Under Cover

.

#MainCast HunGS!Han

Rated : T

Warning : Gender Switch for Uke. OOC. Gaje, typo(s), dll.

.

.

This is it.. Happy Reading~

.

"LUHAN! IREONA! PALIIIIIII!" suara teriakan wanita paruh baya terdengar begitu keras memenuhi sebuah rumah kecil dipinggir kota Seoul. "Aissh jinjja.. Luhan ireona!" kali ini suaranya terdengar lebih rendah, begitu melihat gadis berumur 17 tahun tertidur dengan wajah yang begitu polos. Sedikit tidak tega untuk membangunkannya. Tapi mau bagaimana lagi?

"Luhan.. Bukankah ini hari pertamamu sekolah di SMA Shinwa?" wanita paruh baya itu mengusap rambut sang gadis. Gadis itu bergerak tidak nyaman. "Eomma? Sekarang jam berapa?" dengan mata terpejam gadis itu bertanya dengan suara serak khas orang bangun tidur.

"Jam 7 kurang 15 menit Lu.." jawab wanita paruh baya yang dipanggil eomma oleh Luhan itu. "SIAL! 45 MENIT LAGI!" Yixing hampir terjungkal melihat Luhan yang tiba-tiba bangun dan berteriak kemudian kocar-kacir mencari peralatan mandinya. Wanita 38 tahun itu menggeleng melihat kelakuan Luhan yang tak pernah berubah.

.

Luhan berdiri menatap megahnya bangunan dihadapannya. "Yeah Lumayan." Komentarnya saat memasuki SMA terbaik seantero Seoul.

Murid-murid disinipun diwajibkan untuk tinggal diasrama yang telah disediakan pihak sekolah. Begitupula Luhan yang mulai besok tinggal diAsrama. Tentunya asrama laki-laki terpisah dengan asrama perempuan, hal itu dilakukan untuk menghindari kejadian yang 'iya-iya' yang bisa terjadi kapan saja(?).

Kata Yixing para murid disini adalah kalangan orang-orang berada. Disekolah ini ada 3 kelompok murid. Kelompok pertama, berisi anak-anak para petinggi Negara. Kelompok kedua para pewaris perusahaan besar. Dan ketiga hanya kumpulan kutu buku yang berhasil masuk karena beasiswa.

'Hahh sepertinya aku termasuk kelompok ketiga' batinnya miris. Pandangannya beralih pada sekolompok pemuda kurang lebih 5 orang berjalan memasuki aula sekolah dengan angkuhnya. Semua orang yang tengah berjalan dengan tenang, langsung menyingkir begitu kelima pemuda itu datang.

"Menjijikan." Luhan hanya memutar bola matanya malas. Semua mata tertuju pada Luhan yang dengan berani berjalan dengan santainya berjalan mendahului lima pemuda itu. Salah seorang dari kelompok pemuda itu menatap Luhan tajam. Sedangkan pemuda lainnya langsung berujar keras, "Berani sekali kau mendahului kami!"

Luhan berhenti kemudian berbalik, "Memang kenapa? Apa itu sebuah masalah, eh Park Chanyeol?" Luhan tersenyum mengejek sambil membalas tatapan tajam dari pemuda yang berteriak tadi.

"Wow.. beraninya gadis ini." Chanyeol membalas senyum mengejek itu dengan senyum sinis.

Luhan tak bergeming, ia malah berbalik dan melanjutkan jalannya. Hal itu membuat emosi Chanyeol tersulut, teman-temannya pun langsung menahan Chanyeol yang hendak menarik rambut panjang Luhan.

"Sudah kita balas nanti," seorang yang bernametag Oh Sehun pada seragamnya itu angkat suara setelah terdiam menatap Luhan

.

"Annyeonghaseyo! Naneun Xi Luhan imnida! Mannaseo banggapseumnida!" Semua mata tertuju pada gadis cantik berambut hitam berkilau yang tengah memperkenalkan dirinya didepan kelas. "Baiklah apa ada yang mau bertanya pada teman baru disekolah kita ini?" Guru Kang bertanya seraya memandang seluruh kelas. Seorang murid laki-laki mengacungkan tangannya.

