OVER PROTECTIF
Uchiha Sakyra adalah anak bungsu dari pasangan Uchiha Sasuke dan Uchiha Sakura. Atau lebih tepatnya bungsu dari sang Kakak kembarnya. Ia mempunyai mata emerald indah, rambut merah muda dan rupa yang amat mirip dengan sang ibu. Sangat kontras dengan sang Kakak kembar atau Sang Kakak sulung yang mempunyai rambut hitam mencuat, mata hitam jelaga nan tajam yang sangat amat mirip dengan sang ayah sampai ke sifat-sifatnya.
Uchiha Sakyra adalah satu-satunya anak perempuan yang lahir ditengah-tengah keluar Uchiha yang amat terkenal dan kaya itu. Kedua orang tuanya tak lagi berencana memiliki anak lagi, pamannya-Itachi mempunyai 2 putra yang sangat tampan. Bahkan bisa dikatakan kalau ia adalah satu-satunya perempuan dalam keluarga Ayah maupun Ibunya. Dan tentu saja ia menjadi warna tersendiri bagi keluarga Uchiha yang dingin nan kaku.
Kini semua keluarga Uchiha tengah makan malam. Semua keluarga tengah berkumpul di disini. Ada Sang Tetua Uchiha Madara, Uchiha Fugaku danUchiha Mikoto. Uchiha Itachi yang baru saja pulang dari Paris bersama Istrinya-Uchiha Konan berserta kedua putranya dan tentu saja Pasangan Uchiha Sasuke dan Sakura beserta ketiga anaknya. Dan oh hampir lupa dengan sepupu Uchiha Itachi dan Sasuke yang bernama Uchiha Izuna yang datang berkunjung.
"Papa, boleh Saky minta sesuatu?" Uchiha Sakyra memandang sang ayah yang tengah menyantap makan malamnya dengan tenang.
Sedang Sasuke hanya memandang bingung Putrinya. Merasa heran dengan pertanyaan anak bungsunya. Pasalnya Putri nya selama ini belum pernah meminta sesuatu padanya karena memang semua kebutuhannya telah dipenuhi Sasuke atau Putri nya akan lebih meminta pada sang Ibu daripada Ayahnya-tentu saja kadang Sasuke merasa sebal karena itu.
"Hn"
Mendengar gumanan sang ayah, Sakyra menganggapnya sebagai jawaban iya. Sakyra berpikir sebentar, memikirkan kalimat yang tepat guna menyampaikan keinginnannya karena ia tahu semua yang ada di meja makan juga penasaran dengan permintaannya.
"Aku ingin Papa mengizinkanku berlibur ke pantai selama Dua minggu bersama teman-teman sekelasku!" semua yang mendengar permintaan sepele Sakyra hanya ber-oh ria. Cuma meminta izin toh. Mereka kira Sakyra akan meminta di belikan sesuatu pada Sasuke seperti Mobil misalnya. Sakyra menatap sang Ayah penuh harap. Sasuke menatap sebentar mata emerald Putri nya sebelum ia melanjutkan acara makannya.
"Hn. Tidak boleh!" tubuh Sakyra langsung lemas mendengar jawaban sang Ayah. Sebenarnya Sakyra sudah bisa menebak jawaban sang Ayah tapi ia sangat ingin pergi bersama teman-temannya Musim Panas nanti.
"Tapi aku ingin pergi Papa, aku ingin pergi berlibur bersama teman-temanku. Aku ingin ikut. Kakak bantu aku!" Sakyra berusaha mendapatkan bantuan dari Kakak-kakaknya. Mereka yang merasa dipanggil Sakyra menengok. Uchiha Shisui dan Uchiha Obito-dua putra Itachi dan Uchiha Rei dan Uchiha Sei-putra sulung dan si sulung kembar Sasuke menatap Sakyra sebentar.
