Hyung or Noona
.
.
.
Cast :
Kim Jongin
Do Kyungsoo
and other..
.
.
.
This is
GS!
and
Rate - M
.
.
.
Summary :
Bagaimana Jongin menghadapi Kyungsoo yang sudah dianggap sebagai Hyung kandungnya sendiri telah berubah menjadi seorang perempuan cantik akibat meminum ramuan yang salah? Apakah Kyungsoo masih pantas dipanggil 'Hyung' atau lebih pantas dipanggil 'Noona' mengingat tubuhnya yang berubah menjadi perempuan?
.
.
.
Sorry for typo :'D
Happy Reading!
.
.
.
Chapter 1
Beautiful
.
.
.
Bel akhir pelajaran telah berbunyi. Menandakan semua kegiatan belajar mengajar telah usai. Semua murid Seoul International High School tampak sumringah karna akan melakukan kegiatan di rumah untuk beristirahat atau melanjutkan belajar mereka di rumah yang pasti lebih santai dan nyaman.
"Kyaaaa!"
"Oppa...!"
"Kai oppa...!"
"Kai...! neommu kyeoptha..!"
"Oppa.. Kai oppa tampan sekali..!"
Teriakan serta pekikkan kagum menggema di koridor saat seorang namja tampan yang dikenal sebagai idola di sekolah berjalan santai melewati koridor bersama seorang namja mungil berstatus sahabat dan menganggap ia sebagai kakak kandungnya sendiri.
Kim Jongin atau penggemarnya selalu menyebutnya dengan nama Kai. Seorang namja berparas tampan dengan garis rahang tegas, memiliki tatapan tajam, senyuman menggoda, tubuh tinggi atletis serta kulit kecoklatan. Warna kulitnya itulah yang membuat ia terkesan seksi dan manly. Jongin termasuk salah satu atlet basket di sekolah.
Melirik ke arah sumber suara yang menyerukan namanya, Jongin hanya tersenyum tipis menanggapi para penggemar yang sebagian besar kaum perempuan itu, rata-rata penggemar Jongin memiliki wajah cantik dan tubuh seksi, tapi tak satupun dari mereka yang dapat memikat hati sang idola sekolah berkulit eksotis ini.
Kemudian Jongin melirik ke samping, tepat dimana sahabat sedari bayinya terlihat murung jika keadaan seperti ini –penggemar Jongin meneriakinya—. Walau sahabatnya itu tampan dan berkulit seputih susu, tapi dia tidak mempunyai fans seperti Jongin, bahkan dia cenderung di tolak oleh yeoja.
"Kyungsoo hyung.." panggil Jongin pelan ketika sudah memasuki mobil milik mereka –pemberian dari orang tua keduanya sebagai hadiah kelulusan saat Junior High School satu tahun yang lalu.
Sembari memakai seat belt dan menyamankan diri duduk di bangku pengemudi, Jongin mengamati wajah remaja laki-laki yang sudah ia anggap sebagai hyung kandungnya sendiri.
"Hm?" namja itu bergumam menanggapi panggilan Jongin tanpa menatapnya. Jongin tersenyum melihat raut murung sang sahabat mulai berkurang.
Do Kyungsoo, namja tampan berkulit putih, berbadan pendek dan mungil, usianya satu tahun lebih tua dari Jongin. Namun mereka satu angkatan di sekolah, itu karna dulu si kecil Jongin tidak sabar untuk segera memasuki bangku sekolah sekaligus merengek minta disatu kelaskan bersama Kyungsoo. Padahal harusnya Jongin memasuki angkatan di bawah Kyungsoo.
Mereka, Kyungsoo dan Jongin adalah sahabat dari kecil, keduanya selalu kompak bersama. Tak salah jika mereka bisa satu sekolah, bahkan satu kelas, bahkan satu meja, bahkan satu apartemen, bahkan satu kamar, bahkan satu ranjang. Sangat kompak bukan?
Orang tua Kyungsoo dan Jongin sendiri sudah bersahabat sejak muda, mengingat mereka sangat sibuk dengan perusahaan masing-masing, maka mereka memasukkan putra-putranya yang bersahabat lengket itu di sekolah yang sama dan memberikan satu unit apartemen hitung-hitung untuk belajar mandiri.
Kyungsoo, sama seperti Jongin.. ia menganggap Jongin layaknya adik kandung sendiri. Sebut saja Jongin adalah adik besar milik Kyungsoo, ia sangat menyayangi Jongin. Tetapi Kyungsoo terkadang merasa iri.. ia merasa dirinya dan Jongin sama-sama tampan walaupun Jongin lebih tinggi, tetapi kenapa Jongin yang menurutnya hitam itu mempunyai banyak penggemar, sedangkan ia selalu di tolak oleh yeoja? Apakah karna Kyungsoo mempunyai tubuh pendek sehingga ia selalu di tolak? Entahlah.. menurut Kyungsoo sendiri, ia akui bahwa tubuhnya memang kurang tinggi serta postur badan tidak sebagus milik Jongin. Namun Kyungsoo selalu berharap, suatu hari nanti ia akan bertemu dengan kekasih hatinya kelak.
"Hyung, jangan sedih begitu.. nanti malam bagaimana kalau aku traktir ice cream?" tawar Jongin menaik turunkan kedua alis sembari tersenyum bodoh.
"Ish! Sebenarnya yang menjadi hyung itu siapa? Aku atau kau?"
"Wae? Tentu saja kau hyung-ku." Jawab Jongin santai sembari menjalankan mesin mobil dan melajukannya keluar dari pekarangan sekolah.
"Lalu kenapa kau ingin mentraktirku ice cream? Kau seperti membujuk anak kecil yang sedang ngambek!" Kyungsoo berujar seraya mengerucutkan bibir.
