Kio adalah seorang penderita lemah jantung dan Tumor rahim, usianya baru 18 Tahun namun penyakitnya membuat semakin tua. Dokter mendiagnosa dia harus di kursi roda ketika terbangun dari komanya, karena penyakitnya yang membuat dia lemah dia tidak bisa terbangun dari komanya.

Orang Tuanya seorang Pengusaha Make Up di Jepang, mereka sebelumnya Pengusaha make up dari negara amerika. Mereka sangat terpukul ketika Kio Nabila yang berusia 18 tahun baru menginjak semester 1 di jurusan Ackting atau seni tiba-tiba pingsan di kelasnya tidak sadarkan diri. Kio waktu di bawa ke rumah sakit Universitas di dekat kampusnya belum sadarkan diri, wajahnya pucat dan napasnya tersengal.

Semua itu berawal ketika Kio mengerjakan tugas sejarah sastra yang tiba-tiba kejang-kejang dan jatuh pingsan, hari itu padahal hari pertama dia masuk universitas dan hari ulang tahunnya di bulan Mei tepat tanggal 10 dia masuk universitas. Saat itu juga Kio baru pindah ke jepang juga Karena orangtuanya yang di pindah tugaskan Ke jepang. Kio mendapat informasi Universitas dari seorang kekasihnya yang sudah lama tidak ia jumpai saat SMA. Suasana bahagia Kio mendadak menjadi suasana yang menyedihkan bagi dirinya yang tiba-tiba jatuh sakit saat awal semester. Ia tidak menyadari ulang tahun ke 18 malah membuat ia menjadi lemah.

"Kio, kamu udah tau belum kakak senior yang ngulang di kelas kita itu anaknya pengusaha." Ucap Rika teman sebangkunya. Rika melihat tulisan Kio yang bagus. Kio melihat Rika yang serius dan membuat suasana menjadi candaan.

"Hayoo, mau plagiat seni menulisku ya?."

"Tidak kok, aku heran saja kamu kan baru pindah kenapa kamu bisa berbahasa jepang?." Rika merubah topik pembicaraan dia tau kalau Kio sengaja membuat dia kesal karena melihat dirinya yang serius melihat catatan Kio.

Dosen seni sastra menerangkan sejarah seni sastra bermula, Kio dan Rika asyik menulis sambil bercanda. Yang lainnya sedang melihat dan memahami lalu mencatat tulisan yang di tulis Dosen.

"Humm... baiklah, kalau begitu aku menulis dan menghapal lalu memahami." Kio bergumam sendiri menulis catatan, Rika yang anggun sedang asyik mencatat catatan jadwal kuliah punya Kio. Ketika Kio sedang membaca tulisan di papan tulis tiba-tiba pingsan dan kejang-kejang.

Yuko kakak tingkat yang mengulang sejarah seni dan sastra melihat Gadis yang berambut pirang tiba-tiba jatuh dan kejang-kejang. Yuko meneriakan ke teman bangkunya Kio yang sedang menulis catatan. Rika yang sedang asyik menulis melihat teriakan Yuko.

"Rika amanda Yuzukawa, tolong temanmu dalam keadaan tidak sadar." Dia memanggil nama Rika yang tertulis di name tag. Rika bergegas menolong Kio ketika Yuko memanggil. Yuko menyadarkan dengan minyak angin yang ia bawa. Dosen yang sedang menerangkan dan semua mahasiswa dan mahasiswi juga terkejut tiba-tiba Yuko dan Rika yang sedang menolong dan meneriakan Kio.

"Ada apa Yuko, kenapa kamu teriak-teriak?." Tanya Dosen yang sedang memberi materi kuliah di kelas sejarah seni.

"Ibu, gadis ini sedang sakit. Tolong bawa di ke UGD dekat gedung kampus kita." Semua mahasiswa dan dosen berhenti belajar. Sebagian menelepon ambulan sebagian lagi membantu Yuko dan Rika. Ambulan datang dan para petugas medis bergegas ke Gedung sastra. Perawat yang sampai di gedung sastra membawa Kio ke ambulan. Rika dan Yuko di mobil ambulan sedang menemani Kio yang tidak sadarkan diri. Dosen dan siswa lainnya memakai bis menyusul Kio. Seketika Kio sampai di Rumah sakit dan siswa yang satu mata kuliah yang menolong Kio menunggu di luar rumah sakit. Rika dan Yuko sedang di depan UGD.

