Author: Jung Seira :3
Judul: Regret [Chapter 1]
Genre: Sad, Romance PG-15
Cast :
-Jung Seira (OC/You)
-Oh Sehoon (EXO-K)
-SuHo (EXO-K)
-Han Seulbi (OC)
Cameo: Choi Minho (SHINee), Dr. Jang (OC)
Park Seira P.O.V
"Mworago?" air mataku menetes lagi. aku tidak bisa membendungnya. sudah cukup aku bersabar untuknya. aku sudah nggak sanggup lagi.
"Mianhe. Aku tidak mencintaimu. aku mencintai seulbi. kurasa hubungan kita sudah cukup sampai disini"
Dia mengambil mantelnya dan buru buru keluar dari cafe. Namja brengsek. rutukku dalam hati. Oh Sehun. Namja yang sudah setahun ini mengisi hatiku. seharusnya aku tahu dia tidak pernah sama sekali mencintaiku.
Han Seulbi, sahabatku. sehun mencintainya. sangat mencintainya. aku tahu dari dulu, tapi aku terlalu egois.
Aku menghapus air mataku. dan buru buru keluar dari cafe. hujan deras tengah mengguyur kota seoul dengan damainya. aku berjalan pulang di tengah derasnya hujan.
Putus asa. Sakit hati. Penyesalan. Itulah 3 kata yang pas untuk diriku sekarang ini.
Mengingat kenangan manis bagiku dengan sehun hanya menambah lebar luka di hati ini saja. perlahan air mataku menitik.
»Flashback
Author P.O.V
Jam sekolah telah usai. Seorang yeoja dengan manja menggelayut di lengan seorang namja yang bernotabene namjachingunya.
"Oppa, Sehun oppa, kita kemana habis ini" tanya seira manja
"Pulang. Tidak kemana mana. Bukannya kamu dijemput suho hyung?" jawab sehun ketus. sehun menghempaskan tangan seira yang berada di lengannya.
"Huuh, suho oppa selalu saja mengganggu" seira mempoutkan bibirnya.
"Dia kan oppa mu. Oppa harus menjaga dongsaengnya memang seharusnya begitu kan?" sehun berjalan mendahului seira.
-30 minutes later. still flashback-
Author P.O.V
Bruumm.. Suara mobil sport car keluaran baru sampai di Seoul Performing Art High School. dengan kesal, seira mengahampiri mobil itu dan masuk di dalamnya.
Suho melihat adegan itu. Seira dengan manjanya mencium singkat bibir sehun baru masuk ke mobil suho. sehun hanya menampakkan wajah datar atau mungkin. . benci? entah. suho menghela nafas.
"Kau masih berhubungan dengannya?" tanya suho ketus setelah seira duduk di sebelahnya.
"wae? aku mencintainya oppa"
"setelah semua yang ia lakukan padamu? hm?"
seira terdiam. tertohok dengan ucapan suho, oppa tirinya sendiri.
memang sehun terlalu banyak menyakitinya. banyak.. mungkin sering. seakan akan ia ingin membuat seira benci padanya. sebenarnya seira sudah tidak kuat menahan beban semua ini. terlalu berat bagi yeoja berumur 16 tahun yang didiagnosis menderita leukimia.
tapi, satu2nya alasan ia dapat bertahan hidup adalah. dia. namja itu. oh sehun. ia tahu sehun tidak pernah mencintainya. sehun hanya iba karena sudah berkali2 sehun menolaknya dan juga karena suho adalah sunbae terdekatnya. jelas saja sehun tidak mau mengecewakan suho.
"Kajja. kita pulang oppa. aku lelah" ucap seira lirih. suho hanya bisa menghela nafas dan mengemudi mobilnya.
«Flashback end«
Author P.O.V
Seira berjalan gontai. taman ini. Air matanya menitik lagi. kali ini ia tidak dapat membendung air matanya. terlalu sakit. terlalu banyak beban yang ditanggungnya.
seira membiarkan badannya basah karena diguyur derasnya hujan. ia duduk di salah satu bangku. taman telah sepi. ia kembali terisak. semakin keras suara isakannya.
seira hanya duduk terdiam sambil terus menangis. membiarkan hujan menghapus semua air matanya. bangku dan pohon-pohon tamanlah yang menjadi saksi bisu akan semua penderitaannya.
