Halo Minna! *teriak pake toa

Long time no see… *readers : elu yang kagak memperlihatkan diri bertahun-tahun dodol!

Maaf-maaf *bungkuk-bungkuk

Ini fanfic pertama saya setelah hiatus lama, Minna…

Enjoy read ^_^

My Beloved Little Sister

Disclaimer : Riichiro Inagaki dan Yusuke Murata

Story by : AngelFromTheHeaven

Chap 1 : Pertemuan

Hiruma Youichi, sang devil, kapten dari Deimon, memiliki seorang adik…

Sekuat apapun seseorang, sejahat apapun seseorang, dia pasti memiliki seseorang yang ingin dia lindungi dan selalu ingin dia sayangi…

Demon Clan vs. Angel Clan

Tok tok tok.

Terdengar suara pintu ruang klub Deimon di ketuk oleh seseorang.

"Ya, sebentar.." jawab Mamori dari dalam ruang klub. Ketika Mamori membuka pintu ruang klub, dia melihat sesosok gadis berumur sekitar 13 tahun berdiri di hadapannya. Gadis bergaun putih, berambut hitam sebahu, bergelombang dan bermata emerald, membawa sebuah koper putih besar. Mirip dengan seseorang…

"Permisi, apa ini benar markas klub amefuto SMA Deimon?" tanya gadis itu pada Mamori.

"Ng… I, iya…" jawab Mamori sedikit kikuk, entah kenapa dia kikuk melihat gadis dihadapannya ini.

"Ah, syukurlah… Aku tidak salah alamat," dari mata gadis itu, terlihat sinar kebahagiaan yang amat sangat. "perkenalkan kak, aku Hiruma Yuuki. Salam kenal!"

Ctaaaaaaar!

Bagai tersambar petir di siang bolong -?-, Mamori sangat sangat sangat sangat *dieesh! –author dismash reader dari belakang-* syok mendengar nama anak itu. Pada saat Mamori tertegun, Suzuna datang menghampiri mereka.

"Mamo-nee? Ada apa? Siapa yang datang?" tanya Suzuna ke Mamori.

"I… Itu… " jawab Mamori tersendat-sendat sambil menunjuk ke arah gadis di hadapannya. Suzuna spontan menoleh ke arah yang ditunjuk Mamori.

"Hai, perkenalkan, saya Hiruma Yuuki, salam kenal!" kata gadis itu memperkenalkan dirinya sekali lagi. Suzuna langsung terkejut, tidak jauh beda dengan Mamori.

"Nggg… Sa, saya Anezaki Mamori, manajer tim Deimon Devil Bats, dan ini Taki Suzuna, ketua tim cheerleader." sambut Mamori memperkenalkan diri. Walaupun masih belum bisa menutupi keterkejutannya. Bisa-bisanya gadis manis di depannya memiliki nama marga yang sama dengan si Setan Deimon…

"Apakah kakak mengenal kak Youichi? Aku dengar dia kapten tim amefuto di sekolah ini… Ini fotonya…" tanya Yuuki sambil memperlihatkan sebuah foto dalam liontin kalungnya yang berbentuk mawar putih. Di foto itu tampak seorang anak laki-laki berumur sekitar 12 tahun berambut jabrik hitam, memiliki telinga seperti seorang elf, bergigi tajam, dan bermata emerald memeluk seorang anak perempuan berumur sekitar 8 tahun berambut hitam pendek sebahu dan bermata emerald juga, tapi penampilan fisiknya tampak lebih normal daripada si anak laki-laki.

"Hmm… Hmm…" nampak Mamori dan Suzuna berpikir keras mencocokkan wajah anak lelaki itu dengan salah satu anggota tim Devil Bats, walaupun mereka sebenarnya sudah mengetahui siapa anak laki-laki itu, tapi mereka tetap berpikir, berusaha menepis kesimpulan pertama bahwa gadis manis di depannya ini adalah adik Setan Deimon Devil Bats, mungkin saja nama marga dan nama kecilnya kebetulan sama, walaupun itu tidak mungkin.

"Ah, maaf, kak, foto itu sudah terlalu lama ya? Kalau begitu, bagaimana dengan foto ini? Ini foto kakak ketika masih SMP, dan terakhir kalinya kakak menemuiku secara langsung…" Yuuki mengeluarkan selembar foto dari dompetnya. Mamori dan Suzuna memperhatikan foto tersebut, nampak sosok yang sangat jelas bagi mereka, walaupun itu foto saat sang kapten masih SMP.

