[Chaptered]
Title : The Person who Killed Me
Chapter : 1 / ?
By : Gatsuaki Yuuji
Main Cast : Uzumaki Naruto & Uchiha Sasuke
Disclaimer : All Chara punya Papi Kishi. FYI, Papi Kishi itu
Papiku.
Genre : Shonen Ai, Bacok-bacok
BGM : Nologo - The Person who Killed Me
Di sebuah jalan yang sepi dan becek. Hujan masih rintik-rintik sehingga orang enggan untuk keluar rumah dan memilih untuk bergelut di dalam selimut. Lagi pula ini sudah larut malam, waktunya tidur.
"FUCK!", maki seorang pemuda berbadan besar dan tinggi.
Pemuda itu baru saja terciprat lumpur oleh seorang pengendara motor yang melintas.
Pengendara motor itu menghentikan motornya, dia menghampiri pemuda besar itu.
"Kau bilang apa?", tanya pengendara motor yang berjenis kelamin laki-laki berpostur tubuh tegap tinggi, wajahnya tidak terlihat karena dia memakai helm half face hitam.
"Aku bilang 'FUCK'!", pemuda besar itu mencengkram kerah si pengendara motor, tangannya terkepal melayang hendak meninju.
Belum sempat meninju, tangan itu dicengkram kuat dan diplintir ke belakang oleh si pengendara motor.
ZeeeeP
"AKH! FUCK! FUCK!", teriak pemuda besar itu kesakitan saat sebilah pisau menancap di anusnya.
ZeeeeP
Pisau yang sama juga menancap di mulut hingga menembus ke belakang kepala pemuda besar yang mengumpat itu.
ZeeeeP ZeeeeP
Si pengendara motor terus menusuk-nusuk, merobek mulut pemuda besar itu.
Dia tertawa melihat darah yang membanjiri wajah hancur mangsanya yang sudah tak bernyawa itu.
"Mengapa Konoha High School bisa memelihara sampah sepertimu?", desisnya setelah melihat seragam yang dikenakan pemuda besar itu.
- Naruto PoV -
Konoha High School.
SMU terelite di Konoha.
Tempat berkumpulnya anak-anak pejabat, orang kaya dan terpandang.
Suasana kelas yang ribut, mendadak hening saat kedatangan kami.
"Kembali ke tempat duduk masing-masing!", perintah Anko-sensei.
Tak banyak bicara, murid-murid menuruti perintah sang sensei galak ini. Ada yang berbisik, ada yang keheranan, dan ada juga yang tersenyum melirikku.
"Seperti yang sensei katakan, akan ada pengganti untuk menggantikan tugas sensei. Perkenalkan, Uzumaki Naruto-sensei, wali kelas kalian yang baru", Anko-sensei memperkenalkanku pada murid-muridnya.
"Yo! Uzumaki Naruto. 25 tahun. Jomblo", sapaku sambil tersenyum tampan.
Murid-murid dan Anko-sensei terdiam menatapku.
"Apa aku salah ucap?", tanyaku.
"Anda terlalu ber...", bisik Anko-sensei yang disela oleh sapaan murid-murid.
"Hai, Uzumaki-sensei!", sapa murid-murid yang didominasi oleh murid perempuan, meskipun murid perempuannya hanya ada 6.
"Hai, juga can...", belum sempat aku membalas sapaan mereka, Anko-sensei sudah menyelaku dengan menginjak kakiku.
Anko-sensei menatapku dengan tatapan 'Jaga mulutmu, atau kugunting lidahmu!",
"Mulai hari ini, Uzumaki-sensei akan memegang tugas dan tanggung jawab sensei. Jadi, jika kalian ada masalah, kalian bisa berkonsultasi dengannya. Mengerti?", jelas Anko-sensei.
"Mengerti, sensei!",
Anko-sensei memberiku beberapa arahan sebelum meninggalkan kelas dan tidak akan kembali lagi. Anko-sensei memutuskan untuk berhenti mengajar karena akan mengikuti sang suami ke luar kota, jadi akulah yang terpilih untuk menggantikan tugasnya.
"Ini pertama kalinya sensei mengajar. Mohon kerja samanya, dan jangan dibully. Ehehehe...", ucapku.
"Baik-sensei!",
"Nah! Sensei akan mengabsen kalian satu persatu. Tolong kalian sebutkan nama, hal yang disukai dan hal yang tidak disukai!", aku mulai membuka buku absen.
Kelas XI-B hanya memiliki 25 murid, 6 murid perempuan, sisanya laki-laki.
"Aburame Shino!", nama pertama yang kusebut.
Seorang murid laki-laki berkaca mata hitam berdiri.
"Sorry, kaca matamu bisa dilepas, Aburame-san? Ini di kelas, bukan di pantai", pintaku halus agar dia tidak tersinggung.
"Maaf, sensei! Aku tidak bisa", tolaknya.
"Mengapa? Apa matamu...cacat?",
ZiiiiNG
Sebuah anak panah yang digunakan dalam permainan darts, tiba-tiba melesat melewati pandanganku, hampir saja menyerempet wajahku.
"Siapa yang melempar?", tanyaku sambil mencabut anak panah yang menancap di papan tulis.