"Ow~ kau merasa menjadi anak kecil jika memakan ice cream, begitu? Baik..baik.. hyung, bagaimana kalau aku mentraktirmu jajjangmyeon, hm?" Jongin terkekeh ketika mendapat jawaban anggukan kecil dari Kyungsoo dengan bibir masih mengerucut lucu.
"Aigo.. hyung, jangan terus cemberut.. kau mau ku cium eoh?"
Pletak!
"Yak! Appo..!" ringis Jongin ketika mendapat jitakan ganas oleh hyungnya kemudian kembali fokus pada jalanan.
"Si mesum ini! Jika kau mau mencium seseorang, cium saja penggemar-penggemarmu yang centil itu, jangan mencium sesama jenis! kau mau menjadi gay, hah?!" Kyungsoo berujar galak.
"Bibir mereka tak semenggoda dirimu hyung!" tukas Jongin dengan polosnya.
"Haish.. dasar! kau itu seharusnya bersyukur bisa di gilai para yeoja, penggemarmu cantik-cantik, kenapa kau tidak menjadikan salah satu dari mereka sebagai kekasih? Kau 'kan tidak pernah pacaran, cari saja kekasih dari salah satu penggemarmu.. aku kasihan padamu Jongin, kau itu tampan, banyak penggemar, tapi kenapa kau betah tidak mempunyai kekasih?" Kyungsoo berdecak, merasa heran dengan kelakuan aneh adiknya ini.
"Lalu, apakah hyung sendiri pernah mempunyai kekasih?" tanya Jongin cepat melirik Kyungsoo sekilas.
Seketika Kyungsoo menundukkan kepala. "Setidaknya kau tampan Jongin, kau pantas mempunyai kekasih. Sedangkan aku..." –pendek, dan tidak mempunyai pesona tampan seperti dirimu— Kyungsoo melanjutkan ucapan dalam hati, ia merasa sulit mengungkapkan fakta dirinya karna menurutnya begitu menyedihkan.
Jongin hanya terdiam.
Jujur saja, Jongin ingin terus bersama Kyungsoo, hyung kesayangannya. Dia tidak memikirkan kehidupan percintaan ataupun yeoja, Jongin merasa nyaman bersama Kyungsoo. Entahlah.. Jongin sendiri selalu berandai-andai bahwa Kyungsoo adalah seorang perempuan dan membayangkan hyungnya itu adalah seorang yeoja yang seksi, dengan tubuh mungilnya, kulit putihnya, pandai memasak dan membersihkan rumah, serta sikap Kyungsoo yang keibuan sama seperti eommanya.
Andai Kyungsoo itu yeoja, Jongin akan menyatakan cinta untuk Kyungsoo.
Andai Kyungsoo itu yeoja, Jongin akan membuat mereka menjadi sepasang kekasih.
Andai Kyungsoo itu yeoja, pasti Jongin akan menjadikan Kyungsoo sebagai istrinya.
Andai Kyungsoo itu yeoja, Jongin akan 'menerkam' Kyungsoo dan menjadikan miliknya.
Astaga.. Jongin menggelengkan kepala menepis jauh-jauh fikiran kotornya tentang Kyungsoo.
Jongin memang merasa tidak normal dengan hormon remajanya, dia merasa kalau ia mulai menyukai Kyungsoo saat mereka duduk di bangku Junior High School dulu, saat-saat dimana remaja baru dikenalkan dengan rasa tak kasat mata yang di sebut cinta, Jongin mengaku pada dirinya sendiri kalau dia mungkin mencintai Kyungsoo, hyungnya sendiri yang sesama jenis. Tentu Kyungsoo tidak mengetahui perasaannya, Jongin memilih tidak memberitahu Kyungsoo, ia memendam perasaan itu dalam hati. Jongin sadar, cintanya itu tidak bisa di ungkapkan dan tidak bisa terbalaskan, karna Kyungsoo pasti akan marah, mengatainya gila, homo atau gay bila saja Kyungsoo tahu perasaan Jongin, dan Kyungsoo pasti akan menolak mentah-mentah karna dia dan Jongin sesama laki-laki. Lebih baik Jongin memendam dalam-dalam perasaannya yang salah terhadap Kyungsoo.
.
.
.
Kyungsoo menutup buku pelajaran, memasukkan ke dalam ransel dan beranjak merebahkan tubuh diatas ranjang tepat disisi Jongin yang sudah berposisi tidur dengan topless.
"Jongin, bagaimana caranya menjadi sepertimu?"
Jongin yang hampir terlelap kembali membuka matanya, ia mengernyit heran mendengar ucapan Kyungsoo.
"Sepertiku? Maksudmu apa hyung?"
"Menjadi tampan dan banyak yeoja yang menginginkanmu?"
"Hm, aku tidak tahu.. mungkin aku di takdirkan seperti ini."
Kyungsoo berdecak sebal. "Seandainya aku seperti kau, mungkin aku akan pergi kencan dengan yeoja yang ku sukai." Gumam Kyungsoo menatap langit-langit kamar apartemen mereka.
"Sudahlah hyung, kau ini sedang demam atau apa sampai terus-terusan membahas yeoja?" Jongin menatap Kyungsoo, menumpukkan kepalanya dengan lengannya sendiri menghadap hyungnya.
"Aku.. baru saja di tolak, dan gadis yang kusukai sudah mempunyai kekasih." jawab Kyungsoo murung.
"Di tolak? Lagi? Kenapa kau tidak cerita padaku? kali ini siapa yeoja itu? katakan!" serbu Jongin tidak sabar.
Kyungsoo memejamkan matanya sejenak, ia menghela nafas pelan sebelum menceritakan semuanya dari awal.
FLASHBACK
"Z-Zizi-ya.. aku.. a-aku selama ini menyukaimu..maukah kau menjadi kekasihku?" ujar seorang namja mungil menundukkan kepala, ia merasa gugup.
"Kyungsoo-ya, aku juga menyukaimu." jawab gadis cantik bertubuh tinggi bak model itu tersenyum manis.