Dosen di sastra seni menelepon orang tua Kio, memberitahukan bahwa Kio masuk UGD. Dan dokter butuh orang tuanya. Saat itulah orang tua Kio terpukul melihat anaknya yang dulu terlahir sehat mendadak sakit keras. Orang tua Kio bergegas menuju rumah sakit dan menemui dokter.

"Maaf dok, bagaimana dengan anak saya." Ibu Kio menanyakan kabar putrinya yang sedang di UGD, dokter menjelaskan penyakit yang di derita Kio di ruang kerjanya. Suasana sangat menegangkan di siang itu. Di ruang dokter khusus penyakit dalam dan jantung.

"Putri anda mengidap tumor rahim dan lemah jantung. Apakah sebelumnya tidak ada hal-hal yang mencurigakan di putri anda?." Tanya dokter yang melihat ronsen tubuh Kio. Dokter spesialis dalam dan jantung kaget dengan keadaan Kio yang mendadak sakit. Ibu dan Ayah Kio menangis mereka juga tidak menduga putrinya harus menderita seperti itu. Orang tua Kio ke ruang UGD melihat putrinya yang terbaring lemah dan koma. Teman-teman sekelas dan dosen yang menemani Kio juga sedih karena teman sekelasnya yang cantik dan pintar tiba-tiba terbaring lemah. Di saat acara perkenalan Universitas dan pendaftaran Universitas mereka tidak melihat Kio menyembunyikan penyakitnya dan melihat Kio sering pingsan.

"Kio, anakku sadar nak. Kamu kenapa tiba-tiba lemah begini?." Ibu Kio menangis di samping Kio yang lemah dengan alat kedokteran yang membuat Kio bertahan.

"Terima kasih, semuanya." Ibu Kio membungkuk kepada teman dan dosen Kio.

Dokter masuk ke ruangan Kio memberitahukan kepada orang tua Kio yang sedang menemani Kio.

"Alat yang saya pasang itu adalah alat tercanggih mungkin di dunia nyata Kio koma tapi di dunia maya Kio tampak sehat." Dokter memberi tau alat kedokteran gaming portal ini adalah proyek atau penelitiannya yang dia pertama coba untuk pasien Kio, semua teman Kio yang datang ke rumah sakit dan dosen serta semua staff sudah mempunyai alat itu sebelum Kio sakit, karena ini adalah penyambung hidup. Namun tidak ada satu siswa atau siswi yang sakit parah dan alat helm penyambung nyawa tidak di pakai. Ketika Kio sakit alat itu di pakai sebagai percobaan dan hasilnya berhasil. Dokter sebelumnya juga sudah menyarankan untuk semua staf dan mahasiswa yang ada di Universitas akahibara baik jurusan seni dan lainnya harus memulai game ini ketika ada murid yang sakit parah atau kecelakaan.

" Saya sudah memberi tahu kepada semua staff dan mahasiswa yang ada di universitas ini. Kecuali Kio. Karena Kio anak pindahan yang lulus seleksi Perguruan tinggi dari negara lain belum saya beri alatnya karena takut terjadi kesalah pahaman untuk anak dari negara lain.

"Jadi, anak saya hanya akan sadar di dunia Maya?." Ibu Kio tiba-tiba lesu dan terkejut, Ayah Kio menolong Ibu Kio yang hampir pingsan.

Di UGD kio terbaring lemah dengan alat canggih kedokteran. Rambutnya terurai dan dia memakai helm penyambung nyawa yang terpasang di kepalanya. Alat infus, masker, ECG, kabel perekam irama jantung dan pernapasan terpasang di badan Kio. Ruangan UGD Kio suasana sangat berkelas, Ya Universitas Jepang ini adalah Universitas para seniman dan konglomerat terkemuka di dunia. Namun karena hanya menyebar beritanya ke Jepang saja dan negara lain tidak menemukan karena Universitas ini adalah Universitas yang khusus untuk anak konglomerat dan berbakat ackting.

"Pip...Pi...Pip...Pip..." Suara ECG di UGD berbunyi, sementara itu Kio tersadar di dunia maya dengan pakaian perang dan memakai kursi roda. Teman-teman satu kelasnya dan satu angkatan sudah menunggu Kio. Kio heran mengapa teman semuanya memakai seragam tempur dan Kio juga heran dia sehat namun dia di kursi roda perang. Temannya Kio semua sedang berada di ruang gaming yang di sediakan di rumah sakit mereka memakai infus untuk membuat tubuh mereka tidak dehidrasi selama di dunia game, malam itu semua teman sekelasnya ketika pulang mereka berpamit kepada orang tua mereka melalui sms.

