Pairing : All Akatsuki members - sedikit bumbu SasuSaku - dan taburan NaruHina

Disclaimer :Masashi Kishimoto tentunya!

A/N : Inih fic pertama saia. Suer! Yah, jadi mohon maaf banget kalo jelek ya…

XxXxXxXxXxXxXxXxXxXxXxXxXxXxXxXxXxXxXxXxXxXxXxXxXxXxXxXxXxXxXxXxXxXxXxXxXxXxXxXxXxXxXxXxXxXxXxXxXxXxXxXxXxXxXxXxXxXxXxXxXxXxXxXxXxXxXxXxXxXxXxXxXxXxXxXxX

-Akatsuki's Part Time-

Suatu pagi yang cerah di markas Akatsuki… Dimulailah hiruk-pikuk aktivitas para penghuninya. Mulai dari yang antre setor ke toilet, nyanyi 'anak ayam turun sejuta' ala rock band di kamar mandi, teriakan histeris yang meminta orang di toilet cepet keluar, sampai irama kentut ikut meramaikan pagi itu. Dan inilah cerita dimulainya masalah pagi itu, saat sarapan pagi… Mari kita saksikan, eh, kita baca…

"Hoaaahm…! Pagiii semuaaaa…!" Hidan menguap. Serentak semua temannya yang baru bangun langsung menutup hidung mereka. Nggak cuma itu, cicak yang lagi nyanyi di dinding pun ikut tewas gara-gara menghirup racun yang lebih berbahaya daripada karbon monoksida. Yaitu bau mulut Hidan.

"Gila lo Dan! Gosok gigi dulu nggak sih loe?! Bau banget tuh mulut loe!" Kisame langsung mencak-mencak. Sedangkan Konan menuju toilet untuk muntah. Yang dikomentari diem aja.

"Huweee… Zetsu-saaan… Tobi nggak bisa napas nih…!" terak Tobi karena hidungnya mampet gara-gara kejadian tadi.

"Cup-cup…" "ntar," "abang," "ambilin," "inhealer," "di kamar deh," kata Zetsu item-putih bergantian. "Tobi chayank," "Tunggu di sini ya?"

Pein pun terpaksa tahan napas atas kejadian mematikan itu.

Mereka bersepuluh kemudian berkumpul di meja makan untuk sarapan pagi. Pein memimpin berdoa.

"Semuanya berdoa dalam hati sesuai dengan keyakinan masing-masing. Berdoa mulai…"

Mereka semua berdoa dengan kusyuknya sampai lamaaaa sekalih. "Berdoa selesai," ucap Pein setengah jam kemudian. Yang laennya nggak bisa marah meskipun sudah sangat kelaparan gara-gara Pein mimpin doanya kelamaan. Mereka terlalu takut dengan rinegan yang dimiliki pemimpin mereka itu.

"Amiiin…" mereka mengusap mukanya.

Kemudian Kisame buru-buru membuka tudung makanan yang di depannya.

"Yaaah… Kok cuma pake sayur asem, krupuk ma sambel sih…! Ayam gorengnya mana?!" teriaknya.

"Ayam goreng pale lu pitak!" bentak Kakuzu.

"Gini ya pren! Kita dah bersyukur ada nasi hari ini. Asal loe-loe tau ya, sekarang ni kas kita udah nipiiiis banget. Dah nggak cukup lagi malah, buat belanja besok. Hari ini aja untung-untung gue nemu duit gopek banyak di saku celananya Hidan. Kalo nggak, kita nggak makan," kata Kakuzu memulai ceramahnya.

"Hah! Enak aja lu! Duit gue tuh!! Gue menang lotre semalem tauk!" Hidan sewot. Dia teriak sambil menutup mulutnya.

"Kok bisa abis sih?? Perasaan, loe kemarin baru narik uang kas 100.000 dari kita deh!" Deidara ikut ngotot.

"Iya… Lah, emangnya loe semalam nggak ingat apa? Menurut catetan gue…" Kakuzu ngeluarin catetan utangnya. "Dedidara, pinjem 500.000 buat beli cadangan tanah liat. Hidan, pijem 250.000 buat beli cat. Terus Konan, ngambil 300.000 'kan? Abis tuh! Malahan gue tekor 50.000!" jawabnya. "Pokoknya gue nggak mau tahu! Besok kalo masih mau makan, kalian mesti kerja hari ini!!"

"Apaaa???!!!" mereka semua teriak histeris.

