Bagian 1

I WANT YOUR MONEY

By : Han Kang Woo

Cast : Do Kyungsoo, Kim Jongin, Exo Member, etc.

Main Cast : KaiSoo

Genre : Romance

Warning : BL (Boys Love), Banyak Typo, FF ini hanya pinjam nama saja

Rated : M

DLDR

= Happy Reading =

O…O…O…O…O…O…O…O…O

o

o

o

o

Seminggu yang lalu.

"Halo omma." kata seorang pemuda, yang mengangkat telefon dari ibunya.

"Halo Kyungsoo sayang. Bagaimana kabarmu?"

"Baik omma. Aku baik baik saja, omma sendiri bagaimana?"

"Omma baik baik saja. Tapi adikmu... Adikmu sakit..."

"Kenapa dengan Dio? Sakit apa omma?" pemuda yang bernama lengkap Do Kyungsoo itu seketika panik, karena mendengar adik satu satunya yang masih berumur 8 tahun sakit.

"Adikmu masuk rumah sakit. Sudah dua hari. Dia terkena malaria. Hmm.. tapi yang jadi masalah adalah biayanya. Omma tidak punya cukup uang. Omma..."

"Omma tenang saja, sebentar lagi aku akan mengirim uang kepada omma." Kyungsoo memotong cepat kata kata ibunya.

"Tapi... Apa kau sudah dapat pekerjaan di kota Seoul sana?"

"Su.. Sudah omma." jawab Kyungsoo, terbata bata. Dia terpaksa bohong.

"Syukurlah Kyungsoo."

"Omma tenang. Berikan perawatan yang terbaik untuk Dio. Masalah uang omma tidak perlu khawatir." tutup Kyungsoo.

Yeah, itulah percakapan yang terjadi antara Kyungsoo dan ibunya yang berada di kampung. Beberapa waktu lalu Kyungsoo memutuskan meninggalkan kampung halaman menuju ke Kota Seoul, ibu Kota Korea Selatan. Tujuannya tidak lain dan tidak bukan adalah mengadu alias mengubah nasib.

Percakapan diatas itu terjadi beberapa minggu yang lalu, saat Kyungsoo sama sekali belum mendapatkan pekerjaan dan hanya mempunyai uang untuk menyewa kontrakan murah dalam bentuk kamar minimalis.

Dan sekarang, keadaannya berbeda. Kyungsoo sudah menemukan 'pekerjaan' yang bisa menyokong hidupnya sendiri beserta hidup keluarganya di kampung. Dan Kyungsoo memutuskan untuk menjadi seorang pekerja seks komersial (PSK) Namja.

Yeah, itulah pilihan yang bisa dilakukan oleh seorang Do Kyungsoo. Kehidupan di Korea Selatan memang tidak mudah, terutama di kota Seoul yang hiruk pikuk. Persaingan hidup dan angka bunuh diri selalu seiring sejalan. Banyak yang melakukan segala cara agar bisa eksis menjalani kehidupan dan bisa diterima oleh masyarakat. Banyak yang melakukan operasi plastik untuk menunjang karir ditengah tuntutan kesempurnaan Korea. Banyak yang bisa bertahan dan banyak pula yang gagal, yah itulah hidup.

Awalnya Kyungsoo berniat menjadi seorang trainer disebuah perusahaan agensi terkemuka, bermodalkan tampang yang lumayan dan suara merdu, dia berharap bisa debut menjadi seorang Kpop idol. Tapi sejarah membuktikan lain, hanya tiga hari sejak dirinya diterima menjadi trainer (yang belum tentu debut) Kyungsoo memutuskan keluar. Itu disebabkan dirinya mendapatkan pembullyan dan pelecehan seksual oleh senior senior disana. Banyak yang menganggapnya terlalu imut dan terlalu 'yeoja', terlebih memang dia pandai masak dan suka bersih bersih.

Dan kini Kyungsoo dengan pertimbangan matang dan tidak mudah memilih menjadi seorang PSK namja independent alias tanpa terikat mucikari atau sejenisnya, dia bekerja sendiri dan bisa menentukan semuanya tanpa dikekang.

Berawal dari butuhnya dana untuk pengobatan adiknya yang berada di kampung, Kyungsoo dengan sigap memutar otak dan mencari cara bagaimana mendapatkan uang dalam hitungan jam saja. Dia tidak mungkin pergi meminta minta atau menjadi pengemis dijalan. Dan tepat saat itu, Kyungsoo sedang hoki. Dia mendapati suami pemilik kontrakan sedang bertengkar dengan sang istri. Pertengkaran itu berujung bermalamnya si suami di kamar Kyungsoo yang hanya sendirian saja. Tepat saat itulah si suami menerima 'service' Kyungsoo yang hanya dengan oral saja (si suami jarang mendapatkan belaian dari sang istri), Kyungsoo mendapatkan uang hanya dalam hitungan jam, tidak perlu bekerja keras dan menunggu sebulan untuk gajian.