Orang tua mereka sudah tau dan pasrah. Ini yang terbaik untuk semuanya memerangi penyakit dan kondisi darurat. Sebelum mereka memulai dunia gaming mereka di suntikkan obat penenang jantung dan di pakaian infus dan memuali memasuki game dengan helm penyambung nyawa. Dan saat itulah permainan dunia maya di mulai demi menyelamatkan Kio.

Di dunia maya Rika dan Yuko berkata bahwa Kio berada di portal penyambung nyawa yang di set berdasarkan mimpi Kio.

"Kamu sedang di mimpimu." Ucap Rika, saat itu Kio sedang melihat layar di jamnya ada seorang gadis yang mirip dengannya yang sedang terbaring lemah di UGD dan dua orang yang sudah Tua berpakaian rapi dan sopan menangis dan menyebut nama Kio. Kio saat itu ingatannya lupa di dunia maya, hanya semua temannya yang tidak lupa karena mereka dalam keadaan sehat sedangkan Kio dalam koma dan ingatan Kio sama persis di dunia nyata saat Koma.

Waktu Yuko dan Rika sedang mengantar Kio berjalan-jalan ke taman, mereka mendapatkan panggilan dari divisi pertahanan ada serangan terjadi di hutan. Serangan monster ganas itu membakar lahan dan membuat hutan menjadi lautan darah.

Di dunia nyata kondisi Kio tiba-tiba kritis dan mulutnya muntah darah. Badannya kejang-kejang. Orang tuanya menangis, suster dan dokter menyuruh orangtua Kio menunggu di luar UGD.

"Ibu dan Bapak silahkan tunggu di luar, karena kondisi putri ibu tiba-tiba berubah menjadi code blue." Suster menutup pintu UGD, orang tua Kio menunggu di luar. Dokter sedang memompa jantung Kio yang yang tiba-tiba mendadak kritis, suster sedang memakaikan masker oksigen ke Kio. Di dunia nyata Kio di pompa jantung sedangkan di dunia maya kio dan dua temannya sedang melawan monster yang menyerang Hutan.

Siang berganti sore, Rika dan Yuko sedang melwan mosnter. Kio tiba-tiba berubah menjadi robot dan menyerang semua serangan monster. Rika dan Yuko mengetahui bahwa kondisi Kio sedang tidak stabil di dunia nyata Kio sedang kritis dan dunia maya dia berubah robot dengan kekuatan listrik.

Di dunia nyata Kio kembali ke kondisi koma, di dunia maya musuh sudah di kalahkan. Dalam kondisi koma di dunia nyata, orang tua rika mengompres rika dengan lap basah. Kio matanya terbuka namun syaraf otaknya rusak karena kehabisan oksigen saat di kampus. Ayah Kio membacakan cerita kesukaan Kio, Ibu Kio sedang menyisir rambut Kio.

Di dunia maya Kio bercerita tiba-tiba dia menjadi robot dan bertenaga, namun saat di gerakkan susah.

"Kenapa ya, tiba-tiba aku menggerakan kekuatanku susah.?"

"Mungkin kamu baru pertama menggunakannya." Ucap Rika yang mendorong kursi roda, di sungai Yuko sedang mengambil air untuk mereka minum.

"Nih, minumlah. Perjalanan ke pusat kota masih lama. Sistem portal menuju pusat kota terputus." Yuko dan Rika sedang beristirahat di tepi sungai, Kio sedang menghirup udara segar. Saat mereka sedang istirahat, ada seorang lelaki memanggil mereka dan menyuruh mereka untuk segera menuju portal segera offkan sistem.

"Oii... kalian cepat, aku sudah menunggu kalian. Portal menuju pusat kota sedang terbuka." Pak Tua berlari ke arah Rika, Yuko dan Kio. Saat itu Rika menanyakan apakah pak tua itu apakah pak tua adalah divisi letnan Zaska.

"Apakah anda suruhan ketua Zoi?." Ucap Rika. Ketua Zoi adalah komando pertahanan di dunia maya Ice. Pak tua itu bercerita dia bagian pertahanan anggota ke 2, temannya Zoi. Rika dan Yuko tersenyum akhirnya mereka bisa pulang ke dunia Nyata namun dia sedih melihat Kio yang di dunia nyata dalam kesakitan jika dia kembali.

