DREAM; of OURS.
.
KnB / 黒子のバスケFanfiction
.
.
.
Kita berdua punya mimpi, sebuah mimpi yang berbeda, biar kata untuk menyebut mereka adalah sama.
Salah satu dari kita menyeringai, salah satu dari kita memanyunkan bibir, adalah ciri masing-masing yang tak bisa dipisahkan.
Bicara tentang tim yang akan berjalan lebih dulu, orang yang menyeringai lah adalah yang penuh bangga, menyombongkannya.
'Dengan begini aku berada satu langkah di depan,' pikirnya begitu.
Padahal kenyataan hanyalah cuma beda beberapa jam saja, yang manyun sudah akan jalan, begitu juga yang menyeringai, berjalan ke arah yang berbeda, tim yang berbeda, tujuan yang berbeda, karena pada awalnya tangan yang mengepal memegang mimpi yang berbeda pula.
Senapan di tangan adalah menjadi bukti, barisan yang rapi bergerak teratur ke depan tak diperbolehkan lagi untuk memandang belakang, sama saja kau dengan tidak fokus dan itu berbahaya.
Sama berbahaya ketika kalian baru akan memulai sebuah perjalanan panjang, tapi karena kalian sudah sangat haus akan udara di luar sana, dunia luar yang dari dulu ingin kalian jamah.
Mendaki gunung, yang satu lagi masuk ke dalam hutan belantara, tempat yang berbeda, tapi bahaya adalah hal yang selalu setia menyertai.
.
Yang menyeringai adalah menelan ludah, tangan gemetaran karena tak sabar sebentar lagi akan berangkat, yang manyun adalah mengamati lekat, mulai mendekati, baru menepuk bahu, dan mengucapkan, "kalau begitu, sampai nanti,"
.
Saat-saat senapan menjadi tak ada guna, pedang adalah sang pengganti yang berguna.
Karena tidak ingin mati dan tidak ingin mimpi belum tersentuh adalah hal yang dipikirkan saat itu.
Saat kita terluka pun, terpaksa armor pelindung yang kita pakai saat itu kita lepas, tidak ingin berat saat berjalan.
Mengingat rumah kita; kita adalah menjadi tumbuh lebih, lebih kuat.
Saat yang lain; menyeringai satu berada di dalam hutan, yang manyun satu mendaki gunung untuk sampai pada puncaknya, sempat melihat ke bawah sana, dan yang lain ikut melihat ke belakang yang dilihat adalah sama; berkabut.
.
Setelah kita mendapatkan apa itu harta berkarun yang kita idamkan, hati ini masihlah tidak tenang saat itu, entah kenapa wajah - wajah sadis, berandalan adalah muncul di pikiran.
Padahal bila kita lihat ke arah langit, kita berada di langit yang lagi-lagi sama.
Kita pergi lagi dari sana setelahnya, berlari, dengan segala kepintaran dan kelicikkan kita bisa kabur dari orang-orang jahat.
Membetulkan helm dengan rumput sebagai yang melindungi kepala, kita adalah bertahan hidup.
Luka yang di dapat pun bisa hilang dengan sendirinya.
Dan dua orang yang dibiarkan bertemu begitu saja, dan mulai mengisi hari singkat kita sebelum berjalan pergi.
Adalah memiliki arti.
Jadi biar kita berdua memiliki jalan yang berbeda, kita... Mungkin saja dapat bertemu lagi setelahnya.
Jika adalah tidak.
Untuk apa ada kata "sampai nanti," bila tidak untuk hal itu.
Biarpun yang menyeringai satu, tidak menjawab.
Bila itu adalah kata-kata dari si hitam, si abu-abu adalah...
Menemukannya adalah kata untuk mimpi selanjutnya milik ia.
Milik yang lainnya juga.
Berkata dengan angkuh kalau dia akan menjadi pertama.
Dalam benak si abu, terlihat jelas, tapi dia tidak akan mengalah begitu saja.
Mimpi selanjutnya yang disembunyikan, tak diungkap seperti harta yang dicari, ini berbeda.
Berjanji untuk bertemu.
Adalah janji yang diungkapkan lantang dalam benak pikiran.
Esok, pasti.
Esok, dan esoknya lagi, hanya tunggu saja.
Siapa bilang ada yang mau mengalah begitu saja, di antara mereka berdua.
.
Fin
[Knb Credit goes to; Tadatoshi Fujimaki]
[Story Credit goes to; Zak]