"Iya, kami mengenalnya, ng… Masuklah, sebentar lagi para anggota Devil Bats selesai berlatih." kata Mamori dengan senyum manis kepada Yuuki.

"Terima kasih, kak."

Terdengar langkah kaki dari luar ruang klub…

"Kak Mamori, kami sudah sele…" kata Monta terputus ketika melihat seorang gadis manis duduk bersama Mamori dan Suzuna, "mukyaaaaa! Cantik MAXXX!" seru Monta.

"Ha? Ha? Ha? Ada apa?" seru Haha Brothers berbarengan. Dan ketika mereka masuk ruang klub… "Waaaaaaaa! Kawaaiiii!" seru mereka bebarengan lagi. Dan ketika anggota lainnya masuk, mereka juga terpana melihat gadis manis dan cantik itu. Sampai akhirnya…

BRAAAK!

Terdengar pintu ruang klub dibuka lebih lebar menggunakan kaki dengan kerasnya.

"Kekekeke… Hai manajer sialan, urus anak-anak sialan in…" kalimat Hiruma Youichi, sang Kapten Deimon Devil Bats yang kembali bersama Kurita, Musashi, dan Sena terputus ketika melihat seseorang yang ia kenal tapi telah lama tidak ia temui. Yuuki berdiri dan mencoba mendekat ke arah Hiruma.

"Kak Youichi? Itu benar kau kan?" tanya Yuuki dengan mata berbinar.

"Adik sialan? Sedang apa kau di…" belum sempat Hiruma menyelesaikan kalimatnya, Yuuki berlari ke arah Hiruma dan memeluknya.

"Kakak… Aku merindukanmu… Sudah lama aku tidak bertemu kakak… Hiks hiks…" kata Yuuki sambil menangis. Semua yang berada di ruang klub bergidik ngeri karena ada seseorang yang berani-beraninya memeluk Hiruma.

"Kenapa kau kemari, adik sialan? Kekekeke… Apakah di Amerika sana kau kurang senang?" kekeh Hiruma melihat adik kecilnya –menurut dia- menangis di pelukannya, seperti saat mereka masih keci dulu.

"Bibi Aiko meninggal, kak… Dia sakit paru-paru basah… Hiks hiks… Aku berulang kali mencoba menghubungi kakak tapi tidak bisa… Sebelum dia meninggal, dia menyuruhku untuk pulang ke Jepang dan menemui kakak… Dan alamat sekolah ini aku dapat dari bibi juga… Hiks hiks…" cerita Yuuki sambil bergerai air mata, semua anggota Devil Bats juga merasakan apa yang dirasakan Yuuki saat itu. Tak terkecuali Hiruma, terbesit rasa kesedihan dari matanya, walaupun tidak jelas.

"Hmm… Baiklah, kita lanjutkan saja di rumah nanti, aku ganti dulu." kata Hiruma. Mengerti yang dikatakan Hiruma, Mamori dan Suzuna mengajak Yuuki untuk duduk di bangku pinggir lapangan amefuto. Bermaksud memberikan kesempatan untuk para pria berganti baju. –readers and author dilarang ngintip /-

-Di dalam ruang klub..-

"Hei, Hiiruma." Musashi membuka percakapannya dengan Hiruma.

"Ada apa, pak tua sialan?"

"Bagaimana selanjutnya? Kau akan mengasuh adikmu itu?" tanya Musashi. Hiruma tampak berpikir sejenak.

"Kekeke… Tentu saja, pak tua sialan. Aku tahu hari ini akan datang."

-Di bench pinggir lapangan…-

"Jadi, kau adik You-nii, ya?" kata Suzuna membuka percakapan.

"Hu uh." jawab Yuuki singkat.

"Lalu, kenapa kau pindah ke Amerika?" tanya Suzuna lagi. Sejenak, Yuuki hanya terdiam.

"Hmm… Sejak papa dan mama berpisah, aku diajak oleh mama ke Amerika, sedangkan kak Youichi memilih untuk tinggal sendiri.." kata Yuuki, "tapi, mama terlalu sibuk dengan pekerjaannya, bahkan saking sibuknya, aku bisa menghitung berapa kali dalan setahun aku bertemu dengan mama menggunakan jari tangan kananku." lanjut Yuuki dengan wajah sedih.

"Hmm… Lalu?" tanya Mamori ikut penasaran.

"Aku dititipkan ke bibi Aiko, kakak mama yang kebetulan juga tinggal di Amerika. Berhubung bibi sudah tiada, aku kembali lagi ke Jepang…" kata Yuuki hampir menangis.

