Hai semua! Perkenalkan saya Hiro dan ini partner saya… Hika. Kami berdua adalah Author baru di fandom kita tercinta ini! Jadi senpai-senpai, mohon bantuannya ya ^_^
Ehem. Fic kali ini, saya yang mengerjakannya… karena Hika punya bagian sendiri #plak.
Fic ini bercerita tentang kehidupan Naruto Uzumaki, tokoh utama tercinta kita.
Hika: #muntah
Ehem. Warningsnya… AU, typo(s) and OOC (but I try to minimalisire), school life, OC yang menjabat sebagi viguran, tidak terikat EYD tapi gak ngasal-ngasal koq #plak… hm, apa lagi ya?
Hika: GaJe jangan lupa!
#mendelik. Baiklah, nampaknya Author Note-nya kepanjangan… untuk itulah marilah kita mulai fic ini ^_^ Happy Reading!
My Life Hiro
Naruto dan semua yang terkandung di dalamnya(?) adalah milik Hak Cipta Kishimoto Masashi-sensei dan pihak-pihak yang merasa terlibat.
Rated: T
Pair: Oh, I don't sure 'bout it…
Chapter 1: Introductions
~Naruto Uzumaki P.O.V~
Hai semua! Perkenalkan, namaku Naruto Uzumaki. Anak tunggal dari Uzumaki Kushina dan Namikaze Minato. 16 tahun. Kelas XI-3 di Konoha High School.
Simple, supel, ramah. Dan jangan ada yang muntah dulu, karena tak ada kantong muntah.
Harus kuakui kalau aku ini… yah, ceroboh dan kekanak-kanakan.
Dan jika ada diantara kalian yang berpikiran kenapa aku malah menggunakan marga ibuku dan bukannya ayahku… itu karena untuk sebuah alasan yang tak bisa dijelaskan. Kalian tahu tentang… "broken home"?
Ya, aku mengalaminya. Setiap hari orangtuaku ribut, ribut, dan ribut.
Selalu bertengkar. Dan ada sisi baiknya bagi diriku. Aku tak lagi takut akan apa pun.
Yeah, walau begitu… aku tetap rindu masa kecilku. Saat ibu dan ayahku 'akrab'.
Uzumaki Kushina. Cewek –eh wanita maksudku– adalah ibu yang… err, emosian? Dulunya ibuku tidak begitu. Lihat sekarang. Wajahnya sudah menampakkan penuaan dini. Rambutnya yang merah itu sedikit demi sedikit memudar. Argh, aku tak mau membayangkan lebih jauh.
Namikaze Minato. Sosok cowok –eh pria, yang sabar menurutku… tapi, ada yang kucurigai. Entahlah! Aku tak mau membahasnya.
Kami tinggal di sebuah rumah berlantai 3. Yah, kami ini keluarga yang serba kecukupan. Ayah dan ibuku… mereka punya karier masing-masing.
Oh, sudahlah. Aku malas membahasnya.
Aku ingin bercerita tentang sekolahku saja.
Pagi ini, seperti biasanya… aku dan Kiba berangkat bersama ke sekolah. Rumahku dan rumahnya Kiba, gak jauh koq, tapi gak dekat-dekat juga. Walah, bahasa anehku kambuh. Ya, terserah.
Sepanjang perjalanan kami membicarakan gossip terbaru. Yeah, bisa dibilang porsi Kiba ngomong jauh lebih besar. Maklum, wartawan sekolah. Otomatis banyak info yang dia ketahui. Dan jangan lupakan keahlian bersilat lidahnya.
Ah, ngomong-ngomong tentang itu… aku jadi teringat kalau ada murid baru –seperti apa yang Kiba bilang. Aku jadi penasaran. Kiba sih gak bilang murid baru itu cewek apa cowok, yang penting aku gak terlalu peduli.