Perjalan di pusat kota sudah sampai, mereka menginap di motel. Dan berpisah. Sore itu Yuko merubah pakaiannya dan melog out dirinya. Rika juga mengganti pakaian dan logout gamenya. Kio berubah pakaian dan melogout game. Dia membaca petunjuk karena baru pertama kali dia masuk ke dunia game. Di dunia nyata Ayah, Ibu, dokter sedang membicarakan untuk kesehatan Kio. Yuko dan Rika yang sudah log out ke ruang UGD, saat itu kedua temannya sedang melihat Kio yang koma, dia menunggu Kio sadarkan dirinya meski kesadaran Kio yang akan membuat dirinya tidak bisa kuliah lagi dan hanya di kursi roda jika dia sadar. Karena terjadi kelumpuhan di tubuh Kio, Dokter yang berada di ruangnya menjelaskan Tumornya sudah menjalar ke jantung dan syaraf otak.

"Maaf Pak, apakah putri anda pernah mengalami sakit di rahimnya ketika sedang menstruasi?." Dokter curiga tidak mungkin pasiennya tiba-tiba penyakitnya sudah stadium dua dan membuat keadaan memburuk.

Ayah dan Ibu Kio bercerita dia Cuma mengeluh kesakitan dan sembuh dengan cepat ketika saat menstruasi. "Saya pernah bertanya kepada anak saya, namun Kio menjawabnya hanya sakit biasa mungkin pasca mens." Ucap Ibu Kio, dia teringat saat itu kio mengeluh kesakitan.

Dokter sudah menduga, mungkin sejak usianya menginjak remaja saat SMP saat itulah si Kio menderita tumor rahim dan tumornya baru stadium 1 tidak separah saat ini. Namun karena Kio yang tidak menjaga kesehatan dan tubuh Kio yang lemah membuat penyakitnya semakin parah.

Di ruang UGD, saat itu Rika sedang membacakan buku cerita untuk Kio. Kio tiba-tiba menggerakan tangannya. Rika memanggil Yuko dan memencet bel.

"Kak Yuko, liat Kio sudah sadar." Rika memencet tombol, suster yang sedang berjaga sedang menginformasikan dokter spesialis yang menangani Kio bahwa ada panggilan di ruang UGD. Ayah dan Ibu Kio yang berada di ruang dokter Spesialis menyusul ke ruang UGD ikut dengan dokter yang merawat Kio. Di rumah sakit saat itu sedang sepi karena suasana sore, dokter yang merawat Kio menuju ke kamar UGD kio. Ayah dan Ibu Kio melihat putrinya yang sadar dan mereka terharu.

"Keliatannya Kio sudah sadar, jantungnya sudah normal dan dia sudah melewati masa kritis dan tersadar dari komanya. Namun dia tidak bisa berjalan dan berbicara." Dokter menjelaskan Kio di dunia Nyata cacat sedangkan di dunia Maya dia sehat walau memakai kursi roda.

Saat itu kio hanya bisa melihat keadaan di ruang UGD, dan melihat temannya serta melihat dokter yang mengecek keadaan.

"Tuhan, kenapa tubuhku tidak bisa bergerak dan diriku tidak bisa berbicara." Dia hanya bisa berbicara dalam hati dan menangis. Ibu Kio melihat Kio yang menangis ikut menangis karena putrinya lumpuh dan cacat.

Suster menyediakan alat tulis khusus penderita lumpuh dan bicara, Ibu Kio berbicara pada Kio.

"Nak, apa yang sedang kamu pikirkan." Ucap Perempuan yang berbaju rapi dan cantik dia melihat putrinya lumpuh. Monitor di laptop bertuliskan.

Ibu, kenapa aku tidak bisa bergerak dan membedakan dunia nyata dan dunia maya. Ibu Kio membaca dan menjawab pertanyaan Kio. "Nak, kamu sakit terminal. Syarafmu melemah karena kamu menderita Tumor rahim dan lemah jantung." Ibu Kio meneteskan air mata, Ayah Kio yang melihat istrinya menangis memeluk dan mengusap air mata istrinya. Saat itu harapan yang di raih Kio hancur dia merasa hanya manusia yang terlemah di dunia.

Kio yang shock mendengar dirinya tidak bisa sembuh dari penyakitnya, mendadak tiba-tiba ngedrop staminanya jantungnya kembali melemah. Kio terkena serangan jantung karena shock tentang penyakitnya. Rika dan Yuko yang mengetahui keadaan Kio langsung bergegas ke ruang gaming pusat penyambung nyawa.

