7 Years

By Kitsune-chan

Based On Manga Dear Mine By Shigeru Takao

Rated : T

Pairing : Sudah pasti Babe dan emak tercinta, Yunjae! Dan sedikit Sijae..

Genre : Romance, Comedy, Family

Disclaimer : FF ini milik Kitsu terinspirasi dari manga Dear Mine.

Warning : YAOI, penuh typos dan ke-Gaje-an serta keanehan lainnya.

Summary : Kim Jaejoong murid SMU yang hidup berdua bersama ibunya. Karena sang ibu menjadi penjamin hutang perusahaan sebesar 1 MILYAR, membuat Jaejoong harus menikah dengan seorang namja berusia 7 TAHUN LEBIH MUDA darinya.

"Apa ibu bercanda! Aku harus menikah dengan seorang anak yang umurnya 7 tahun LEBIH MUDA dariku! Terlebih dia juga seorang NAMJA bu!"

"Bersedia atau tidak… Kau harus jadi ISTRIKU, Kim Jaejoong!"

This is his story…

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ 7 Years ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Prolog

Jangan menangis…

Hapus air matamu…

Aku akan selalu menjagamu…

Kapan pun…

Dimana pun…

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ 7 Years ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

"Umma! Umma! Ayo bangun! Palli! Kalau tidak umma akan terlambat lagi!" seorang namja cantik berseragam SMA Shinki dengan apron berwarna pink yang masih terikat ditubuhnya kini tampak berusaha membangunkan 'umma'nya.

Sang 'umma' bangkit dan duduk diatas futonnya dengan kondisi setengah sadar. Si namja cantik hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat kelakuan antik sang 'umma' yang kini menuju ke meja makan dalam kondisi setengah sadar dan belum membasuh wajahnya, "Wah~~ omleeeetee~~~".

Piip~pi~

"Akh! Sudah jam segini! Gawat! Aku akan terlambat! Umma aku berangkat ya!"

"Ah~ Joongie! Ada yang tertinggal!" sang umma segera melemparkan sesuatu ke arah Jaejoong. Sebuah cincin emas yang terkait dalam kalung.

Bats….

Jaejoong dengan sigap menangkap kalung itu.

"Cincin milik Appa!" Seru Heechul sambil tersenyum lebar kearah sang anak. "Itu jimat berhargamu, kan?"

Jaejoong tersenyum manis kemudian menganggukkan kepalanya, "Ne, Gomawo umma!"

Blam…

Drap…drap…drap…

Suara langkah kaki Jaejoong semakin menjauh, "Akh! Gawat… Aku lagi-lagi lupa memberitahukannya… Semoga Joongie tidak marah…" Ujar Heechul santai dan kembali menikmati omletenya.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ 7 Years ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

-Taman belakang Shinki High School-

"Eh? PR?" Tanya Jaejoong balik dengan wajah innoncent-nya.

"Ne… Jangan bilang lagi-lagi kau lupa mengerjakan tugas fisika itu. Hari ini batas waktu pengumpulannya loh!" Ujar salah satu sahabatnya.

"Aaaaaahh! Gawat! Bagaimana ini!" Dengan panik Jaejoong mengobrak-abrik isi tasnya. "Yang ini!" ditunjukkannya buku tugas fisika miliknya yang sebenarnya selalu ada di dalam tas. Dengan malas, kedua sahabat Jaejoong menganggukan kepalanya. 'seperti biasa' gumam mereka dalam hati.

"Lebih baik kita makan siang dulu" Ujar Jaejoong sambil membuka kotak bekal makan siangnya.

Gubrak…

"JAE,KAMU INI!" Seru kedua sahabat Jaejoong kesal! Ini bukan saatnya makan siang dengan tenang dengan PR fisika yang belum terselesaikan.

"Kita harus mengisi perut dulukan, biar ada tenaga!" Sahut Jaejoong dengan senyum lebar menghiasi wajah cantiknya.

"Tenaga untuk mengerjakan PR ya?" Tanya salah seorang teman Jaejoong sambil menerima kotak bekal makan siang yang sudah disiapkan Jaejoong.

"Bukannya lebih tepat kalau dibilang 'mempersiapkan tenaga untuk menjalankan hukuman' yak an, Joongie?" sahut teman Jaejoong yang lain sambil melirik Jaejoong penuh arti.

"Ting Tong! Tepat sekali! Dari pada aku panik mengerjakan masalah yang pasti tidak akan selesai, lebih baik aku mempersiapkan tenaga untuk sesuatu yang sudah pasti akan terjadi!" Jawab Jaejoong dengan ceria.