"TIdak!" mereka dengan kompak menolak memberi bantuan pada adik kesayangan mereka. Mata Sakyra mulai berkaca-kaca mendapat penolakan pada kedua kakak kandungnya dan Kedua kakak Sepupunya. Kini mata emerald Sakyra menatap penuh harap pada kedua pamannya. Itachi dan Izuna yang merasa pandangan mengiba Sakyra teralih pada mereka hanya tersenyum tipis dan menggeleng.
" Kenapa aku tidak boleh ikut?" Tanya Sakyra dengan suara sedikit serak.
" Karena akan banyak mata yang akan melihatmu!" jawab Sasuke sekenanya.
" Terlebih lagi kau pasti akan menggunakan Bikini di sana!" ujar Sang Kakak Sulung-Rei.
" Dan itu akan mempertontonkan tubuhmu pada para hidung belang yang melihat!" ujar saudara kembar Sakyra-Sei.
" Mereka akan melihatmu dengan mata melotot dan berimbas dengan hidung mimisan!" Ujar Putra sulung Itachi-Shisui
" Dan akan modus untuk mendekatimu!" Obito menyahuti
" Mereka akan mengatakan ingin berkenalan dengan segala macam gombal basi padamu!" Itachi menambahi
" Mereka akan meminta nomormu dan menghubungi untuk mengajakmu jalan-jalan tanpa seizin kami !" Izuna menimpali.
" Benar, anak perempuan tidak boleh sendiri berada dipantai apalagi seorang gadis seperti yang tidak bisa diabaikan!" Bahkan Sang Kakek Fugaku yang sedari tadi diam ikut nimbrung menolak permintaan cucu kesayangannya.
" Benar, dan kakek pun tak mau kau pulang dengan kulit terbakar matahari!" celetuk Kakek Madara tanpa menoleh pada cucu kesayangannya itu.
Mereka semua kecuali para Ibu saling sahut menyahut menyerukan penolakan atas permintaan kecil Sakyra. Para wanita kecuali Sakyra hanya bisa menghela nafas menatap semua Uchiha berjenis kelamin Uchiha yang ada dimeja makan. Para ibu tahu kalau mereka semua mengkhawatirkan Sakyra. Sudah rahasia umum kalau Sakyra adalah anak kesayangan semua orang terutama bagi mereka semua yang ada dimeja makan.
Karena hanya Sakyra yang berbeda dari mereka. Sakyra berbeda dari Uchiha lain yang kebanyakan bersikap kalem nan dingin. Sakyra amat sangat mirip dengan Sang Ibu yang ceria,manja dan sering mengundang tawa semua orang- dan sekali lagi terutama bagi mereka yang ada di meja makan ini. Selama ini Sakyra selalu difasilitasi dengan segala macam barang mewah yang sebenarnya tidak begitu dibutuhkan. Sakyra sendiri ingin sekali belajar mandiri dengan langkah awal berangkat sekolah sendiri-tanpa kedua Kakaknya.
Tapi Sasuke dengan tegas menolak keinginan Sakyra yang disampaikan oleh Sakura, kedua Kakaknya juga menolak Sakyra berangkat sekolah sendirian. Terkadang Sakyra merasa terkekang dengan semua perhatian yang mereka berikan. Selama 17 tahun hidupnya, Sakyra tak pernah merasakan yang namanya pacaran.
Karena apa? Karena semua pemuda yang mendekatinya pasti sudah dihalang duluan oleh kedua Kakaknya-Rei dan Sei yang kurang kerjaan. Entah apa yang dilakukan kedua putra Sasuke itu untuk menyingkirkan mereka semua. Kedua Kakak sepupu Sakyra pun tak ketinggalan selalu menyabotase segala macam bentuk jalan-jalan Sakyra dengan seorang pemuda.
Fugaku dan Madara memang tidak pernah melakukan apapun yang aneh seperti Kakak-kakaknya tapi mereka cenderung menghalangi dengan menyerang batin pemuda teman Sakyra dengan memandangi mereka dengan mata hitam mereka yang tajam tanpa sedetikpun teralih ketika menyambangi rumah Sakyra dengan alasan main.