Di dunia maya, kio di tubuhnya di sekap di ruangan. Ntah siapa yang melakukan perbuatan kejam seperti ini. Rika dan Yuko yang ada di dunia maya bermusyaarah dengan team mereka.

"Bagaimana kalau aku menikahi Kio, demi keselamatannya. Pernikahan ini demi melindungi Kio dan melawan musuh." Ucap Yuko, namun usul Yuko di tolak karena itu akan membuat ingatan Kio menjadi berubah dan kondisinya makin memburuk. "Saya, tidak setuju. Karena ini akan memperburuk keadaan. Kita juga tidak tahu musuh yang membawa Kio itu musuh biasa atau musuh level atas." Ucap Gadis berambut merah, dia adalah Ketua Team di team Kio dan Ketua kelas di dunia Nyata.

"Kalau begitu, kita akan melacak di mana Kio di sekap." Rika mengubah topik pembicaraan dan melacak keberadaan Kio. Namun hasilnya nihil padahal tanda-tanda orang koma biasa log in ke game sudah muncul ini ada yang aneh. Di dunia nyata, suasana sedang sepi Yuko dan Rika masih mencari nyawa Kio yang hilang di dunia game. Di UGD ada seorang cowok berbaju jas hitam dan berkacamata sedang menghampiri Kio yang koma. Lelaki itu memegang wajah Kio dan mencium rambut kio. Gadis berambut pirang itu sedang terbujur lemah, dengan matanya yang sayup-sayup bagaikan orang kerasukan.

"Kio, sudah lama kamu tidak menghubungiku. Semenjak aku meninggalkanmu, dan kamu sibuk dengan kegiatan yang di lakukan orang tuamu." Lelaki itu mencium wajah Kio dengan tatapan mata psikopat. Dia menyuruh dokter untuk menambahkan dosis obat syaraf yang tinggi kepada Kio.

"Dok, ini ambil uangnya. Terima kasih telah memakaikan alat medis penyambung nyawa kepada Gadisku." Lelaki itu berjalan keluar bersama dokter, saat mereka keluar adiknya Yuko melihat Kio team kelompok belajar kakaknya di datangi tamu misterius dan dokter menerima uang sogokan dari lelaki misterius.

Ketika lelaki misterius dan dokter keluar dari UGD, Viona adiknya Yuko menelpon kakaknya lewat telepon penyambung demensi. Vio menekan tombol call ke kakaknya, ia memeberi tahu Yuko.

"Kak, ini aku vio. Kak Kio dalam bahaya. Dia di jadikan bahan percobaan seperti kita kak."

Yuko yang sedang rapat menerima pesan voice call dari adeknya di dunia nyata. Yuko membuka dan menghubungkan layar.

"Vio, ini kakak. Kamu kenapa?." Yuko dan yang lainnya melihat layar monitor. Vio mengirim rekaman dari yang ia peroleh.

Rekaman yang di rekam Vio.

"Dok, tolong kasih dosis tinggi kepada gadisku. Aku ingin gadissku di sisiku." Lelaki yang di rekaman itu memberi uang suap dan obat syaraf kepada dokter.

Yuko dan lainnya menghentikan rekaman itu, Rika curiga dengan Dokter di universitas. Di dunia nyata viona vidio call dan meihatkan rekaman jantung Kio yang menjadi tidak stabil.

"Kak, jangan sampai kak Kio sama seperti kita di jadikan bahan percobaan." Vio menangis di telepon dia duduk di kursi roda di sampingnya terbaring Kio yang penuh alat medis bagaikan robot yang di perbaiki.

Saat itu Yuko menyarankan Vio untuk berhati-hati jangan sampai ada yang tau tentang kasus ini.

"Kamu pergilah, biar kakak yang akan menangani kasus ini." Yuko menyuruh Vio mematikan Vidio call sebelum ada yang melihatnya. Tepat pada saat Vio selesai keluar dan menuju ruang perawatannya, dokter yang menangani Kio masuk ke UGD.

Kenapa Universitas tempat kami belajar menjadi universitas untuk membuat manusia sebagai alat percobaan.

Vio baru saja keluar dan menuju ke wc, dia melihat dokter menyuntikan obat ke Kio. Kio yang saat itu koma daya tahan tubuhnya menjadi semakin lemah. Kio kembali kejang-kejang dan memuntahkan busa di mulutnya. Dia mengalami epilepsi mendadak karena syaraf otaknya terganggu akibat obat syaraf.