Seira kembali berjalan. badannya sudah basah kuyup. bibir dan giginya sudah bergetar hebat. wajahnya sudah pucat. bibirnya membiru. ia kedinginan.
seira tidak mau sekalipun berhenti untuk berteduh, ia terus berjalan. bermaksut untuk berjalan terus sampai rumahnya. tapi beberapa langkah kemudian ia menyeka hidungnya. cairan hangat keluar dari sana. darah. jalanan telah sepi seira berpikir mungkin inilah akhir hidupnya. ia memegang kepalanya, mengerang kesakitan. kepalanya sakit. sakit sekali. air matanya kembali menetes. ia kembali terisak namun terus melanjutkan jalannya.
darah terus mengalir dari hidungnya. sekarang yang ada di pikirannya hanya suho oppa. oppanya.
'mianheyo oppa' batinnya dalam hati. badannya limbrung ia merasakan seseorang menangkap tubuhnya. setelah itu semuanya gelap.
Suho P.O.V
Aku memacu cepat motorku. Seira.. sekarat? terakhir dia menghubungiku katanya ia mau bertemu dengan sehun. brengsek! dasar namja tak tahu diri. dia pasti berkata yang tidak2 pada seira.
-sampai di RS-
Author P.O.V
Dengan panik suho berlari ke meja resepsionis. ia bertanya pada suster disana dan buru2 masuk lift.
kamar 403 lantai 4
Suho masuk dengan kasar mendapati dongsaeng tiri tercintanya terbaring dengan berbagai selang di tubuh mungilnya.
"Oh, suho-ssi. dia belum sadar" seorang namja menepuk pelan pundak suho.
"minho hyung. gomawo. kalau tidak ada hyung aku tidak tahu nasib dongsaengku seperti apa" suho terus terusan menatap iba dongsaengnya.
"ne. untung saja ia lewat di depan cafe ku. aku melihatnya lewat dengan berurai darah di depan cafeku. benar saja ia limbrung saat aku keluar dari cafe. untung saja tepat waktu" ucap namja yang bernama minho itu.
"Nde. gomawo hyung"
"aku pergi dulu. jaga dia suho-yah"
suho hanya mengangguk pasrah dan menghampiri dongsaengnya.
Blaamm. suara minho menutup pintu yang kelewat keras.
suho duduk di kursi sebelah ranjang seira. menggenggam erat tangannya dan menciumnya dalam.
'untung saja ada minho' batin suho.
minho teman baik suho. daridulu suho sudah ingin mencomblangkan seira dengan minho tapi berkali kali itu juga seira menolak.
suho menghela nafas berat. ia meletakkan kepalanya diranjang seira.
Drrrtt.. Drrrtt.. hape seira bergetar. suho mengangkat kepala lalu mengambil hape seira diatas nakas.
2 Received Massages
Suho membuka pesan pertama,
From: Se Hun 3
Mianhe. Kalau aku menyakitimu dan meninggalkanmu di cafe sendirian. aku memang mencintai seulbi. mianhe. jeongmal mianheyo.
Rahang suho mengeras. sebelah tangannya mengepal menahan marah. Bangs*t! Namja ini tak bisakah dia berhenti melukai seira?.
Suho membuka pesan yang satunya lagi.
From : Se Hun 3
Kau dimana? sudah sampai rumah? aku cemas. hubungi aku.
Mata suho memanas. 'apa lagi ini?' batinnya. 'setelah mencampakkan lalu sekarang memberi harapan? cih, brengsek' batin suho.
tangan suho mengepal menahan amarah yang sudah di ubun2. sebuah tangan lalu menyentuhnya lemah.
"Seira? kau sudah sadar?"
seulas senyum tergambar di wajah mungilnya. ia lalu mengangguk lemah. buru buru suho memanggil suster dan dokter.
-Keesokan harinya-
Suho P.O.V
calling...
ada apa ini? batinku lalu menjawab telepon.
"Yeobsyeo?"
...