"Kau cantik!" pemuda itu berteriak keras. Luhan hanya memandang datar. Sama sekali tidak peduli. Kelas menjadi gaduh karena seruan pemuda itu.

"Shut up!" guru Kang berteriak keras. Kelaspun kembali hening. "Kurasa memang tak ada hal yang begitu penting lagi. Luhan-ssi kau bisa duduk dibangku kosong dekat jendela itu. Baiklah kita mulai pelajaran!"

2 jam kemudian dongen tentang sejarah Korea yang dibacakan Guru Kang selesai. Para murid mendesah lega. Sambil menunggu guru yang mengajar pelajaran berikutnya para murid saling mengobrol.

Luhan menatap malas 5 pemuda yang baru saja memasuki kelas. Yap! Sehun cs. Mereka membolos pelajaran Guru Kang. Walaupun mereka sering bolos, tak satu gurupun berani menegur mereka. Oh jelas saja, mereka selalu menempati urutan 5 peringkat teratas saat ujian, orang tua mereka juga merupakan donatur terbesar SMA Shinwa.

"Siapa dia?" Sehun bertanya pada gadis yang menghampiri tempat duduk yang baru saja ia tempati.

"Murid baru." Krystal menjawab tidak suka.

"Oh pantas dia berani berjalan mendahului kita, Dia tidak tau peraturan ternyata. Kelompok mana?" tanya Chanyeol tertarik.

"Sepertinya bukan kelompok satu atau dua, lihat saja pakaiannya datar sekali. Tidak fashionable!" Krystal menjawab dengan senyum remeh tercipta diwajahnya.

"Setidaknya pasti dia punya otak yang cerdas untuk masuk SMA ini." Sahut Yifan atau biasa dipanggil Kris sedikit tidak suka saat Krystal menjelekan murid baru itu.

Krystal semakin menekuk wajahnya, "Siapa namanya?" kali ini Sehun bertanya dengan alis bertaut.

"Kenapa kalian begitu tertarik sih?!" Krystal berseru tajam. Kai menyeringai, "Kami suka mainan baru Krys!"

Krystal menghentakkan kakinya kemudian berjalan kembali ketempat duduknya. Tak lupa saat melewati meja Luhan, Krystal menghadiahinya dengan tendangan kecil dan juga sebuah ultimatum yang—menurut Luhan—sangat tidak berpengaruh, "Heh anak baru, jangan banyak bertingkah disini atau kau akan menyesal!" begitulah isi ultimatumnya.

'Bagus! Hari pertama sudah mendapat musuh.' Luhan mendengus dalam hati. Beberapa saat kemudian seorang guru memasuki ruang kelas, dengan senyum kecil Luhan membuka buku Bahasa Inggirsnya. Pelajaran bahasa asing yang satu ini memang berhasil membuat Luhan tersenyum. Entah kenapa.

.

Jam pelajaran berlalu dengan cepat, bel istirahat pun terdengar menggema dipenjuru sekolah. Luhan yang sedang memasukan semua bukunya kedalam tas dikagetkan oleh pemuda yang tiba-tiba duduk diatas mejanya. Luhan menatap nametag pemuda itu, Kim Jongdae. "Belikan aku semua yang ada didaftar ini!" Jongdae menyerahkan secarik kertas bertuliskan daftar makanan dan minuman yang harus Luhan beli.

"Kau pikir kau siapa memerintahku huh?" Luhan menatap dingin kearah Jongdae kemudian bangkit dari kursinya. "Anda punya dua kaki dan tidak ada yang patah, sebaiknya anda menggunakannya dengan baik." Lanjut gadis itu berucap sopan yang dibuat-buat. Luhan beranjak meninggalkan tempat duduknya diiring dengan umpatan pemuda yang memiliki nama kecil, Chen itu.