'entah dia ini terlalu polos atau terlalu santai' gumam kedua sahabat itu dalam hati melihat kelakuan sahabat cantik mereka.

Drap…drap…drap…

Jaejoong yang mendengar suara derap lari dari balik pagar kawat taman belakang menolehkan kepalanya.

Syut…

Sraaak…

Seorang namja kecil berhasil melompati pagar tinggi pembatas taman belakang. Jaejoong terpaku melihat sosok mungil namja kecil berwajah tampan itu. Sesaat mata doe-nya bertemu dengan mata musang namja kecil berwajah tampan itu. Sebelum akhirnya…

Grauw!

Seekor anjing besar tampang menggeram keras kearah mereka dari balik pagar.

"KYAAAA!"

"Ini hari keberuntunganmu, bocah. Masakan Jaejoong sangat enak loh!" Ujar sahabat Jaejoong.

"Semua ini kamu yang buat?" Tanya bocah itu sebelum menyuapkan nasi kedalam mulut kecilnya.

"Hm… Karena bosan dengan makan kantin, kami memutuskan untuk mengumpulkan uang untuk membeli bahan bekal. Dan karena aku sering senggang, jadi aku yang masak." Sahut Jaejoong dengan sebuah senyum lebar menghiasi wajah polosnya.

"…" Bocah namja itu menatap Jaejoong lama. Jaejoong yang merasa canggung ditatap oleh mata musang itu mengalihkan perhatiannya kesamping. 'kenapa aku merasa canggung ditatap mata musang itu ya? Seolah-olah mata itu dapat membaca pikiranku.'

"Hai Jaejoong, bagaimana ini? Tinggal 5 menit sebelum bel pelajaran berbunyi!" Seru sahabat Jaejoong mengingatkan. Sedangkan namja cantik itu malah santai merapikan kotak bekal makan siang yang kini sudah kosong.

"Ya mau gimana lagi. Sudah terima hukuman saja." Sahut namja cantik itu santai.

"Ini!"

"Gomawo!"

"Itu sebagai tanda terima kasihku karena Noona sudah memberikan bekal makan siang yang enak! Pasti dapat nilai sempurna deh!" Seru bocah namja tampan itu sambil sekali lagi melompati pagar pembatas.

"Aku Namja! Bukan Yeoja!" Seru Jaejoong kesal. Walaupun wajahnya cantik melebihi seorang yeoja, tetap saja ia tidak terima bila dikai 'Noona' oleh bocah aneh itu kan?

"Anda tampak senang, Tuan Yunho" Sapa namja berwajah chubby yang disertai senyum ramahnya saat melihat sosok tuan mudanya.

"Yoochun, bagaimana dengan tugas yang aku berikan?" Tanya bocah yang dipanggil tuan muda itu tanpa menggubris sapaan sang sekretaris.

"Sudah saya selesaikan. Semua data yang anda minta telah saya cantumkan dilaporan ini." Jawab sang sekretaris sambil memberikan sebuah map pada Yunho.

Yoochun menatap sosok sang tuan muda yang kini dengan seksama membaca hasil laporannya. Sebuah senyum menggoda terukir diwajah chubbynya, "Jadi, bagaimana pendapat anda?"

Sang tuan muda balik menatap sekretarisnya dan sebuah smirk terukir di wajah tampannya, "Masakannya lezat."

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ 7 Years ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Jaejoong P.O.V

"Hai Jaejoong-ssi!"

Aku menoleh kebelakang, arah suara yang tadi memanggilku. Aku melihat Choi Siwon, ketua kelasku sekaligus namja yang selalu membuatku merasa berdebar-debar, mengayuh sepedanya mendekatiku. Ah… aku bisa merasakan pipiku lagi-lagi memanas~

"Annyeong! Baru selesai belanja ya?" Tanya Siwon-ssi, langkah kaki panjangnya ia sesuaikan dengan langkah kakiku sedangkan sepeda yang tadi ia kendarai ia tuntun.

"Ne. Siwon-ssi baru selesai rapat dengan osis?"

"Ne." Sahut Siwon disertai senyum yang memperlihatkan lesung pipinya. Ah~ benar-benar tampan.

"Ayo naik!"

"Eh?" Tanyaku bingung. Apa maksudnya 'naik'?