"Eh, maaf, jangan menangis lagi… Ini ada cream puff, mau coba?" hibur Mamori sambil menyodorkan sekotak cream puff ke Yuuki.

"Mau… Terima kasih, kak Mamori…" kata Yuuki sambil tersenyum sangat manis lalu mengambil satu cream puff, "hmm… Enak juga ternyata, tidak kalah dengan kue di Amerika." kata Yuuki dengan mata berbinar. Melihat dari caranya tersenyum dan mengucapkan terima kasih membuat Mamori dan Suzuna makin tak percaya bahwa Yuuki adik Hiruma, yang pasti akan mengatakan bahwa cream puff itu menjijikan.

"Hei, kau! Manajer sialan, kau mencoba meracuni adikku dengan sus sialanmu itu, ya?" seru Hiruma yang tiba-tiba muncul di belakang mereka. Mamori menoleh kaget, tapi tak lama kemudian, Mamori memasang wajah evilnya.

"Kau… Apa yang kau maksud sus sialan, heh? Kau saja yang tidak bisa menikmati kelezatan dari sebuah sus!" kata Mamori membela makanan kesukaannya.

"Kekekeke… Eh, kau adik sialan, ayo ikut aku!" titah Hiruma pada adiknya.

"Huh! Aku tidak mau ikut kalau kakak masih memanggilku dengan sebutan'adik sialan'!" balas Yuuki sambil menggembungkan pipinya.

"Menyusahkan! Baiklah, Yuuki-Chan, ayo kita pulang!" kata Hiruma dengan wajah yang dimanis-maniskan dengan sangat terpaksa sambil mengulurkan tangannya kepada Yuuki. Mamori dan Suzuna sweatdrop.

"Ayo, kak! Bye kak Mamori! Bye kak Suzuna!"

Saat di jalan…

"Kakak…" kata Yuuki. Hiruma tidak menggubris,

"Kak You…" Hiruma masih tidak menggubris…

"Kak Youichi!" Yuuki setengah menjerit memanggil kakakny yang berada 2 meter di depannya. Akhirnya Hiruma menoleh.

"Hm?" Hiruma merespon Yuuki.

"Kopernya berat… Kakak jahat! Hwaaaaa!" Yuuki mulai menangis gulung-gulung di jalan -?-

"Hei, adik sialan, apa yang kau lakukan? Kau membuatku malu. Sini in kopernya!" titah Hiruma. Yuuki dengan senang hati.

"Ahahaha… Gitu dong dari tadi. Hehehehe…" tawa Yuuki senang.

'Uuuuh, berat sekali koper anak ini, apa yang dia bawa?' rutuk Hiruma dalam hati.

Sesampainya di apartemen Hiruma tercinta…

"Hai, Hiruma!" sapa salah seorang penjaga apartemen. Entah kenapa, walaupun Hiruma tak pernah menjawab, penjaga satu ini tetap menyapa Hiruma.

"Hai, pak!" tanpa disangka, ada yang menjawab sapaan penajaga tadi, tapi bukan Hiruma yang dimaksud, penjaga itu bingung melihat Hiruma yang membawa koper besar dan seorang gadis mengikutinya dari belakang.

"Pak? Kok bingung? Tadi bapak bilang Hiruma, kan? Saya juga Hiruma pak, Hiruma Yuuki," Yuuki memperkenalkan diri kepada penjaga itu. Dengan senyum manisnya tentunya. Tapi Yuuki tidak sadar bahwa kakak setannya sudah meninggalkannya cukup jauh, "Kak Youichi! Tunggu!" teriak Yuuki dengan sangat kerasnya, "pak, saya permisi dulu." kata Yuuki sambil sedikit membungkuk ke penjaga tersebut.

"I, iya." si penjaga apartemen cengo.

Di depan apartemen Youichi Hiruma… (Mari kita ganti panggilan Hiruma dengan Youichi, karena ada 2 Hiruma disini. YA- HA-!)

"Ooh… Ini tempat tinggal kakak…" kata Yuuki.

"Kalau iya kenapa? Mau protes, baka imouto?" Youichi sewot sambil membuka pintu apartemennya.

"Iiiih… Baka oniichan, darah tinggi ya?" sindir Yuuki melihat baka oniichan nya sewot. Dan begitu pintu terbuka…

"Ayo masuk!" titah Youichi lagi.