Sedang Itachi yang pada dasarnya ingin anak perempuan tapi tidak ketulungan, sangat menyayangi Sakyra seperti anak sendiri hanya melihat para pemuda yang mendekati Sakyra. Hanya melihat dan menilai, bila baik untuk Sakyra maka Itachi tidak akan melarang tapi bila tidak jangan harap mengharap restu seorang Uchiha Sasuke bila tak bisa mendapat lampu hijau dari itachi.
Dan terakhir Izuna. Kalau Izuna tidak pernah macam-macam ataupun mencampuri urusan asmara Keponakannya. Ia tak mau ikut-ikutan karena sudah terlalu banyak kesatria kurang kerjaan yang menjaga Sakyra walau tidak dipungkiri kalau Izuna juga sangat menyayangi Sakyra karena juga tidak mempunyai anak perempuan.
Sakyra menundukkan kepalannya. Ekspresinya tidak terbaca. Sakura yang melihat merasa tergugah dan ingin membantu putri kecilnya.
"Sudahlah Sasuke-kun, biarlah Sakyra pergi dengan teman-temannya. Cuma dua minggu. Ayolah Sasuke-kun!" Sakura mencoba membujuk Sang Suami yang tengah memakan makanannya yang sesekali melirik putrinya.
"Benar. Kalian semua tidak boleh melarang Sakyra hanya alasan sepele kalian. Kasihan Sakyra!" Konan juga ikut membantu membujuk suami,anak-anaknya dan keponakannya.
"Konan benar Fuga-kun, Ayah. Kasihan Sakyra, dia hanya berlibur bersama teman-temanya!" Mikoto ikut membantu membujuk sang Suami dan Sang ayah mertua.
"Ayolah Sasuke-kun!" Sakura terus memohon.
"Hn. Tetap tidak!" Sasuke tetap pada keputusannya. Ia tidak akan pernah mengizinkan putri kesayangannya ke tempat yang berbahaya macam pantai. Bukan berbahaya dalam artian sebenarnya tapi berbahaya karena disana banyak berkeliaran para buaya dan serigala kelaparan akan Putrinya yang satu ini. Memang susah memiliki anak perempuan yang cantik dan menawan seperti Sakyra dan sialnya Putrinya sangat mirip dengan sang Istri hingga sifat Over Protectifnya juga berlaku bagi Sakyra.
Dan jangan lupa kalau Sasuke mempunyai kebanggaan tersendiri karena hanya dia yang mempunyai anak perempuan kesayangan semua orang. Sasuke merasa menang dari saudara-saudarnya yang hanya mempunyai Putra. Dan lagi Putrinya ini Unik, rambut yang seperti bunga sakura dan Sang Ibu menjadi pemandangan tersendiri ditengah-tengah keluarga Uchiha yang berdominan berambut hitam. Intinya Sasuke tidak akan mau mengizinkan Sakyra pergi ke pantai bahkan dengan teman perempuannya sekalipun.
BRAKKK
Sakyra berdiri sambil menggebrak meja membuat semua yang ada kaget. Mereka semua tidak dapat melihat ekpresi Sakyra karena kini ia telah pergi meninggalkan Meja makan menuju kamarnya. Rei, Sei, Shusui dan Obito ingin sekali mengejar Sakyra tapi tertahan oleh Sasuke.
"Tetap disitu dan habiskan makanan kalian!" keempat pemuda tampan itu hanya bisa patuh. Tidak lama perhatian mereka teralih pada Sakyra yang dengan santai melewati meja mekan dengan tas punggung berwarna biru. Tanpa menghiraukan mereka semua, Sakyra berjalan keluar rumah. Persetan dengan waktu yang hampir pukul delapan malam.
"Mau kemana kau?" Sakyra tidak menjawab pertanyaan Sang Ayah.
" Sakyra sayang, kau mau kemana?" Sakura menghampiri Putrinya dan bertanya lembut.
"Saky mau kerumah Kakek dan Nenek. Katanya disana Paman Sasori dan Bibi Tayuya beserta Kakak Haru dan Kakak Hiku ada disana. Saky mau kesana saja daripada disini bersama orang-orang yang hanya bisa bikin Saky nangis!" dengan wajah datar ala Uchiha Sakyra berucap tanpa mengetahui efek bagi yang tersindir.