"B-benarkah?" tanya Kyungsoo dengan mata berbinar senang. Kepalanya mendongak ke atas guna melihat rupa cantik layaknya panda yang memang lebih tinggi darinya.
"Kyung, menurutku kau itu lebih imut dariku, pandai memasak, dan suaramu indah saat bernyanyi. Aku menyukaimu karna kau adalah temanku Kyungsoo-ya. Lagipula mana mungkin aku mempunyai namja yang lebih pendek dariku? Dan aku juga sudah mempunyai—"
"Baby Panda!" Panggil seseorang memotong ucapan gadis bernickname Zizi ini.
" Hey, Huang Zitao!" panggilnya lagi dan berlari mendekat.
Wajah namja itu sangat rupawan, dengan rambut blonde dengan tubuh atletis sekaligus tinggi layaknya menara. Namja itu memakai kaos basket yang sama seperti Jongin. Mungkin dia juga sama-sama mengikuti extrakulikuler olahraga basket di sekolah.—fikir Kyungsoo.
"Kris gege!"
"Hey baby, ayo pulang!" ajak namja itu sembari merangkul bahu Zitao.
"K-Kyungsoo-ya, ini Kris Wu. Namjachinguku.." ujar Zitao pelan, ia merasa bersalah melihat ekspresi Kyungsoo yang berubah murung.
Kyungsoo seakan tecekat mendengarnya. Kyungsoo merasa sakit hati! Tetapi ia tdak boleh terlihat sedih apalagi menangis di hadapan Kris dan Zitao. Kyungsoo itu gentle, dia tidak boleh cengeng.
"Hai, aku Kris Wu. Kekasih Zitao.." Kris berujar ramah, remaja laki-laki ini mengenalkan diri dan mengulurkan tangannya ke arah Kyungsoo.
Perlahan Kyungsoo pun menjabat tangan besar Kris. "Do Kyungsoo, teman Zitao." Ucapnya menatap tajam wajah tampan kekasih dari Zitao itu.
"Senang berkenalan denganmu." Kata Kris menyunggingkan senyum tipisnya dan Kyungsoo hanya mengangguk sebagai jawaban dan melepas tautan tangan mereka.
"Wah, Zizi-ya.. bagaimana kau mempunyai teman namja yang imut sekali. Lihat, matanya bulat seperti burung hantu. Menggemaskan.." Kris berujar 'sok akrab' sembari mengusak sedikit rambut kecoklatan milik Kyungsoo.
"Iya ge, Kyungsoo itu teman namja yang paling imut yang kupunya." Timpal Zitao ikut mencubit sebelah pipi Kyungsoo dengan gemas berniat mencairkan suasana.
"Yak! Aku tidak imut, aku ini tampan! Aku manly! Aku gentleman! Aku perkasa! Aku namja tulen!" protes Kyungsoo tidak terima sekaligus mengerucutkan bibir yang malah itu lebih terlihat menggemaskan dimata sepasang kekasih di hadapannya.
"Kekeke~ iya iya Kyungsoo. Kau itu tampan kok, ya sudah ya.. aku dan Zitao pulang dulu. Sampai jumpa.." pamit Kris. Ia melingkarkan sebelah tangan di pinggang ramping Zitao dengan mesra.
"Annyeong Kyungsoo-ya." Zitao melambai pamit.
Sementara Kyungsoo mengacak rambut frutasi.
FLASHBACK END
"BHAHAHAHAHAHAHA!" tawa Jongin meledak seketika setelah Kyungsoo menyudahi perihal cerita yang menurutnya mengenaskan.
"Yak! Hitam, berhenti menertaiwaiku!" Kyungsoo berujar galak dan memukuli dada telanjang Jongin agak keras.
"Ohooo~ kau di tolak oleh primadona wushu itu. Hei hyung, Zitao dan Kris memang sudah menjadi sepasang kekasih semenjak Junior High School, Kris sendiri yang menceritakannya padaku.." ucap Jongin berusaha meredakan pukulan Kyungsoo.
"Kenapa kau tidak bercerita bahwa kau dan Kris berteman?!"
"Kau sendiri tidak bercerita bahwa kau menyukai Zitao!"
Kyungsoo hanya diam tak menanggapi. Jujur, Kyungsoo merasa sakit hati cintanya bertepuk sebelah tangan seperti ini.
"Hyung, lagipula Kris dan Zitao benar, kau itu imut sekali.. bahkan aku sering membayangkan kau itu menjadi seorang yeoja yang seksi.., ahh~ yeoppoda.." celetuk Jongin yang membuat emosi Kyungsoo naik seketika.
"Yak! Kim pabbo! Apa kau bilang?!" Kyungsoo menerjang Jongin dan terus memukuli tubuh atletis nan eksotis itu dengan brutal.
"Yak! Yak! Yak! Hyung! Aw.. Ini sakit.. Yak! Aww.. Aww!" ringis Jongin berusaha menghentikan tangan-tangan lentik Kyungsoo yang terus memukulinya.
Jongin mendorong tubuh Kyungsoo dengan mudah, ia sendiri menindihi namja mungil itu di bawah tubuhnya, mereka saling tatap dengan terengah, jarak wajah mereka sangat dekat hingga keduanya dapat merasakan hangat deru nafas masing-masing.
"J-Jongin, apa yang kau lakukan?! Turunlah!" Entah kenapa Kyungsoo malah menjadi kikuk di hadapan Jongin.
Jongin terkekeh geli guna menetralkan bedaran jantungnya sendiri yang tak kalah menggila.
"Kenapa kau terlihat takut? wajahmu seperti gadis yang akan di perkosa saja." ucap Jongin ngawur.
Pletak!
"Aww!"
"Si-siapa yang kau sebut gadis eoh? Cepat turun!" sungut Kyungsoo galak.
