Kulitnya sangat putih sampai seakan-akan bercahaya. Pria ini ayahnya SooYu?
"SooYu? Kenapa tak bilang kalau hari ini kalian sampai? Ayah bisa menjemputmu tadi…" ucapnya dengan lembut sambil mengelus kepala SooYu. Suaranya benar-benar halus dan lembut, seperti sebuah melody yang sangat indah di telingaku.
"Aku ingin memberi kejutan untuk appa. Oh ya, Yunho oppa ayo masuk! Kita harus memberi salam pada appa!" katanya lalu bergegas menarikku masuk. Mataku tak bisa lepas dari ayah SooYu. Sosoknya menarik mataku untuk selalu menatapnya.
"Akhirnya kita bertemu, terima kasih sudah menjaga SooYu ku selama ini Jung Yunho-shii…saya Kim Jaejoong, ayah SooYu"
TBC
-RNR please?^^ to help me improving my writing-
