Note: Typo (s), no EYD, Alternate Universe.
DLDR!
Chapter 01,
Ikatan persahabatan putus begitu mudahnya hanya karna seorang pria. Oh ayolah... di dunia ini tidak cuma ada dia. Masih banyak cowok lain meski mungkin tidak lebih tampan.
Tapi memangnya 'tampan' menjamin keharmonisan sebuah hubungan? Tidak, benarkan?
Tapi sepertinya persepsi itu tak berpengaruh bagi Sakura dan Ino.
Mereka bersahabat sudah lama, tapi goyah begitu saja hanya karna menyukai pemuda yang sama.
Sasuke Uchiha, siswa pindahan yang mampu menjerat hati para wanita sekali lewat. Sungguh kuat pesonanya hingga mampu merusak hubungan persahabatan.
Naruto dan Sai merupakan bagian persahabatan mereka sejak sekolah menengah pertama. Berkali-kali mereka membujuk Sakura dan Ino untuk akur dan bersaing secara sehat. Namun mereka tetap bersikukuh saling membenci dan tak mau bicara satu sama lain.
"Hei, Sai. Apa yang harus kita lakuin?" Naruto menghela nafas untuk yang kesekian kalinya.
"Entahlah. Sudah seminggu lebih kita tak pernah berkumpul bersama lagi."
Naruto mengangguk pelan dan meneguk jus jeruknya dengan kasar. Di kantin tak begitu ramai, kebanyakan siswi memilih untuk ke perpustakaan saat jam istirahat seperti ini. Kenapa?
Sebab disanalah 'pangeran es' selalu berada.
"Aku akan bicara dengan nya!" cetus Naruto dengan tiba-tiba berdiri.
"Maksudmu dengan Sasuke?"
"Ya siapa lagi? Dia harus menentukan pilihan."
Sai mengangguk setuju, merekapun menuju perpustakaan bersama.
Ruang penuh buku yang biasanya sepi, kini terlihat ramai. Meski ramai, suasananya tetap tenang. Maklum, hukum perpustakaan yang mengharuskan semua yang di dalamnya tidak boleh berisik.
Sasuke terlihat serius membaca buku tebal yang ia letakkan di atas meja. Sesekali tangannya bergerak membolak balik halaman. Semua gerak-geriknya itu tak pernah lepas dari mata fans fanatiknya disana, terutama dari mata Sakura dan Ino yang duduk tepat berhadapan dengannya.
Sesekali mantan sahabatan itu menyenggol satu sama lain dan memberikan tatapan membunuh.
"Apa kau lihat-lihat!" desis Ino berbisik.
"Kau yang apa! Dasar pig gendut!" desis Sakura tak terima.
"Dasar jidat lebar!" mereka terus mendesis berbisik satu sama lain hingga penjaga perpus menegur kembali menegur untuk kesekian kali.
Naruto dan Sai menghampiri Sasuke dimana disana juga ada Ino dan Sakura.
"Kalian mau apa kesini?" tanya Ino ketus.
"Sasuke, bisa bicara sebentar?" tanya Naruto tanpa menyahuti Ino dan dengan suara agak pelan.
"Hn," sahut pemuda itu tanpa menoleh sedikitpun.
"Ini penting. Bisa bicara berdua di tempat lain?" ujar Naruto serius.
Sasuke menghela nafas pelan dan menutup bukunya. "Hn," gumamnya seraya bangun.
"Eh? Tunggu! Aku ikut..." seru Sakura.
'Ssstttttt!'
Terdengar suara penjaga perpus menginstrupsikan mereka diam.
"Sakura-chan, Ino-chan... aku ingin bicara dengan kalian berdua," sahut Sai pelan.
"Tapi aku ingin..."
"Aku hanya ingin bicara berdua dengannya, Sakura-chan. Lagipula Sai ingin bicara sesuatu yang penting dengan kalian." Naruto menyela cepat.
Sakura mengangguk lemah dan melirik Sasuke yang ternyata juga menatapnya. Hal itu membuatnya merona seketika dan menunduk salah tingkah.
[Skip]
Naruto dan Sasuke memilih untuk bicara berdua di atap sekolah.
"Hei Sasuke. Aku tidak tau kau itu punya perasaan atau tidak, tapi aku yakin kau sadar bahwa kehadiranmu di Konoha ini telah merubah banyak hal." Naruto memulai pembicaraan dan menekan ucapannya. "Termasuk persahabatan kami," imbuhnya.
Sasuke tidak menunjukkan reaksi apapun, ia hanya memandang Naruto datar.
"Kau tau kan Sakura dan Ino? Kami adalah sahabat sejak dulu dan semuanya hancur ketika kau datang." Naruto kembali berucap setelah beberapa detik tak mendapat respon.
"Mereka berdua menyukaimu dan saling bermusuhan hanya karna menyukai orang yang sama," jelasnya.
"Tidak bisakah kau menentukan pilihanmu? Aku hanya tidak ingin persahabatan kami hancur gara-gara masalah ini," pinta Naruto terdengar memohon.
Sasuke memasukkan kedua tangannya ke saku celana dan berbalik.
"Hn. Aku tidak memiliki perasaan," ucapnya datar, "katakan itu pada mereka." Tambahnya sebelum pergi.
Naruto terpaku dengan mulut sedikit terbuka. "Tidak memiliki perasaan?!" gumamnya.
"Yang benar saja, hah ha!" ia mendengus dan tertawa kaku seorang diri.
"Lucu sekali. Mana ada manusia tanpa perasaan, dasar manusia kutub!" dengusnya kesal.
[Scene lain]
"Ck, sebenarnya kau mau bicara apa sih, Sai?" tanya Ino, kesal. Ia terus mendelik tajam ke arah Sakura.
Sai tersenyum dan menjawab tenang, "aku hanya merindukan kalian."
"Apa?! Jadi kau membawaku ke taman ini hanya dengan alasan konyol itu? Ya ampun, Saiiii. Kita ketemu tiap hari ya kecuali hari minggu!"
"Ralat... aku tidak hanya membawamu, tapi juga Sakura." Sai mengoreksi.
"Cih! Bagiku dia itu hantu yang tak terlihat."
"Apa kau bilang!" seru Sakura tak terima.
"Kau h-a-n-t-u."
"Kau!" Sakura menggeram dan menerjangnya.
"Sakura! Ino! Hentikan!" bentak Sai. Kedua gadis itu seketika menghentikan aksi saling menjambak mereka.
"Kita sahabat, kalian lupa?"
Mereka bungkam dan memilih untuk berlalu pergi daripada menjawab pertanyaan yang mencelos hati mereka.
.
To Be~
.
A.N: terkadang aku memikirkan apa yang harus ku lakukan jika aku dan sahabatku menyukai 1 orang yang sama ketika sudah dewasa ( '-')
Aku pernah berhenti bicara dengan sahabatku selama 1 bulan karna masalah itu ketika remaja ('-' )
