BE GENTLEMENT

SUMMARY

Namikaze Naruto lajang usia 36 tahun seorang guru etika yang tak pernah menyangka bahwa gaun pengantin yang sudah koyak bisa membawanya pada impian ke dua nya, seorang wanita dengan mata seindah mutiara.

Uchiha Sasuke lajang usia 36 tahun, pengusaha yang cukup sukses, tidak percaya komitmen. Bagaimana jika satu kali dalam hidupnya dia tidak bersikap gentlemen karena sebuah payung, membuatnya jatuh cinta pada wanita pemilik mata sewarna dedaunan.

Uchiha Itachi lajang 39 tahun, mendedikasikan hidupnya demi cita-cita. Seorang jenius yang dianggap tidak memliki cela. Dianggap sempurna sedari kecil. Tapi bagaimana jika distrik kumuh konoha membawanya pada kesempurnaan yang tidak bisa dia tebak. Pada seorang wanita yang diberi nama bunga.

Hatake Kakashi, duda satu putra ,39 tahun. Kegagalan pernikahan yang membuatnya tidak percaya untuk menjalin komitmen lagi. Hingga seorang pemuda di bilik toilet sebuah bar mampu membangkitkan hasrat ingin memiliki nya lagi.

NARUTO BELONG MASASHI KISHIMOTO

BE GENTELMENT BY YUAN SENDOH

.

.

KONOHA ,MUSIM GUGUR

Daun maple berjatuhan dari dahannya. Melayang sebentar di udara ,terbawa angin lalu jatuh di atas tanah yang lembab karena hujan. Udara musim gugur selalu sama dengan tahun-tahun sebelumnya. Pergerakannya selalu berganti dengan cepat, entah itu saat mentari sedang tersenyum hangat atau bersembunyi di balik awan dan mulai menumpahkan hujan. Kita berpijak di dunia yang senantiasa berevolusi setiap detiknya. Waktu berotasi dengan cepat dan tanpa ampun menghajar orang-orang yang senang berleha. Setiap orang lahir dan menjalani hidup mengikuti arus. Jatuh bangun setiap waktu. Semua orang mengejar banyak hal yang berbeda, tapi tujuan mereka sama. Mencari sesuatu yang menjadikan hidup mereka sempurna dan lengkap. Sebagian menemukan kesempurnaan nya dari harta yang mereka punya, sebagian menemukannya dari orang-orang yang mereka cintai, sebagian dapat menemukannya dari wajah anak-anak mereka, dan hal paling melankolis mereka menemukannya dari mata kekasih mereka. Sebagian menemukannya dari persahabatan yang dalam. Atau hal-hal kecil lainnya yang mungkin bisa membuat mereka tertawa atau menangis. Hal yang mungkin sempurna dimata orang lain, tidak selamanya benar. Sudah sifat manusia melihat hal yang diluar dirinya. Sebelum kita mampu mengenali diri sendiri.

Sejak lahir semua orang pikir hidup ku, Namikaze Naruto sudah sangat sempurna. Kakek ku memiliki lahan anggur yang luas di sebelah barat konoha. dan sejak ayahku mengambil alih perkebunan nya. Keluarga kami jadi keluarga terpandang yang dikenal sebagai produsen wine. Ayah ku suka sesuatu yang elegan seperti itu. Dan dia bahagia dengan segala kemewahan. Jadi aku tak heran jika dia sangat mencintai perusahaannya. Tidak banyak orang yang beruntung melakukan pekerjaan yang dia sukai. Kota kecil ini adalah bagian yang tak pernah lepas dari kehidupanku. Sejak tangisan pertama ku terdengar.

Ayah ku menjadi gubernur disini saat usia ku 12. Dan aku hidup sudah selayaknya tuan muda. Tapi entah aku tak tahu arti bersyukur atau aku yang terlalu keras kepala. Bagiku hidup yang kujalani seperti penjara. Tak ada kenyamanan yang bisa dirasakan,semuanya hambar. Dari semua hal yang aku pilih dalam menemukan kesempurnaan hidupku, adalah melakukan perjalanan.