Dari situlah Kyungsoo berpikir, jika dengan hanya memanjakan kelamin orang lain saja dan uang bisa datang dengan mudah, maka untuk apa mencari pekerjaan yang butuh waktu dan tenaga tapi hasilnya hanya bisa dirasakan sebulan sekali.

"Omma. Keadaan Dio bagaimana?" tanya Kyungsoo, setelah beberapa hari adiknya di rawat di rumah sakit. Percakapan masih terjadi lewat telefon.

"Adikmu sudah mulai baikan. Ini berkat kau sayang. Seandainya saja waktu itu kau tidak mengirim uang cepat, entah apa yang terjadi dengan adikmu..." ibu Kyungsoo terisak pelan diujung sana.

"Omma jangan menangis. Uang bukan lagi suatu masalah omma." kata Kyungsoo, menenangkan ibunya.

"Jadi kapan kau pulang? Minggu ini?"

"Ehh.. Itu.. Minggu ini sepertinya sulit omma. Boss di cafe tidak mengijinkan karyawan baru libur dalam masa percobaan kerja omma." bohong Kyungsoo.

"Baiklah sayang. Omma hanya bisa berpesan, jaga diri baik baik. Jangan sampai jatuh dalam pergaulan bebas."

"I.. Iya omma."

Percakapan singkat itu berakhir. Lagi lagi Kyungsoo harus membohongi ibunya bahwa dia bekerja sebagai pegawai kontrak sebuah cafe di kota Seoul. Dia tidak mungkin jujur mengatakan bahwa pekerjaannya yang sebenarnya adalah seorang PSK namja. Tentu saja ibunya bisa jantungan atau langsung bunuh diri ditempat jika dia jujur.

Hanya dalam waktu tiga minggu saja, kehidupan Kyungsoo berubah. Dia bukan lagi tinggal disebuah kontrakan kamar yang murah, tapi dia sebuah apartemen yang cukup mewah dan berkelas. Hasil jerih payahnya selama tiga minggu itu mengubahnya. Kyungsoo yang awalnya memakai pakaian biasa dan seadanya, kini sudah berubah total. Semua pakaiannya bermerk terkenal. Hal itu juga perlu untuk menunjang penampilan dan nilai jualnya sebagai penjaja seks yang naik daun.

Waktu sudah menunjukkan pukul 20.09 malam. Kyungsoo menggeliat pelan diatas ranjang king sizenya, dia menunggu pesan singkat dari seseorang yang akan menyewa jasanya. Yeah, Kyungsoo pada dasarnya tidak pilih pilih pelanggan, baik itu namja, yeoja, ahjumma, ahjussi atau sebagainya. Yang penting orang orang itu punya uang dan bisa membayarnya.

Brttt... Brttt... Ponsel Kyungsoo bergetar pelan, menandakan bahwa ada pesan singkat yang masuk.

'Maaf, bagaimana jika malam ini kita lakukan di apartemenmu saja. 10 menit lagi aku sampai.' begitu bunyi pesan singkat yang dibaca Kyungsoo. Perubahan yang mendadak.

Namja itu mendesah, kemudian membalasnya dengan kata 'Ya', sangat singkat.

o

o

o

o

"Yeah, teruskan... Isap terus.. Ahh..." desah seorang namja cadel. Namja itulah yang menjadi pelanggan Kyungsoo yang kesekian.

Sluurp... Sluurp.

Kyungsoo mengisap alias mengoral kejantanan si namja dengan teknik khusus tingkat tinggi. Penis namja itu dikocok, isap dan jilat secara bergantian. Si namja tampak keenakan, terbukti dengan ekspresi wajahnya yang merem melek.

"Ahhh... Ohh... Ahh..."

Lalu...

Croot croot croot.

Sperma si namja keluar, menumpahi mulut Kyungsoo. Sperma itu meluber sebagian dan membasahi daerah sekitarnya. Kyungsoo tidak menelan sprema itu, tapi memuntahkannya ke sebuah tissu.

"Ah, terima kasih. Ufff..." ucap si namja, mengelap peluhnya dengan telapak tangannya. Penisnya perlahan menyusut dan kembali normal.

"Sama sama. Bayarannya 65.000 won." tukas Kyungsoo, seraya mengelap mulutnya dengan tissu. Uang itu jika dikonversikan sama dengan kira kira 780.000 rupiah.