"nde. saya mengerti dok. jam 12 bagaimana?"
...
"Nde. saya kesana sekarang. kamsahabnida dok" aku mematikan sambungan telepon. buru buru mengambil jas ku dan pergi ke RS.
-di RS-
Author P.O.V.
Suho masuk ke kamar seira. mendapati dongsaengnya terdiam memandangi pemandangan seoul dari jendelanya.
"Saengi.." ucap suho lirih
Seira menoleh. wajahnya berubah ceria. "Oppa! Bogoshippoyo! Jeongmal bogoshippo!" ucapnya sambil merentangkan tanngannya kekanakan.
Suho terkekeh pelan. berjalan mendekat kemudian memeluk singkat dongsaengnya. ia mengecup puncak kepala seira.
"Oppa bawakan sus dan donat kesukaanmu"
"Asiik! gomawo oppa"
seira mengambil bungkusan dari tangan suho dan membukanya.
suho menatap ke arah pintu. melihat bayangan memanggilnya untuk keluar. seolah mengerti, suho buru buru keluar.
"Oppa, mau kemana?"
"oppa beli minum sebentar, ne?"
"aku titip belikan susu, arra?"
suho mengangguk dan berjalan ke luar. terlihat mengajaknya untuk pergi ke ruangannya.
"suho-ssi.. kami sudah berusaha sebaik mungkin" ucap Dr. Jang lirih
"Nde? memangnya kenapa dengan seira?"
"leukimia nya sudah hampir sampai stadium akhir"
Deg! Tubuh suho melemas seketika. 'stadium.. akhir? secepat itukah?' batinnya. ia menahan air matanya yang mau jatuh.
"kami mengusulkan untuk kemotrapi dan operasi. bagaimana suho-ssi"
"se.. semuanya tergantung seira dok. saya tidak bisa memutuskan sepihak" tatapan suho berubah putus asa.
"itulah kenapa saya memanggilmu kesini. dari pagi seira menolak minum obat. sarapannya hanya dimakan sedikit. kadang terdengar ia merintih lirih"
Deg! ucapan terus menggema di kepala suho. sesakit itukah penyakit yang selama 3 tahun terakhir ini diderita dongsaengnya? . air mata suho menitik.
"kalau seira terus terusan seperti ini. kami memprediksi jangka hidupnya bisa kurang lebih satu bulan lagi jika ia tidak segera ditangani"
Deg! Ini sudah kali ketiga hati suho seperti ditusuk beribu ribu anak panah.
"Semua tergantung padamu suho-ssi. sebaiknya kamu bicarakan dengan dongsaengmu" Dr. Jang menepuk pelan pundak suho.
Suho lalu bangkit. mengucapkan terimakasih dan membungkukkan badannya. ia kembali masuk ke kamar seira.
"Oppa, mana susu titipanku?"
suho terdiam. pandangannya ditujukan ke bawah. memandangi sepatunya.
"Oppa, ada apa?" tanya seira menyelidik
suho mendongakkan kepalanya. berusaha sekuat tenaga agar tak menangis.
"kau, mau sembuh?" ucap suho lirih.
seira terkejut. lalu menjawab dengan suara yang tak kalah lirihnya.
"aku sudah bosan hidup oppa. aku menyerah" perlahan seira terisak.
suho merengkuh seira kedalam pelukannya. terisak bersama sama dengan dongsaengnya.
Keesokan harinya...
Author P.O.V
Suho menumpahkan semua beban pikirannya pada minho. ia sedang di cafe minho sekarang. suho kembali menegak cappuccino nya. ia tidak pernah menumpahkan kekesalannya pada bir. suho namja baik baik. walaupun pikirannya kalut, ia masih bisa berpikir sehat.
Suho menghela nafas panjang. minho sedang melayani para pembeli yang lain. suho menatap nanar jalanan dari jendela besar tempat ia duduk.
suho tidak sadar sepasang mata tengah menatapnya selidik.
Han Seulbi P.O.V
Berkali kali aku menelponnya. berkali kali itu juga aku mencoba mengirimnya pesan. dan berkali kali itu juga keberuntungan tak berpihak padaku.