Setelah lulus sekolah menengah aku pamit pada orang tua ku untuk memulai perjalanan ku ke seluruh pelosok Negara api. Aku mencintai alam dan aku senang berpetualang. Jadi aku berpikir itu akan jadi kesempurnaanku. Aku masih naïf saat itu. Dan mimpiku selalu terdengar mendekati logika, aku pikir tidak ada yang omong kosong tentang menjadi bebas. Hingga aku mulai berevolusi juga. Pemikiran ku semakin panjang. Dan aku menyadari segalanya. Kebebasan ku tidak di bangun diatas kakiku sendiri. Kebebasan ku dibangun diatas pondasi financial keluargaku. Dan aku disokong dengan itu setiap detik. Dan dari semua kesenjangan yang aku temukan di hampir semua tempat yang aku temui aku jadi mengerti. Saat waktu berjalan di bawah kaki kita. Dan saat kita mulai dewasa maka bukan impian yang jadi pegangan tapi beralih kepada tanggung jawab. Tanggung jawab terhadap hidup kita sendiri. Itulah yang membuat ku kembali. Tapi dengan segala kekeras kepalaanku. Akhirnya aku Namikaze Naruto usia 36 tahun adalah pegawai pemerintahan yang hidup mengandalkan gaji setiap bulannya,dan tugasku mencerdas kan anak bangsa. Aku membangun karir ini dari pondasi kakiku sendiri. Dan mempertahankannya selama 10 tahun. Bukan cita-cita ku menjadi guru. Tapi seperti yang aku bilang, tidak semua orang beruntung seperti ayahku. Pekerjaan ini adalah satu-satunya pekerjaan yang bisa menghidupiku dengan layak dari banyak pekerjaan yang aku coba. Mungkin karena watakku yang keras hingga aku dijuluki sang dewa etika oleh murid dan rekan kerja ku. Semua orang di konoha mengenalku sebagai pembangkang yang tidak diberi warisan. Aku melimpahkan tanggung jawab itu pada Menma adik yang usia nya 8 tahun di bawahku. Tapi dia sangat bisa diandalkan. Dia mewarisi semua sifat ayah. Dan aku tidak pernah menyesal dengan hidupku. Meski kesempurnaan ini masih dalam pencarian.

Di umurku yang hampir setengah baya ini. Aku masih melajang. Bukan aku tidak tertarik untuk berkeluarga ,tapi masih ada banyak hal Yang terasa terlewatkan dan semua yang aku lakukan belum mencapai apapun. Mungkin karena aku sudah merasa cukup. Setidaknya untuk saat ini aku punya pekerjaan tetap, rumah yang nyaman dan aman, dan sahabat-sahabat yang ada di sisiku. Bicara tentang sahabat, hidupku tidak akan menjadi seperti sekarang jika tidak ada mereka. Aku tak pernah mendeklarasikan diriku sebagai sahabat mereka, begitupun sebaliknya. Tapi anehnya ,jika salah satu dari kami jatuh ke jurang paling dasar maka yang lain akan selalu siap sedia menariknya. Dan hal itulah yang membuat kami mampu menghadapi semua resiko dalam pilihan hidup kami.

Sahabatku yang terdekat namanya Uchiha Sasuke, aku mengenalnya sejak kami main bola bersama di sekolah dasar. Dia anak yang serius, tapi dulu jika ditanya cita-cita dia adalah satu-satu nya anak sekolah dasar yang 'berpikir'. Dan pada akhir nya mengangkat bahu acuh dan bergumam "memangnya akan jadi apa kita?"