"Tolong minggir anda menghalangin jalan saya." Luhan kembali berpura-pura menjadi anak manis begitu Park Chanyeol menghadang jalannya dipintu kelas.

"Oh benarkah? Aku malas bergerak, kau melompatlah dari jendela kalau mau keluar dari kelas." cibir Chanyeol dengan kemudian tertawa mengejek.

"Minggir," Ujar Luhan dingin.

"Wow.. Punya nyali kau gadis manis?" dengan berani Chanyeol mencolek dagu Luhan yang langsung ditampik dengan kasar oleh gadis berdarah China itu.

'Anak sialan!' upat Luhan dalam hati, Luhan sudah tersulut emosi sekarang.

"Minggir atau kau akan menyesal!" ancam Luhan dengan suara rendah.

Chanyeol mendengus, "Cih, memangnya apa yang bisa kau laku—"

Belum selesai Chanyeol berucap, Luhan keburu meninju perutnya dengan keras. Chanyeol menjerit kesakitan. Luhan melirik Chanyeol yang merunduk memegangi perutnya dengan angkuh kemudian berlalu begitu saja. Luhan dapat mendengar dengan jelas tawa Kai dan Chen saat melihat temannya menjerit-jerit. Sehun memandang Luhan dengan seringai kecil dibibirnya.

.

Luhan menghentikan langkahnya begitu mendengar suara ringisan, dan teriakan, juga disusul suara tubuh yang mengantam lantai. Luhan segera berlari menuju suara itu. Ia sedikit mengintip melihat apa yang terjadi, 3 orang berbadan besar tengah memukuli seorang pemuda berkacamata yang tampak sangat tidak baik-baik saja.

"Apa yang kalian lakukan?" Luhan keluar dari tempatnya dan langsung berdiri dihadapan 3 orang berbadan besar itu, membelakangi pemuda yang tengah terbaring tak berdaya.

"Minggir kau cebol! Atau kau akan menyesal!" salah satu pemuda berbadan besar itu berteriak marah.

Mulut Luhan ternganga, 'Cebol katanya? Sialan sekali!' maki nya dalam hati. Aura hitam menguar dari tubuh Luhan. "BERANI SEKALI KAU MENGATAI AKU CEBOL!" Luhan langsung melayangkan tinju kearah pipi pemuda itu, yang sukses membuat pemuda dia tersungkur dilantai.

Melihat temannya tersungkur membuat pemuda gendut itu mengarahkan tendangan keperut Luhan, namun dengan gesit Luhan menangkap kaki itu kemudian mengempaskannya dengan keras. Pemuda yang tersungkur kembali bangkit, namun belum sempat menyerang Luhan sudah meraih bahunya kemudian membantingnya ke lantai hingga menimbulkan bunyi debaman yang cukup keras. Melihat 2 temannya sudah tak berdaya pemuda yang satu lagi itu langsung membopong temannya pergi. Luhan langsung berbalik menatap pemuda yang terbaring dibelakangnya.

"Kau baik-baik saja?" tanya Luhan seraya membantu pemuda berkacamat itu berdiri. "Aku baik-baik saja." jawab pemuda itu lemas. Luhan terus membopong pemuda itu menuju UKS. Tanpa Luhan sadari sepasang mata menatapnya penuh dengan rasa penasaran.

.

"Kim Junmyeon. Kau bisa memanggilku Suho. Kau?" Suho bertanya saat Luhan meletakan beberapa benda yang baru saja digunakan untuk mengobati luka diwajahnya.

"Luhan. Xi Luhan. Aku murid baru. Ngomong-ngomong kenapa kau dipukuli oleh mereka?" tanya Luhan lagi.

"Karena aku tidak memberi uang pada mereka." Suho menjawab pelan.

"Kenapa kau tidak melapor pada guru?" Kali ini alis Luhan bertaut memandang Suho heran.

Suho tersenyum pahit, "Melapor guru sama saja mencari mati Luhan. Ayo kita kembali kekelas, kau kelas tiga kan?"