Tapi lucu juga kalau dipikir-pikir. Katanya –lagi-, murid baru itu pindahan dari Kumo High School –yang terkenal akan kedisplinannya–. Aku jadi membayangkan bagaimana reaksinya dengan sekolah barunya. Shishishi.
Tahulah sekolah kami walaupun prestasinya cukup menjanjikan, tapi… begitulah. Disiplinnya selalu menjadi prioritas terakhir siswa-siswinya. Ahahahaha.
Dan, ah. Kami sudah sampai.
KONOHA HIGH SCHOOL
Begitulah tulisan yang pertama kali ditemukan di sekolah ini. Sekolah yang bertaraf internasional, hanya saja muridnya yang bertaraf kampunga –eh maksudku begitulah. Ahahahaha. 'Daripada aku dibantai oleh semua murid disini'.
Seperti biasa, aku dan Kiba langsung ke kelas.
Kami berjalan melewati koridor sekolah yang lumayan sepi. Mungkin karena ini masih terlalu pagi. Tapi aku berani bertaruh kalau sudah banyak siswa yang memadati kelas XI-3. 'Rutinitas' yang harus kelas kami lakukan adalah datang cepat.
Walaupun kelas kami berada di urutan ketiga, tapi kelas kamilah tempat berkumpulnya siswa-siswi cerdas. Bukan bermaksud menyombong.
Ahem~ karena aku telah sampai di kelas, aku akan melanjutkan penjelasan ini.
Sebut saja Haruno Sakura. Coretcewekcenticoret Siswi satu ini adalah jawara kelas. Nilainya selalu tinggi coretmeskipunjidatnya-katanyalebarcoret. Ciri khasnya adalah rambut pink pendek sebahu dan mata emerald-nya.
Selalu punya trik jitu untuk mendapatkan uang. Bisa dibilang dia adalah rentenir sekolah. Dengan trademark –tak mau keluar uang sedikit pun dan maunya minta dibayarin. Kalau sudah ada yang berhutang padanya, siap-siap saja mendapatkan 'bunga'. Bukan dalam artian bunga asli seperti mawar, dan sebagainya… tapi lonjakan hutang yang gak kira-kira. Kalau gak bisa bayar siap-siap saja mendapat bogemnya.
Walaupun begitu, dia tahu orang. Dia hanya akan memunculkan sifat 'asli'nya sama orang yang banyak uang. Kalau yang kekurangan dia cukup lunak, malah ngasih gratis.
Cewek coretgirangcoret yang senang memancarkan kegembiraan ini adalah juara karate yang sangat handal. Mau cowok atau pun cewek, silahkan maju… dan K.O.
Nara Shikamaru. Cowok pemalas dengan model rambut nanas [mencuat keatas] ini sangat gemar tidur, menguap. Oh, dan jangan lupa dengan kata "merepotkan", yang merupakan trademark-nya. Dia juga merupakan jawara kelas. Dengan IQ yang 200-an. Tapi dia tidak suka menonjolkan diri. Karena itu juga dia selalu menjadi juara 2 terus di kelas setelah Sakura.
Punya kulit putih dan pupil mata yang kecil banget –eh maksudnya gak besar-besar amat. Hampir selalu tidur jika dalam pelajaran. Kecuali jika guru yang mengajar galak, Shikamaru baru akan memperhatikan. Itu pun dengan ogah-ogahan. Mata layu, pikiran yang melayang-layang dan sering menguap. Contoh siswa masa kini yang harus ditiru. (?)
Anting-anting yang tergantung di telinga kirinya… hmm, aku masih belum yakin. Shikamaru, Chouji, dan Ino menggunakan anting-anting itu. Entahlah, aku tak terlalu memikirkannya.
Yamanaka Ino. Cewek pirang, sahabat baik Sakura. Ino dan Sakura adalah teman sejak kecil. Selalu satu sekolah dan satu kelas. Mereka berdua sering ribut. Entah kenapa mereka masih berteman baik sekarang, padahal aksi jambak-jambakan sudah menjadi potret mereka bedua. Hmm… ckckckck, sungguh ironis. #PLAK. –Eh bercanda. XD. Ahahahaha.