Seiring bertambahnya usia, Sasuke menjadi pribadi yang lebih terkontrol dan terencana. Dia selalu mendapat nilai terbaik. Dia agak angkuh dan cuek. Dan tidak suka terlihat. Hanya aku satu-satu nya teman yang mungkin dia ajak mengobrol. Ayah nya adalah mantan kepala kepolisian konoha. tapi dengan tegas ayahnya melarang anak-anaknya menjadi polisi. Keluarga Uchiha adalah keluarga terpandang, tapi sasuke lebih suka jika menjadi orang biasa saja. Anehnya sejak kecil Sasuke lebih dekat pada ayahku di banding ayahnya sendiri. Dia membaca hampir semua buku koleksi ayahku. Dan akhir nya dia bilang dia ingin jadi pengusaha juga. Yang membuatku kagum padanya dia benar-benar membangun pondasi bisnisnya dengan tangannya sendiri. Dia bahkan bangkrut 2x dalam perjalanan bisnis nya. Bisinis pertamanya perkebunan kelapa sawit,dia membeli satu hektar tanah di suna pada awalnya, dia serius melakukan itu. Satu hektar menjadi empat hektar dalam waktu yang cukup singkat. Kebangkrutannya terjadi karena sabotase. Perkebunannya terbakar habis, kerugian yang besar harus dia terima. Dan dampak yang terjadi akibat kebakaran itu lah yang harus dia tanggung. Negara menghukumnya dan memfitnahnya melakukan pembukaan lahan. Sasuke harus merelakan lahannya dan menjadi gelandangan. Dan menelan pahit dikhianati oleh pegawainya sendiri. Bisnis keduanya di bisnis transfortasi laut. Dia menjalankan bisnis itu dengan salah satu temannya di universitas. Bisnis ini sangat menjanjikan pada awalnya. Sasuke terlihat seperti jutawan dengan banyak kapal yang dia punya. Tapi nasib baik tidak berpihak padanya, krisis datang bagai badai di siang bolong, inflasi terjadi, dan saham merosot dengan tajam. Para investor angkat kaki. Dan PHK besar-besaran. Sasuke menjual semua kapalnya untuk membayar pesangon para awak kapal dan pegawai yang dia punya. Meski begitu di kegagalan keduanya dia masih punya tabungan untuk memulai lagi. Setelah kegagalan kedua nya dia mulai melihat sesuatu dari sudut pandang lain. Bisnis tidak harus besar dan menjanjikan. Tapi bisnis juga bisa di mulai dari sesuatu yang kecil dan membesarkannya seperti anak sendiri. Dibisnis ketiganya dia menjadi lebih matang. Dia membeli sebuah perusahaan percetakan surat kabar kecil di konoha. nama Koran nya Konoha Headline . Sasuke tidak pernah mengerti tentang tulis menulis tapi dia pengusaha yang matang dan dengan focus nya yang luar biasa. Dari sang bayi bernama Konoha Headline menjadi besar dan di kenal sebagai Uchiha Publishing. Selain Koran mereka juga mulai menerbitkan majalah, komik , hingga buku literature. Dan perusahaan yang ini lah yang paling bertahan lama. Meski begitu hidup Sasuke lebih baik dari sebelumnya.

