TITTLE : HAPPY
AUTHOR : DOKIMKYUNGSOOJONGIN (prassetyahendra)
CAST : Kim Jong In, Do Kyung Soo
GENRE : Romance, Sad, hurt comfort,
PAIRING : Kaisoo
RATE : T
SUMMARY : Ada saat dimana engkau merasa dunia mengacuhkanmu, dan kenyataan berbalik dengan apa yang kau inginkan, pada saat itulah engkau merasa kau harus sendiri mencari tempat dimana orang lain tak bisa menemukanmu, hanya berteman dengan angin, menceritakan keluh kesahmu, lalu jika kau tak sanggup? Maka teteskanlah air yang sedari tadi ingin jatuh dari matamu.
NOTE: oh iya disini aku ga buat ya dimana flashback atau yang nyata, kalau udah baca pasti bisa bedain kok tenang aja
.
.
.
.
Sebuah piano tua dimainkan oleh seorang namja berperawakan kecil. Tangan itu memainkan piano tersebut dengan sangat lihai, piano itu terus berbunyi, mengeluarkan alunan music yang membuat siapa saja yang mendengarnya terbuai dalam alunan tersebut.
"Play On…. Play On…. Play On…." Manik mata namja mungil itu menampakkan kesan kekecewaan yang mendalam entah apa yang sedang ia pikirkan. Namja itu memutuskan untuk tidak melihat apa yang sedang berada di hadapannya sekarang. Walaupun begitu, tetap saja manik mata hitam itu terus melihat sebuah objek yang mengganggu hatinya, tidak! Lebih tepatnya perasaan nya sekarang.
{KAISOO}
( Y)
Flashback!
Aku hanya orang bodoh, bukan?...
Buta dan bodoh dengan mudahnya jatuh cinta pada seseorang yang bahkan tak menginginkanmu sekalipun..
Aku bodoh, Hanya namja bodoh! Sangat sangat bodoh..
Begitu mudah jatuh dan Naif..
Bahkan aku berfikir, dia adalah orang yang datang untuk mengambil dan mengklaim hati ini menjadi miliknya..
Dingin.. Sunyi.. Sepi..
Dan akhirnya apa yang aku inginkan tak ku dapatkan.. Aku salah..
Aku membenci diriku, yang tak dapat melupakanmu..
.
.
.
.
Dua namja kini tengah berteduh dibawah pohon yang rindang. Keduanya sibuk dengan aktivitasnya masing masing. Salah satu dari namja itu tengah menulis dan namja satunya lagi tengah memegang sebuah camera canggih. Namja yang tengah menulis itu bernama kyungsoo,
Do Kyung Soo. kyungsoo sangat menyukai hal-hal yang berbau seni. Bernyanyi? Ia sangat mahir dalam hal itu, sudah sepantasnya ia mendapatkan pujian dari alunan lagu yang keluar dari bibir nya yang berbentuk hati itu. Kyungsoo sudah banyak mengikuti kontes menyanyi, dan selalu memenangkannya. Menggambar? Jangan ditanya lagi. Ia bahkan terlalu sering mendapatkan banyak piala atas usaha dari kedua tangan mungilnya itu. Tak hanya itu yang membanggakan kyungsoo, ia selalu mendapat predikat siswa terpintar dan selalu menjadi urutan teratas di sekolahnya. Namun hanya satu yang ia tak bisa dalam seni, yaitu Menari.
Kyungsoo kini tengah menulis not-not yang akan ia jadikan sebuah lagu nantinya. Sedikit melirik namja yang telah bersama dengan nya selama bertahun-tahun lamanya. Keberadaan namja itu tepat berada di sampingnya, dibawah pohon yang rindang yang didepannya ada sebuah danau yang tak begitu besar. Namja yang tengah diperhatikan kyungsoo sepertinya sibuk dengan dunianya sendiri, memegang kamera nya yang baru kemarin ia dapatkan dari appanya sebagai hadiah ulang tahun nya yang ke 16.