Jongin pun menurut, ia berbaring di samping Kyungsoo sembari mengusap-usap kepalanya yang dijitak ganas oleh namja mungil itu.
Menyadari sang adik terus mengusap kepalanya, Kyungsoo pun menoleh dan menatap Jongin iba.
"Sakitkah?"
"Menurutmu?" Jongin malah bertanya balik dengan nada dingin, tangannya masih mengusap-usap kepalanya sendiri.
"Jongin-ah, maaf.." Kyungsoo sudah mulai mengeluarkan pesona yang menurutnya bisa meluluhkan hati seorang Kim Jongin. Ia beraegyo seimut mungkin.
Ah, Jongin paling tidak tahan jika sudah melihat wajah memelas hyung tersayangnya ini. Walaupun agak kesal, namun Jongin tak sungguh-sungguh marah.
"Baiklah, tapi jangan sering-sering menjitakku. Itu sakit hyung.."
"Maka dari itu, hilangkan fikiran yadongmu agar aku tidak mejitak kepalamu yang mesum itu!"
"Arra!"
"Kemarilah.." Kyungsoo merentangkan tangan berniat memberi Jongin sebuah pelukan.
"K-kau mau apa?" Jongin benar-benar tidak mengerti dan menjadi kikuk seketika.
"Aku ingin memelukmu Jongin-ah, maafkan aku ya.." ujarnya masih merentangkan tangan.
Dengan polosnya Jongin mendekat dan segera saja Kyungsoo memeluk Jongin layaknya memeluk anak sendiri yang tengah kesakitan. Kyungsoo mengusap-usap lembut surai kecoklatan milik namja ini. Dan Jongin perlahan melingkarkan tangan kekarnya di pinggang ramping Kyungsoo sembari menyembunyikan wajah pada ceruk leher remaja laki-laki ini.
"Hyung.." panggil Jongin lirih.
"Hm?"
"Tubuhmu ramping dan mungil seperti yeoja, jika saja kau benar-benar seorang yeoja, kau pasti terlihat seksi.." ujar Jongin semakin melesakkan wajah di ceruk leher Kyungsoo.
Tangan Kyungsoo siap mengambil ancang-ancang untuk menjitak kepala Jongin, namun ia urungkan karna sudah memukul kepala Jongin beberapa kali hari ini. Sebagai gantinya Kyungsoo hanya mendengus sebal.
"Jongin, jangan terus-terusan mengataiku seperti yeoja!"
"Wae? Kau memang seperti yeoja. Kau memiliki wajah yang imut dan manis, mata bulat yang lucu, hidung mancung, bibir merah muda alami, tubuh mungil, kulit halus dan seputih susu. Bahkan sikapmu yang keibuan membuatku nyaman, kau pandai memasak dan melakukan pekerjaan rumah dengan baik. Jika saja kau bukan seorang namja, aku akan menjadikanmu istri.."
Jongin sebenarnya sudah mengantuk, Kyungsoo menyadari hal itu. Buktinya setelah Jongin menyudahi ucapannya yang persis menyerupai ceramah, namja itu langsung tertidur pulas dan Kyungsoo segera menarik selimut untuk melindungi tubuh mereka dari hawa dingin.
Kyungsoo menganggap bahwa Jongin hanya mengigau, namun tanpa Kyungsoo sadari sebenarnya Jongin sangat tulus mengatakan itu dari dalam lubuk hatinya.
.
.
.
Mata bulat itu membuka perlahan, mengerjap-erjap sejenak lalu mengalihkan pehatian ke arah sang adik. Kyungsoo tersenyum tipis melihat wajah Jongin yang masih terlelap di pelukannya. Dengan hati-hati Kyungsoo melepas tangan Jongin yang melingkar di pinggangnya dan perlahan menuruni ranjang.
Kyungsoo berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Sepuluh menit kemudian dia keluar dengan seragam khas SMAnya yang lengkap dan rapi. Kyungsoo bersiap-siap untuk menyiapkan sarapan. Hari ini ia ingin membuat nasi goreng kimchi. Dengan bersenandung Kyungsoo memasak makanannya begitu telaten.
Setelah semuanya sudah siap. Kyungsoo pun berjalan ke kamar untuk membangunkan Jongin.
"Jongin-ah.. bangunlah.." Kyungsoo menepuk-nepuk keras lengan Jongin namun namja itu tak bergeming.
Kyungsoo sudah hafal betul sikap Jongin yang susah di bangunkan dan tidur seperti orang mati.
"CEPAT BANGUN!" teriakan lima belas oktaf sudah Kyungsoo keluarkan namun tetap saja tak ada pergerakan dari Jongin. Biasanya jika Kyungsoo sudah berteriak Jongin akan segera bangun.
Argh! Kyungsoo benci ini, jika segala cara untuk membangunkan Jongin gagal, maka tinggal satu cara agar Jongin terbangun. Yaitu, mencium kedua pipi Jongin. Kyungsoo sempat melakukanya sekitar dua minggu yang lalu. Dan kali ini, dia harus melakukannya lagi. Astaga...
"Ayo bangun!"
Cup!
Cup!
Meski sedikit rasa antara geli dan jijik akhirnya ia mencium kedua pipi Jongin. Bagaimana tidak jijik? Kyungsoo mencium sesama jenis? Hell no! Tetapi Kyungsoo menganggap semua itu adalah bentuk perhatiannya kepada adik tampan pemalasnya ini.
"Hmm.. hyung.. sudah pagi..?" gumam Jongin sembari berusaha membuka matanya.
"Cepat bangun! mandilah, lalu sarapan dan kita berangkat ke sekolah!" ujar Kyungsoo tajam kemudian melangkah menuju dapur.
Tak kurang dari sepuluh menit Jongin sudah keluar dari kamar dengan seragam yang tidak serapi Kyungsoo. Kemeja di keluarkan dan namja ini juga tidak memakai dasi dan blazernya. Namun Kyungsoo tidak mempermasalahkan penampilan sang adik, bagaimanapun Jongin selalu terlihat tampan walau tidak rapi.