Teman ku selanjutnya Hatake Kakashi. Dia seorang dokter ahli syaraf nama kerennya Neurologi. Kakashi adalah seseorang yang jenius. Ayahnya pemilik Rumah Sakit. Dan mungkin itu alasannya menjadi dokter. Meski pada awalnya dia terpaksa menjalaninya. Tapi Kakashi melakukan yang terbaik yang dia bisa. Meski hidup di bawah tekanan sang ayah Kakashi tak pernah mengeluh. Mungkin dia terlalu lelah membangkang. Sampai sekarang kami tidak pernah tahu apa mimpinya. Hidupnya pernah terlihat sempurna. Saat usianya 27 tahun dia menikah dengan seorang wanita cantik. Dan setahun kemudian dia sudah jadi ayah dari bayi super tampan. Kakashi memberi nama Ryuu untuk anaknya. Hidup Kakashi benar-benar terlihat sempurna. Karir yang hebat, keluarga yang bahagia, financial yang mencukupi,rumah mewah,rumah liburan,mobil yang bagus, tak ada cela. Tapi bahkan kesempurnaan kasat mata yang di bawa Kakashi tidak cukup untuk membuat kesempurnaan bathin untuk sang istri, Rin selalu merasa cemburu karena paras Kakashi yang tampan,dia tidak berhenti khawatir tentang segalanya. Rin merasa tidak sepadan dan rendah diri. Kakashi tahu ada hal- hal yang menganggu istirnya . karena itu kakashi membatasi pergaulannya,berharap istrinya percaya bahwa apapun yang di khawatirkan tidak pernah benar-benar terjadi. Tapi itu tidak berpengaruh. Mereka sering cekcok dan ribut, Kakashi berusaha menutup mata dan telinga. Dan mencoba lagi dan lagi. Merebut hati istrinya kembali. Tapi kesempurnaan hidup Rin tidak bersama dengan usaha-usaha Kakashi yang keras untuk mempertahankan rumah tangga mereka. Kakashi menceraikan Rin di usia pernikahan mereka yang kelima,atas permohonan sang mantan istri. Entah Kakashi terlalu baik atau terlalu mencintai Rin, dia bahkan memberikan Rin hak asuh Ryuu, Rin menolak pembagian harta. Dan tak lama kemudian Rin sudah menjadi istri orang lain. Rin menikah dengan sepupu jauh Sasuke bernama Uchiha Obito. Kakashi bilang obito adalah cinta pertama Rin. Mereka pindah ke canada dan membawa serta Ryuu. Meski Kakashi tidak pernah mengatakan apa-apa tapi kepedihan jelas terlihat dimatanya. Dia memang masih jadi ayah Ryuu, tapi kebahagian itu terlihat sangat premature. Usianya 39 sekarang. Dan si tuan maha sempurna dari luar ini. Adalah seseorang yang paling banyak kehilangan.

Yang berikut nya Uchiha Itachi, Itachi kakak kandung Sasuke. Dia seorang jaksa wilayah. Cita-cita nya menegakan keadilan. Terdengar seperti pahlawan bertopeng. Hidup Itachi dalam mempertahankan cita-cita sangat keras. Sekolah diluar negeri. Menjadi buruh kasar untuk biaya hidup nya yang mahal. Dan karir yang harus berlangsung dengan pengabdian terlebih dahulu. Tidak banyak yang bisa di ceritakan tentang Itachi. Bukan aku tidak dekat dengan nya. Tapi tindakan dan sikapnya sangat sulit ditebak. Dia satu-satunya dari kami berempat yang mungkin benar-benar menggapai cita-cita. Usia nya sebaya Kakashi. Tapi dia masih melajang hingga sekarang. Entah apa yang masih mengganjal hati nya untuk berkeluarga. Alasannya, belum ada yang tepat. Tapi itu alasan yang klise, klise karena Aku dan Sasuke juga memakai alasan yang sama.

.

.

Konoha diguyur hujan musim gugur hari ini. Aku dengan tenang menyetir mobil sedan tua ku. Siang ini aku ada janji makan siang dengan sahabat-sahabat ku. Di kedai ramen favorit kami sejak remaja. Ichiraku ramen . kedai ramen ini sederhana, tapi membawa banyak cerita dan sejarah. Kami tak henti melakukan hal-hal konyol disini. Paman Teuchi bahkan sudah kami anggap orang tua sendiri. Di usianya yang sudah tua dia masih menikmati hidup nya menjadi seorang koki. Dulu anak paman Teuchi naksir Kakashi tapi dulu cinta Kakashi hanya untuk satu orang dan seluruh konoha tahu itu. Jadi cinta Ayame untuk Kakashi selalu bertepuk sebelah tangan. Ayame mengakhiri cinta sebelah itu dengan menikah. Pernikahan mereka bahagia. Dan tampaknya Ayame agak bersyukur. Karena dia tidak menjamin kuat menjadi istri Kakashi yang maha sempurna.