"Kyaaaaaa! Kotor! Kakak nggak kayak Kake… Ups, sebaiknya aku membersihkan ruangan kakak ini. Tidak nyaman!" ups, hampir saja Yuuki keceplosan menyebutkan orang yang ingin ia temui di Jepang selain kakaknya.

"Hm? Kekekeke…" Youichi mengangkat alisnya, lalu terkekeh melihat tingkah adiknya. Dia tahu apa yang ingin adiknya katakan tadi. Kekekeke…

Setelah setengah jam berlalu… Masih ruang tamu dan tempat menonton TV saja yang sudah bersih. Yuuki mulai lapar. Ketika ia melihat isi kulkas kakaknya… Hanya air mineral pemirsa!

"Baka oniichan! Aaaaaaa!" teriak Yuuki histeris. 'Aku bisa mati disini, huhuhuhu…' ratap Yuuki dalam hati.

" Ada apa, adik sialan?" tanya Youichi mendengar adiknya berteriak-teriak di dapur, "oh, tidak ada makanan, ya? Aku lupa. Kekekeke…" kekeh Youichi melihat adiknya meratap di depan kulkas sambil memegangi perutnya, sepertinya ia menahan sakit. Youichi melihat jam dinding. Jam 8.30. Baka! Adiknya itu tidak boleh telat makan, maag yang diderita adiknya sudah akut. Segera dia mengambil HP flip nya, menelpon seseorang yang mungkin bisa dipercayai.

"Hai, manajer sialan, cepat ke apartemenku! Bawa makanan siap makan dan bahan mentah. Jika kau tidak segera kesini dalam 20 menit, maka jangan harap lagi kau bisa melihat bocah-bocah sialan itu beristirahat! Jangan banyak alasan, aku tahu orang tuamu sedang tidak ada di rumah." Serentetan perintah kasar Youichi kepada manajer tersayangnya –author diinjek Youichi-.

"I, iya, Hiruma-kun." jawab Mamori yang langsung dijawab dengan nada tut tut tut…

"Dan kau adik sialan, cepat cari obatmu! Aku tidak mau makanan yang nanti kau makan kau muntahkan." kata Youichi pada Yuuki.

"Iya kak…" jawab Yuuki sambil berjalan ke kopernya. Di bukalah si koper, ada sebuah kotak kecil berisi obat-obatan. Saat Yuuki akan berdiri untuk ke dapur lagi mengambil air mineral…

"Ini." kata Youichi yang entah sejak kapan berada di belakang Yuuki sambil membawa segelas air.

"Terima kasih, kak Youichi…" kata Yuuki kemudian meminum obatnya. Youichi mendekati koper Yuuki yang terbuka, ia melihat sebuah kotak hitam yang lumayan besar di dalam koper tersebut yang ternyata hanya berisi 5 stel baju saja, sisanya ya kotak hitam itu.

"Apa isi kotak ini, baka imouto?" tanya Youichi.

"Apa yang kira-kira aku letakkan di kotak anti detektor itu, kak You? Buka saja." jawab Yuuki sambil menyeringai. Ketika Youichi membuka kotak tersebut, ada sebuah papan dart yang terlipat menjadi 4 lengkap dengan 10 dart, beberapa kunai, shuriken, jarum panjang, dan bom asap.

"Ternyata kau memang adikku, adik sialan. Kekeke…"

18 menit setelah semua peristiwa itu…

Ting tong!

Bel apartemen Youichi berbunyi, menandakan ada tamu di depan pintu.

"Masuk saja, manajer sialan." kelihatannya Youichi tahu siapa yang ada di depan pintu tersebut, dan dia masih sibuk pacaran dengan laptop VAIO nya tercinta.

"Per, permisi…" kata Mamori sambil membuka pintu lalu melangkahkan kakinya. Ia meletakkan semua barang belanjaan yang tadi ia beli di meja dekat sofa dimana Youichi sedang duduk sekarang. Mamori juga ikut duduk di sofa depan Youichi.

"Hai, kak Mamori… Apa kakak membawa makanan?" tiba-tiba Yuuki muncul dari belakang sofa tempat duduk Mamori disertai aura suram menahan lapar.

"Kyaaaa!" Mamori kaget setengah mati melihat Yuuki yang tiba-tiba di belakangnya dengan aura suram seperti itu, "eh, iya, kakak bawa makanan. Kau mau makan sekarang?" tanya Mamori lembut kepada si adik setan itu.

"Tahun depan, kak… Yah sekarang lah kak! Kak Youichi menelantarkanku… Hwaaa…" kata Yuuki lemas.

