LELANG
Jongin, Sehun
Ff baru yang lahir setelah aku kalah saat lelang.
Semoga bisa dimaafkan kalau ada typo.
Selamat membaca!
Barang lelanG
"Hallo!"
"Kupikir kau sudah tidur, Kai. Kau tak mengangkat teleponku dari tadi"
"Aku baru pulang, Hyung. Ada apa kau menelepon sedini ini?"
Jongin baru saja memasuki apartemennya. Melepas sepatunya di dekat pintu kemudian berjalan masuk ke dalam ruangan. Dia juga melepas jaketnya dan melemparnya asal ke atas sofa ruang tamunya. Jongin baru pulang dari rumah Chanyeol. Bukan untuk berparty di akhir pekan, mereka cuma berkumpul-kumpul bersama menghabiskan malam minggu sambil bermain di rumah temannya itu. Sekarang jam setengah dua malam, dan baru saja Eunhyuk seniornya di klub tari menelepon.
"Menyampaikan undangan Kibum padamu"
"Kau ini kebiasaan", tegur Jongin.
Eunhyuk memang seperti itu. Kalau dia butuh seseorang di malam hari, ya saat itulah dia akan memintanya. Dalam hal apapun seniornya satu itu tak mau menunggu. Pernah suatu saat Eunhyuk disuruh dosennya untuk memanggilkan Yesung. Menurut informasi dari temannya, Yesung sedang ke toilet. Eunhyuk menyusul kesana, tanpa rasa sungkan dia membuka pintu tempat Yesung membuang hajatnya. Ya kalau Yesung sedang buang air kecil di kloset tidak masalah, toh mereka sama-sama lelaki. Tapi yang Yesung buang saat itu bukan air kecil, tapi air yang lebih kecil dari air kecil. Dan membuangnyapun juga tidak di lubang kloset melainkan di lubang lain. Dan ketika Yesung protes dengan kehadiran tiba-tibanya, Eunhyuk cuma menanggapinya dengan cengiran lebar. Dia juga menambahkan sapaan kecil di tempat pembuangan Yesung. 'Hai Wookie!', begitu dia bilang. Lalu dia menyampaikan amanat dosen agar Yesung segera menemuinya. Tanggung sekali memang, padahal Yesung belum selesai acara membuang hajatnya, tapi Eunhyuk sangat memaksa agar Yesung menyudahinya.
Begitu juga ketika Eunhyuk tiba-tiba datang ke rapat komite kampus. Dia memasuki ruang rapat itu dengan kasar, mendorong pintunya keras hingga kedua sisinya menabrak tembok menimbulkan bunyi yang seketika mengagetkan seisi ruangan. Eunhyuk datang sambil terengah engah kehabisan nafas, keringatnya mengucur dari dahi merembes ke pelipis lalu jatuh sampai ke dagunya. Wajahnya pucat dan badannya bergetar hebat. Mengenaskan sekali penampakan Eunhyuk saat itu. Ketika seisi ruang rapat mulai khawatir dan menanyakan perihal kedatangannya ke ruangan itu, dia cuma bilang penting. Eunhyuk mulai bercerita soal kedatangan seorang yeoja paruh baya ke area kampus ini. Mendeskripsikan perawakan yeoja paruh baya itu dengan membawa-bawa muka agak keriput dan tubuh gendut lalu galak dan sadis dan diakhiri dengan menyebut nama yeoja yang dimaksud.
'Istrimu mencarimu, Mr. Lee!', kata Eunhyuk pada rektor kampusnya.
Sontak Eunhyuk dimaki oleh rektor dan diusir secara tak terhormat dari ruang rapat itu.
Dan banyak lagi ulah spontan Eunhyuk yang berakhir membuat orang lain kesal.
"Minggu depan kau harus datang ke rumahku"
"Kau bilang undangan dari Kibum hyung, kenapa aku harus datang ke rumahmu?"
Jongin mendudukkan dirinya di sofa lalu menyandarkan punggungnya di sandaran sofa.
"Aku membuat pesta di rumahku, dan pestanya untuk Kibum". Ini kali pertama Jongin diundang di pesta senior seniornya. Rasanya mustahil Jongin akan menolak sementara selama ini pesta Eunhyuk cs selalu menjadi pesta yang diidamkan banyak orang untuk dihadiri. "Pesta ini akan sangat hebat, kau harus datang"
"Yang benar kau megundangku ke pestamu itu?", tanya Jongin.
Pesta Eunhyuk adalah pesta yang selalu terdengar hebat. Ada minuman-minuman mahal, ada gadis-gadis cantik, ada musik keren dan tentunya ada lantai dansa. Membayangkan dirinya bisa memesan segelas wine pait gratis pada bartender yang disiapkan Eunhyuk, meneguknya dengan gaya slow motion dan menampungnya dalam lambung kecilnya, Jongin ingin segera menjadikan hari esok menjadi minggu depan. Selama dua puluh satu tahun dia hidup, baru sekali dia merasakan nikmatnya wine. Itu juga sisa wine milik Eunhyuk yang sengaja diselundupkan ke area kampus untuk dinikmati bersama kawan-kawannya.
Di pesta itu pasti ada gadis-gadis cantik, sebangsa Hyorin, Krystal dan Jessica. Kalau Eunhyuk merasa kurang, dia pasti menyewa gadis-gadis lain juga. Jongin bisa memesan minuman secara gratis, berarti dia juga bisa memesan gadisnya secara gratis pula. Alangkah indahnya kalau dia bisa mengajak seorang dari mereka menikmati musik malam itu. Dia akan ajak gadis itu berdansa, dan saling menservice sepanjang malam.
"Jadi kau mau datang tidak? Aku harus pastikan peserta pestaku tak melebihi batas"
Eunhyuk itu memang keren, pesta saja harus dengan jumlah peserta terbatas. Kalau Jongin masuk dalam daftar undangan itu, berarti dia sudah termasuk satu dari orang penting dimata seniornya.
"Mau-mau, Hyung", jawab Jongin semangat. "Kapan, kapan pestanya berlangsung?"
"Aku sudah bilang minggu depan"
"Hari apa?"
"Nanti kuberitahu hari dan jam pestanya". Jongin berseru gembira. "Begini, Kai. Pesta ini sangat rahasia, jadi jangan bilang siapapun kalau kau kuundang di pesta"
"Mengerti. Mengerti, Hyung!"