Namja itu bernama Kim Jong In, Anak dari pemilik perusahaan yang besar di kota seoul, ia berperawakan tegap, rahang yang tegas dan dengan ketampanan yang dapat memikat siapa saja yang melihatnya. Namun sayang, ia memiliki sikap egois dan sedikit keras layaknya batu. Ia sangat menuntut kesempurnaan, dan berfikir bahwa di dunia ini semuanya dapat dibeli dengan semua uang yang appanya miliki.
"soo.. lihat ini, aku mengambilnya dengan sangat bagus, bukan?.." kyungsoo yang merasa terpanggil, mengadahkan kepalanya. Jongin memberikan isyarat kepada tangan kyungsoo untuk memegang kamera nya.
Kyungsoo melirik kamera itu, lalu mengambilnya. "Tidak buruk.." kyungsoo tersenyun namun tersirat meremehkan, dengan cepat jongin mengambil kembali kamera itu dari tangan kyungsoo.
"aish kau ini.. ini sangat bagus tau! Ini kamera yang paling mahal yang dibeli appa ku, bahkan kamera ini dibuat dengan unit terbatas, hanya orang tertentu yang bisa memilikinya" jongin sedikit mengeraskan suaranya diakhir kalimatnya.
Jongin mendecih tak suka kepada kyungsoo, sedangkan kyungsoo hanya tertawa melihat tingkah jongin yang ia rasa dari dulu tak pernah berubah, kekanakan dan selalu saja membanggakan apa yang ia miliki. Kyungsoo yang melihat tatapan serius dari jongin hanya diam dan menundukkan kepalanya, melanjutkan apa yang tadi ia lakukan.
"Setelah ini, cepatlah berkemas aku sedang dalam mood yang tidak baik.." jongin menampilkan muka yang sangat tidak bersahabat.
"hey.. kau marah padaku?" jongin hanya diam tak menjawab pertanyaan dari kyungsoo namun setelah lama kyungsoo menatap jongin, jongin menjawab pertanyaan kyungsoo.
"ani.." jawabnya singkat terkesan acuh.
"haha, baiklah, jongie yang manis gambar tadi terkesan sangat bagus hingga aku.."
Kalimat yang akan dilontarkan kyungsoo dipotong oleh jongin, jongin mendekati kyungsoo hingga kini jarak mereka begitu dekat. "hingga aku..?" Tanya jongin sambil menampilkan senyum manisnya di hadapan kyungsoo.
Kyungsoo belum sempat mencerna pertanyaan itu, kini hatinya disibukkan oleh perasaan yang tak dapat ia mengerti, rasanya aneh. Seperti ingin selalu bertatapan seperti itu terus dengan jongin.
"hingga aku tertarik untuk terus melihatnya.." jawab kyungsoo dengan lantang sambil menutup matanya untuk menutupi kegugupannya.
"hahaha.. kau sangat menggemaskan soo.." jongin mencubit pipi yang berisi daging padat itu. Setelah itu berdiri dan mengulurkan tangannya untuk kyungsoo agar meraihnya.
"kajja.. hari semakin gelap sama dengan warna kulit mu haha" kyungsoo meraih tangan jongin, mereka berdua tesenyum setelah menghabiskan banyak waktu di halaman belakang sekolahnya.
"aish dasar pendek.." jongin mengatakannya setelah kyungsoo mendahuluinya.
Kyungsoo dan jongin menyusuri jalanan kota seoul yang padat penduduknya itu dengan senang, jongin tak pernah mau melepas genggaman tangannya dengan kyungsoo. Mereka terlihat seperti sepasang kekasih yang sangat serasi, tapi sayang hanya seperti- tidak kenyataan bagi kyungsoo.
"soo.." kyungsoo menghadap kan wajahnya kesamping yang di mana jongin juga melihatnya.
"ne, wae?..." jongin menatap dengan serius pada kyungsoo.
"setelah lulus, kau akan melanjutkan kemana?.."
"entahlah.. aku masih bingung jongin.." kyungsoo mengalihkan perhatiannya, kini ia berjalan lebih dahulu dengan jongin yang mengikuti langkah kaki kecil kyungsoo.
"wae?.. aku yakin kau sudah pasti mendapatkan universitas yang kau inginkan!.." ucap jongin dengan yakin.