Nggak kebayang buat mereka yang buronan ini mesti kerja. Enakan juga ngerampok atau nangkep buronan. Tapi sayang sekali, sekarang para buronan udah pada dipenjara. Itupun mereka juga yang nangkep. Kalo mau ngerampok ato maling, pikir-pikir lagi deh! Mereka tuh juga buronan. Lagian semua orang-orang sekarang makin pinter. Mereka semua pasang alarm anti maling, anti rampok, anti pengamen, anti kudis, dan anti rabies. Pokoknya yang ketahuan ma alat itu, bakal langsung disiksa di tempat itu juga! Ngeriiii…! Beberapa waktu lalu Hidan sempat nyoba keampuhan alat itu, dan alhasil, kuping kirinya ilang. Deidara yang juga coba-coba, malah lidah di tangan kanannya kepotong, ma beberapa gigi di mulut tangan kanannya copot. Itachi juga, Rambut kuncirnya berkurang tujuh setengah senti alias ikut terpotong. Yah, tapi apa boleh buat. Ini juga demi kelangsungan hidup esok hari. Kalo mesti kerja ya kerja. Akatsuki tuh professional gitu loh! Kalo perlu, mereka akan menyamar demi kerja.

Akhrnya pagi itu juga, seusai sarapan tentunya. Mereka semua berangkat untuk memulai kerja. –Tepatnya baru mau cari kerja- Sebelum berangkat, Pein ngasih wejangan-wejangan kepada anak buahnya.

"Kalian yang ati-ati di jalan yah… Jangan jajan sembarangan, jangan ngobrol ama orang asing… Juga nanti pulangnya jangan malem-malem… Awas, sekarang ini banyak penguntit di jalanan… Kalo salah satu dari kalian ketangkep, kita nggak ada duit buat nebus kalian… Pokoknya, papa pesen, ati-ati yah…?" Yang ngedengerin sweatdrops.

Setelah Pein selesai berceramah, masing-masing Akatsuki bergiliran salam-salaman sambil mengucapkan 'gut lak'. (??)

Kemudian mereka semua bersiap jalan, eh, lompat menuju tempat yang akan mereka tuju. (Mereka ninja gitu loh! Kan jarang jalan)

Dan akhirnya, dimulailah hari-hari Akatsuki yang penuh part time demi mengais rezeki untuk makan esok hari (cieeh).

--Konan's Part Time--

Konan berjalan sendirian di tengah pasar yang mulai ramai. Dia tak bersama temannya satu pun. Dia merasa harus bekerja kali ini, karena mengingat dialah yang meminjam uang kas sebanyak 300.000. Hari ini dia menyamar jadi neng-neng Jawa yang pake baju kebaya seksi dan kain yang dibebatkan dari pinggangnya hingga lutut. Dia menggendong sebuah bakul berisi beberapa botol yang entah apa isinya. Di tangannya menenteng timba kecil berisi gelas. Dia kemudian keliling dan meneriakkan dagangannya… "Jamu… Jamunya pak…! Jamu pegel linu, asam urat, rematik semuanya adaaa…!" YUP!! Benar sekalih pemirsah semuanyaah!! Konan kini sedang berprofesi menjadi seorang 'Mbok Jamu'. –tak ada yang tahu dari mana dia merampas pakaian dan bakul tempat jamu itu-

Dia berjalan terus dan menuju perumahan sambil tetap berteriak, "Jamu… Jamu…!". Sampai kemudian ada yang memanggilnya. "Jamu mbak…!"

Konan kemudian menghampirinya. "Jamunya apa mas?" tanyanya.

"Adanya apa?" tanya si pembeli balik.

Konan menjawab, "Macem-macem. Ada jamu pegel linu, asam urat, galian singset, sehat datang bulan, dan lain-lain… Mau yang apa? Ato mau yang jamu racikan saya sendiri, ada beras kencur, kunyit asem, sirih, cabean, sama pahitan…" Kata Konan menjawab dengan fasihnya.

"Hmm… sebenernya, saya panggil kamu kesini bukan mau jamu kamu. Saya kayaknya lebih tertarik sama yang jualan deh!" kata pembeli yang bertampang rada emo itu sambil mengedipkan sebelah matanya dengan genit.

Konan sedikit tersipu melihat ketampanan pembelinya itu. "Ah, mas ini bisa aja…"

Kemudian pria berambut hitam dengan cutting jabrik ayam itu menggeser duduknya. Lalu dengan brutalnya, dia mulai merangkul Konan. Konan yang agak merasa risih, mengelak dan agak menjauh.

"Ah, mbak… tolong diracikin jamu pegel linunya dong…" bisiknya tepat di telinga Konan.