Aku memarkir mobil ku di sebelah mobil Sasuke. Biasanya aku selalu naik kereta. Tapi hujan hari ini cukup lebat. Dan jauh lebih nyaman mengendarai kendaraan sendiri. Saat aku masuk. Aku melihat Sasuke menyeruput ocha nya ,tangan kirinya menjepit sebatang rokok. Jasnya tersampir di lengan kursi, menyisakan kaos hitam. Tanpa banyak bicara aku duduk didepannya. Dia agak menaikan alis. Menatapku dengan tatapan 'kau baik-baik saja?' . aku pasti terlihat berantakan dengan setelan training ku. Pipiku agak sedikit ngilu. Aku mengangkat bahu ku sedikit.

"Perkelahian yang lainnya. Wajah ku terpukul saat berusaha melerai."

"Ooo….kukira kau dirampok." Sasuke menyeringgai di atas deritaku.kurang ajar.

"Terima kasih atas simpatimu." Aku menyindirnya.

"Ya sama-sama." Si sialan yang tidak pernah terpengaruh provokasi ini.

" Bagaimana pekerjaan mu?"

"Lancar, seperti biasa." Dia menatapku lagi setelah lama menatap ponselnya.

"Bocah-bocah itu pasti sangat imut hingga membuat mu babak belur." Sasuke menyipitkan matanya saat mengatakan itu.

"Ya mereka selalu menjadi bagian dari derita ku."

"Investasi saja. Buka usahamu sendiri."

"Tidak Sasuke. Aku sudah merasa cukup."

"Omong kosong." Dia berdecak. Dan menunduk memeriksa ponselnya lagi.

"Ku dengar kemarin malam kau makan malam dengan ayahku?"

"Ya kami tengah menjalankan proyek bersama."

"Proyek apa?"

"Property."

"Bagaimana kabarnya?"

Sasuke menaikan alisnya."Kabar apa?"

"Kabar ayahku, Bagaimana kabar ayah ku?" aku bertanya canggunng.

Sasuke memandangiku lama sebelum menjawab."Baik sepertinya."

" Sepertinya?"

"Apa kau tidak merasa aneh menanyakan kabar orangtua mu pada temanmu. Naruto ?"

"Ya, tapi aku sudah lama tidak bertemu dengannya."

"Tahu tidak di zamanku ada teknologi bernama telephone." Dia mengucapakan kata telepon dengan bahasa inggris. Mengejekku.

"Lalu kau pikir aku hidup di zaman apa sialan."

"Tidak tahu, kalau kau tidak tahu fungsi telepon, itu berarti kau hidup di zaman batu. Telepon orang tua mu Naruto. Kau bukan remaja tanggung lagi yang doyan kabur yang kau hindari sebenarnya."

"Entahlah. Tahu tidak aku sangat merindukan mereka."

"Ya,ya,ya bicara saja dengan angin. Aku sudah muak mendengarnya."

"Sialan kau, Sasuke."

"Silahkan mengumpat sepuasnya tuan muda. Tidak perlu memakai pesawat untuk mampir ke tempat mereka."

"Kurasa lebih dari sekedar pesawat untuk mampir ke tempat mereka."

"Kau hanya harus sedikit rileks bung. Ibu mu mungkin akan mengomelimu. Tapi begitulah semua ibu kan?"

Aku tak mau menjawab. Aku ingin sekali kesana sebenarnya. Tapi aku malas mendapat kuliah menggebu-gebu ibu tentang pernikahan. Dan segala bentuk perjodohan yang dia tawarkan. Menma adikku tinggal menunggu waktu untuk menikahi kekasihnya. Acara pertunangan mereka bahkan menjadi pembicaraan hangat di konoha. Anak mantan gubernur dan pewaris perusahaan wine ayahnya bertunangan dengan seorang aktivis wanita muda mantan miss Negara hi. Tapi bukan hal itu yang menggangguku. Hanya saja semakin dekat tanggal pernikahan mereka maka semakin sering aku di bicarakan orang-orang. Semakin sering juga ibu ku berusaha menyelamatkan reputasiku. Dengan melakukan hal-hal yang menurutku sia-sia. Sia-sia karena aku tak pernah mau setuju, aku tidak peduli pada pandangan orang lain, dan ibu ku tidak peduli pada ketidakpedulianku. Dan entah bagai mana itu mengusiku. Aku terlalu sensitif jika berbicara masalah hidup, rencana hidup atau apapun yang berhubungan dengan ke tidak bonafit-an ku. Terutama sejak aku mengakui pada mereka-orang tuaku- bahwa apa yang aku impikan sejak dulu benar-benar menjadi omong kosong.