JLEBB
Semua Laki-laki Uchiha itu merasa tertohok mengetahui kalau Sakyra menangis karena mereka. Wajah mereka pucat pasi karena takut Sakyra tidak mau bicara lagi dengan mereka. Sasuke berdecih pelan melihat ekspresi Putrinya. Wajah datar ala Uchiha itu sangat menohok Sasuke karena itu adalah ekspresi yang diwariskannya dan Sasuke amat paling tidak suka bila Sakura atau Sakyra memasang wajah tembok macam dirinya.
"Tidak boleh. Ini sudah malam, kembalilah tidur Sakyra!" Sakyra mengabaikan perintah sang Ayah yang tentu saja dihadiahi tatapan tajam Sasuke tapi Sakyra tidak takut namun malah balas menatap tajam sang Ayah. Dan Sasuke merutuki sifat yang satu ini, sifat keras kepala dan pantang menyerah miliknya dan Sakura yang menurun pada Sakyra. Dan lagi tatapan tajam emerald tanpa takut itu hanya pernah ia jumpai ketika pertama kali bertemu Sakura.
"Mama jangan khawatir. Aku akan baik-baik saja. Sakyra pergi dulu ya Mama,Nenek Miko, Bibi Konan aku sayang kalian~…!" Sakyra segera berlari keluar rumah dan mengambil mobil miliknya digarasi dan segera melesat ke kediaman Haruno setelah pintu dibuka oleh penjaga.
Dan sekali lagi, mereka semua kecuali para Ibu tertohok lagi dengan salam Sakyra. Dia hanya pamit pada Sakura, Konan dan Mikoto saja, ditambah kalimat 'sayang' tadi. Saat itu pula kesembilan Pria Uchiha itu merasa ada sebuah batu besar menghantam punggung mereka. Sungguh mereka tidak bermaksud melarang Sakyra pergi berlibur dengan teman-temannya tapi rasanya begitu sulit berkata iya.
Rasa khawatir dan rasa sayang mereka pada Sakyra sangatlah besar. Sakyra adalah permata mereka yang harus mereka jaga dengan baik. Namun perhatian yang mereka berikan kadang cenderung mengekang Sakyra. Sekarang kalau sudah begitu susah untuk membujuk Sakyra bicara lagi dengan mereka.
"Ibu, aku akan menyusul Sakyra!" saudara kembar Sakyra-Sei menghampiri sang ibu yang telah kembali ke meja makan.
"Aku juga akan menyusul Saky!" ujar Rei menyahuti.
"Tidak usah. Biar aku saja yang menyusul, Kakak, Kak Obito dan Kak Shisui tidak perlu ikut menyusul Sakyra!" Sei menatap sang Kakak tanpa rasa takut. Mata hitam jelaga Rei menatap tajam mata Sei yang serupa dengannya. Obito dan Shisui tidak ingin ikut campur bila kedua Kakak beradik ini sudah begini. Beradu pandangan dan saling melempar hawa dingin ke sekitarnya.
"Tidak. Aku yang akan menyusul Saky, kau diam saja dirumah!" balas Rei tajam.
"Dia saudariku. Aku yang lebih berhak menyusulnya daripada Kakak!" Balas Sei sengit.
"Dia adikku begitupun denganmu. Jadilah adik yang baik dan duduk manis dirumah, ototou!" balas Rei tidak mau kalah.
"Tidak. Aku yang akan menyusulnya!" ujar Sei bersikeras.
Sakura kembali menghela nafas panjang. Kedua putranya ini selaku saja bertengkar untuk mendapat perhatian dari adik mereka. Putra pertamanya-Uchiha Rei yang memang sangat menyayangi adik merah mudanya tentu tidak mau kalau dengan adik laki-lakinya yang notabene sangat mirip dengannya. Sedang Uchiha Sei juga sangat sayang pada Saudarinya karena sedari kecil selalu bersama.