Cewek yang sama centilnya dengan Sakura ini sangat menyukai bunga. Apa pun itu. Dia selalu membawa bunga ke sekolah. Banyak jenis bunga yang sering dia bawa. Paling sering dia membawa bunga `Kamboja`. Dan merayu Sakura dengan itu. Sampai membuat kami terbahak-bahak.
Berikutnya, Aburame Shino. Cowok kacamata hitam pecinta serangga ini selalu mengeluarkan aura suram. Pendiam, dingin. Aku tak mau menceritakan orang satu ini lebih lanjut.
Akimichi Chouji. Cowok gen –eh, cowok 'bahenol' yang gak kurus ini adalah teman baik Shikamaru. Paling suka makan keripik kentang, dan paling gak suka dibilangin `gak kurus [gen –dut]`. Dasar memungkiri kenyataan. Ahahaha. Walaupun otaknya gak encer-encer amat, tapi terkadang dibutuhkan pada keadaan terdesak.
Neji Hyuuga. Cowok [yang mirip cewek] ini punya mata tak berpupil. Tapi dia gak buta lho. Kata-katanya JARANG BANGET gak 'nusuk'. Kalau dia ngomong… beh, nusuk banget. Menderita brother complex tingkat akut mungkin ya? Soalnya kalau ada cowok yang ngedeketin Hinata yang notabane-nya adalah 'Hime-nya', pasti sudah gak aman lagi tuh cowok.
Cowok yang jadi juara 4 di kelas ini, menguasai beladiri Kendo (bener gak?). Maklumlah, keluarganya itu sudah seperti orang jaman kerajaan yang hidup dalam jaman modern sekarang #kicked.
Ehem~ berikutnya Inuzuka Kiba. Sohib-ku yang pecinta anjing ini adalah 'televisi berjalan'. Info terbaru selalu dia punya. Jadi, tiap hari gak habis-habis deh bahan omongan dia. Cowok yang merangkap sebagai wartawan sekolah yang 'gak resmi' ini punya gambar segitiga merah terbalik di masing-masing pipinya. Dia pikir ini jaman orang Indian kali ya. Ahahaha.
Kiba selalu ngebawa anjing kecil yang berlabelkan 'Akamaru' ke sekolah. Jadi trademark-nya gitu. Dan… oh, orang-orang sekolah ini biasa bilang "Ada Naruto, ada Kiba."
Kemana aku pergi, Kiba selalu ikut. Walaupun gak selalu sih.
Selanjutnya, Hyuuga Hinata. Adik sepupu Neji ini… SUMPAH! Pemalu banget! Ngomongnya aja rada-rada gagap (Hiro: Maafkan diriku Hinata-sama! Aku tak bermaksud begini!) dan yah itu ngikut-ngikut aja intruksi 'pengawal'nya. Jangan salah, Hinata ini adalah orang yang punya bakat medis paling hebat disekolah. Tapi, dia jarang banget kelihatan ngegunain bakatnya itu.
Hanya dalam keadaan genting aja dia pakai. Dan kemampuannya ini menyaingi bakat medis Sakura. Coba saja Hinata mengembangkan bakatnya ini sudah pasti dia jadi dokter sekarang. Mustahil? Menurutku gak.
Tenten. Cewek tomboy yang berkepang dua(?) ini, sangat suka yang namanya senjata.
Jadi, dia ini adalah bandar senjata di kelas. Oh, dan jangan lupa… Tenten adalah penyedia pasokan peralatan medis Sakura. Yah, begitu… semua mengambil peran.