Di dunia maya, Yuko dan Rika menaiki pesawat dan menuju ke awan di dunia ice. Ia menyemprotkan gas penghilang asap. Dia tahu kalau asap itu berasal dari suntikan yang di berikan di infus Kio, sehingga imajinasi Kio berubah menjadi suram dan mendung.

Sebelum Vio di dunia nyata memberitahu kakaknya, Yuko sang kakak sudah menyiapkan obat herbal dan penghilang awan gelap.

Ia rapat dan memulai membuat obat itu, dan membawanya ke pasawat. Ia merakit pesawat, setelah rakitan dan obatnya siap. Ia menyemprotkan gas obat herbal ke awan untuk membuat matahari bersinar. Di dunia Nyata Kio berhasil lolos dari kritisnya, namun ia masih koma karena memori dan otaknya yang rusak.

Dokter yang merawat Kio itu mematikan sistem pengingat memori untuk membuat Kio tetap koma. Sesuai saran lelaki yang berbaju hitam Kio jangan sampai sembuh dan harus tetap koma atau kritis supaya bisa di rumah sakit.

"Nak, kio apa sih yang membuat kamu spesial di mata pemilik perusahaan ini dan gedung universitas ini." Dokter berbicara kepada Kio yang koma dengan mata yang setengah terbuka dan sayup.

Kio yang berbadan lemas dan koma mencoba memulihkan ingatannya yang hilang. Cuaca di luar sedang turun salju, dengan cuaca yang dingin dia mencoba membuat dirinya yang tak bisa bertahan hidup lagi mengingat siapa lelaki itu. Tetapi dia mencoba mengingat malah membuat dirinya menjadi kejang-kejang.

"Huuh...Huuh...huuh..." tubuh kecilnya yang mungil dan kurus tersentak-sentak karena epilepsi mendadak yang menyerang dirinya.

"Kalau kamu ingin sembuh sebaiknya kamu berbaring dan istirahat, semakin kamu mencoba dan mengingat memorimu syarafmu akan merasa sakit." Dokter berbicara dan menyuntikan obat anti kejang. Supaya syarafnya tidak parah, namun bila di suntikan tubuh pasien akan kembali koma dan kritis dengan tubuh yang tenang.

Kio yang terbaring lemas hanya bisa menetsekan air mata, karena ada yang ganjil dengan dirinya. Ketika dia lahir dia tidak pernah mengalami penyakit ini. Vio masuk menyamar sebagai anak yang kesepian, dia ingin dirinya berdua sama Kio.

"Dok, bolehkah saya menemani kakak ini?." Vio di kursi roda menemani Kio yang lemah. Entah kondisinya kritis atau dia terbawa ke dunia maya. Dokter mengangguk dan meninggalkan mereka berdua.

Kio tiba-tiba berbicara pada seorang gadis. "Kamu siapa dan aku siapa?" Suara kio lemah detak jantung pun lemah dengan keadaan perut yang membengkak.

"Kaka apa ingat sesuatu kenapa kakak bisa di sini?, dan kenapa kakak bisa keterima di Universitas ini lalu jatuh sakit." Viona memberikan memori alat pengingat untuk menyadarkan Kio, dia yakin Kio masih menyimpan ingatan. "Kakak harus kuat dan lari dari negara ini."

"Dek aku mengingat- wak-tu-i-t-u, aku... ... ." Dengan napas yang lemah dan keadaan kritis Kio berusaha mengingat meski terasa sakit.

"Tidak apa-apa kak jangan di paksa, kakakku sedang menolong Kakak dia sedang di dunia maya yang di ciptakan kakak lewat game. Imajinasi kakak sudah tersimpan di game alat penyambung nyawa."

"Ma-ka-sih." Kio tersenyum dan melihat Vio yang memakai kursi roda.

"Kakak heran ya kenapa aku ada di rumah sakit dan semua orang di sini bisa masuk ke portal." Viona menjelaskan bahwa universitas ini adalah proyek terlarang dari namanya sudah jelas Ju Yai pa.

"Kak, Universitas ini adalah tempat manusia bisa masuk ke dunia Maya dari semua kaum bangsawan dan sederhana." Viona menangis kenapa masih ada korban baru selain dirinya, dia berharap tidak ada korban lagi setelah kak Kio.