Dengan semangat Jongin duduk di kursi makan berhadapan dengan Kyungsoo. Matanya berbinar menatap makanan yang tersaji di depannya.
"Makanlah.." suruh Kyungsoo. Namja mungil itu dengan telaten menyidukkan nasi goreng ke atas piring Jongin.
Begitulah keseharian mereka, dan Jongin sangat senang dengan hal itu. Dengan lahap Jongin memakan makanan buatan hyungnya.
"Hmm.. ini enak sekali.." puji Jongin di tengah mengunyah makanan.
Kyungsoo hanya menanggapi ucapan Jongin dengan senyuman kemudian melanjutkan kembali acara makannya.
Setelah menghabiskan sarapan. Jongin memanasi mesin mobil sportnya sebentar lalu segera melesat ke sekolah bersama Kyungsoo.
.
.
.
Sesampainya di sekolah seperti biasa saat mereka melewati koridor, Jongin selalu di teriaki oleh penggemar-penggemarnya dan itu selalu sukses membuat telinga Kyungsoo menjadi panas karena suara-suara yang menggelegar akibat fans Jongin.
Sesampainya di kelas, Jongin dan Kyungsoo sama-sama belajar pelajaran bahasa negara mereka yaitu Korea. Setelah itu Kyungsoo ada kelas menyanyi dan Jongin akan berlatih basket untuk persiapan turnamen minggu depan.
"Kyung, kau tahu gadis itu..?" bisik Jongdae teman satu bangku Kyungsoo di kelas menyanyi menunjuk salah satu gadis manis berpipi chuby di bangku sebelah mereka.
"Hm, namanya Kim Minseok 'kan? memangnya ada apa?" Jawab Kyungsoo mengernyit heran.
"Sebenarnya dia kekasihku, hehehe.." bisik Jongdae sembari terkekeh malu.
Mendengarnya Kyungsoo pun menatap haru. "Mwo! Chukae Jongdae-ya!" teriak Kyungsoo yang mengudang perhatian dari semua mata di kelas menyanyi.
"Do Kyungsoo, jangan berteriak!" tegur Lee songsaengnim tajam.
"Mianhamnida saem.." ucap Kyungsoo menundukkan kepalanya.
Kelas kembali tenang dan semua siswa kembali melanjutkan memahami pelajaran yang Lee songsaengnim terangkan di depan.
"Kyungsoo-ya, kenapa harus berteriak?" bisik Jongdae lagi.
"Hehe, mian.. aku terlalu senang bahwa kau sudah mempunyai kekasih. Tidak seperti diriku, setiap aku menyatakan cinta pada yeoja, aku selalu di tolak dan mereka selalu bilang bahwa aku imut, pendek, lebih cantik darinya, dan lain-lain.. apakah aku tidak pantas mendapatkan kekasih ya?"
Jongdae tersenyum tipis menatap wajah Kyungsoo yang murung, jika di perhatikan lebih dalam, harus Jongdae akui bahwa wajah Kyungsoo memang cantik seperti yeoja.
"Kau memang cantik Kyung.."
"Ish! Kau menyebalkan!" Kyungsoo mendelik sebal.
"Eyy, memang benar 'kok."
"Ck! Kau sama saja dengan Jongin. Sudahlah, jangan mengataiku seperti yeoja."
"Hoo.. kulihat adik besarmu itu sangat sibuk dengan latihan basketnya, apa dia tidak mempunyai kekasih?"
"Dia namja yang aneh. Jongin itu tampan, banyak penggemar, tetapi entah kenapa dia betah melajang. Jika aku menjadi Jongin, akan ku tinggalkan basket dan mengencani yeoja yang ku sukai."
"Kyung, sepertinya kau ingin sekali mempunyai kekasih eoh?"
"Tentu saja, mengingat aku selalu di tolak oleh yeoja, aku tentu ingin sekali mempunyai kekasih. Kalau bisa aku ingin seperti Jongin, mempunyai banyak penggemar dan gilai oleh para yeoja seperti dirinya.."
Jongdae terkekeh mendengar ujaran barusan. "Wooo.. kau benar-benar mempunyai keinginan yang tinggi ternyata. Hm, dulu aku juga sangat ingin memiliki Minseok. Kau mau tahu.. saking cintanya pada Minseok, aku sempat ingin meminta bantuan halmeoniku.."
Kening Kyungsoo pun mengernyit heran. "Memang apa hubungannya dengan halmeonimu?"
"Halmeoniku itu seorang.. emm, apa ya.. bisa di bilang pesihir yang baik hati, hehe.. halmeoniku bisa membuat ramuan yang akan memberikan pesona tersendiri bagi peminumnya dan akan membuat peminumnya berhasil dalam hal asmara.. Aku sempat ingin meminta bantuan pada beliau saat aku sudah tidak tahan untuk mendapatkan Minseok menjadi kekasihku, tapi saat itu Minseok malah megajakku makan siang lebih dulu dan langsung saja aku memberitahu perasaanku padanya, tak ku sangka dia juga menyukaiku, jadi.. aku tidak usah minta bantuan halmeoni." Jelas Jongdae panjang lebar.
"Jeongmal? Apa aku boleh meminta bantuan halmeonimu?" Kyungsoo begitu antusias. Ini kesempatan emas baginya.
"Hmm, sebenarnya sudah lama halmeoni tidak melakukan hal-hal berbau sihir lagi mengingat usianya yang sudah tua. Tapi kalau kau mau, kau coba saja datang ke rumah halmeoni. Maaf ya aku tidak bisa mengantarmu, aku ada kencan dengan Minseok. Kalau begitu aku akan memberi alamat rumah halmeoniku, dan bilang saja kalau kau adalah temanku di sekolah."