"Karena kau adalah hobae yang sangat menurut padaku, kuberi kau bocoran sedikit". Jongin makin antusias. Dia berasa makin spesial karena Eunhyuk mau membagi sebuah rahasia padanya. "Ini adalah pesta pelepasan masa lajang. Coba bayangkan kalau kita bisa minum sepanjang malam!"
Jongin membayangkan juga. Dia bisa minum gratis sepanjang malam itu. Bukan soju atau bir kelas rendah seperti yang biasa dia minum selama ini, tapi wine, vodca dan segala jenis minuman mahal lainnya. Jongin sudah ngiler walau masih membayangkannya.
"Menurutmu, bagaimana kalau aku mengundang sexy dancer"
"Itu hebat, Hyung. Aku setuju!", kata Jongin sambil mengerat gigi giginya gemas. Dia tak sabar ingin segera berdansa dengan dancer-dancer itu. "Tapi Hyung, kau membuat pesta pelepasan masa lajang untuk Kibum hyung, memang dia mau menikah dalam waktu dekat ini"
"Hah? Kau tak tahu ya? Dia memang sudah menikah". Eunhyuk ini bercanda. Pesta pelepasan masa lajang selalu diadakan sebelum, bukan sesudah menikah. Lagi pula Kibum menikah dengan gadis mana? Sepertinya selama ini tak ada gadis yang benar-benar dekat dengan seniornya itu. "Dulu Kibum belum sempat membuat pesta, jadi mumpung ada kesempatan dia membuat pesta sekarang"
"Lalu kenapa pestanya harus di rumahmu?"
Itu sih akal-akalannya Eunhyuk saja. Sebenarnya Kibum tak berniat membuat pesta-pesta seperti itu. Eunhyuk sengaja membuat pesta yang diatas namankan Kibum. Iya memang Kibum sudah menikah tanpa ada banyak orang tahu, tapi soal pesta pelepasan masa lajang sepertinya Kibum sangat tidak tertarik. Atau lebih kepada takut dengan istrinya. Namanya pesta pelepasan masa lajang selalu identik dengan minuman dan perempuan, lalu istri mana yang tak akan marah kalau suaminya menggelar pesta bejat seperti itu?
"Kalau Kibum mengadakan pesta di rumahnya, dia pasti di gorok istrinya!", terang Kyuhyun sambil tertawa garing, namun sedetik kemudian dia diam. "Kau harus tutup mulut soal ini, kalau sampai bocor, istri Kibum dengar soal ini, pesta pasti akan dibatalkan. Dan lebih buruk lagi kalau Kibum dituntut untuk menceraikan istrinya. Kau tak mungkin tega kan mengetahui nasib Kibum sepeti itu?"
"Iya, Hyung. Aku paham", kata Jongin mantap. Semantap hatinya berjanji untuk bungkam soal pesta pelepasan masa lajang Kibum.
"Bagus. Kuhubungi lagi nanti untuk hari pestanya"
"Ok, Hyung. Terima kasih telah mengundangku!"
Eunhyuk mematikan telepon bahkan sebelum Jongin selesai mengucap terima kasih. Sepertinya Eunhyuk memang tak butuh ucapan terima kasih dari siapapun sebelum pesta itu benar-benar terlaksana. Jongin sih masa bodoh, yang penting sekarang ini namanya sudah tercatat di daftar peserta pesta gilanya Eunhyuk. Jongin tak sabar menunggu hari itu tiba.
LelanG
Ctingg!
Jongin segera merogoh saku celana. Dia mengambil handphone yang dikantonginya. Sejak dapat undangan dari Eunhyuk minggu lalu, sejak itu pula handphone-nya tak lepas dari genggamannya. Kemanapun dia pergi handphone itu selalu dibawa, bahkan saat mandi sekalipun. Jongin cuma sekedar bersiaga kalau-kalau Eunhyuk menelepon atau mengirim pesan memberitahukan hari pesta itu diadakan. Memang sedikit keterlaluan, tapi mengingat Eunhyuk adalah panitia pestanya, bisa jadi pesta diadakan detik itu saat Eunhyuk mengirimkan kabar.
Setelah mengetikkan password ke handphone-nya, Jongin bisa melihat sebuah sms masuk ke nomornya. Pengirimnya tak bernama, nomornya asing, jadi kemungkinan bukan dari Eunhyuk. Walau sudah hilang wajah kegembiraannya, Jongin tetap bermaksud melihat isi pesan itu. Dia menarik kebawah kolom notifikasi lalu menyentuh bagian pesan untuk ditampilkan di layar smartphone-nya. Sebuah pemberitahuan dibaca Jongin dari isi pesan itu.
Nanti malam, jam 1 kurang seperempat. Di rumahku.
Eunhyuk
"Huahh!". Ini memang bukan nomornya Eunhyuk, tapi pengirimnya jelas senior Jongin itu. "Yesss!", sorak Jongin tak tahu tempat.
"Yes apanya? Kau belum mengerjakan tugas sama sekali", celetuk Baekhyun.
Jongin, Baekhyun dan Kyungsoo sekarang sedang ada di perpustakaan. Demi apa Jongin mau mengunjungi tempat sepi itu? Demi tugas kelompok dari dosennya lah. Jongin ditunjuk jadi bagian dari kelompoknya Baekhyun dan Kyungsoo. Dan kelompok mereka diharuskan mengunjungi perpustakaan hari ini juga, karena setelah habis minggu ini tugas harus diserahkan pada asisten dosen. Awalnya Jongin senang saja sekelompok dengan dua namja tak berbentuk sempurna itu, kan keduanya sama-sama punya otak lumayan tok cer. Jongin bisa nebeng nilai dari mereka, tapi ya begini akhir-akhirnya. Dia harus menurut kemanapun diajak pergi oleh keduanya. Ke perpustakaan, ke toko buku bekas, mengunjungi pakar untuk diwawancara dan berakhir memijat Baekhyun dan Kyungsoo. Namanya juga orang mau nebeng nilai, jadi harus bersusah-susah dulu untuk dapat nilai.
Jongin mengantongi ponselnya lagi. Dia kemudian duduk tegak menghadap Baekhyun. Jongin meraih kedua tangan Baekhyun dan menariknya kehadapannya. Ini scene kesekian andalan Jongin kalau mau merayu namja tak berbentuk sempurna itu.
"Kau mau apa? Merayuku ha?", tanya Bakhyun sadis.
Jongin menggeleng cepat kemudian tersenyum semanis mungkin.