Konan merasa geli karena telinganya mulai dikitik-kitik pake rambut pria itu yang menjuntai di samping wajahnya yang cakep. Konan menurut aja. Sedangkan si pria mesum itu mulai membuka baju putihnya yang sejak awal memang semuanya tak dikancingkan, karena memang tak ada kancingnya. Tampak sebidang dada yang amat sangat seksi, dan putih… Konan yang menoleh sontak kaget melihat keseksiannya. Mukanya memerah. Pikirnya, bahkan Pein kalah seksi sama dia…

"Huachuih!" suara Pein yang entah di mana bersin-bersin.

"Ah, mas… Ini jamunya sudah jadi," kata Konan.

"Ssst… udah, taruh situ aja dulu… Kita maen-maen sebentar," pria itu meleletkan lidahnya di bibirnya yang seksi.

"Waduh-waduh… Ini kan di teras mas…" Konan mulai merasakan tabiat buruk.

Kemudian Konan menjauh… Sementara pria itu mendekat. Konan menjauh lagi, pria itu mendekat lagi. Konan terus mundur menjauh, tapi kini tak ada jalan. Tubuhnya menempel di tembok. Pria itu hampir menyentuhnya. Konan tak bisa teriak, karena sepertinya dia telah dihipnotis oleh mata user-user merah yang dimiliki pembelinya itu. Tubuhnya tak kuasa bergerak. Tapi kemudian…

"SA-SU-KE-kuuun…!!!???" seorang nyonya berambut pink gelung teriak histeris. Mereka menoleh.

"Ah, Sakura-chan… Selamat datang…! Kok udah pulang sih? Biasanya belanja sampe berjam-jam…" kata Sasuke dengan santai. Sementara tubuhnya kini hampir menempel dengan Konan.

"Bukan 'selamat datang'. Apa yang kamu lakukan sama wanita itu??" Sakura nunjuk-nunjuk Konan dengan kepalan tangan membara.

"Ah, ini… Mau… Minum jamu, ma?" Sasuke balik bertanya dengan senyum.

"Aapaaaaa???!!" Spontan Sakura menendang bakul tempat jamu milik Konan.

"SHANNAROOOOO!!!" Tempat jamu itu melayang dan landing tepat di muka Sasuke. "Jduaakkk!!!" "Gabrukk" Sasuke pingsan dengan asap mengepul di wajahnya.

"Yah… Jamu daganganku…" kata Konan.

Konan buru-buru lari karena setelah itu Sakura menatapnya dengan kobaran api yang lebih besar dari tadi di sekujur tubuhnya. Kelihatannya dia marah besar. Sementara itu, dia pergi dengan gontai karena gagal mendapat uang dari kerjanya. Terpaksa dia harus mengandalkan hasil milik teman-temannya dulu…

--End of Konan's Part Time—

--To be continue…--

XxXxXxXxXxXxXxXxXxXxXxXxXxXxXxXxXxXxXxXxXxXxXxXxXxXxXxXxXxXxXxXxXxXxXxXxXxXxXxXxXxXxXxXxXxXxXxXxXxXxXxXxXxXxXxXxXxXxXxXxXxXxXxXxXxXxXxXxXxXxXxXxXxXxXxXxX

Hyoran: Mbak, mbak… Jamunya dong. Kunyit asem yah?

Konan: Ini…

Hyoran: (minum) Pueeh!! (dimuntahin) Ini bukan kunyit asem! Pahit banget!

Konan: Ups maaf, ketuker botolnya mbak…

Hyoran: Kamu penjual jamu baru ya? Ngegantiin mbak Sum?

Konan: Mbak Sum siapa…?

Hyoran: Ituh, penjual jamu senior kamu. Jamunya wuenak…

Konan: Bukan. Saya aslinya penjual obat. Ntu jamu juga saya tambahin obat kok… Biar manjur. (senyum)

Hyoran: Hueeh?? (mulai teler) Ya… udah deh! Review yah! (teler, pingsan)

Hiyaaah… Maaf, jelek banget ya? Sekali lagi saiah minta maaf, soalnya ini benar-benar fic yang pertama kali saiah buat sebelum masuk FFN. Hehe, gimana ya kalo mbak jamu di tempat saiah kayak Konan? Hiyaaah… Mbak Sum! Dimana kau…! (teriak dengan lebay-nya) Mbak Sum tuh mbak jamu yang suka keliling di komplek rumah saiah. Tapi udah lama banget nggak pernah datang lagih…

O, yeah kalo nggak keberatan, tolong direview yah! Yang mau request juga boleh. Silakan kritik dan sarannya juga ditulis ajah. Makasih buangett yang udah mau baca fic aneh saiah ini. Chapter berikutnya ditunggu yah…! ^_^.