" Sudah jangan bertengkar terus. Jika kalian memang ingin menyusul Sakyra, pergi bersama saja. Tidak yang lebih berhak diantara kalian karena kalian sama-sama Kakaknya Sakyra, mengerti!" Sakura berdiri ditengah-tengah kedua putra tampannya. Ia belai rambut raven kedua putranya lembut. Rei dan Sei mengangguk paham. Bila Sang Ibu yang bilang maka mereka tidak bisa membantah, sama halnya Sakyra mereka sangat menyayangi wanita yang telah melahirkan mereka itu.
"Hn. Kami pergi!" ucap mereka kompak sembari mengecup pipi sang ibu. Rei sebelah kiri sedangkan Sei sebelah kanan secara bersamaan, yang tentu saja membuat pipi wanita berambut merah meda ibu sedikit bersemu merah. Hei, walau dengan anak sendiri tapi tetap saja kadang malu dicium dengan pemuda tampan macam kedua putranya.
"Tsk!" Itachi melirik sang adik yang memasang wajah merengut. Itachi terkekeh pelan mengetahui Sasuke cemburu pada putranya sendiri. Yeah, bukan salah Sasuke juga sih. Ini memang sifatnya dari lahir yang tidak suka miliknya disentuh siapapun dan itu berlaku untuk semua orang tanpa terkecuali. Dan Sakura hanya milik Sasuke Uchiha seorang.
.
.
.
.
.
.
Tok…tok…tok
Ceklek
"Selamat Malam Bibi Tayuya!" Sapa Sakyra hangat pada sang pembuka pintu.
"Eh? Saky-chan? Kau kemari bersama siapa?" Tanya seorang wanita berambut merah muda tua pada Sakyra. Wanitan itu agak terkejut memandang Sakyra yang datang sendiri.
" Aku datang sendiri Bibi Tayuya. Aku sedang sebal dirumah jadi aku kemari. Tidak apa-apakan sesekali aku datang kemari!" jawab Sakyra
"Tentu saja! Bibi malah senang kau datang, mari masuk!" Tayuya sedikit menyingkirkan tubuhnya, mempersilahkan keponakannya masuk. Sakyra segera masuk menuju ruang tengah berharap menemukan Kakek dan Neneknya. Namun ruang tengah tampak lengang tidak ada siapapun.
"Kau mencariku, Sakyra!" ujar seseorang di belakang tubuh Sakyra. Gadis Uchiha itu berbalik menemukan seorang pria berambut merah serta wajah lucu nan imut di usianya yang berkepala tiga. Sakyra segera berhambur memeluk pria merah itu.
"Pamaaaannnn… Saky kangen sama Paman Sasori!" ujar Sakyra yang kini tangah berada dipelukan sang paman. Pria itu Haruno Sasori, Kakak Sakura itu tersenyum geli mendapati tingkah manja keponakannya yang persis seperti adik merah mudanya.
"Kita hanya tidak bertemu selama 3 tahun tapi sepertinya keponakan paman yang cantik ini sangat merindukanku!" ujar Sasori menggoda. Sakyra melepas pelukannya dan menatap Sasori sebal.
"Tentu saja aku merindukan Paman. Aku kesepian karena tidak punya teman main!" ujar Sakyra sembari berkacak pinggang.
"Bukannya Saky bisa bermain dengan Kakak Rei atau Sei dan lagi kenapa Saky datang kemari sendirian?" Tanya seorang pemuda yang baru saja datang bersama seorang pemuda lagi dan Tayuya.
"Kak Rei dan Kak Sei akhir-akhir ini sedang sibuk dengan kegiatan mereka disekolah jadinya tidak punya waktu untuk main denganku!" jawab Sakyra pada salah satu Kakak sepupu berambut merahnya-Haruno Hiku.
"Lalu kenapa kau datang malam-malam begini Sakyra? Sendirian pula!" Sakyra menunduk diam sebelum menjawab.