"Aku harap begitu.." kyungsoo tersenyum, namun tak selebar biasanya lebih bisa dikatakan senyum terpaksa.
"wae?.. kau tak yakin?..." jongin memegang bahu kyungsoo, mengisyaratkan kyungsoo untuk berhenti.
Kyungsoo hanya diam, melepaskan pegangan jongin lalu meninggalkan jongin yang masih berada dibelakangnya, berjalan dengan cepat yang sekuat kyungsoo bisa. Akhirnya jongin hanya mendiamkan kyungsoo dan kyungsoo juga bungkam tak berbicara satu kata pun, pada akhirnya mereka hanya bungkam tak mengeluarkan sepatah kata pun hingga pulang.
Kyungsoo dan jongin berada di tingkat 3 di sekolahnya, mereka banyak memiliki perbedaan. Kyungsoo yang dijuluki pintar dan rajin di kalangan guru, namun sayang ia terlahir di keluarga yang sangat yang bodoh dengan kehidupan yang begitu mewah. Appa jongin adalah pembisnis besar yang bekerja sama dengan Negara Negara besar lainnya.
Eomma kyungsoo adalah seorang pembantu yang bekerja di rumah jongin, tak bisa dipungkiri mereka dekat dari kecil sehingga mereka begitu akrab. Bahkan yang membiayai kehidupan kyungsoo untuk bersekolah adalah keluarga jongin, hingga saat ini keluarga kyungsoo sangat terbantu.
.
.
.
.
Tak ada yang tahu bahwa namja yang sedang memainkan piano nya kini sedang menangis, entahlah, rasanya seperti menyiratkan kebencian dan kekecewaa yang mendalam. Kyungsoo terus memainkan piano nya, ini sudah menjadi tugas yang harus di embannya, yang hanya ia butuhkan hanya cepat bernyanyi dan keluar dari tempat itu.
"people are talking.. the people are saying that you have been playing my heart… like a grand piano.." tak hanya jari jarinya yang pandai memainkan piano, suara yang sangat merdu itu menggema di acara itu. Kyungsoo melihat sekitarnya, tamu undangan yang hadir sangatlah banyak. Sungguh, jika tau siapa orang yang mengundangnya kesini, ia tak akan hadir dan bernyanyi selama 3 menit yang terasa seperti 10 tahun bagi kyungsoo.
.
.
.
.
Seluruh siswa sma yang lulus berteriak girang, salah satunya adalah jongin. Ia sibuk melihat nilainya yang lumayan bagus, ia merasa hasil yang didapatkannya setimpal dengan apa yang dilakukannya sebelum menjelang ujian. Jongin melihat seseorang namja berperawakan kecil menuju ke arah kantin, jongin memanggil namja itu dengan keras.
"Kyungsoo.. Do kyungsoo!" kyungsoo berhenti dan tersenyum, ternyata jongin yang memanggilnya, ia menunggu jongin menghampirinya.
"wae? Dilihat dari raut wajahmu.. ehmm kau sepertinya lulus.. hahaha" kyungsoo terlihat mengejek jongin.
"yaa.. kenapa kau sudah tau.. aishh! Bagaimana denganmu? …" Tanya jongin.
"ini kau bisa melihatnya sendiri.." kyungsoo memberikan sebuah map berwarna biru kepada jongin, jongin yang tak sabar lalu membukanya.
"wahhh! Daebak, kau diurutan pertama kyung, dan nilaimu 9 semua .. yak! Lihat ini bahkan ada nilai sempurna (100)?.." kyungsoo tersenyum, melihat jongin yang begitu girang melihat hasilnya.
"aishh.. jinjaaa! Kau benar benar hebat kyung…" jongin member tepuk tangan yang keras untuk kyungsoo.
"keunde.. kenapa kau terlihat tidak suka?.." jongin mengangkat sebelah alisnya.
'aku tak tahu harus bagaimana .. jika aku melanjutkan pendidikanku.. aku hanya tidak ingin membebani orangtua ku.."
"hey.. bukankah kau mendapatkan beasiswa tahun ini?.."