"Itu soal mudah." balas si namja, tersenyum tampan. Dia memang tidak berhubungan seks (dalam artian tusuk menusuk) dengan Kyungsoo. Dia hanya ingin kejantanannya dimanjakan saja, tanpa seks langsung. Maklum saja, dia masih setia terhadap pasangan tetapnya.

Si namja yang bernama Oh Sehun itu mencari cari dompet didalam saku celananya, namun selama beberapa menit mencari, benda persegi itu tidak ditemukannya. Dia jadi panik.

"Kau kenapa?" tanya Kyungsoo, ketika melihat gaya Sehun yang aneh.

"Ehh... Itu.. Anu... Sepertinya dompetku diambil oleh pacar Chinaku... Ahh.." jawab Sehun, menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Lalu?"

"Bagaimana kalau aku mengutang dulu. Lain kali aku kembali, kita melakukannya lagi dan aku akan membayar dobel." jawab Sehun, seenaknya saja.

"Apa? Kau ingin utang?" mata bulat Kyungsoo yang sudah bulat semakin membulat.

"Ya. Hehehe... Aku betul betul ti..."

"KELUAR... KELUAR SEKARANG." Kyungsoo tiba tiba membentak, dia melempari Sehun dengan bantal.

Bugh.

"Ee.. Jangan marah. Dompetku betul betul ketinggalan. Maafkan aku."

"Keluar kataku. Dan jangan kembali lagi." usir Kyungsoo. Namja imut itu berdiri, menarik Sehun untuk segera keluar dari apartemennya.

"Tunggu. Aku pakai celana dulu. Kau galak sekali..." Sehun hampir jatuh, namja itu memakai celananya dengan gerakan super ala ninja.

"Jangan banyak bicara. Seenaknya mengutang. Memangnya aku warung. Pergi sana...!"

Kyungsoo menendang bokong Sehun dengan keras. Yang membuat si namja terhuyung kearah pintu kamar. Untung saja dia sudah selesai memakai celananya. Apa kata dunia jika dia berjalan tanpa celana dengan 'belalai' melambai lambai. OMG.

"Pergi sana... Dasar namja kere." seru Kyungsoo, posisinya sudah didepan pintu. Dia meneriaki Sehun yang terpogoh pogoh pergi. Baru kali ini dia mendapatkan pelanggan tampan yang tidak bisa membayarnya.

Tentu saja yang diperlukan Kyungsoo dalam pekerjaannya adalah uang, bukan kepuasan atau nafsu. Dia sama sekali belum pernah jatuh cinta kepada seorangpun pelanggannya. Yang dicarinya adalah uang, uang dan uang. Bukan cinta.

Lagi pula Kyungsoo sama sekali tidak percaya cinta. Shiit... Kecuali cinta dari ibu kepada anak dan sebaliknya. Tapi cinta kepada seseorang yang disukai, itu sama sekali tidak dipercayainya. Cinta hanyalah omong kosong buatnya.

Beberapa saat sejak pengusiran pelanggan yang bernama Sehun itu, Kyungsoo masih berada didepan pintu kamar apartemennya. Dia melirik singkat jam tangan yang tersemat indah dilengan kecilnya.

'Ah, sial... Seandainya saja slot bersama Sehun tadi kutolak, mungkin aku bisa mendapatkan bayaran yang banyak.' batin Kyungsoo. Dia sempat menolak ajakan seorang pria beristri, dan menerima ajakan Sehun tadi. Jadi sekarang dia harus menunggu jadwal selanjutnya, yang tepat pukul 22.00 malam.

Biasanya dalam sehari Kyungsoo meladeni 3 hingga 7 orang, dengan jadwal dan lokasi yang sudah ditetapkannya sendiri. Bisa di penginapan murah, di apartemennya sendiri atau disebuah hotel berbintang yang mahal. Tegantung kesepakatan sebelumnya dengan calon pelanggan.

Hening.

Kyungsoo memutar bola matanya dan melirik pelan kearah pintu kamar tetangga apartemennya. Sejak tadi dia merasa ada sepasang mata hitam yang memperhatikannya. Dia baru sadar.

Kyungsoo baru saja ingin masuk kembali kedalam kamar apartemennya. Lalu...

"Eh maaf. Bisa tolong bantu aku? Sebentar saja." tiba tiba sebuah suara menghentikan pergerakan Kyungsoo.

Deg.

Kyungsoo tertegun, agak lama. Mata indahnya beradu tatap dengan sepasang mata yang sepertinya sejak tadi mengintainya. Dia terdiam.

"Maaf. Aku orang baru di apartemen ini. Apa kau bisa membantuku mendorong pintu ini... Sepertinya macet." ulang suara itu.