Itachi datang tidak lama kemudian rambut hitam sebahunya basah. Penampilannya sangat berantakan. Sasuke bangkit memberinya sapu tangan.

"Diluar hujan sangat lebat. Aku menyesal tidak menyetir tadi pagi. Kukira hari akan cerah."

"Ramalan cuaca bilang hari ini hujan lebat."

"aku tak punya waktu menyalakan televisi di pagi hari Sasuke."

"Benar sekali, memang siapa yang punya waktu lebih di pagi hari untuk televisi kebetulan aku punya ponsel untuk memberiku informasi."

Aku tertawa mendengar Sasuke mengatakan itu dengan datar. Dan wajah Itachi yang merengut kesal.

"Kau bicara padaku seperti aku adalah orang tua yang ketinggalan zaman."

"Menyebalkan bukan, dia bahkan baru menguliahiku tentanya Telephone." Aku mengucapkan kata Telephone untuk menyindirnya. Sasuke hanya tersenyum miring sebagai tanggapan. Mr. perfect Kakashi datang dari pintu. Tampilannya sangat rapi. Khas Kakashi. Aku selalu ingin tahu rahasia agar tidak menghasilkan kerutan kusut di kemejamu saat kau memakainya hampir separuh hari.

"Apa aku melewatkan sesuatu yang menarik?" Kakashi bertanya saat duduk di sebelahku. Mungkin saat dia masuk dia mendengar ku tertawa.

"Ouh ya tuan CEO kita baru menguliahi kita tentang teknologi."

Kakashi mengangkat sebelah alis nya,mencoba mengerti. Tapi setelah nya dia tidak bertanya lagi. Kami mulai memesan ramen. Tidak ada yang bicara saat kami makan. Entah sejak kapan kami menerapkan Table manner . Mungkin saat kami merasa terlalu tua untuk bersikap konyol. Atau selera humor kami yang jadi padam sejak kemelut hidup terus datang di setiap kesempatan meski itu hanya sebuah celah kecil. Begitu lah arti menjadi dewasa.

"ouh sialan!" Kakashi mengumpat dan tersedak. Otomatis kami bertiga mengangkat wajah menatapnya heran.

Kakashi berdeham membersihkan tenggorokannya.

"Arah jam tiga." Dia berbisik dengan sudut bibirnya dan menunjuk arah dengan lirikan. kami menoleh kearah yang di tunjukannya. Di pintu masuk ichiraku, seorang wanita dengan sensual sedang mengeringkan kemejanya yang basah, air menetes dari rambutnya yang coklat bergelombang. Kemeja tipis putihnya yang basah karena hujan mengekspos pakaian dalam nya yang berwarna merah terang. Bahkan sangat jelas meski jarak kami cukup jauh. Wanita itu memakai rok yang sangat pendek. Kaki nya mulus tanpa stoking. Tampak seksi dengan stiletto merah terangnya. Wajahnya cantik meski bibirnya di poles terlalu merah. Tapi justru karena warnanya merah bibirnya terlihat sangat penuh dan seksi dan terlihat nikmat dikulum. Seketika aku meneguk ludahku. Semua temanku pasti merasakan hal yang sama.

"Aku tak tahu konoha saat hujan bisa sepanas ini." Itachi bergumam sambil melonggarkan dasinya.

"Dia punya payudara yang indah. Bukan begitu?" Sasuke melayangkan komentar yang lebih mirip pelecehan sexsual jika ditujukan kepada wanita yang tidak kau kenal.

"Lihat bokong nya yang seksi Naruto?" Itachi bertanya padaku. Hey untuk apa dia bertanya padaku.