"Baek, kau boleh mengataiku namja berotak jongkok karena tak pernah bisa mengerjakan tugas kelompok kita dengan benar", kata Jongin memulai diplomasi. "tapi berotak jongkok bukan berarti idiot", lanjutnya yang membuat Baekhyun mendecih. "Aku masih bisa membedakan mana yang baik, seksi, manis dan lucu"
"Kau itu sudah berotak jongkok, mesum pula! Cuma ada wanita saja di otakmu itu, belajar yang rajin kenapa?", omel Baekhyun. Dia risih dengan kata-katanya Jongin, tapi tak risih kalau dia dipegang-pegang oleh teman se-kelompoknya itu. "Dari dulu kau tak menyumbang apapun di tugas kelompok kita"
Jongin menggeleng-geleng
"Kau memang tak menyumbang apapun"
"Bukan itu maksudku", sangkal Jongin. "Aku tak sedang membicarakan wanita, Baek. Aku membicarakan soal kau". Baekhyun mengernyit dan Jongin mengangguk. "Namja juga bisa sangat baik, sangat seksi, sangat manis dan lucu tentunya"
"Kau membicarakanku? Aku bukan yeoja. Tidak seksi, tidak manis dan tidak lucu", sangkal Baekhyun kasar tapi tidak keras. Dia masih ingat kalau sedang di perpustakaan.
"Aku tidak bilang kau yeoja", sambung Jongin. "Aku bilang kau namja", lanjutnya sambil meremas pelan jemari Baekhyun. "Bagiku kau baik, seksi, manis dan lucu. Tapi kalau kau tak mau dibilang seksi, manis dan lucu, setidaknya kau tak menyangkal kubilang baik. Dan terima kasih atas kebaikanmu selama ini"
Baekhyun terharu dengan kalimat Jongin barusan, tapi dia tak mungkin tiba-tiba mengucapkan terima kasih kembali untuk Jongin. Itu bukan sifatnya untuk ber-melow di depan orang. Baekhyun cuma mengedip-ngedip tak percaya apa lagi ketika Jongin membawa tanganya kedepan mulut dan meninggalkan kecupan dikedua punggung tangan itu.
Ini alasan kenapa Jongin menjuluki Baekhyun dan Kyungsoo sebagai namja tak berbentuk sempurna. Namja sempurna adalah namja yang selalu tertarik dengan wanita. Namja yang tak terlalu peduli berat badannya bertambah dan tak harus berdiet mati-matian hanya untuk menurunkan setengan ons berat badannya. Namja sempurna jelas bukan seperti Baekhyun dan Kyungsoo yang suka bercermin dan memoles wajahnya jadi manis dan lucu. Lalu tidak bersorak kegenitan saat kapten tim basket mencetak angka. Baekhyun dan Kyungsoo tidak sempurna karena lebih mirip yeoja dari pada namja. Mungkin propertinya namja, tapi jiwanya yeoja.
"Itu namanya merayu"
"Baiklah aku mengaku. Aku memang merayumu, Baek. Tapi siapa lagi yang bisa kurayu selain kau? Tak ada mahkluk sesempurna kau dimataku"
Kyungsoo yang sejak tadi tak bersuara akhirnya bereaksi juga. Dengan maksud meminta perhatian Jongin dan Baekhyun, dia meletakkan buku tebal secara kasar ke atas meja. Bunyi jatuhnya buku itu mengalihkan pandang Jongin dan Baekhyun padanya. Ya, Kyungsoo memang tak bicara apapun, tapi sorot matanya mengatakan kalau Kyungsoo sedang tidak enak hati. Hatinya sakit, panas melihat adegan Jongin dan Baekhyun gandeng-gandengan tangan. Kyungsoo kan bagian dari kelompok ini, apa tidak bisa dia dapat perlakuan sama seperti Baekhyun dari Jongin?
"Kenapa matamu membelo begitu?", tanya Baekhyun sok tidak peduli.
"Marah pada kalian" jawabnya terdengar memang marah "Bisa kalian tidak mesra-mesraan disaat mengerjakan tugas begini?"
"Salahkan Kai, jangan aku", Baekhyun berdalih.
Jongin sudah melepas tangan Baekhyun. Dia sudah sangat terbiasa melihat Baekhyun dan Kyungsoo berselisih paham, dan semua memang berawal darinya. Jadi dia sebagai orang yang memulai, dia juga yang harus menyelesaikannya. Jongin mengambil jalan tengah, jalan tengahnya adalah berpindah tempat dan duduk di antara Baekhyun dan Kyungsoo. Membagi cinta, itu istilah yang digunakan Donghae saat mengajari Jongin dulu. Semua orang mengatakan Donghae itu playboy, jadi ajarannya juga ajaran jadi playboy, tapi Donghae menyangkalnya. Dia bukan playboy, dia hanyalah dermawan cinta, jadi tidak masalah kalau Jongin berguru padanya.
"Kyung, kita tidak sedang mesra-mesraan", terang Jongin setelah dia mendudukkan diri diantara keduanya. "Aku sedang berterima kasih pada Baekhyun, dan aku juga akan berterima kasih padamu"
Jongin melirik kesekitar. Dia ingin merayu Kyungsoo juga, tapi harus dalam keadaan tak ada orang lain yang tahu. Kalau ada seorang saja tahu dia duduk berdempetan dengan Kyungsoo dan Baekhyun, salah-salah Jongin dikira gay. Dia kan bukan penyuka sesama jenis. Dia tak akan menyukai Kyungsoo dan Baekhyun pokoknya. Setelah melihat situasi yang aman, Jongin segera memulai.
"Aku berterima kasih pada kalian berdua. Tanpa kalian mungkin aku sudah ketinggalan banyak nilai". Jongin memandang Kyungsoo sejenak, mendapati namja kecil itu tertunduk sambil menahan senyum berarti dia berhasil. Kemudian dia beralih memandang Baekhyun. ekspresi namja satu itu masih biasa saja, tapi Jongin tahu kalau dia sudah berhasil merayu Baekhyun sedari tadi. "Sekarang aku ingin meminta ijin karena besok tak bisa menemani kalian mengerjakan tugas. Aku ini namja macam apa? Sudah bodoh, mau mangkir berkelompok juga", sesalnya pada diri sendiri.
"Jangan begitu, kai. Tanpa kau aku juga bisa mengerjakan tugas ini sendirian", tutur Kyungsoo tak tega Jongin mengatai dirinya sendiri.
"Kalau memang ada acara penting, tak masalah. Asal cuma sehari", kata Baekhyun masih terdengar sadis tapi dia ihklas.
"Terima kasih, Kyung!", tutur Jongin sambil meraih kepala Kyungso dan mencium pelipis namja itu. "Terima kasih, Baek!", lanjutnya beralih pada baekhyun dan mengecupnya juga.