Kyungsoo belum juga menjawab atau menimpali, namun namja itu bergerak pelan menuju arah orang yang meminta bantuannya itu. Dengan terpaksa.

Wuusss...

Seperti ada angin dingin yang berhembus diantara mereka berdua. Posisi mereka kini sudah saling berdekatan.

Pemilik suara itu adalah seorang namja, pemuda dengan kulit eksotis cenderung seksi. Dia sepertinya kesulitan mendorong pintu kamar apartemennya.

"Pintumu rusak?" tanya Kyungsoo, dengan nada datar.

"Entahlah. Pengelola apartemen hanya memberikan kunci kamar saja. Dia memang memberitahukan bahwa pintu kamar ini akan diganti." jawab si namja, tersenyum tampan yang memesona.

Kyungsoo tidak menanggapi jawaban si pemuda. Dia hanya membantu untuk mendorong pintu itu, agar bisa terbuka. Matanya tidak menatap mata si pemuda.

Kyungsoo dan si pemuda berjibaku untuk mendorong pintu itu, mereka agak kesulitan awalnya. Namun setelah berusaha dengan keras, pintu itu terbuka juga.

Blam.

"Aww.. Ahh..." Kyungsoo menjerit tiba tiba, jari manisnya tergores gagang pintu yang agak tajam.

"Oh." si pemuda bergerak cepat, tangannya dengan sigap meraih tangan Kyungsoo dan menghisap darah yang sedikit keluar dari jari kecil namja itu.

Sontak saja wajah putih Kyungsoo memerah dengan cepat, seperti tomat. Baru kali ini ada seseorang yang bisa membuat wajahnya seperti itu. Dia membiarkan tangannya dan tidak menampiknya.

"Mudah mudahan ini tidak infeksi. Sudah tidak sakit lagi kan?" tanya si namja, setelah mengisap darah ditangan Kyungsoo.

"Ti.. Tidak." jawab Kyungsoo, tergagap. Wajahnya semakin merah saja.

Terjadi keheningan agak lama, baik Kyungsoo maupun si pemuda tidak ada yang mengucapkan apa apa. Hanya tatapan mereka yang berbicara dalam kebisuan. Seakan waktu berhenti disekitar mereka. Kyungsoo menahan nafasnya, dalam.

"Ah, maaf..." kata si namja, lalu melepaskan tangan Kyungsoo, pelan.

Kyungsoo menundukkan wajahnya, seperti yeoja yang jatuh cinta pada pandangan pertama. Dia berusaha menyembunyikan rona wajahnya yang semakin merah. Hal yang lagi lagi baru kali ini terjadi.

Kyungsoo tanpa mengucapkan sepatah kata, kembali menuju kamar apartemennya sendiri, dia memegang tangannya yang sempat berdarah, dalam diam.

"Hei... Siapa namamu?" tanya si namja, saat Kyungsoo hampir masuk kedalam kamarnya.

Kyungsoo tidak menjawab.

"Namaku Kai. Salam kenal, tetangga baru." ulang si namja. Dia memperkenalkan namanya, dia agak kecewa karena Kyungsoo sama sekali tidak menyebut nama.

Kyungsoo hampir saja menutup pintu kamarnya, dia berhenti sejenak, menarik nafas... Lalu...

"Namaku Kyungsoo."

Brak. Kyungsoo menutup pintu apartemennya dengan tidak elit, setelah sempat memperkenalkan diri juga.

Kai tersenyum,

"Kyungsoo... Hm... Nama yang imut, seperti orangnya." gumam Kai, sangat pelan.

Kai memandangi kamar Kyungsoo agak lama, seperti menunggu namja itu keluar kamar. Namun setelah dirasa tidak ada pergerakan, akhirnya dia juga masuk kedalam kamarnya.

Kamar baru, apartemen baru dan juga tetangga baru. Apakah akan ada cinta baru? Hm...

Sejauh ini terlihat baik baik saja, namun apa yang terjadi jika Kai tahu bahwa tetangga kamar apertemennya adalah seorang PSK namja?

o

o

o

o

o

o

o

TBC

O...O...O...O...O...O...O

Kini giliran FF Kaisoo lagi. Maaf... Baru Chap 1, tapi aku janji bakal publish chap 2 dengan cepat jika FF ini direspon, hehehe... Aku juga nggak tahu apakah FF ini udah tepat rated M atau mungkin bisa rated T. Masih banyak juga yang harus dijelaskan dichap selanjutnya. Maaf jika ceritanya jelek dan pasaran, tapi mudah2an bisa dinikmati dan terhibur.

Akhir kata, Review ya chingu... agar FF ini terus lanjut.

Salam

Han Kang Woo