"Aku marah pada Ayah, Kakak , Paman dan Kakek! Karena sebal aku datang kemari dan kebetulan Paman Sasori, Kak Haru dan Kak Hiku ada disini, jadinya aku tidak kesepian!" jawab Sakyra sembari tersenyum manis. Tangan kekar milik Haruno Haru mengacak-acak pelan surai merah muda Sakyra hingga membuat si empu nya mendelik dan menepis tangannya.
"Kak Haru jangan acak-acak rambut, nanti berantakan!" ujar Sakyra sebal pada saudara kembar Hiku.
"Jadi Saky kesini karena sebal dengan keluargamu karena apa?" Haruno Kizhasi dan istrinya-Haruno Mebuki berjalan menghampiri Sakyra. Segera gadis itu berlari memeluk Kakek dan Neneknya.
"Saky sebal dengan semua Uchiha berjenis kelamin Pria, mereka semua egois!" ujar Sakyra sambil bersedekap dada.
"Semua Uchiha berjenis Pria? Kenapa cucu kakek ini bisa sampai kesal dengan keluarnya sendiri, hm?" Tanya Kizhasi lembut.
"Karena ayah tidak mengizinkan Saky untuk berlibur Musim panas bersama teman-teman ke pantai! Dan Saky kesal karena Kakak,Paman dan Kakek tidak membelaku malah ikut tidak memberi izin dengan alasan inilah-itulah! Huuhh…pokoknya Saky sebel dan tidak mau bicara dengan mereka sebelum minta maaf sama Saky!" ujar Sakyra bersikukuh. Mereka semua hanya mendesah kecil. Sikap manja dan ngambek Sakyra sangat mirip dengan Ibunya-Sakura.
"Tapi bagaimana kalau Ayahmu mencarimu kemari?" Tanya Tayuya pada salah satu keponakannya.
"Biar saja Papa kemari! Tapi Saky tidak yakin Papa mau menyusul kemari, paling-paling yang menyusul itu Kak Rei dan Kak Sei! Aku yakin itu, tunggu saja sampai pintu depan diketuk keras oleh mereka!" Sakyra berujar yakin tanpa keraguan sama sekali.
Tok…tok…tok…DOORRRR…DORRRR…DORRRR…
Dan tidak lama terdengar suara pintu depan diketuk-di gedor keras oleh seseorang. Tayuya kembali membuka pintu untuk melihat siapa yang berani menggedor pintu dengan kerasnya di jam malam begini. Dan Binggo… tidak lama Tayuya kembali keruang tengah diikuti dua pemuda tampan berambut emo yang terlihat sama persis.
Tayuya menatap dua pemuda Uchiha yang baru saja datang dengan tatapan tidak percaya. Sasori, Haru, Hiku, Mebuki dan Kizhasi menatap kedua Uchiha itu dengan tatapan takjub sedang Sakyra menatap kedua Kakaknya dengan wajah datar.
"Hahaha…sejak kapan cucu Nenek yang satu ini menjadi cenayang, hm?" Tanya Mebuki sembari tertawa kecil pada Sakyra ketika mendapati kebenaran tebakan cucu-nya ini.
"Nenek tidak tahu saja!" ujar Sakyra dengan nada bangga didalamnya.
"Ne, ada apa Sei-kun dan Rei-kun kemari?" kini perhatian Mebuki teralih pada dua cucu tampannya yang baru saja datang.
"Hn, Selamat malam Nenek-Kakek. Maaf kami datang tanpa memberitahu dulu! Kami kemari hanya untuk menjeput adik kami atau menemaninya bila ia menginap disini!" jawab Uchiha Sei sopan pada Nenek dan Kakek dari pihak ibunya.
"Kenapa kemari? Pulang sana!" usir Sakyra pada kedua Kakaknya. Rei dan Sei melirik tajam adik mereka yang berani mengusir mereka. Namun bukannya takut Sakyra malah membalas sengit kedua Kakaknya. Persetan kalau mereka marah, yang ia ingin kan sekarang hanyalah kata-kata maaf dari mereka.
"Hn. Tidak! Kami akan ikut menginap bila kau juga menginap disini!" balas Sei datar.