"Kau mau pesan apa chagi? capuccino juga?" aku hanya mengangguk.
saat ini kami sedang di cafe. kami? ya, kami. aku dan sehun, namjachinguku. sejak insiden sehun oppa menutuskan seira, kami tak pernah dengar kabarnya sama sekali. cemas? jelas.
seira sahabatku. yaah walaupun dia tau kalau aku menyakitinya, tapi setidaknya kami adalah sahabat sejak smp.
aku menyeruput pelan cappucinoku. mendengus kesal lalu melemparkan hape ke atas meja. aku menyapukan pandanganku ke cafe ini. kami sering kesini saat weekend.
cafe sedang sepi sekarang. hanya ada tiga pelanggan disini, kami, dua yeoja, dan seorang namja yang duduk di dekat jendela. aku memperhatikan sejenak wajah itu.. tunggu! bukankah itu suho sunbae? aku memicingkan mata.
"Se..sehun oppa. bukankah itu suho sunbae?"
sehun melihat kearah aku melihat. seketika matanya membulat.
"su..suho sunbae" ucapnya kelewat keras.
"Ssssttt!" ucapku lalu pura2 berakting sibuk karena aku rasa suho sunbae sudah mulai melihat curiga ke arah kami.
tidak lama seorang namja dengan bertuliskan manager menghampirinya. aku memasang baik baik telingaku. sayup sayup aku mendengar pembicaraan mereka.
"Eotthokae hyung? aku belum sanggup melepaskannya"
"serahkan semuanya pada Tuhan, suho-yah"
"aku.. hah. seandainya aku tidak mengenalkannya pada namja brengsek itu, pasti belum sampai stadium terakhir"
aku dan sehun berpandangan. namja brengsek? oke, itu kemungkinan besar sehun. tapi.. stadium.. akhir? apa maksutnya? siapa yang sakit?
tidak lama terdengar suara hape suho sunbae berdering. ia menjawabnya.
"Mworago? seira? apakah?... nde. aku kesana sekarang"
"ada apa suho-yah?"
"seira.. pingsan. keadaannya memburuk. aku duluan hyung"
"hati2"
suho oppa buru2 memakai mantelnya dan pergi. aku menyeret paksa tangan sehun.
"ppali! kita bisa tertinggal!"
kami buru2 masuk mobil dan mengejar mobil suho oppa.
Author P.O.V
-Seoul International hospital-
mata seulbi membulat. 'rumah sakit?' batinnya. sehun buru2 memakir mobilnya lalu menyusul seulbi yang sudah lebih dulu keluar untuk mengejar suho.
dan.. disinilah mereka. kamar 403. seulbi membuka perlahan pintu kamar itu. suho sedikit terisak di samping ranjang seorang yeoja yang masih belum sadar. seulbi membuka lagi pintu kamar, lalu terkejut setelah tahu siapa yang berbaring.
seira tengah berbaring dengan banyak selang menghiasi (?) tubuh mungilnya.
"Seira..." ucap sehun.
suho menoleh mendengar nama dongsaengnya dipanggil. seketika matanya memanas. ia menarik kerah sehun dan mendorongnya kasar ke dinding.
"apa yang kau inginkan hah?! belum puas kah kau menghancurkan dongsaeng ku?!" tangan suho terkepal. ia sudah siap siap untuk memukul sehun,
"Su..suho oppa? apa itu kau?"
suho melepaskan cengkraman tangannya di kerah sehun.
"Seira.. kau sudah sadar.. syukurlah"
"seira-yah..." ucap seulbi dan sehun bersamaan.
Seira P.O.V
"Seira-yah.." ucap mereka bersamaan.
Mwo? untuk apa mereka disini? kenapa mereka bisa tahu aku disini? ada apa ini sebenarnya?
"Neo..Neo.."
"Kurasa seira sedang tidak ingin dikunjungi kalian. jadi tolong keluar" ucap suho oppa ketus lalu mendorong dua mahluk itu keluar dari kamar.
Seulbi P.O.V
Suho sunbae mendorong kami keluar kamar.