"itu tidak akan cukup jongin.." kyungsoo menghela nafasnya.
"kau harus mencobanya kyung, setidaknya cobalah dahulu.."
"ani.. aku tidak ingin menyusahkan orang tuaku jongin-ah.. mungkin cukup di jenjang sma ini aku sudah sangat bersyukur.."
'kau bicara apa kyung! Kau tentu harus masuk universitas yang kau inginkan.. aku akan bilang pada appa dan kau akan kuliah juga sama seperti ku.." jongin tersenyum.
Kyungsoo tersenyum namun senyuman itu memudar sedikit demi sedikit, "ani jongin, jangan.. aku sudah banyak merepotkan keluarga mu…"
"hey! Bukankah kita sahabat? Kita harus bersama selamanya kyung… sebagai sahabat, arachi?.."
"Gumawo jongin-ah…aku sangat menyayangimu.."
"Nado kyung…"
Aku bahkan mencintaimu jongin, dan selama ini kau hanya menganggap ku sebagai sahabatmu? Tak ada kah feeling dirimu saat aku bersamamu selama ini?-Kyungsoo.
.
.
.
.
Tidak biasanya kyungsoo mendapat job yang ia belum ketahui nama orang yang akan memanggilnya mengisi acara. Oh iya…? Kaliuan tahu.. sekarang kyungsoo sudah lulus dari universitas art seoul dan mendapatkan nilai yang sangat luar biasa tinggi dan sekarang kyungsoo bekerja di salah satu agensi yang sangat besar..
Ada yang bisa menebaknya, pekerjaan kyungsoo sekarang? Nde.. kau benar, kyungsoo adalah seorang idol yang sangat terkenal sekarang bahkan kyungsoo dibayar sangat mahal hanya untuk bernyanyi satu lagu saja.
*sebelum mengisi acara itu.
"kyung.." hyung manager datang menghampiri kyungsoo.
"nde.."
"dua jam lagi kita kan berangkat ke jepang.."
"Mwo? kenapa mendadak sekali?.." kyungsoo membulatkan matanya.
"entahlah sepertinya kau di undang secara sepihak.." ucap hyung yang membantunya dalam segala hal di agensinya.
"pasti yang mengundangnya membayar sangat mahal.." pikir kyungsoo
"tentu.."
"memangnya mengisi acara apa hyung.. penghargaan? Tidak biasanya mendadak seperti ini.." kyungsoo mengambil barang barang yang akan dibawanya nanti.
"bukan kyung, yang kudengar sih, acara pertunangan seorang pengusaha kaya di jepang sana kyung.." hyung manager ikut membantu kyungsoo membereskan barang barangnya.
"Mwoo?.." kyungsoo makin membulatkan matanya.
"wae?.. pasti uangnya banyak sekali kyung.. bayangkan saja. Kau sekarang adalah artis naik daun di korea ini.. dan dia membayarmu mahal hanya untuk mengisi satu lagu di acara pertunangannya.."
"aishh.. aku jadi sangat penasaran hyung.. "
"salahnya pihak agensi kita tidak memberitahukan namanya kyung.."
"aneh sekali.." kyungsoo masih memikirkan siapa yang memanggilnya untuk menyanyi di acara pertunangan itu.
"ah sudahlah bersiap lah, hyung akan menyiapkan kebutuhanmu yang lain.."
"nde.."
.
.
.
.
.
Kyungsoo kini sudah kuliah berkat campur tangan orang tua jongin tentunya, sejak lulus dari sma jongin mengatakan perihal kyungsoo yang tidak melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi karena biaya . Appa dan umma jongin sangat mengenal kepribadian kyungsoo menyetujuinya tidak hanya kyungsoo bahkan keluarganya pun keluarga jongin sangat mengenalnya.
Sejak itu, bukan sejak itu bahkan dari kecil kyungsoo dan kai sudah dekat. Mereka melewati hari-hari layaknya sepasang kekasih . namun kyungsoo tau kai tidak sepertinya, yang menyukai kai sejak lama.