"Hn"
Rei mengangguk setuju. Sedangkan Sakyra mendengus kesal. Ini adalah satu sifat yang tidak disukainya sejak dulu dari Kedua Kakaknya. Mereka tidak akan mau minta maaf dengan mudah. Ego mereka terlalu tinggi hanya untuk minta maaf, walau itu untuk adik kesayangannya sekalipun. Dan yang menyebalkan adalah Sifat para Uchiha yang suka seenaknya sendiri.
Jangan masukkan Sakyra dalam deretan sifat temurun keturunannnya itu. Tidak, gen sang Ayah adalah Resesif dalam dirinya. Sifat serta gen Sang Ibu lebih dominan dalam dirinya.
"Sudah-sudah jangan cemberut begitu, Saky! Nanti cantiknya hilang lohh~…!" goda Hiku sembari menoel dagu Sakyra. Yang ditoel hanya mengerucutkan bibirnya lucu dengan semburat tipis di wajahnya. Sasori dan Tayuya melirik kedua keponakannya yang lain. Terlihat ada aura mengerikan menguar dari kedua Uchiha itu.
Kedua kakak Sakyra itu segera menghampiri Sakyra. Rei menarik sang adik ke dalam dekapannya sedang Sei mendorong tubuh Hiku menjauh. Mata hitam jelaga mereka menatap tajam sepupu merah mereka ini.
"Wooo~…santai saja brother! Aku tidak akan mengapa-apakan Sakyra kecuali adik kalian yang minta!" dengan geraman kesal Sei menarik kerah baju Hiku begitu mendengar ucapan Sepupu mereka yang terkenal Playboy kelas teri. Hiku langsung menganggat kedua tangannya tanda menyerah dengan seringai masih menempel di wajah tampannya.
"Sudah-sudah jangan bertengkar Sei-kun, Hiku-kun! Kalian ini kenapa suka sekali bertengar sih?" Tayuya segera menengahi aksi anak dan keponakannya.
"Habisnya kedua sepupuku itu sangat menyenangkan dikerjai ibu! Lagian aku tidak ngapa-ngapain Sakyra juga,kan! Kecuali Sakyra yang minta aku juga tidak akan menolak!" Hiku melirik Kedua pemuda Uchiha yang kini tengah melotot kearahnya, Hiku hanya nyengir membalas. Tayuya geleng-geleng melihat salah satu putranya yang sangat suka menjahili Sei maupun Rei. Dan lagi Tayuya juga tidak habis pikir kenapa kedua putra adik iparnya ini sangat sensitive pada adik mereka.
"Kak Rei, lepasin Saky! Terserah kalian mau apa, Saky mau tidur! Capek!" ujar Sakyra sembari melepas dekapan Sang Kakak sulung. Sakyra menghampiri Kakek Neneknya yang tengah terkikik geli melihat kelakuan cucu-cucu mereka.
"Kakek Nenek, Saky lelah!Apa Saky boleh tidur dikamar Mama dulu?" Tanya Sakyra sopan pada Mebuki dan Kizhasi.
Keduanya mengangguk sembari mengelus sebentar surai merah muda kesayangan mereka. Setelah mengucapkan selamat malam pada semuanya. Sakyra segera beranjak menuju kamar yang dahulu ditempati Sang Mama. Aroma cherry segera menyergap indra pencium Sakyra. Kamar minimalis bernuansa pink dan putih. Sakyra segera merebahkan tubuhnya di kasur queen-size bercorak merah muda lembut dengan sedikit hiasan putih.
Rasanya setelah kejadian penolakan izin dari keluarganya tadi menguras tenaga Sakyra. Memang tidak sampai berdebat namun kini Sakyra terus kepikiran dengan acara Liburan Musim panas yang hanya tinggal satu minggu lagi. Ia ingin pergi. Tapi kalau Ayahnya serta sebagian besar keluargannya tidak mengizinkan, rasanya juga percuma kalau nekat pergi.
Sebenarnya bisa saja Sakyra pergi sendiri. Lagi pula ia juga punya uang yang lebih dari cukup untuk keperluan liburan selama dua minggu. Tapi itu akan sia-sia karena orang-orang suruhan Ayahnya ataupun Kakak-Kakaknya pasti akan langsung menyeretnya pulang.