"Arraseo, gumawo Jongdae-ya.." ucap Kyungsoo penuh aegyo.
"Yak.. Jangan seperti itu, kau semakin tambah cantik tahu!" goda Jongdae yang membuat Kyungsoo mengerucutkan bibir seketika.
"Yak! Aku ini manly!" teriak Kyungsoo kesal.
"Yak! Do Kyungsoo, sudah kubilang jangan berteriak!" tegur Lee songsaengnim –lagi.
.
.
.
"Jongin-ah.." suara itu terdengar manja.
"Jongin-ah.. Kim Kai yang tampan.." panggil Kyungsoo lagi. Kali ini namja mungil itu bergelayut manja pada lengan Jongin.
"Ck! Ada apa hyung? Kau lihat aku sedang main PSP, aku jadi kalah karnamu tahu!" protes Jongin menunjukkan layar PSPnya yang tertera 'GAME OVER' disana.
"Jaebal.. antar aku ke tempat seseorang.." pinta Kyungsoo. Entah sudah keberapa kalinya Kyungsoo memohon seperti ini kepada Jongin.
Berhubung Kyungsoo tidak mempunyai keberanian untuk menaiki kendaraan umum, jadilah ia memohon-mohon sampai bermanja-manja pada remaja laki-laki yang sudah ia anggap sebagai adik kandungnya sendiri.
"Kau pergi saja sendiri, aku sedang bermain game." Jawab Jongin melanjutkan permainan pada PSP.
"Ck! Kalau saja aku bisa mengemudi, aku tidak akan meminta bantuanmu kau tahu!" ujar Kyungsoo mengerucutkan bibir.
"Terserah!" Jongin begitu cuek. Sebenarnya Jongin selalu siap mengantar Kyungsoo kemana saja, tapi Jongin takut jika Kyungsoo menemui seorang perempuan, Jongin takut jika Kyungsoo akhirnya mempunyai kekasih dan Jongin akan merasa sakit hati bila melihatnya.
"Kau menyebalkan!"
Jongin diam dan terus sibuk dengan PSPnya.
"Ck! Baiklah, aku akan pergi sendiri menggunakan bus!" Kyungsoo hendak bangkit dari posisi duduk namun tangannya di cekal terlebih dulu oleh Jongin.
Namja tampan ini menghela nafas pasrah. Ini sudah malam, mana mungkin Jongin membiarkan Kyungsoo keluar sendirian. Walaupun Kyungsoo laki-laki, tapi tetap saja Jongin merasa khawatir.
"Akan ku antar.. kajja.."
Jongin bangkit dan menarik tangan Kyungsoo.
Selama dalam perjalanan, Kyungsoo tak henti-hentinya untuk tersenyum, sangat berbeda dengan raut wajah Jongin yang begitu murung.
"Kau senang?" Jongin berkata ketus sembari melirik sinis sekilas.
"Tentu saja. Memangnya kenapa? kau tidak suka jika hyungmu bahagia eoh?"
"Eopseo..!" final Jongin. Dia tidak mau berdebat lagi dengan Kyungsoo dan terus melajukan mobilnya ke sebuah tempat yang Kyungsoo tuju.
.
.
.
Mobil mereka berhenti di pekarangan sebuah rumah besar yang nampak kuno. Jongin sedikit bingung, apakah kekasih Kyungsoo tinggal di rumah seperti ini, fikirnya.
"Hyung, apa benar disini alamatnya?" tanya Jongin setelah mereka turun dari mobil.
Kyungsoo terus memastikan sebuah note kecil yang berisi alamat halmeoni yang Jongdae berikan dengan nomor rumah tersebut.
"Alamatnya benar Jongin-ah, kajja.."
Mereka melangkah mendekati pintu utama. Meski sedikit gugup Kyungsoo tetap mengetuk pintu itu beberapa kali.
Cklek!
Pintu terbuka. Seorang nenek yang memakai hanbok mewah dan nampak tidak terlalu tua tersenyum hangat menyambut Kyungsoo dan Jongin.
"Kyyaa! Kyungsoo hyung, apa seorang nenek-nenek yang akan kau kencani?" Jongin berbisik dengan mata terbelalak.
Pletak!
"Yak!"
"Mwo? Kencan? Ck! Hhh.. kau diam saja! Aku hanya ingin meminta bantuan pada halmeoni ini!" ujar Kyungsoo galak sembari menjitak kepala Jongin sekali lagi.
"Shhh.. appo hyung!" ringis Jongin sambil mengusap-usap kepalanya sendiri.
Halmeoni hanya terkekeh melihat tingkah kedua remaja tampan di depannya.
"Diamlah!" bisik Kyungsoo penuh penekanan.
"Anak muda, ada perlu apa malam-malam kemari?" tanya halmeoni itu ramah.
"Eum, halmeoni.. a-annyeonghaseyo.." Kyungsoo menyikut Jongin untuk membungkukkan badan bersama.
"N-ne halmeoni, annyeonghaseyo.." sapa Jongin kikuk.
"Ah, lebih baik mengobrolnya di dalam saja. Silahkan masuk.." halmeoni membuka pintunya lebar menyuruh Kyungsoo dan Jongin memasuki ruang tamu dan mempersilahkan keduanya untuk duduk.
Halmeoni kembali setelah beberapa menit sembari membawa dua gelas teh hangat di atas nampan.
"Silahkan diminum."
"Ah, terima kasih halmeoni. Eum, saya Do Kyungsoo, dan ini teman saya Kim Jongin. Saya teman satu sekolah Jongdae, cucu halmeoni." ujar Kyungsoo memperkenalkan diri.
Halmeoni duduk di kursi berseberangan dengan Kyungsoo dan Jongin.
"Hm.. kau mengenal cucuku ternyata. Baiklah, saya Kim Heechul.. panggil saja Heechul halmeoni. Ngomong-ngomong ada perlu apa datang kemari?"