"Kalau mereka mengganggumu lagi, panggil aku saja oke? Iya aku kelas tiga. Aku mau kekantin sebentar, mau beli minum. Mau ikut?" tawar Luhan yang kemudian diangguki oleh Suho, kemudian pemuda ikut berjalan disamping Luhan begitu mereka keluar dari ruang UKS.

Selesai membeli minum, Luhan dan Suho menuju lantai tiga untuk kekelas masing-masing. Sepanjang jalan mereka terus mengobrol saling bertanya tentang diri masing-masing. Suho juga sempat mengatakan bahwa Sehun cs adalah Geng yg disebut EXO. Mereka anak yang terkenal pintar, tampan, kaya dan sering balapan liar saat malam minggu. 'Memang iya sih mereka tampan, tapi sifat angkuhnya itu yang menjijikan' batin Luhan dongkol.

Suho mengatakan bahwa ada peraturan yang EXO buat disekolah ini. Pertama, EXO selalu benar. Kedua, saat EXO sedang berjalan semua yang ada didepannya harus menyingkir. Ketiga, semua murid harus menuruti perintah EXO. Jika ada yang berani mencela peraturan itu, maka mereka akan dibully selama ada diSMA Shinwa. Luhan mendengus jijik saat mendengar itu. 'Apa-apaan itu? Memang mereka siapa? Presiden?!' batin Luhan kembali menjerit kesal. Oh ngomong-ngomong ia sudah mencela 2 peraturan atau mungkin 3. Tapi Luhan sama sekali tidak takut jika memang ia akan dibully. Cih.

Terlalu asik mengobrol Suho tidak sengaja menabrak seseorang yang baru saja ia dan Luhan bicarakan. "Se-Sehun..." Suho terbelalak saat melihat siapa yang ia tabrak, oh bukan hanya ditabrak, Suho juga menumpahkan es jeruk dikemeja Sehun. Sehun langsung menarik kerah Suho dan langsung mendorong tubuh pemuda itu hingga membentur tembok. Melihat itu Luhan langsung mendorong Sehun hingga hampir terjungkal.

"Dia kan tidak sengaja! Tidak usah pakai kekerasan bisa tidak sih?!" Luhan berteriak keras meremas gelas jus jeruk ditangannya. "Kau tidak usah ikut campur!" Sehun berujar dingin. Anggota EXO yang ada di TKP hanya memandang bosan, bahkan Chanyeol dan Chen berjalan duluan. Seolah sudah terbiasa dengan semua ini.

Sehun baru saja hendak memukul wajah Suho namun tiba-tiba Luhan menyiram wajahnya dengan jus jeruk ditangannya. "Wow!" Kai dan Kris bergumam hampir bersamaan melihat tindakan Luhan. Sehun mengapalkan tangannya, rahangnya mengeras. Dengan kasar Sehun menarik kerah baju Luhan dan melayangkan kepalan tangan itu kewajah Luhan. Namun hal itu digagalkan oleh Kai yang menahan tangannya. Sehun melepaskan cengkramannya pada kemeja Luhan.

"Sebaiknya anda bisa tahan emosi anda Tuan Oh yang terhormat! Sikap kasar anda benar-benar tidak beretika dan tidak gantleman." Luhan mendesis dingin dan menatap tajam Sehun, kemudian merapihkan bajunya. Ia langsung menarik Suho pergi dari situ.

"Kau gila Hun! Kau hampir memukul seorang perempuan!" teriak Kai menatap Sehun yang tengah mengusap wajahnya dari sisa-sisa jus jeruk.

"Aku mau kau cari tau informasi tentang dia, secepatnya Kris!" Pinta Sehun setengah memerintah pada Kris yang tengah memegang ponselnya. Kris menautkan alisnya namun sedetik kemudian ia mengangguk kecil.

.

.

TBC

Maafkan saya yang bukannya ngelanjut FF yang ono malah melahirkan FF baru-_-v hafff abis saya lagi ga ada inspirasi untuk ff yang lain. Jadi bikin ini aja deh wkwkwk

Last, What do you tink guys? Mind to review?