"Aku antar kau sampai kerumah. Pasti barang belanjaanmu beratkan?" Tanyanya. Senyum ramah masih menghiasi wajah tampannya. Ah~ lagi-lagi pipiku terasa panas! Aku menundukkan kepalaku semakin dalam agar Siwon-ssi tidak melihat wajah memerahku ini. Akan sangat memalukan,kan?

Ah~~~ bahagianya~~~ biar cuma bertepuk sebelah tangan, aku tetap menyukai Siwon-ssi!

"Lho? Kau bocah yang tadi kan? Sedang apa kau disitu? Hati-hati! Nanti kamu jatuh!" Seruku saat melihat bocah 'makan siang' tadi.

"Noona 'makan siang'."

"Aku bukan yeoja! Kau itu suka naik pagar ya?" 'tadi pagar sekolah sekarang pagar lapangan. Benar-benar bocah aneh' gumamku dalam hati.

"Bukan. Aku lagi lihat tontonan menarik. Yang kuat menindas yang lemah."

"…"

"?"

Jaejoong P.O.V end

Yunho P.O.V

'Eh? Kenapa ia tidak menyahut?' Tanyaku dalam hati. Dan saat aku menoleh ketempat tadi ia berdiri, 'hilang?'

"YAAA! "

'Eh! Sejak kapan ia disitu!' Tanyaku dalam hati saat melihat sosok namja cantik yang kini sudah ada dilapangan diantara anjing galak dan gerombolan anak nakal yang tadi mengganggu anak anjing itu.

"KAMU TIDAK BOLEH MENINDAS YANG LEMAH!"

'DASAR BODOH! MANA MUNGKIN ANJING MENGERTI DINASEHATI SEPERTI ITU!'

Groow!

"Kya!"

Duak!

Yunho P.O.V end

"A..anjingnya?" Tanya Jaejoong dengan suara gemetar. Tubuhnya masih syok karena hampir diterjang oleh anjing galak tadi.

"Hanya pingsan karena tadi kutendang." Sahut Yunho dingin.

"Ooh… akh!" Seru Jaejoong tiba-tiba!

"APALAGI SEKARANG!" Seru Yunho kesal! Entah kenapa setiap ada didekat namja cantik ini emosinya jadi sering lepas kendali.

"Cin…cincinnya jatuh." Sahut Jaejoong lemah dengan tubuh gemetar memegang pagar pembatas sungai. Ditolehkan lemah kepalanya kearah Yunho. Mata doe-nya sudah mulai digenangi air mata yang siap jatuh kapan saja.

"Cincin pemberian appa~"

Syut!

Cipak!

'Hiks! Eh! Bocah~' Jaejoong tertegun saat melihat sosok mungil yang baru saja terjun ke sungai dan kini seperti sedang mencari sesuatu.

"Kenapa kau diam? Seperti apa ciri-cirinya?" Tanya Yunho mendongakkan kepalanya melihat Jaejoong.

"Ini!" Yunho menyodorkan sebuah kalung emas teruntai sebuah cincin kepada Jaejoong. Tubuhnya yang berbalut pakaian mewah itu kini kotor. Wajah tampannya juga belepotan lumpur.

Jaejoong tertegun menatap lama sosok itu sebelum akhirnya menerima kalung beruntai cincin dari sang appa.

"Hiks..hiks…hiks… Go…Gomawo… Jongmal Gomawo ne~"

Tatapan tajam Yunho berubah melembut saat sosok namja cantik itu mengucap terima kasih dengan tulus dan bulir-bulir air mata turun perlahan membasahi pipi putih itu.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ 7 Years ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Jaejoong P.O.V

'Tak kusangka bocah itu baru berumur sepuluh tahun. Sosoknya dewasa sekali. Akh! Aku lupa menanyakan namanya. Nanti akan kubuatkan bekal makan siang untuknya sebgai tanda terima kasih!' tanpa sadar aku tersenyum saat mengingat sosok bocah itu. Benar-benar bocah yang arogan yang bersikap seperti orang dewasa. Tidak ada sisi imutnya sama sekali.

"Eh? Kenapa pintunya tidak mau terbuka ya?"

"Eh? Jaejoong? Kenapa kau ada disini?"

"Eh. bibi" sahutku pada bibi yang menjadi tetangga apartemenku.

"Ibumu sudah pindah loh!" Ujar bibi itu dengan wajah bingung.

'Eh? Pindah? '

Cklek!

Jreeeng!

"Ko..Kosong!" Gumamku lemah saat melihat apartemen yang kutinggali bersama ibuku benar-benar kosong.