Terus, Rock Lee. Cowok hijau dengan mata bulat dan alis tebal ini selalu saja menggumamkan "Semangat masa muda!" dengan berapi-api. Selalu saja memamerkan kekinclongan bikin mata sakit [dan pengen muntah]. Lee berbakat dalam pelajaran olahraga. Maklumlah guru olahraganya aja sama kayak Lee. 11 12 lah.
. . .
Ting ting ting…
Bunyi lonceng tanda pelajaran pertama yang segera akan dimulai berdentang. Tapi, ini tak menghentikan aktivitas kami untuk ribut. Ini 'kan hari Rabu. Hari dimana Kakashi-sensei mengajar Matematika. Dan terlambat jangan lupa.
Pria bermasker dengan ekspresi tak kalah suram dari Shino itu memang sangat-amat jarang datang tepat waktu.
Kegaduhan di kelas kami tetap berlangsung. Sekalian aku menyalin PR milik Sakura, mumpung dia lagi baik pagi ini –walaupun tetap mematok harga. Kiba malah menyuri diam-diam PR Shikamaru. Saat kami sedang asiknya menyalin PR, pintu kelas terbuka –atau lebih tepatnya didobrak-.
Walaupun begitu tak ada satu pun dari kami yang memberikan perhatian sedikit pun pada si pendobrak itu. Semua tetap gaduh. Ada yang lempar-lemparan kertas, bergossip, dan lain-lain.
Sesosok manusia itu berdehem. Aku lalu menolehkan kepalaku ke arahnya. YA AMPUN!
Dia berjalan ke koridor meja. Perlahan namun pasti. Mungkin hanya aku yang menyadari kehadiran orang itu.
"Semuanya diam!" Bentaknya dengan suara lemah.
"Diam! Diam!" Kali ini dengan mengetuk-ngetuk meja.
Tak ada apresiasi dari kami sedikit pun padanya… Kemudian…
"SEMUANYA DIAAMM!"
BRAKK! Tanganku yang ku pakai buat nyolek-nyolek Kiba jadi kaku. Shikamaru yang menguap hanya ternganga(?). Kiba jadi seperti patung. Sakura yang sedang di atas meja melorot ke kursi. Bunga `Kamboja` yang ada di tangan Ino menjadi layu. Lee mendadak jatuh ke lantai. Beberapa serangga Shino kejang-kejang. Hinata hampir pingsan. Neji terdiam. Tenten menjatuhkan pisau operasi(?)nya. Chouji tersedak.
Sungguh pemandangan yang tragis. Sebuah meja yang biasanya dipakai oleh guru untuk mengajar HANCUR berkeping-keping. Seorang 'cewek' berambut pirang dan punya tanda di dahinya terlihat sangar.
"Ehem~" 'cewek' itu berdehem singkat.
Ngomong-ngomong, itu bukan 'cewek' tapi 'nenek'! Dia kepsek disini. Ngapain dia mampir disini? Seperti gak buang-buang waktu aja. Nenek Tsunade yang punya perawakan perawan.
"Nah, karena semuanya sudah diam… saya akan berbicara," tuturnya tanpa rasa berdosa sedikit pun pada meja yang bernasib mengenaskan.
"Seperti menjadi rahasia umum, Kakashi… salah satu staff pengajar tidak bisa hadir pagi ini karena mengalami kecelakaan kecil…" Aku sudah dapat merasakan aura kegembiraan yang menyeruak dari kelas ini [murid durhaka!].
"Dan… ehem. Ada murid baru yang akan menjadi bagian dari kalian disini. Ehem. Silahkan masuk." Kupikir nenek Tsunade sedang flu.
Kemudian sesosok –eh seorang cewek masuk. Rambut pirang [/kuning?] –nya yang indah. Kulit putihnya yang bersinar. #ngeces
Ah! Apa yang kupikirkan! Sadar Naruto! Sadar!
Kusikut Kiba sambil berbisik, 'Kau bilang murid baru itu cowok kan?' Tanyaku memastikan.
'Itu… entahlah. Mungkin dia di kelas lain.' Jawab Kiba enteng.