"Kau ini apa-apaan!". Baekhyun mengusap-usap pelipisnya sok jijik. "Jangan seenakmu menempelkan bibir jelekmu padaku di depan umum begitu!", protes Baekhyun masih terdengar sebal.
"Kalau di belakang umum boleh?". Baekhyun merengut mendengar pertanyaan Jongin. "Sekali lagi kalau begitu". Dengan cepat Jongin mengulang mencium pelipis Baekhyun. "Setelah ini tidak akan kulakukan di depan umum lagi!", katanya sambil terkikik geli.
"Cium saja Kyungsoo, jangan aku!", tolak Baekhyun sambil bergidik dan masih mengusap pelipis bekas dicium Jongin.
"Kyungsoo bilang sudah cukup!", dalih Jongin. Dia kemudin mengalih pandang pada Kyungsoo. "Cukup kan, Kyung?", tanyanya yang tak dijawab Kyungsoo. "Belum? Kau ini, bilang dari tadi kalau mau kucium lagi"
Kai memeganggi pipi kiri dan kanan Kyungsoo. Dia menghadapkan wajah itu padanya, menebar senyuman sejenak sebelum kemudian menjatuhkan ciuman bertajuk kasih sayang di kening Kyungsoo.
"Kau mau kupeluk?", Kyungsoo menggeleng karena barusan dia melihat beberapa orang masuk ke dalam perpustakaan dan mulai berjalan ke arah mereka. "Bagaimana kalau kau, Baek!"
"Tidak sudi!", tolak Baekhyun kasar.
"Sekarang udaranya sedang panas, tidak tepat untuk berpelukan. Nanti saat musim dingin tiba, sering-sering menghubungiku. Aku akan senang hati membagi pelukan dengan kalian!", kata Jongin sambil tersenyum licik pada keduanya.
Yang penting ijin mangkir kerja kelompok untuk besok sudah dikantongi, jadi nanti malam Jongin bisa berpesta sampai pagi. Besoknya dia bisa tidur sampai malam lagi tanpa harus takut kehilangan nilai dari hasil kerja kelompok.
LelanG
"Ini enak sekali, Hyung", kata Jongin setelah menyeruput sedikit isi gelasnya.
Jongin baru selesai mengagumi suasana pestanya Eunhyuk. Rumahnya bagus, pestanya keren pemiliknya loyal juga. Pesta ini memang mirip seperti bayangan Jongin. Eunhyuk mengundang teman-teman se-gank-nya, dia juga mendatangkan DJ yang sukses membuat semua peserta pesta bergoyang-goyang layaknya orang gila. Eunhyuk juga punya bar pribadi yang sekarang ditempati seorang bartender yang sedang meracik minuman. Barusan Jongin dibuatkan segelas minuman warna warni oleh bartender itu.
"Kau ini norak sekali. Kalau mau minum, minum sesukamu, jangan berlagak tak pernah minum begitu"
Eunhyuk tak tahu, Jongin memang tak pernah minum minuman semacam itu. Kali ini adalah minuman kedua yang berlabel mahal yang diminum Jongin.
"Ngomong-ngomong hyung, mana seksi dancer yang kau undang itu?". Jongin mengidamkan berdansa dengan seorang yeoja seksi, tapi dari sudut depan sampai belakang dia tak menjumpai seorang yeoja-pun. Bahkan yang sedang meliuk liuk binal di lantai dansa adalah namja-namja tak sempurna macam Baekhyun dan Kyungsoo. "Belum kau keluarkan ya, Hyung?"
Eunhyuk segera mencengkeram rahang Jongin dan membelokkan wajah Jongin ke deretan namja-namja yang sedang berjoget ala ular itu.
"Itu?", tunjuk Jongin pada mereka-mereka itu.
"Iya. Mereka itu seksi, Kai!", kata Eunhyuk sambil menepukkan kedua belah tangannya. "Aku bisa lebih seksi dari mereka, tapi aku tak ingin berjodet sekarang ini. Kalau aku berdansa dan mereka kalah seksi dariku, kasihan kan dansa mereka tak ada yang menonton"
Jongin tersenyum kecut. Dia mengangguk mengiyakan Eunhyuk walau sebenarnya tak rela.
Astaga. Ternyata pesta hebat ala Eunhyuk itu adalah pesta yang seperti ini. Padahal Jongin pernah dengar kalau seniornya itu pernah meniduri IU atau UI, siapalah itu. Gadis yang pernah memenangkan kontes kecantikan mahasiswa se-Korea Selatan. Eunhyuk juga sering jalan bersama dengan partner dance-nya, si seksi Hyorin. Ketika Eunhyuk datang telat di acara latihan klub dance, dia bilang berangkat dari hotel A, hotel B dan hotel-hotel lainnya yang jelas letaknya lebih jauh dari rumah Eunhyuk. Dengan santainya Eunhyuk bilang menginap disana dengan Reese, bermalam dengan SooHyung, tidur dengan Wendy dan nama-nama yeoja lainnya. Lalu apa yang terjadi dengan malam ini? Apa yang dilakukan Eunhyuk dengan yeoja-yeoja selama ini cuma kamuflase atau memang Eunhyuk punya dua dunia. Yeoja dan namja?
"Kenapa kau?", tanya Eunhyuk heran melihat Kai tersenyum aneh. "Kau tak pernah meniduri yang seperti itu?" Jongin menggeleng. "Bukannya kau sudah terbiasa dengan dua namja yang selalu menguntitmu kemana-mana itu? Masa kau tak pernah menyentuh mereka?"
"Menyentuh iya, Hyung. Tapi meniduri mereka bagaimana caranya?"
"Pura-pura polos". Eunhyuk menepuk-nepuk kasar punggung Jongin. "Telanjangi mereka dan masukkan itumu pada.."
"Iya-iya, aku tahu bagian itu!", potong Jongin.
Jongin juga sudah tahu kalau soal hubungan intim entah dengan namja atau yeoja. Tapi melakukannya dengan Baekhyun dan Kyungsoo itu adalah sesuatu yang tak pernah terpikir olehnya. Demi Tuhan, dia bukan gay. Atau kalaupun Jongin mau mencoba jadi gay, bukan dengan Baekhyun dan Kyungsoo pilihannya.
"Lalu kenapa kau biarkan dua namja itu kedinginan tiap malam? Selain kau membuat punya mereka mengkerut, punyamu juga akan karatan"
Jongin memijit pelipisnya. Bicara dengan Eunhyuk yang sudah keracunan alkohol berasa bicara dengan orang mesum. Eunhyuk mulai bicara fulgar yang terdengar menggelikan di telinga Jongin.