"Jebal.. sunbae. kami ingin melihat keadaannya"
"Cih, sejak kapan kalian iba dengan dongsaengku, HAH?!" suaranya meninggi. kami hanya terdiam.
"Kami benar benar ingin bertemu dengannya, hyung. Jebal"
"Cih, jadi setelah kalian melihatnya sakit terbaring seperti itu kali baru peduli padanya, eoh?"
"Bukan seperti itu, hyung. tapi setidaknya kami itu teman-"
"Mwo? teman? apa aku tidak salah dengar hah?! kurasa lebih pas jika 'mantan' teman" ucapnya sinis dengan menekankan kata 'mantan'.
"Jebal, sunbae. kami in-"
"mau apa kau hah? menghancurkannya lagi? memberitahu nya bahwa sekarang kalian pacaran? pamer kemesraan didepannya hah?! kau mau membuat dongsaengku sekarat, eoh?!"
kami terdiam.
"Cih, dulu waktu seira masih bisa tertawa bahagia kalian menyakitinya. sekarang, setelah tahu dia terbaring dengan selang infus kalian baru peduli. aku ragu kalian temannya. apa kau tahu seira sakit hah?!"
"Ani sunbae. kam-"
"apa kau tahu seira punya penyakit leukimia hah?!"
kami terhenyak. leu..leukimia? bagaimana bisa?
"apa kau tahu bahwa ia mengidap penyakit ini sejak 4 tahun lalu hah?"
4 tahun lalu.. aku bahkan tidak tahu.
"apa kalian tahu bahwa penyakitnya sekarang sudah hampir sampai stadium akhir hah?!" ia sedikit berteriak.
air mataku sudah di pelupuk mata. aku..tidak tahu. tentang semua itu.. aku tidak tahu.
"apa kalian tahu bahwa dokter memprediksi bahwa umur nya hanya tinggal satu bulan lagi, hah?!"
aku menutup mulutku. aniya, sunbae berbohong. tidak.. mungkin. lututku melemas.
"apa kalian tahu bahwa selama 1 tahun belakangan ia mengeluh sakit? merintih dan menangis hampir tiap malam HAH?!"
"Apa kalian tahu tentang semua itu, Hah?! Apa kalian tahu?!"
"STOOP!" aku menutup telingaku. tubuhku lemas. aku terduduk di lantai. kami.. tidak tahu. tentang..semua itu...
"Hyung, kami hanya mau bertemu dengannya itu sa-"
"Ani. aku tidak mau. jangan harap kalian bisa bertemu dengan dongsaengku lagi. kalian sudah melihatnya tadi bukan? itu untuk terakhir kalinya! "
aku bangkit. berusaha berdiri.
"terakhir kali? tapi.. jebal. sunbae. jebal"
"cih walaupun kalian menangis dan mengemis padaku untuk bertemu jangan harap kalian bisa! sekarang sebaiknya kalian pergi dari sini! pergi!"
"sunbae.. jebal. . sunbae" aku menahan lengannya. ia menghempaskan kasar tanganku.
"pergi dari hadapanku dan dongsaengku sekarang juga. PERGI!"
sehun oppa menarik tanganku. merengkuh pundakku dan menuntunku pergi dari rumah sakit dan mengantarku pulang.
Sehun P.O.V
Braaak!
aku membanting hampir semua barang di apartemenku.
"Baboya! Oh sehun neomu baboya! Aaarrkkh"
braakk. aku menendang kursi meja hingga jatuh.
aku terduduk di ranjang menelungkupkan tanganku di wajah.
Author P.O.V
sehun tidak dapat menahan tangisnya. ia sedikit terisak. pikirannya kalut. dadanya terasa sesak seperti ada banyak beban disana. berkali kali ia mengacak rambutnya frustasi.
"Aaarrgghh" ia menghempas semua barang yang ada di nakas.
Praanngg!
figura foto. sehun memungut foto itu. fotonya dan seira. saat naik bianglala di taman bermain. seira tersenyum sangat riang dengan eye smilenya. 'neomu yeppoda' batin sehun. disebelah seira tampak ia dengan senyum datar. ia ingat betul momen ini..
»Flashback on
"Oppa, ayo foto!" ucap seira saat telah duduk manis di bianglala.