Kalau yang menyeretnya adalah orang-orang suruhan Sang Ayah maka dengan senang hati Sakyra akan langsung menghajar mereka. Jangan anggap lemah seorang gadis Uchiha. Walau bertubuh mungil tapi gadis merah muda Uchiha itu adalah pemegang sabuk hitam yang tidak bisa diremehkan kekuatannya.
Tapi beda ceritanya kalau Kakak-Kakaknya yang datang menyeretnya pulang. Bila mereka yang datang, entah kenapa keahlian beladiri Sakyra seakan hilang dan tidak mampu melawan Kakak-Kakaknya. Ditambah lagi Sakyra juga tidak pernah tega memukul Kakak-Kakaknya yang sangat disayanginya.
"Hahhhhh…Menyebalkan sekaliiii…!" Sakyra menghela nafas panjang dan merancau tidak jelas. Sakyra segera bersembunyi dibalik selimut ketika mendengar derap langkah menderap ke Kamarnya. Sakyra memejamkan matanya berupaya pura-pura tidur kala pintu kamar itu terbuka.
Sakyra tidak membuka matanya. Ia terus melakoni acara pura-pura tidurnya. Sakyra sedikit tersentak kala sebuah lengan kekar memeluk pinggangnya dan mengelus kepala merah mudanya lembut. Tanpa membuka mata. Sakyra tahu siapa yang tengah masuk kedalam kamarnya. Siapa lagi kalau bukan kedua kakak menyebalkannya. Uchiha Rei dan Uchiha Sei tengah berbaring disisi kanan dan kiri sang adik.
Ini adalah kebiasaan mereka kala merindukan sang adik. Karena banyaknya kegiatan yang menyita waktu mereka sehingga mereka sedikit sekali mempunyai waktu untuk bersama adik mereka yang cantik ini. Kebiasaan Rei-sang kakak sulung adalah memeluk sang adik atau menjadikannya guling kerena menurutnya aroma cherry sang adik sangat terasa nyaman. Sedang kebiasaan Sei-kakak kembar Sakyra adalah mengelus, memandangi seraya mengecup wajah Sakyra. Sama halnya dengan sang kakak. Sei sangat menyukai aroma cherry saudari kembarnya. Sedari kecil hingga sekarang hanya aroma sang adik serta sang Ibu yang terasa nyaman dan menenangkan sembari pergi ke alam mimpi.
Sakyra? Gadis Uchiha itu tidak merasa keberatan dengan kebiasaan kedua kakak menyebalkannya ini. Karena sejatinya Sakyra juga merindukan saat kedua kakaknya menemaninya. Yah, walau terlihat dingin dari luar namun pelukan kedua kakaknya sangat hangat dan Sakyra suka itu. Bukan berarti Sakyra menyukai kedua kakaknya sebagai seorang wanita. Tidak. Sakyra masih waras untuk tahu menjaga rasa sayangnya ini.
Sakyra sering dikira kekasih dari kakaknya ketika ia dan salah satu kakaknya jalan bersama. Pun dengan teman-teman Sakyra yang mengatakan kalau Sakyra sangat cocok dengan salah satu kakaknya bila melupakan hubungan mereka sebenarnya. Cantik dan tampan. Sangat cocok bila menjadi pasangan.
Namun seberapa kali mereka mengatakan kalau ia cocok dengan kakaknya. Sakyra tidak pernah tertarik dengan pesona seorang Uchiha. Kebanyakan orang berkata tidak ada yang bisa menolak pesona Uchiha. Namun untuk Sakyra yang seorang Uchiha, pernyataan mutlak semacam itu tidak berlaku. Karena tidak ada yang mampu menolak seorang Uchiha kecuali dia Uchiha.
Sakyra menyamankan posisi tidurnya didalam dekapan kedua Kakaknya. Hingga tidak butuh waktu lama Sakyra menyusul keduanya ke alam mimpi.