"Mereka berdua temanku, Hyung!"
"Alasan!", kata Eunhyuk sambil meneguk minumannya sendiri. "Asal kau bisa adil, mereka tak akan berkelahi. Cobalah sekali-sekali!"
"Nanti. Nanti akan kucoba", kata Jongin sekedar menyenangkan Eunhyuk. "Ngomong-ngomong kau sendiri pernah meniduri yang seperti itu?", tanya Jongin penasaran.
"Tentu saja tidak. Kau pikir aku mau tidur dengan namja murahan seperti mereka?". Jongin manggut-manggut namun sebenarnya dia heran. Kalau Eunhyuk sendiri tak pernah tidur dengan namja-namja panggilan seperti itu, kenapa dia menyuruh Jongin meniduri Baekhyun dan Kyungsoo? "Aku yang ditiduri", katanya yang diteruskan dengan kekehan.
"Kau ditiduri?"
"Iya. Tapi bukan oleh namja murahan". Eunhyuk mengedarkan pandangannya ke sekeliling ruangan, kemudian dia tersenyum setelah menemukan yang dicarinya. "Itu, yang itu!", tunjuknya pada seorang namja kekar yang sedang berbincang dengan namja lainnya.
"Siwon hyung?" Yang benar saja? Menurut yang diketahui Jongin, anggota pecinta alam satu itu punya kekasih sangat cantik di kampus.
"Yang itu!", tunjuk Eunyuk pada namja lainnya.
"Donghae hyung?". Jongin menggeleng-geleng tak percaya. Eunhyuk bisa jadi mengigau gara-gara kebanyakan minum. Tapi bukankah selama ini memang Eunhyuk banyak minum dan selalu baik-baik saja.
"Lalu yang itu!", tunjuk Eunhyuk pada seseorang yang Jongin tak kenal. "Yang lain aku lupa", katanya tanpa malu. "Malam ini aku berencara tidur dengan Hankyung"
"Hangkyung? Siapa?"
"Kekasihnya Heechul", kata Eunhyuk seenak jidatnya.
"Orang Cina itu?", Eunhyuk mengangguk. "Memangnya dia Mau tidur dengan sesama namja?" kalau Hangkyung punya kekasih yeoja secantik Heechul, bagaimana mungkin dia mau berpaling pada namja.
"Aku bisa lebih hebat dari Heechul. Tenagaku jelas lebih besar dari pada Cinderella kerempeng itu"
"Maksudnya, apa dia mau tidur dengan namja sedangkan kekasihnya saja secantik itu?", tanya Jongin ragu.
"Kau pikir Heechul itu siapa? Dia itu namja juga" Jongin mengedip lagi-lagi tak percaya. "Kalau kau tak percaya, kau bisa buktikan sendiri. Setiap hari kamis jam setengah tiga sore, pergilah ke toilet dekat laboratorium Kimia. Di bilik paling ujung, kau bisa melihatnya disana". Jongin makin tak paham, apa jam-jam segitu Heechul akan telanjang dalam toilet agar semua orang yang meragukan status namjanya tahu kalau dia asli namja? "Itu jam rutin Heechul dan Hangkyung bercinta"
Jongin melongo mengekspresikan keterkejutannya.
"Hyuk!", sapa Shindong sambil menepuk bahu Eunhyuk. "Hi, Kai!"
"Hi, Hyung!", balas Jongin.
"Bagaimna kau bisa datang terlambat dua jam?"
"Bisnisku sedang sangat lancar. Lelang hari ini cuma menyisakan satu kotak, makanya aku datang terlambat", terangnya sambil menjentikkan jari memesan minuman pada bartender. "Mana Kibum, aku perlu mengucapkan selamat padanya"
"Dia belum datang, paling masih menunggu istrinya terlelap dulu"
"Harusnya kau tawarkan obat tidur pada Kibum, biar istrinya cepat tidur". Jongin bergidik mendengar pembicaraan menakutkan kedua seniornya itu. "Dari awal aku sudah sangat tidak setuju dia menikahinya, jadinya begini kan. Kibum yang keren itu jadi terkesan takut dengan istri"
"Sudah terlanjur, lagi pula kau juga tak mungkin menyatakan keberatan walau kau mampu"
"Aku takut", kata Shinding sambil tertawa lebar.
"Aku juga takut", balas Eunhyuk sama-sama tertawa.
Apa istrinya Kibum itu wanita perkasa hingga semua orang harus takut padanya? Baiklah, Jongin tak mau ikut campur bagian Kibum dan istrinya.
"Hyuk, boleh aku numpang melelang satu kotak barangku disini?" Eunhyuk menimbang nimbang dulu. "Ini barang bagus, Hyuk. Limited edition. Aku dapat dari Cina. Masih fresh dan siap pakai"
"Yang benar? Paling aku tak bisa pakai"
"Kau memang tak bisa, tapi kalau laku sampai 5x lipat, kuberi kau 20%"
"Boleh boleh. Bawa barang itu masuk sekarang juga"
"Ok!"
LelanG
"25.000!", teriak Siwon dari tempat duduknya.
"27,000!", teriak orang lainnya.
"28.000!", kali ini giliran Kangin.
"35.000!", teriak Siwon lagi.
"40.000!", sambung Donghae asal ikut.
Shindong dan Eunhyuk sedang berdiri di depan meja DJ. Di depan mereka terdapat sebuah kotak kayu besar yang entah apa isinya. Kotak itu tadinya dibandrol 10.000 dalam dolar, sekarang tawaran sudah menjapai 40.000 dolar. Orang-orang kaya, teman se-gank-nya Eunhyuk antusias sekali dengan kotak itu. Atensi mereka hampir sepenuhnya pada lelang kotak itu.
"50.000!", teriak Siwon.
"60.000!", teriak Kangin.
"70.000!", teriak Siwon.
"80.000!", teriak Kangin.
"90.000!", teriak Siwon lagi. Ini menjadi perhelatan khusus Siwon dan Kangin. "Hyung kau mengalah kenapa!", pinta Siwon.
"Tidak bisa, aku sering kalah di acara lelang, kali ini aku harus menang", tolaknya. "100.000!"
"200.000!", teriak Hankyung yang seketika membuat semua orang memandangnya. "Kenapa?", tanyanya heran dilihati macam itu.