"aku malas. kau foto sendiri saja" jawab sehun ketus dan dingin
seira cemberut. ia menyiapkan kamera polaroid nya dan mulai ber-selca ria *narsis nih-_-*
"Oppa! Jebal, sekali saja. ne? ne?"
"Haah. baiklah"
"Okay, hana dul set. cheese"
«Flashback off
air mata sehun menetes. ia bahkan mengingat betul saat pertama kali dan terakhir seira kesini.
»Flashback on
Sehun's apartemen
"Uwaaah.. jadi ini apartemenmu oppa? hmm.. rapi juga untuk ukuran namja sepertimu. hahaha"
sehun hanya tersenyum sinis lalu melalui seira. dada seira sesak. ingin sekali ia menangis tapi ditahannya. ia berusaha menormalkan suaranya.
"ehm, dimana kamarmu oppa?"
sehun hanya menunjuk dengan jarinya sementara ia berlalu ke depan tv. seira menghela nafas. 'sabar sabar' batinnya. dengan cepat ia menemukan letak kamar sehun.
"Uwaaah. pasti pemandangan sungai han dari sini bagus sekali" ucapnya.
ia menoleh pada sehun yang ternyata hanya diam hanya terfokus pada acara musik di tv. dengan berani ia melangkah masuk ke kamar. ia merogoh tas pinggangnya dan mengeluarkan foto yang sudah berbingkai lalu meletakkannya diatas nakas.
'perfect!' batinnya.
ia mengelilingi kamar sehun. banyak foto terpajang disana. foto keluarganya.. teman2.. dan.. tunggu. bukankah itu.. seulbi?
seira mengambil foto itu. memastikan, lalu meletakkan kembali foto itu. dadanya sesak, tangisnya hampir tumpah. itu jelas foto sehun dan seulbi. ulang tahun seulbi seminggu yg lalu. foto seulbi membawa tart lalu sehun mencium pipinya, dan foto mereka berpelukan sambil berciuman di apartemen sehun.
seira berjalan gontai. ia menelusuri rak buku milik sehun. tidak sengaja kakinya menginjak sebuah buku. ia memungutnya. 'seulbi's and sehun's diary'
ia membukanya perlahan. membacanya satu demi satu. sekarang semua rahasia terungkap. semuanya. ternyata.. semua benar seperti dugaannya.
"apa yang kau lakukan, hah?"
seira menoleh kaget. ia menyembunyikan diary itu dibalik punggungnya lalu berdiri.
"ani.. aniyo"
sehun mengambil paksa diary itu.
"dasar lancang! sembarangan kau membaca yang bukan milikmu. bukankah sudah kubilang tadi jangan sentuh apapun hah? kenapa kau melanggarnya?!"
"aku.. aku hanya penasaran. mianhae"
"penasaran? kau bukan anak kecil lagi. kau sadar tidak sih umurmu berapa?"
seira menangis. tubuhnya bergoncang. melihat itu, sehun terhenyak. ia memang sering memarahi seira seperti ini tapi seira tidak pernah sampai menangis. ia tidak tega setiap melihat seira menangis. terbesit keinginan untuk memeluk seira tapi diurungkannya.
"arraseo. kau kumaafkan. jangan diulang lagi. arra?" seira mengangguk. "hapus airmatamu"
sehun meninggalkan seira yang masih diam di kamarnya.
«Flashback off
itu adalah pertama dan terakhir kali seira berkunjung ke apartemennya. setelah itu seira tak pernah lagi minta diajak kesana.
sehun menghela nafas. ia merebahkan dirinya di tempat tidur. matanya terpejam, ia mencoba mengingat kembali setiap kepingan memori. tapi, apa yang didapatnya, dadanya semakin sesak. 'inikah yang dirasakan seira selama ini? seperti inikah rasanya?' batin sehun. 'aku.. menyesal. tentang semuanya. aku harus bertemu dengannya! harus' batin sehun lalu terlelap.
-TBC-
Note : selamat nunggu part dua nya yaaa haha xD -salam cantik dari author-
makasih udah baca :D
RnR please and maaf atas segala typo nya yaa readers :)