"Dek, kakak capek. Kakak ingin login ke dunia maya." Tangan Kio kembali kaku dan tubuhnya kejang-kejang. Vio terpaksa membuat teman kakaknya tertidur pulas dengan menyuntikan obat bius penghilang rasa sakit. Dan menekan tombol di layar komputer untuk Log In supaya Kio tidak kejang-kejang saat arwahnya masuk ke dunia maya.

Kio berjalan di dunia maya dengan rasa sakit yang dia derita di dunia nyata. Dia mendorong kursi roda dengan wajah pucat dan tubuh gemetaran. Orang-orang yan lalu lalang melihat Kio sedang menggerakan tombol kursi roda, kio saat itu tubuhnya seizure dan menggigil. Kio terjatuh dari kursi roda dan kejang-kejang. Orang-orang datang dan meminta pertolongan ada seorang gadis yang sakit di dunia maya. Yuko yang sedang melihat suasana malam tiba-tiba melihat kerumunan dan dia memanggil Rika.

"Rika, cepat ada sesuatu yang terjadi." Yuko berlari mendekat dan dia melihat ada seorang gadis yang sedang kejang-kejang dan memuntahkan air ludah. "Kio, maaf bapak-bapak dan ibu-ibu." Yuko menggendong Kio yang sedang kejang-kejang ke mobilnya, Rika yang melihat Yuko keberatan langsung menghampirinya dia membawakan tas bag ajaib miliknya.

"Ini kapsul, isinya adalah kasur dorong." Dia mengeluarkan kasur itu dan mengangkat Kio menuju mobil ambulancenya. Yuko berlari menuju pintu depan, ia menyetir.

"Bagaimana keadaan Kio?." Dia kritis kak. Yuko menelepon adiknya yang di dunia nyata.

"kenapa bisa sampai begini, apakah dosis yang di berikannya melebihi petunjuk dokter."

Ia berbicara dengan head set sambil mengemudi. "Kak, tadinya aku ingin dia di dunia nyata dan maya tidak seperti ini. Tapi malah seperti ini. Ini karena obatnya sehingga dia menginginkan rasa sakit yang di dunia nyata berpindah ke dunia maya." Viona melihatkan tubuh Kio yang lemah dan tidak bisa di selamatkan.

"Artinya, Kio akan selamanya cacat maupun di maya dan di demensi." Yuko menangis karena melihat adik tingkatnya yang di sayangi dan mau di nikahi lemah. "Kalau di dunia maya dia bisa bergerak aktif dan berbicara tapi di dunia nyata dia hanya bisa terdiam dan duduk di kursi roda, bahkan kadang-kadang kondisinya drop. Dia berbeda seperti ku." Vio melihat ECG dan rekaman otak Kio.

Di duni maya Kio mengigau memanggil nama pacarnya. "Zette, maafkan aku." Tubuh Kio kejang-kejang, dan dia memuntahkan air liur. "Kak, keadaan di dunia nyata ternyata sama. Dia masih kejang-kejang." Ucap Vio, dia keluar menuju kamarnya di rumah sakit. "Terima kasih, Vio." Yuko mematikan hapenya yang tersetel di mobilnya.

Rika yang sedang meniliti data yang di kirim Vio, ia sudah menduga pasti ada rencana tersembunyi di balik penerimaan Kio yang seorang gadis blasteran jepang dan amrika.

Di Universitasnya terdapat peraturan rasis bagi orang yang balsteran di anggap sebagai gelandangan karena tidak sesuai rasnya. "Kak Yuko, aku sudah mengira kenapa Kio sampai lolos seleksi ternyata, di tubuhnya terdapat logam mikro dari universitas ini yang berlogo nama Zette." Rika memberi obat tidur kepada Kio, mobil ambulance sampai di ruang operasi militer Team Kio. Para petugas medis yang terpilih seleksi oleh Yuko membawa Kio ke ruang medis, di ruang medis Kio di bius dan di operasi syarafnya. Saat itu keadaan Kio masih koma di dunia maya sedangkan di dunia nyata ada perubahan pada memori Kio. Di dunia nyata kio dalam keadaan koma dan tubuhnya menggigil, sedangkan di dunia maya Kio di beri alat pengingat memori dan setruman.

Yuko dan Rika mengetahui di dunia maya Kio sembuh dengan cepat walau Kio terbaring koma, saat Yuko dan Rika sedang mengompres Kio menyebut nama mereka.

"Yuko... Rika..."