"Tutup mulutmu kalau tidak mau kubatalkan janji tidur denganku malam ini!", teriak Eunhyuk yang seketika membuat geger seisi ruangan. "Tutup mulut kalian juga kalau tidak mau kukuliti muka kalian!", teriaknya yang kali ini membuat seluruh penghuni diam seketika.
Ternyata Eunhyuk bisa kejam juga. Atau gara-gara Hankyung menawar tadi, dia jadi galak begitu?
"500.000!", tawar seseorang yang baru saja muncul dari pintu depan. "Ini pesta untukku kan, lebih baik kalian serahkan barang itu padaku. Hitung-hitung sebagai hadiah", tutur Kibum sambil mendekat pada teman-temannya.
"Terjual!", kata Shindong tanpa tanggung-tanggung. 500.000 dolar itu 10x lipat dari harga dasar. Dia sudah untung banyak. Walau teman-teman yang lain menggerutu, tapi mereka segera kembali ke suasana pesta tadi. "Bagaimana caramu meninggalkan istri tercintamu itu?"
"Dongeng pengantar tidur, hyung!", katanya kalem.
"Kibum, kau mau minum dulu atau langsung pada barangmu?", tanya Eunhyuk sambil mengulurkan linggis untuk mengungkit kotak kayu itu.
"Aku terlalu banyak makan, aku perlu minum dulu", katanya sambil berjalan ke arah bar diikuti Shindong dan Eunhyuk. "Hi, Kai!", sapanya setelah duduk di sebelah kursi Jongin.
"Hi, Hyung!", sapa balik Jongin yang memang sejak dia datang masih tetap duduk di depan bartender. Jongin sudah tak tertarik dengan musik dan seksi dancer. Karena bayangannya soal berdansa dengan seksi dancer musnah, dia putuskan minum sepuasnya. Mumpung gratis kan. "Kau terlihat sangat lelah, Hyung"
"Istriku bertenaga besar. Kalau dia belum lelah dan sampai tertidur, mana bisa aku meninggalkannya"
Baru beberapa jam berkumpul dengan Eunhyuk cs saja, kepala Jongin sudah berdenyut tak karuan. Pengaruh minuman dan pengaruh pembicaraan yang dia dengar tapi tak mengerti artinya.
"Kai belum pernah coba", kata Eunhyuk sambil menepuk lengan Jongin.
Kibum dan Shinding meneliti penampilan Jongin. Keduanya kemudian menyengir.
"Yang benar?", tanya Shindong. "Kau belum pernah meniduri seorangpun?"
Oh, jadi yang dibicarakan orang orang ini adalah soal hubungan badan? Jongin paham sekarang. Dia paham kalau Eunhyuk cs bicaranya tak akan jauh jauh dari tidur dan tidur dengan pasangan. Jadi Kibum barusan menservice istrinya sampai istrinya kelelahan dan tertidur, baru dia datang kemari? Memang orang-orang ini maniak sekali soal yang begituan.
"Pernah", jawab Kai.
Memang pernah. Dulu sekali waktu umurnya belum genap lima belas. Jongin tak begitu ingat, tapi dia yakin pernah melakukannya. Waktu liburan sekolah dia diungsikan orang tuanya ke rumah neneknya. Dengan dalih liburan yang sejujurnya dipergunakan orang tua Jongin agar putranya mau menemani neneknya. Suatu sore Jongin bertemu dengan seorang gadis kota yang terlihat bosan berlibur di pedesaan. Jongin menghampirinya, mula-mula berkenalan lalu mengajak main. Hari pertama mereka pergi ke persawahan, hari kedua pergi ke sungai, hari ketiga pergi ke hutan pinus, hari keempat pergi mendaki lereng gunung belakang desa dan menemukan gua. Hari kelima mereka pergi lagi ke gua itu dan memutuskan menginap. Namanya di lereng gunung kalau malam pasti sangat dingin, sangat gelap dan sangat menakutnya. Untuk melawan dingin mereka saling berdekatan, untuk melawan gelap mereka saling berpelukan dan untuk melawan suara-suara menakutkan diluar gua mereka menciptakan suara-suara penangkal ketakutan itu.
Hari keenam mereka tak mau pergi kemanapun. Bukan karena sudah habis tempat yang perlu dikunjungi, tapi karena mereka telah menemukan kesenangan mereka sendiri tanpa harus pergi kemanapun. Cukup pergi ke belakang rumah di waktu petang dan kembali ke rumah menjelang pagi. Seperti kecanduan adegan panas memanaskan itu, mereka mengulanginya di hari ketujuh. Saling memberi kenang-kenangan di kulit pasangannya sebelum berpisah di hari kedelapan.
Eunhyuk membisikkan sesuatu ke telinga Shindong.
"Oh, begitu rupanya", tanggap Shindong sambil mengangguk angguk. "Carikan yang masih hijau, biar mudah dihandle"
"Bisa kuurus itu"
Shindong ikut menepuk lengan Jongin sebelum menyodorkan sesuatu pada Jongin. Botol kecil berisi cairan biru keruh yang kira-kira isinya cuma 15 mili.
"Apa ini hyung?"
"Ambil saja. Nanti Kibum memberimu pengarahan"
"Kenapa aku?"
"Karena kau punya banyak pengalaman soal ini", jawab Shindong sambil terkekeh. "Kai, Kibum akan memberitahumu cara pakainya, nanti Eunhyuk yang akan menyiapkan tempatnya. Aku pergi dulu, ada yang ingin kutemui. Ayo, Hyuk!"
Setelah Shindong dan Eunhyuk meninggalkan tempat, Kibum mulai membuka suara. Sambil minum dia menerangkan soal pemberian Shindong barusan. Itu adalah obat serba guna, bisa diminum, dihirup atau dioles. Tapi khasiat paling manjur kalau diminum. Obat itu gunanya adalah untuk membangkitkan monters yang tertidur dalam diri pria dewasa. Obat itu lebih dikenal dengan nama obat perangsang.
"Aku harus meniduri siapa, Hyung?", tanya Jongin agak was was dengan hal gila yang ditawarkan di pesta ini.
"Nanti Eunhyuk yang siapkan. Kau tinggal main saja"
Duh senoirnya yang satu ini, kelihatannya punya tampang kalem dan misterius, ujung-ujungnya mesum juga. Eunhyuk cs jiwanya sudah dirasuki setan maniak seks. Memperihatinkan!
"Eh, temani aku membuka kotak yang tadi", pinta Kibum sambil mengambil linggis yang ditinggalkan Eunhyuk di meja bar. "Ayo!", ajaknya sambil menarik Jongin ke tengah lantai dansa.