"Hey kalian berdua! Kenapa kalian bisik-bisik!" Aku langsung membeku. Dasar kepsek berjiwa preman!
Ku perhatikan lagi siswi baru itu. Cantik sih… tapi aku berani bertaruh dia sedang shock! Baru tahu dia kalau kepsek di sekolah ini 'aneh'. Hahahaha.
"Dia adalah murid baru disini. Dan… perkenalkan dirimu." Judes amat.
"Iya. Namaku Shion. Pindahan dari Kiri HS(High School). Aku cewek (Ya iyalah! Aku jadi emosi nih). Suka dengan yang namanya ramalan. Tidak suka dengan 'air comberan'(?). Itu saja. Dan jangan ada yang bertanya."
Ucapannya nyelekit banget. Jangan ada yang bertanya? Padahal aku yakin banyak yang akan mengangkat tangan. Dan nenek Tsunade-pun pasti akan menyuruh kami untuk bertanya. Tapi, biarlah.
"Kalau begitu saya pergi dulu. Shion, silahkan duduk di bangku kosong yang ada. Saya permisi." Nenek Tsunade pergi dan sesekali bersin.
Dan disinilah dia. Cewek berambut pirang –murid baru- bediri, di depan kelas. Tak ada yang bersuara.
"Shion-chan! Kau bisa duduk denganku!" Ucap Tenten lantang sambil menepuk-nepuk kursi di sebelahnya yang kosong. Wajahnya kelihatan tulus.
~End of Naruto P.O.V~
Shion berjalan perlahan. Tujuannya adalah kursi di sebelah Tenten yang berada di barisan ke-3 dari kanan menghadap papan tulis. Shion duduk. Semua masih hening. Tak ada yang mengeluarkan suara.
"Ini!" Tenten menyodorkan beberapa buku cetak.
"Kurasa kau harus membawanya dan membuat copy-annya. Tak ada lagi yang seperti ini –sama persis- tersisa di perpustakaan sekolah." Tenten tersenyum sambil memeramkan matanya, tanda tulus. Shion bersemu, pipinya memerah sedikit (Hika: WOY! Kenapa ke Shoujo-ai?).
Dan, 3 detik kemudian. Kelas menjadi ricuh kembali. Shikamaru melirik Shion sekilas dan tampak raut aneh. Sudahlah, Shikamaru langsung terlelap setelahnya.
Sakura dan Ino dengan centilnya bergossip. Semua kembali normal seperti semula seolah-olah tidak ada yang terjadi. Oh, jangan dilupakan suasana hati mereka sedang dilanda kebahagian karena sensei terkasih mereka, Kakashi, gak bisa datang karena kecelakaan kecil.
~TBC~
A/N: Hohoho~ Gimana? Pendek bukan? Ahahaha XD. Sengaja dipendekin. Chap depan pasti bakal lebih panjang. Mungkin.
Hika: Apa maksud kata mungkin itu? #mendelik
Gak. Ehem. Minna-sama kami butuh kritik dan saran. Dan oh, jangan kritik gaya penulisan saya yang make kata " gak ". Ohohoho, sengaja. #plak
Dan siapa aja yang sebaiknya saya munculkan? Tolonk kasih pendapat ya?
Dan oh, setiap adegan yang dibahas disini akan ada maksud tersendirinya.
Hika: ?
By the way, ada yang lupaan... yaitu: Don't like? Don't Read!
Hika: Telat WOY!
Baiklah, cukup sekian.
Mind to Review?
Hika: Oh, anyway. Karena Hiro disinyalir adalah seorang Fudan jadi jangan aneh kalau chap berikutnya ada hints Sho-ai. Ok? Saya sendiri gak dikasih bocoran ini nanti jadi fic straight, shonen-ai, atau pun shoujo-ai. Maklum lah, dia itu an –hmpph… #dibekep
Hiro: Apa maksud lo ha? #nabokHika