"Mou, Hiruma-kun! Bisa-bisanya kau menelantarkan adikmu!" death glare Mamori sukses menancap di kepala Youichi *?*, "baiklah, Yuuki-chan, kamu tunggu di meja makan ya…" ucap Mamori lembut.

"Hu uh… Siapkan untuk kakak juga ya, kak Mamori… Kakak juga belum makan seperti aku…" kata Yuuki ngesot ke meja makan.

"Tch, sok perhatian sekali kau, adik sialan! Dan kau, manajer sialan, aku tidak menelantarkannya. Aku hanya lupa membeli makan malam saja!" sekarang gantian Youichi yang sewot. Kedua perempuan di depannya tidak menggubris kata-katanya sama sekali, "tch, merepotkan!"

"Nah, Yuuki-chan, makanannya sudah siap." kata Mamori sambil menaruh semangkuk mie ramen di depan Yuuki.

"Thank you, Kak Mamori…" ucap Yuuki dengan riangnya, "eh, kak Youichi, ayo makan! Sudah disiapkan sama kak Mamori tuh…" kata Yuuki sebelum makan.

"Kau makan saja dulu, adik sialan! Aku nanti saja." titah Youichi pada adiknya yang kesekian kalinya dan masih bermain dengan laptopnya.

"Baiklah. Selamat makan…" kata Yuuki, "eh, kak Mamori gak ikut makan?" tanya Yuuki yang melihat Mamori memperhatikannya.

"Eh? Tidak usah. Kakak sudah makan kok tadi…" jawab Mamori lembut.

"Ya sudah." Yuuki memulai makannya. Tidak butuh waktu lama untuk Yuuki menghabiskan mie ramen di depannya. Dan setelah ia kenyang…

"Niichan… Ngantuk…" kata Yuuki pada niichan nya.

"Ya tidur, baka." balas Youichi singkat.

"Mau mandi dulu..." Yuuki berjalan gontai ke arah kopernya, mengambil piyama dan handuknya, "kamar mandinya mana?" tanya Yuuki.

"…" Youichi tidak berkata-kata, ia hanya melihat ke arah sebuah pintu.

"Baiklah…" Yuuki langsung berjalan ke arah pintu yang dilihat kakaknya. Mamori hanya memperhatikan adik dan kakak ini dalam diam.

"Hiruma-kun…" Mamori mulai membuka suara.

"Hm?" dehem Youichi.

"Mmm… Adikmu mau kamu tidurkan dimana?" tanya Mamori.

"Hmm… Sebenarnya ada satu kamar kosong, tapi tidak pernah dipakai. Aku jadikan tempat menyimpan senjata-senjataku. Kekeke… Mungkin besok aku akan menyuruh pak tua sialan untuk merenovasi kamar itu. Dan malam ini, dia tidur di kamarku." jawab Youichi.

"Dan kau… Tidur dimana?" tanya Mamori lagi.

"Aku bisa tidur di sofa, manager sialan. Kenapa kau bertanya begitu? Kau cemburu jika aku tidur sekamar dengan adikku? Kekekeke…" Youichi menggoda Mamori sambil terkekeh.

"Mou, Hiruma-kun! Buat apa aku cemburu?!" sanggah Mamori sambil berblushing ria.

Cklek…

Terdengar pintu kamar mandi terbuka. Keluar sesosok gadis manis dengan piyama pink dari dalam kamar mandi tersebut, "aku tidur dimana, niichan?"

"Kau bisa tidur di kamarku, adik sialan." jawab Youichi singkat.

"Baiklah…" Yuuki berjalan menuju kopernya, mengambil boneka Paddington kesayangannya, lalu masuk kamar Youichi, tapi sedetik kemudian, dia keluar lagi sambil membawa bantal, guling, dan selimut milik Youichi, "gak mau… Kamar kakak berantakan…" kata Yuuki sambil berjalan menuju sofa panjang yang diduduki Youichi, "aku tidur disini saja, niichan minggir sana!" titah Yuuki pada the commander from the hell. Hebat sekali anak ini…

"Tidak mau! Buat apa aku menurutimu, adik sialan?" jawab Youichi.

"Ya udah deh, bodo amat ma kakak." kata Yuuki tak kalah cuek. Akhirnya Yuuki tetap tidur di sofa panjang itu, tidak peduli masih ada kakaknya disitu. Dia meletakkan kakinya di paha Youichi dan bantal beserta kepalanya di sisi sofa yang lain.