"Kau membelinya 500.000 dolar. Memang barang apa yang ada di dalamnya, Hyung!"
"Aku tidak tahu, semoga saja bagus!"
Jongin menggeleng untuk kesekian kalinya. dia heran, tak habis pikir dan sangat menyayangkan. Uang banyak cuma dihamburkan demi sekotak barang yang dalamnyapun masih tanda tanya. Kalau Jongin, mending untuk beli apartemen yang lebih luas dari sekarang. Mengisinya dengan minuman mahal seperti milik Eunhyuk dan membuat pesta untuk diri sendiri.
Kibum mulai menelusupkan linggis kecil itu di sela penutup kotak yang dipaku mati. Dia mengungkitnya sekali disisi tepi kanan, lalu mengungkin di tengah-tengah, lalu mengungkin sekali lagi di tepi kiri. Jongin bertugas membuka kotak itu. setelah dibuka, menyisihkan kain-kain tebal yang menutupi dalamnya, Jongin dan Kibum bisa melihat sebuah, eh, seorang namja kulit pucat sedang tidur nyaman di dalamnya.
"Persis seperti yang kubayangkan", celetuk Kibum.
Ketika Kibum menunduk hendak menyentuh namja itu, Eunhyuk datang tergopoh menghampiri mereka. Dia sedang panik sambil menyengir garing karena ketakutan.
"Kyuhyun ada di depan!"
Kibum seketika melotot, segera menyerahkan linggis kecil itu ke tangan Jongin dan mengatakan kalau namja itu dihibahkan kepadanya. Kibum minta syarat, jangan hubungan dirinya dengan namja itu kalau Kyuhyun sudah masuk ke ruangan ini. Padahal sebenarnya Kibum suka barangnya, tapi Kibum lebih memilih kehilangan 500.000 dolar dan namja itu dari pada mendapati dirinya dipancung Kyuhyun.
"Jadi kau disini!", kata Kyuhyun setelah masuk dan berdiri di depan Kibum. "Sedang berpesta?", tanya Kyuhyun. Nadanya biasa saja di telinga Jongin, tapi menakutkan di telinga yang lainnya.
"Tadi aku mau berpamitan denganmu, tapi aku tak tega karena kau tidur"
"Tak tega ya? Atau sengaja agar aku tak tahu kau pergi kesini?", tanyanya sambil melotot kesana sini. Memelototi Kibum, memelototi Eunhyuk dan juga memelototi Jongin. "Milik siapa ini? Kau beli dari lelang kan?", tunjuknya pada isi kotak.
"Bukan milikku. Ini milik Kai", bela Kibum sambil menyikut Eunhyuk meminta bantuan.
"Iya, milik Kai!", tambah Eunhyuk yang peduli pada Kibum.
"Ini milikmu, Kai?". Jongin bingung harus jujur atau tidak. "Atau milik Kibum?"
"Milik, milikku, Hyung!", jawab Jongin gugup.
"Kau bohong, kan?"
"Tidak", jawan Kibum dan Eunhyuk bersamaan.
"Aku tidak tanya kalian", bentak Kyuhyun.
"Iya. Ini punyaku, Hyung", kata Jongin berusaha membela Eunhyuk dan Kibum. "Hadiah. Hadiah dari Shindong hyung. Kan aku ulang tahun", terang Jongin gugup campur takut.
Hawa sekitaran Kyuhyun bikin bulu kuduk merinding. Kibum dan Eunhyuk yang dekat dengan Kyuhyun saja takut, apa lagi Jongin.
"Akan kutanyakan pada Shindong. Awas saja kalau kalian bohong!", ketiganya mengangguk kompak. "Kibum, pulang sekarang!", perintah Kyuhyun.
Kibum segera berpamitan dengan Eunhyuk dan Jongin. Menepuk pundak Eunhyuk lalu menepuk pundak Jongin, setelahnya dia berlalu tanpa berkata apapun.
"Hyuk, sekali lagi kau buat pesta dengan barang barang lelang seperti ini, kurobohkan rumahmu!". Eunhyuk mengangguk-angguk. "Kau juga, masih kecil jangan mudah terpengaruh oleh manusia sepertinya!", tutur Kyuhyun sambil memberi contoh dengan menunjuk Eunhyuk.
"Iya, Hyung", sahut Jongin patuh.
Kyuhyun menyusul Kibum keluar. Setelah namja itu menghilang dari pandangan, hampir seisi ruangan menghembuskan nafas lega.
"Kau takut padanya?". Jongin mengangguk. "Aku juga. Itulah alasannya semua orang tak setuju Kibum menikah dengannya"
"Kibum hyung dan Kyuhyun hyung menikah?" Eunhyuk mengiyakan. "Mereka kan sama-sama namja"
"Jaman sekarang sesama jenis sudah boleh menikah". Memang, tapi Jongin belum sanggup menalar kalau Kibum yang paling digilai banyak orang bisa menikah dengan Kyuhyun yang notabenenya paling dijauhi orang. "Yang terpenting kau dapat barang lelangnya secara gratis. Aku mau lihat juga!"
Eunhyuk menilik isi kotak itu bersama Jongin. Masih didapati namja yang sama dalam kotak itu. Awalnya Eunhyuk tersenyum melihat isinya, tapi detik berikutnya langsung mengalihkan pandang tanda tak suka. Eunhyuk merasa tersaingin oleh namja di kotak itu.
"Aku tak bisa bantu, bawa saja dia pulang"
"Dia ini siapa, Hyung?"
"Dia milikmu. Kibum sudah memberikannya padamu"
"Dia masih hidup kan, Hyung"
"Tentu saja. Dia cuma pura-pura tidur!"
Shindong adalah makelar lelang. Dia tergabung pada sindikat perjual belian manusia. Tapi bukan berarti pekerjaannya itu melanggar hukum. Hanya orang berkebutuhan tertentu yang diperjual belikan. Contohnya orang yang butuh uang untuk bayar hutang, orang yang memang ingin mencari sensasi jadi barang lelang atau sengaja mencari jodoh lewat acara lelang itu. Semua peserta yang jadi barang lelang harus atas kemauan sendiri. Mereka melewati serangkaian tes dan berakhir taken kontrak selama sebulan. Syarat berikutnya barang lelang akan diberikan obat yang efeknya habis setelah seminggu. Obat itu akan membuat penggunanya kehilangan kontrol diri dan apapun yang dilakukannya spontan serta sedikit agresif.
"Bangunkan dia dan segera bawa dia pulang!"
"Tapi, Hyung", protes Jongin.