"Tadi ibumu membawa semua barang saat pindah. Ku kira kau sudah tau Jae-ah." Ujar bibi tetangga sebelah yang ikut masuk kedalam apartemenku.

'Kenapa umma tidak mengatkan apa-apa tadi pagi? Umma~ '

Jaejoong P.O.V end

"Kita sudah sampai Jaejoong-ssi." Ujar Yoochun setelah membukakan pintu mobil samping tempat Jaejoong duduk.

"Eh? EEEEKHH! Aku dimana ini!" Seru Jaejoong histeris saat tersadar dari syoknya, membuat Yoochun menutup telinganya.

"Kita baru saja sampai di kediaman utama keluarga Jung. Mari Jaejoong-sii kita temui ibu anda." Ajak Yoochun sambil menawarkan tangan kanannya untuk Jaejoong genggam.

'Rumah ah bukan! Ini lebih tepat kalau disebut istana yang megah!' kagum Jaejoong melihat kesekeliling kediaman Jung.

"Sebelumnya, saya ingin minta maaf kepada Jaejoong-ssi karena sudah membawa anda kemari tanpa persetujuan anda." Yoochun membungkukan tubuhnya sebagai permintaan maaf. Membuat Jaejoong merasa sangat canggung.

"A…Ah~ ani… Tidak apa-apa Yoochun-ssi. Aku tadi sangat syok sampai tidak dapat berfikir. Lagipula… umma benar ada disini kan?" Tanya Jaejoong dengan ekspresi ingin meyakinkan. Ini karena ia sedikit tidak percaya bahwa umma nya ada disini. Maksudku… ibunya hanya sekretaris biasa disebuah perusahaan kecil, jadi rasanya tidak mungkin ibunya mengenal pemilik istana mewah seperti ini walaupun almarhum appanya dulu merupakan pemilik perusahaan besar sebelum akhirnya jatuh bangkrut.

"Ne, tentu saja Jaejoong-ssi. Tapi sebelum menemui ibu anda, silahkan anda memberi salam kepada presedir kami terlebih dahulu." Ujar Yoochun saat mereka tiba disebuah pintu besar suatu ruangan.

Deg..Deg..Deg…

'aih… jantungku berdetak cepat sekali. Presedir katanya… entah mengapa aku jadi membayangkan sosok yang sangar. Tenang Joongie! Ini bukan dunia dongeng yang pemilik istananya merupakan sosok monster yang kejam. Karea ia mau menampung umma yang bodoh, pasti ia orang baik!' gumam Jaejoong berusaha menenangkan hatinya.

Grek…

"Silahkan masuk Jaejoong-ssi."

Dengan perlahan Jaejoong melangkahkan kakinya kedalam ruang kerja yang sangat luas. 'Tidak ada siapa pun. Mungkin sosok itu ada dibalik kursi putar besar di balik meja kerja itu.' Tebak Jaejoong dalam hati.

"Tuan, Jaejoong-ssi datang ingin member salam." Ucap Yoochun mendekati kursi besar tempat sosok tuannya berada.

Perlahan kursi itu berputar guna menghadap Jaejoong.

"Jaejoong-ssi, perkenalkan beliau adalah tuan kami Tuan Jung Yunho. Tunangan anda!"

"Annyeo… EH! TUNANGANKU!" Seru Jaejoong menatap terkejut pada Yoochun dengan mata bulatnya yang membesar. Segera dialihkan pandangannya ke sosok 'sang tunangan' hendak protes hingga akhirnya mata bulat itu semakin membesar. "EH! KAU! BOCAH BEKAL MAKAN SIANG!"

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ 7 Years ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

…TBC…..

Hai …. Hai …. Hai….

Kitsu balik dengan FF baru …. Bagaimana pendapat cingudeul?

Gaje kah? Tak jelas kah? Tidak menarik kah?

Ini baru prolognya aja. Kalo respon dari cingudeul positif, FF ini akan Kitsu lanjutkan. Kalo tidak, mungkin FF ini akan Kitsu hentikan dan delete.

Untuk pengenalan chara yang lebih mendetail akan Kitsu lakukan secara bertahap sesuai dengan chapter-chapter selanjutnya, begitu juga konflik-konflik yang akan muncul bertahap…

Terakhir..

Kitsu serahkan 'nasib' FF ini pada cingu, mau dilanjutka atau di delete?

Kitsu tunggu ya saran, kritik dan masukan yang membangun dari cingudeul!

Annyeong!

*Deep Bow*