"Hei adik sialan, apa maksudmu hah?" Youichi gusar dengan sikap adiknya itu, Yuuki diam saja sambil berpura-pura sudah tertidur.

"Sudahlah, Hiruma-kun… Kasian dia…" kata Mamori.

"Lebih kasian lagi kalau dia tidur disini. Heh, manajer sialan, bersihkan kamarku!" titah Youichi pada manajernya. Mamori tersentak mendengar kata-kata Youichi tadi. Eh? Dia peduli dengan adiknya? Dia merasa kasihan melihat adiknya tidur di sofa? 'Tumben' pikir Mamori.

"Baiklah, Hiruma-kun…" kata Mamori sambil melenggangkan kakinya menuju kamar bos nya itu.

Sementara Mamori membersihkan kamarnya, Youichi mendekati koper adiknya. Dia mencari sesuatu di dalam sana.

"Hmm… Pasti disini," kata Youichi pada dirinya sendiri. Dia mengaduk-aduk isi koper adiknya, "ini dia." Kata Youicihi begitu menemukan sebuah map. Ia membuka map tersebut, dan tersenyum puas, akhirnya ia menemukan rekap medis adiknya, juga rapor adiknya dan berkas-berkas sekolah lainnya saat masih bersekolah di sekolahnya yang lama. Lalu, Youichi berjalan ke arah sofa yang tadi diduduki Mamori.

"Hiruma-kun, kamarmu sudah bersih." Mamori yang baru selesai membersihkan kamar Youichi menghampiri Youchi.

"Hm… Kekeke…" kekeh Youichi melihat manajernya itu keluar dengan tampang kusut. Lalu Youichi menghampiri Yuuki yang sedang tertidur, menggendongnya, lalu memindahkan adik kesayangannya ke dalam kamar. Mamori mengikutinya sambil membawa boneka Paddington milik Yuuki. Mamori mempercepat langkahnya agar bisa membukakakn pintu untuk Youichi.

"Tch, berat sekali anak ini. Jangan-jangan dia sudah kau tulari dengan penyakit cream puff addict-mu, manajer sialan. Kekeke…" kata Youichi lalu terkekeh.

"Mou, Hiruma-kun! Huh! Tapi… Adikmu manis sekali yah." ujar Mamori sambil menyelimuti Yuuki dan meletakkan boneka Paddington di pelukan Yuuki.

"Biasa aja, tuh." Youichi cuek, lalu pergi keluar kamar.

Setelah menutup pintu kamar, Mamori menghampiri Youichi yang sedang membaca sesuatu.

"Apa yang kau baca, Hiruma-kun?" tanya Mamori, lalu duduk di sebelah Youichi.

"Rekap medis si adik sialan."

"Hehehe… Kau sangat peduli dengan adikmu, ya?" ujar Mamori sambil tersenyum.

"Kalau dia sakit, aku juga yang repot, manajer sialan." jawab Youichi singkat.

"Eh, ini berkas sekolah Yuuki-chan, kan?" tanya Mamori sambil mengambil map yang ada di atas meja.

"Hmm.." Youichi hanya menjawab dengan deheman.

"Kau mau menyekolahkan dia dimana?" tanya Mamori masih kepo *?*.

"Di SMP ku dulu, lebih mudah memasukkannya kesana. Kekeke…" kekeh Youichi membayangkan ekspresi guru-gurunya nanti.

"Baiklah, aku pulang dulu, ya." Kata Mamori sembari berdiri.

"Kau menginap disini. Pulang besok pagi saja. Aku malas mengantarmu sekarang," kata Youichi, "tidurlah dengan adik sialan."

Mamori melihat jam dinding, sudah jam 12 ternyata, "hmm… Baiklah, Hiruma-kun…" kata Mamori, "kalau gitu, aku tidur dulu yah, oyasumi nasai…" salam Mamori pada Youichi, lalu masuk ke kamar Youichi.

"Hm.." balas Youichi, lalu meletakkan berkas-berkas milik adiknya. Setelah itu, dia memakan mie ramen yang tadi disiapkan Mamori, mencuci piring, mandi, setelah itu, sebelum tidur, ia mengintip 2 malaikat yang sedang tidur di kamarnya.

"Tch, mereka sangat manis. Oyasumi." kata Youichi yang sepertinya hanya dia yang bisa mendengarnya.

To Be Continued…

Gimana-gimana minna?

GJ?

Maafkan saya *bungkuk-bungkuk

Ini debut pertama saya setelah hiatus lebih kurang 3 tahun, jadi maaf kalau masih berantakan.

Ok, Review please ^_^