Jongin dan kyungsoo kini berada di namsan tower, ini adalah tempat favorit mereka, mungkin kalian berfikir apakah selama ini jongin tak berpacaran atau menjalin hubungan dengan siapapun. Jika kyungsoo menanyakan tentang itu jongin akan mengalihkan pembicaraan nya itu dan mengatakan memiliki kekasih pada saat seperti ini bukanlah waktu yang tepat.
"jong…" kyungsoo memberikan sebuah bubble tea kepada jongin, dan jongin dengan sigap mengambilnya.
"aishh.. kyung,.. panggil namaku dengan jelas, kau hanya tinggal menambahkan "in" di belakangnya dan itu terdengar lebih baik.."
"Shireo.." kyungsoo menggelengkan kepalanya kekanan dan kekiri secara imut.
"aishhh wae? Kalau tidak kau bisa memanggil ku dengan kai, tuan kai!.." jongin mendecih kesal
"Jongin.." kyungsoo mengalihkan pembicaraanya kearah yang serius jika sudah begini.
"nde kyung.." jongin menatap kyungsoo yang berdiri disampingnya.
"jika kau lulus nanti.. apa yang akan kau lakukan?.." kyungsoo masih menatap arah depannya dan tak mengalihkan pandangannya.
"entahlah kyung.. aku hanya ingin selalu bersama mu…" kyungsoo tersenyum di sela sela pembicaraan nya pada jongin.
"kau ingin kerja apa?.."
'fotographi, mungkin.. kalau appa mengijinkan, ah biar ku tebak kyung.. kau pasti ingin menjadi, menjadi seorang idol kan?"
"bagaimana kau bisa tahu?.." kyungsoo membulatkan matanya
"hahaha itu mudah saja kyung.." jongin tersenyum melihat mata bulat kyungsoo yang menggemaskan itu.
Kyungsoo dan jongin terdiam sejenak mengamati indahnya matahari yang mungkin sebentar lagi tenggelam.
"jika aku sudah lulus lalu aku ingin bekerja dan lalu menikah.." kyungsoo mengatakannya dengan serius.
"hahahaha kyungsoo kecil akan menikah?..." jongin meledek kyungsoo dan mendapatkan sebuah timpukan kecil diatas kepalanya, dan lalu jongin mengusap kepalanya.
"aisshhh jangan meledekku.." kyungsoo cemberut.
"baiklah kyungsoo yang imut, kau ingin menikah dengan siapa kyung?.." jongin mengusap kepala kyungsoo layaknya anak kecil.
"Molla, tentu saja yang sudah di tentukan jong.." kyungsoo melepaskan tangan jongin dari kepalanya lalu terdiam sejenak dan melanjutkan apa yang ingin di katakannya. "aku yakin jodohku, sudah menungguku nantinya.."
"Sudah pasti jodohmu itu aku kyung.." jongin mengatakannya dengan serius dan menggenggam erat kedua tangan kyungsoo. Kyungsoo yang bingung dengan situasi ini membulatkan matanya dan merasa getaran yang lebih cepat dari biasanya.
"Menikahlah dengan ku, Do Kyung Soo.." kyungsoo makin membulatkan matanya mendengar penuturan kai barusan.
"Kai, k-kau sedang bercanda, bukan?.." wajah kyungsoo memerah, semerah tomat.
"Hahahahahaha… wajahmu memerah kyung…" jongin melepaskan genggamannya dan tertawa sebesar besarnya.
"yaakkkk! Kau mengerjaiku ya aishhh…" jongin terdiam dan memandang kyungsoo.
"jika kau seorang wanita, aku pasti sudah menikahi mu dari dulu kyung.."
Mereka berdua terdiam, keadaan menjadi sepi dan di bis pada saat perjalanan pulang mereka hanya diam dan berkutik dengan kedua handphone nya masing masing. Sepertinya ada kesalahpahaman disini…
.
.
.
.
.
.
.
TBC dulu ya..
Jangan lupa Review nya ;;)
Oh iya aku nyaranin buat yang udah baca komen nya sekarang aja, karna mana tau dalam waktu dekat ini aku post chapter 2 nya kan tinggal baca gak komen lagi
Karna pada dasarnya kalian mau baca tapi ga mau komen -_- hargai dong )
