HAUNTED

Naruto © Masashi Kishimoto

Warning: Songfic, typo, dan kesalahan lainnya

.

.

Selamat Membaca


Tenten paham, hidup sebagai shinobi berarti masa depan bukanlah hal yang pasti.

Tenten mengerti kalau bahaya selalu menguntit kehidupan mereka.

Tapi itu bukan alasan bagi Tenten untuk berhenti mengaguminya. Hingga akhirnya ia memutuskan untuk bersikap egois, mengikuti perasaan dan menutup matanya dari kenyataan bahwa perang sudah di depan mata.

Ia mengatakan "ya" saat mata amethyst itu menatap dalam ke manik hazel miliknya, tangan hangat Neji menggenggam tangannya dan meminta Tenten untuk membangun keluarga dengannya, meski tak ada jaminan hal itu akan benar-benar terwujud saat perang usai

Naif, bodoh.

Tenten merutuki dirinya sendiri di depan cermin. Ino terlihat sangat bahagia bersanding dengan Sai dan ia tidak bisa menghentikan pikirannya dari khayalannya tentang Neji. Ini hari bahagia dari salah satu sahabatnya namun isi kepalanya dipenuhi tentang bagaimana jika seandainya tombak-tombak kayu itu tidak terarah dan menembus dada pemuda yang dijuluki jenius itu. Apa mereka juga akan bersanding dengan senyum cerah yang ditampakkan Ino dan Sai?

Semua orang memuji penampilannya hari itu dan ia mencoba menerka-nerka apakah Neji akan melakukan hal yang sama dengan mereka.

Senyum getir terbentuk diwajahnya bersamaan dengan tetesan bening yang mengalir ke pipi ranumnya. Tentu saja Neji tidak akan memujinya, pujian bukan sesuatu yang bisa diutarakan Hyuuga Neji dengan lancar.

"Kau pasti hanya akan memintaku untuk tidak jauh darimu, iya kan?" Bisiknya pelan kepada bayangannya di cermin. "Kau tak hanya protektif, kau juga curang. Aku selalu memenuhinya saat kau memintaku agar selalu dekat denganmu, tapi kau justru tak ada disini saat aku membutuhkanmu. Ne Neji, apa kau akan kembali jika kali ini aku minta kau untuk selalu dekat denganku?"


You and I walk a fragile line
I have known it all this time
Never ever thought I'd see it break
Never thought I'd see it

Taylor Swift - Haunted


Terima Kasih