"Kenapa kau mengajakku bicara tentang bokong nya?"

"Apa yang salah? Kau terlihat sangat menikmati pemandangan. Kenapa kau harus merasa kesal. "

"Aku guru etika Itachi jangan coreng reputasiku."

"Apa itu juga alasannya kenapa kau masih perjaka, dan melakukan sex kosong?"

"Apa? Aku tidak…..Sialan siapa yang berani bicara begitu tentang aku." Aku menatap Itachi tidak percaya.

"Sasuke yang bilang padaku." Ucap Itachi sambil lalu.

"Sasuke…." Aku marah sekarang dan mencoba menggapai kerah baju nya. Dan dia berkelit dengan gesit. "Apa masalah mu Naruto.." dia memelan kan suaranya. "aku baru saja akan melihat celana dalam nya yang berwarna merah. Kau mengganggu sialan." Dia mendengus diakhir kalimat.

"Astaga tolong jaga mulut kalian Tuan-tuan."

"Bukan kah wanita dengan merah itu selalu terlihat seksi, otoutou."

"Kau benar Aniki, sebenarnya ada apa dengan warna merah."

"Mungkin karena semua yang berwarna merah pada bagian tubuh wanita itu adalah favorit kita."

"Tolong hentikan kalian berdua." Aku benar-benar memperingatkan. Bagaimana kalau ada yang menyampaikan pada nyonya Uchiha bahwa anak nya tengah melecehkan wanita tak dikenal dengan kata-kata mereka, di tempat umum. Sedang kan Kakashi terus menunduk dan bergumam tidak jelas. Aku menyenggolnya sedikit.

"kau sedang apa?"

"Aku sedang berdoa."

" Berdoa agar terhindar dari dosa yang di umbar iblis cantik?" Itachi bertanya dengan nada yang serius.

"Bukan , " Kakashi menyeringgai dan mencondongkan tubuhnya kedepan.

"Aku berdoa agar aku dapat mengecap dosa itu malam ini."

" Dokter sialan ini." Aku menggeleng ditengah tawa mereka. Diam-diam berdoa semoga Tuhan mengirimkan wanita terhormat yang belum terjamah salah satu bajingan yang ada di dunia ini.

.

.

Hari ku berakhir dengan cukup menyenangkan,aku rasa. Doa Kakashi terkabul, dengan percaya diri dia melenggang menghampiri wanita itu, dan entah bagaimana caranya dia berhasil membawanya ke dalam mobil. Sasuke menggumamkan sesuatu seperti 'jalang' ,Itachi menanggapi nya dengan dengusan dan berkomentar tentang kehebatan rayuan seorang Hatake. Tapi aku tidak setuju. Jika Hatake Kakashi pandai merayu, dia pasti masih hidup bahagia sekarang. Terkadang dalam diamku, aku selalu berusaha menerka,tentang hal-hal yang kami cari dalam hidup ini. Apa kami akan selalu begini. Berjalan di tempat. Atau menemukan sesuatu yang mungkin omong kosong tapi dapat membuat kami bangga.

Kami sudah tidak lagi muda, dan seiring bertambahnya usia kami. Hal-hal yang mungkin jadi terlihat mustahil. Hal-hal sepele menjadi rumit. Dan saat keputusan harus diambil jalan yang dilalui nya harus memutar dengan menekankan kata 'bagaimana'. Kami berempat seperti kembali pada kertas kosong yang menunggu takdir. Takdir yang akan menulis kisah kami lagi. Dan kapan dan bagaimana takdir itu mengggigit kami. Aku berharap kami masih bisa menjadi penopang untuk satu dari lainnya. Bersiaga saat seseorang jatuh kembali ke dalam kegelapan.

TBC…

a/n….maaf fic ini kemarin saya posting dengan judul THE BACHELOR, tapi setelah selesai 6 chapter tiba-tiba saya merasa tidak puas apalagi dari gaya bahasa nya. Jadi saya ubah semua plot ceritanya…

terima kasih sudah membaca.