" Eum.. saya.. kata Jongdae, ha-halmeoni bisa membuat seseorang sukses dalam dunia asmara dengan ramuan yang halmeoni racik sendiri. Sa-saya.. apa bisa halmeoni buatkan untuk saya? Saya mohon halmeoni, saya akan membayar berapapun biayanya." Jelas Kyungsoo kikuk dan bersungguh-sungguh.
Seketika Jongin menatap Kyungsoo terkejut. "Hyung, kau—"
"Diam!" sergah Kyungsoo cepat.
Heechul nampak berfikir lalu tersenyum hangat. "Maafkan halmeoni Kyungsoo, halmeoni sudah lama tidak meracik ramuan apapun. Halmeoni mungkin sedikit lupa cara meraciknya, lagipula buku sihir ramuan sudah halmeoni bakar, halmeoni berniat berhenti untuk menjadi pesihir mengingat usia yang semakin tua. Jadi halmeoni tidak akan membuatkannya untukmu, halmeoni hanya takut membuat ramuan yang salah. Maaf ya.. halmeoni tidak bisa." ujar Heechul dengan raut wajah menyesal.
"Halmeoni, kumohon.. halmeoni pasti masih mengingat cara-caranya, halmeoni 'kan sudah sering membuat ramuan, ku mohon halmeoni.. sekali ini saja.." pinta Kyungsoo semelas mungkin.
"Maafkan halmeoni.. halmeoni tidak bisa—"
"Kumohon halmeoni, bantu Kyungsoo hyung.. dia hyungku yang baik, jadi kumohon bantulah dia.." ucap Jongin yang membuat Kyungsoo menoleh tak percaya.
Jongin harus menyiapkan mentalnya jika Kyungsoo sudah mempunyai kekasih kelak. Bagaimanapun juga Kyungsoo berhak untuk bahagia tanpa harus selalu di dampingi oleh Jongin.
"Jongin-ah.." lirih Kyungsoo.
"Yak! Hyung, apa yang kau lakukan? Teruslah memohon pada halmeoni." Suruh Jongin yang di balas anggukkan antusias oleh Kyungsoo.
"Halmeoni kumohon.. buatkan aku satu ramuan untuk mensukseskan dunia asmaraku, kumohon Heechul halmeoni.." pinta Kyungsoo mulai menunjukkan puppy eyes andalannya.
"Nde halmeoni.. bantulah hyungku yang imut ini.. bantulah dia.." tambah Jongin.
"Yak! Imut kau bilang?" protes Kyungsoo menatap tajam Jongin.
"Hyung, aku kan sedang membantumu!"
"Tapi tidak usah mengataiku imut, pabbo!"
"Kalau begitu.. Heechul halmeoni, bantulah hyungku yang cantik ini ya.." pinta Jongin menunjukkan ekspresi semelas mungkin di hadapan Heechul.
"Aish! Kim Jongin—"
"Sudah.. sudah.. baiklah, halmeoni akan meracik satu ramuan itu. Tapi..." Heechul menghela nafas sebelum melanjutkan ucapannya. "Jangan salahkan halmeoni jika halmeoni salah meracik ramuannya. Sebaiknya kau fikirkan terlebih dahulu Kyungsoo, kau bisa membatalkannya jika kau berfikir matang-matang, dan ku harap kau berjanji tidak akan menyesal."
Tanpa berfikir panjang, Kyungsoo memang sudah memantapkan diri. "Baik halmeoni, aku janji. Jika halmeoni salah membuat ramuan pun aku tidak apa-apa, aku akan terima. Yang penting halmeoni buatkan ramuan pensukses asmara ya.." pinta Kyungsoo ceria, senyuman lebar terpantri di wajahnya.
"Kyungsoo, fikirkanlah terlebih dahulu.."
Kyungsoo menggelengkan kepala cepat. "Anieyo halmeoni, aku tidak apa-apa kalaupun Heechul halmeoni salah membuat ramuan, aku tidak apa-apa. Sungguh.." Kyungsoo berusaha seserius mungkin.
"Baiklah Kyungsoo, berhubung kau teman dari cucuku. Ku beri gratis ramuan itu untukmu, sekarang tunggulah dulu, aku akan meraciknya." Heechul beranjak pergi dari hadapan Kyungsoo dan Jongin.
"Yeah! Aku akan segera mendapatkan kekasih!" ujar Kyungsoo bangga.
"Kau tidak takut di marahi oleh Baekhyun eomma dan Chanyeol appa? Kedua orang tuamu itu pasti akan marah besar melihat putra satu-satunya menjadi playboy!" ucap Jongin menatap ngeri ke arah Kyungsoo.
"Kau sendiri tidak takut Yixing eomma dan Joonmyun appa memarahimu karna kau mengikuti extrakulikuler basket di sekolah eoh? Sudah tahu orang tuamu itu melarang kau untuk mengikuti basket, tapi kau tetap saja melakukannya!" ujar Kyungsoo membela diri.
"Ck! Basket itu hal yang positif hyung!"
"Ah, Sudahlah! Heum, siapa kali ini yeoja yang akan ku dekati yaa.. eoh, kakak kelas yang cantik itu. Xi Luhan, ya.. aku akan mendekatinya. Kkkk~" ujar Kyungsoo tertawa geli sendiri.
"Ck! Sehun teman satu timku sudah lebih dulu memiliki Luhan noona!"
"Ah, benarkah? Kalau begitu Min Ah saja.. dia cantik dan pandai menyanyi seperti diriku, kita akan terlihat cocok nanti." Kyungsoo terkekeh sendiri membayangkan dirinya akan menyanyikan lagu duet bersama Min Ah, teman satu kelas menyanyinya.
"Hyung.." lirih Jongin.
"Wae?"
"A-ah, aniya.."
"Eh? Dasar kau ini.. Hm, kenapa wajahmu jadi murung begitu kkamjong?"