Yuko dan Rika menangis karena Kio sudah sadar. "kamu tidak apa-apa Kio, kamu mengenal kita." Ucap Yuko dan Rika sambil menanyakan apakah Kio sudah mengingat mereka.

"Tidak, aku hanya ingat ketika kita muncul di dunia maya." Ucap Kio yang sadar, Yuko memapah Kio untuk duduk di kursi rodanya dia tersenyum walau dia belum mengenal secara keseluruhan ingatannya, dia masih bisa mengingat saat dia koma pertama kali dan menuju dunia portal. "Tidak apa-apa, asalkan kamu mau menjalani terapi setiap sehabis perang. Ini demi ingatanmu dan kondisimu sekaligus membuat ingatanmu pulih." Yuko membuka ingatan Kio yang hilang supaya Kio bisa melarikan diri dari dunia maya ini, namun hal buruk menimpa Kio di dunia nyata. Tubuh Kio melemah dan kejang-kejang, walau memorinya sudah membaik.

Di dunia maya Yuko menanyakan Kio apakah sudah ingat jelas kenapa kio bisa sampai di sini. "Kio apakah kamu sudah mengingat semuanya?". Tanya Yuko, dia memegang tangan Kio. "Aku hanya mengingat waktu itu ada seorang bernama Zetto dia memanggilku kekasihnya, dan dia suruh pakai serum suntikan untuk mencegah wabah bila berpergian. Dan ketika aku mengingatnya tubuhku sakit sampai ketulang rusuk, dadaku seperti tertusuk dan aku tiba-tiba kaku." Kio tubuhnya mulai kaku di dunia maya ototnya mengeras badannya kejang-kejang. Tubuhnya berubah menjadi robot dan ingin mencekik Yuko. "Kio, ini aku kakak kelasmu sadarlah." Rika menahan serangan Kio yang berubah menjadi robot cewek, dia menyuntikan ke tubuh Kio yang 50 persennya masih terdiri badannya.

Di dunia nyata rupanya dokter memberikan obat penenang syaraf yang membuat Kio kejang-kejang ketika memorinya merespon. Sebelumnya saat dokter mengetahui bahwa Kio sudah mulai membaik, pria yang kemarin itu mengasih obat penenang syaraf. Obat ini jika di suntikan ke Kio yang sedang masa pulih daya ingat akan membuat kelumpuhan. Di ruang viona, Vio sedang berbicara walau Kio ingat dan siuman di dunia nyata. Tapi dirinya lumpuh dan cacat . Tangan dan kakinya tidak bisa di gerakkan karena mengalami stroke berat, stroke yang di derita oleh Kio berbeda dengan yang di rasakan viona adiknya Yuko.

" Kak, kemungkinan kak Kio akan cacat selamanya dia tidak bisa berjalan, berbicara dan bernapas. Dia harus terpasang oksigen kalau tidak dia akan berakhir di dunia nyata dan maya.

Aku akan ingat-ingat di mana aku bertemu orang itu meskipun tubuhku sakit saat mengingat. Tidak mungkin dia kekasihku, kenapa dia pergi begitu saja saat aku ingin bersamanya. Zetto, apakah kamu benar-benar ingin balas dendam terhadapku. Perawat menyeka tubuh Kio di duni nyata dan menggantikan bajunya. Orang tua Kio menjenguk Kio yang koma dalam keadaan kritis. Kio yang sedang terbaring lemah hanya bisa meneteskan air mata. Ibu maafkan aku, aku di dunia nyata hanya orang cacat yang menyusahkan mama dan papa.

"Putri anda tidak bisa di selamatkan, dia akan mengalami lumpuh total dan alat bantu napas." Ucap Dokter.

Ibu dan Ayah mengapa menangis, aku belum meninggal. Aku akan sembuh dan akan segera pulih ingatanku. Kio berbicara di dalam hatinya, bahwa dia bisa sembuh dengan cepat meski terapi harus di lakukan secara berkala baik di dunia Maya maupun Nyata. Ayah menangis sambil mencium pipiku, Ibu di luar tidak tega melihat aku yang cacat dan penyakitan. Ayah berkata di telingaku. Kio merasakan ayahnya berbisik kepada Kio.

"maafkan aku anakku, terpaksa aku menggunakan alat ini supaya kamu sembuh." Kio yang mendengar nada ayahnya gemetaran sambil menangis memejamkan mata dan berkata dalam hati.

"Aku yang salah ayah, aku yang membuat menjadi rumit."