"Bawa pulang!", usir Eunhyuk. "Sekarang!"
LelanG
Namanya Sehun, umurnya 21 tahun. Itu yang barusan di SMS kan Shindong padanya. Identitas lainnya sesuai dengan perjanjian tak akan diberitahukan pada pemilik barang sebelum habis kontrak sebulan. Kecuali kalau barang lelang sendiri yang memberitahukan jati dirinya. Untuk semingu pertama hubungan antara barang dan pemilik akan berlangsung saling tak tahu. Pemilik boleh melakukan apapun pada barangnya tapi tak boleh melakukan kekerasan, fisik maupun psikis. Kalau barang dan pemilik sedang melakukan hubungan intim, teriak-teriak kesakitannya tidak dihitung dalam tindak kekerasan.
"Namamu Sehun, kau paham?"
"Hm", jawab Sehun.
"Umurmu 21 tahun"
"Hm", jawabnya juga.
Menurut keterangan Shindong, obat yang diberikan pada barang akan membuatnya jadi agresif, mana agresifnya? Dari awal Sehun dibawa Jongin ke apartemennya sampai hampir pagi begini, Sehun cuma duduk di sofanya Jongin. Tidak bicara, tidak bergerak dan tidak melakukan apapun.
"Kau tidak ingin apapun? Makan atau minum begitu?"
"Aku mau tidur"
"Kau tak ingin minum dulu, sedikit saja?"
"Aku mau tidur"
"Ke toilet?"
"Aku mau tidur"
"Ya, ya, baiklah kau boleh tidur"
Jongin menggiring Sehun menuju kamarnya. Dia menyuruh Sehun tidur di ranjangnya dan dia sendiri berniat istirahat di luar kamar. Namun sesaat setelah Sehun dipersilakan tidur, sampai beberapa detik berikutnya dia tak bergerak juga selain duduk di tepian ranjang.
"Kau boleh tidur sekarang!"
"Kau juga harus tidur sekarang", balas Sehun.
"Aku tidur di luar"
"Aku juga tidur di luar!"
Jongin menepuk jidatnya. Apa begini efek obat pemberian Shindong pada barang dagangannya? Ini bukan menjadikan orang hilang kesadaran, tapi menjadikan orang hilang kepintaran.
"Kita tidur bersama saja"
Sehun lalu mengangguk. Dia merebah duluan sambil menunggu Jongin. Setelah Jongin merebah Sehun jadi kecewa. Keinginannya tak dipenuhi oleh Jongin. Sehun ingin dipeluk, ingin dihangatkan dan ingin diajak tidur bersama.
Sehun menggeser geser tubuhnya mendekati Jongin. Dia menempelkan tubuhnya di tubuh Jongin, lalu mengalungkan kedua tangannya di leher Jongin. Dia memurukkan kepalanya di sela leher Jongin, menggerayangkan tangannya dari bahu, leher lalu menelusup ke kedalam kaos Jongin. Sehun meraba-raba dada itu setelahnya.
"Apa perlu meraba rabaiku, Hun?"
"Kau tak merabaiku, jadi aku yang merabaimu"
Jongin kan namja, masa harus dirabai namja juga. Kalau begini terkesan dialah barang lelangnya. Jadi lebih baik kalau dia mengenyahkan tangan Sehun dari dadanya. Usaha pertama mengenyahkan tangan Sehun, tapi Sehun menggembalikan tangannya ke dalam kaos Jongin. Usaha kedua, Sehun menambahkan kecupan di leher Jongin. Usaha ketiga, Sehun menjatuhkan dirinya di atas tubuh Jongin.
"Hun, kau berat"
"Aku tidak bisa tidur kalau tak disentuh"
"Tapi tidak harus kau yang menyentuhku", kata Jongin. "Turun dari tubuhku dan aku akan menyentuhmu!". Sehun menurut. Dia segera turun ke sebelah Jongin. Dia melepas kaosnya, menampakkan dada putih mulusnya kehadapan Jongin. Sehun juga melepas celananya berusaha bertelanjang bulat agar disentuh seluruh tubuhnya. "Kenapa kau telanjang?"
"Kau mau menyentuhku"
"Iya, tapi tidak perlu telanjang juga". Jongin menoleh kelain arah ketika Sehun menurunkan celana dalamnya. Walau mereka punya onderdil sama, Sehun itu tipe tipe namja tak sempurna seperti Baekhyun dan Kyungsoo. Bisa jadi tiba-tiba Jongin lepas kendali, khilaf lalu setan menguasainya dan memperkosa Sehun layaknya dia tidur dengan yeoja. "Pakai celana dalammu lagi!", perintah Jongin.
"Kenapa?"
"Aku batal menyentuhmu kalau kau tak pakai celana dalam"
Sehun menaikkan celana dalamnya lagi menutupi organ terlarangnya. Sehun merebah kembali, masuk dalam selimut dan menunggu sampai Jongin kembali memandangnya.
"Kau sudah pakai celanamu", Sehun mengangguk. "Baiklah. Ayo tidur!"
Sehun mendekat lagi pada Jongin. Menempel juga. Dia meraih tangan Jongin dan meletakkan di permukaan dadanya. Awalnya Jongin ragu, tapi Sehun meyakinkan sekali lagi bahwa dia tak akan bisa tidur tanpa disentuh. Pelan-pelan Jongin menggeser geser telapak tangannya. Halus. Pelan-pelan juga dia memindah posisi tangannya. Lembuh. Wah kalau begini, Jongin tak akan sungkan lagi merabai Sehun.
"Aku harus panggil kau apa?", tanya Sehun sambil memindahkan tangan Jongin dari dadanya ke area perutnya.
"Kai. Panggil aku Kai"
"Kai!", panggil Sehun mengetes nada panggilnya.
"Iya?"
"Tiduri aku!", pinta Sehun sambil menggeser tangan Jongin dari perut ke bawah lagi.
Oh tidak. Jongin baru bilang bahwa dirinya bukan gay, dan sekarang barang lelang yang dihibahkan padanya dua jam yang lalu itu minta ditidurinya. Barang lelang itu kan namja, coba dia seorang yeoja, Jongin tak akan berfikir dua kali untuk menidurinya. Tapi walau sekarang Jongin berpura-pura tak merasakan apa yang sedang disentuhnya, dia menikmatinya. Dia bukan gay, tapi dia suka tubuhnya Sehun. Ini sulit, Jongin jadi dilema.
To be continue
Baru bermasalah sama provider, trus kena masalah sama jaringan internet siput.
See you soon!