"Karna aku sakit!"
"Mwo! apanya yang sakit?"
"Tidak apa-apa."
"Ck! Dasar aneh.."
Beberapa jam sudah terlewatkan, dan akhirnya Heechul datang membawa satu gelas air berwarna ungu kemerahan. Heechul menyodorkannya kepada Kyungsoo dan dengan ceria namja mungil itu menerimanya.
"Woah~ kamsahamnida Heechul halmeoni.." ujar Kyungsoo ceria menerima segelas air racikan itu.
"Kyungsoo, berjanjilah kau tidak akan menyesal. Sebaiknya kau fikirkan lagi nak.." saran Heechul lembut.
"Aku sudah memikirkannya halmeoni.." jawab Kyungsoo tersenyum lebar.
"Jika ramuanku ini salah, bagaimana denganmu?" tanya Heechul menatap takut-takut segelas air ramuan buatannya yang kini berada di genggaman Kyungsoo.
"Halmeoni, sudah ku bilang.. aku tidak apa-apa, aku juga tidak akan menyalahkan halmeoni." Ucap Kyungsoo lembut.
Heechul menghela nafasnya pelan. "Jika memang salah, aku akan mencari bahan dan meracik untuk membuat ramuan penawarnya."
"Baik halmeoni, terima kasih.. eum, boleh aku minum sekarang?" tanya Kyungsoo meminta izin.
Heechul hanya mengangguk ragu sebagai jawaban.
Dan Jongin, namja itu sangat cemas sebenarnya.
Bagaimana kalau ramuan Heechul halmeoni berhasil?
Bagaimana kalau Kyungsoo sudah mempunyai kekasih?
Bagaimana kalau Kyungsoo berubah menjadi playboy nanti?
Bagaimana dengan perasaannya yang salah terhadap Kyungsoo?
Bagaimana Jongin menghadapi semuanya?
Dia belum siap! Sungguh Jongin belum siap menerima kesakit hatiannya.
Jantung ketiga manusia yang berada di ruang tamu ini begitu berdebar ketika Kyungsoo menegak habis air ramuan buatan Heechul. Dan seketika cahaya terang mengelilingi seluruh tubuh Kyungsoo untuk beberapa saat membuat Heechul dan Jongin menutup mata karna sinarnya yang silau.
Perlahan cahaya itu menghilang dari tubuh Kyungsoo yang sedikit mengalami perubahan.
Kyungsoo begitu cantik, dengan rambut panjang kecoklatan yang tergerai indah, lekuk tubuh yang proposional bak model, serta kedua payudara yang pas dengan tubuhnya. Baju casual khas namja yang Kyungsoo pakai saat kemari pun berubah menjadi dress putih bersih selutut, serta sepatu conversenya berubah menjadi hiels putih yang menumpu kaki mulus nan jenjangnya. Kyungsoo berubah menjadi seorang perempuan yang begitu cantik.
Heechul dan Jongin terkejut melihat seorang gadis yang begitu cantik di hadapan mereka.
Heechul sudah sebisa mungkin meracik ramuan yang Kyungsoo minta, tetapi tetap saja salah. Yah, harus bagaimana lagi, Kyungsoo begitu memaksanya dan semuanya sudah terlanjur.
Dan Jongin, entah apa yang namja itu rasakan saat ini. Terkejut? Bahagia? Menyangka semua ini mimpi? Yang pasti, Jongin jatuh cinta pada seorang gadis yang menyerupai Kyungsoo itu. Ah, tidak! Gadis itu 'kan memang Kyungsoo. Jongin sendiri juga sudah jatuh cinta pada Kyungsoo sejak dulu bukan? Dan melihat Kyungsoo yang berubah menjadi seorang perempuan, membuat Jongin semakin jatuh cinta pada sosok hyungnya yang telah berubah gender menjadi yeoja.
Perlahan mata bulat nan bening milik Kyungsoo terbuka. Dia mengernyit melihat dirinya memakai dress. Bukankah ini pakaian wanita? Fikirnya. Dia mengernyit melihat dadanya yang begitu besar. Mengapa dadaku besar seperti payudara? Fikirnya. Dia mengernyit melihat rambutnya tergerai sepanjang pinggangnya sendiri. Bukankah rambut panjang itu kebanyakan dimiliki oleh wanita? Fikirnya. Kyungsoo semakin mengernyit melihat dirinya memakai sepatu hiels. Bukankah hiels adalah sepatu wanita? Fikirnya lagi. Lalu kenapa aku nampak terlihat seperti wanita?—ia membantin.
Dan satu hal yang harus Kyungsoo sadari untuk beberapa menit. Matanya yang bulat semakin membulat, tubuhnya tegang dan tak segan berteriak histeris ketika dia menyadari—
"Aku berubah menjadi seorang perempuan?! Tidaaaaakkkkkk!"
.
.
.
TBC
.
.
.
You're beautiful..
cham gwaenchanhji anhni uli dul..
maennal ileohge.. tto sangsang-eul hae you be with me with me with me..
Alaaahhh udahan dulu nyanyi BTS - Beautiful nya. Kkkk~
Hello, adakah peminat ff Kaisoo ini?
Jika banyak yang minat.. aku.., Wey, sebagai yeoja yang luangin ide ini kedalam dunia tulis menulis fanfiction :D dan rekan ku.., Rendy, sebagai namja yadong yang akan menulis bagian rate-M di ff ini -_-
Kami, Wey dan Rendy bekerjasama dan berkolaborasi menulis ff ini (?) :v
Jika banyak yang minat di kotak review, Wey dan Rendy akan melanjutkan cerita ini yeoreubeun.., Jika peminatnya sedikit lebih baik di hapus aja ya, takut ff ini nyampah di FFN :"D
Silahkan kritik dan saran lewat review *bbuing
Terimakasih banyak ^^
.
.
.
WendyXO