"Uchiha!", jawab mereka kompak sambil menunjuk seorang murid laki-laki yang duduk di pojok belakang kanan
Kuhampiri murid yang ditunjuk itu. Kedua bola mata oniks itu menatapku diam. Meskipun tegas, tapi aku bisa melihat rasa takut dalam bola mata itu.
"Kenapa? Apa sensei mau menghukumku...lagi?", tanya Uchiha-san datar tanpa ekspresi.
Apa maksudnya dengan 'lagi'? Aku bahkan tidak pernah bertemu dengannya sebelum ini.
Kutepuk puncak kepalanya dengan halus.
"Siapa namamu, nak?",
"Uchiha Sasuke",
Aku membaca buku absen untuk mencari namanya.
" Nomor 25", ucapnya sebelum aku menemukan namanya.
"Ow! Urutan terakhir, biasanya...", aku memajukan wajahku mendekati telinganya.
"...sering dibully", bisikku pelan agar yang lain tidak tahu.
Tubuh Uchiha membatu, berarti tebakanku benar. Lagi pula, aku tahu bukan anak ini pelakunya. Teman-teman sekelasnya dengan kompak menuduhnya.
Aku tersenyum lembut padanya agar dia tidak takut padaku.
"OK, next! Hyuuga Hinata!", aku kembali berjalan ke depan kelas, melanjutkan sesi perkenalan yang tertunda.
"Sensei, aku belum memperkenalkan diri", sela Aburame.
"Silakan Hyuuga-san", aku mengabaikan perkataan Aburame.
Dia tidak menuruti perintahku, maka aku akan dengan senang hati mengabaikannya.
"Ck!", decak Aburame kembali duduk.
"Na, namaku Hyuuga Hinata. A,Aku suka memasak. Ti, tidak suka serangga", jawab Hyuuga Hinata terbata-bata.
Hyuuga Hinata adalah perempuan yang pemalu, dia tampak manis dengan wajah yang merah merona seperti itu.
"Next, Hyuuga Neji? Ah! Ada 2 Hyuuga di sini",
"Hinata adalah adik sepupuku", jelas Hyuuga Neji.
"O, begitu",
Kupersilahan Hyuuga Neji untuk memperkenalkan diri.
"Hyuuga Neji. Hal yang disuka adalah hal yang menyenangkan. Hal yang dibenci adalah melihat orang lemah, miskin dan kotor", pandangan Hyuuga Neji melirik ke Uchiha yang sedang menunduk.
Kurasa si Hyuuga ini membenci Uchiha.
"Haruno Sakura",
"Hai, sensei! Namaku Haruno Sakura!", ucap seorang perempuan centil berambut pink, aku bisa menebak apa yang akan dia katakan.
"Saya suka pink karena lebih girly. Saya tidak suka warna merah karena itu norak",
Seperti dugaanku, dia akan berkata seperti itu.
"Akimichi Chouji",
"Akimichi Chouji. Hobby makan, tidak suka dibilang gendut", jelas seorang murid laki-laki bertubuh pendek dan tambun.
Please, deh! Semua orang yang melihat tubuhnya pasti akan berkata 'gendut'.
"Inuzuka Kiba",
"Inuzuka Kiba. Suka memelihara anjing. Yang dibenci...", Inuzuka melirik ke arah Uchiha, "Uchiha Sasuke, karena dia bukan peliharaan yang penurut",
"Hahaha...", tawa murid-murid yang lain.
Mmm~ Sepertinya, Inuzuka juga membenci Uchiha.
"Nara Shikamaru",
Tidak ada sahutan. Apa dia tidak hadir?
"Ya, ampun! Dia tidur lagi!", ucap Inuzuka sambil menunjuk di pojok kiri kedua dari depan, sosok yang sedang tertidur sambil menutupi wajahnya dengan buku, hanya rambut nanas yang terlihat.
"Nara Shikamaru. Hobby tidur, tidak suka hal yang merepotkan. Bukan begitu?", tebakku.
"Ya! Sensei benar! Sugoi!", takjub seorang murid perempuan berambut pirang dikuncir ala pendekar, poni lempar menutupi mata kanannya.
Tanpa menyebut nama, aku menyuruh murid itu untuk memperkenalkan diri.
"Yamanaka Ino. Hal yang kusuka sekaligus kubenci adalah Sasuke-kun", jelas Yamanaka dengan lantang.
"Suka sekaligus benci?", tanyaku.
"Ino-pig menyukai Sasuke-kun, tapi Sasuke-kun menolaknya. Kasihan sekali..fufufu...", jawab Haruno tersenyum mengejek Yamanaka.
"Diam kau, jidat!", marah Yamanaka.
Haruno dan Yamanaka tampak tidak akur. Dasar perempuan!
"Seharusnya kau tahu bahwa Sasu-chan itu tidak menyukai perempuan", sela murid laki-laki berambut perak, bergigi hiu.
"Aku Hozuki Suigetsu", ucapnya sebelum aku bertanya. Lagi pula, dia adalah nama berikutnya yang harus kupanggil.
Hozuki berjalan mendekati Uchiha, tempat duduk mereka berseberangan.
"Aku tidak suka perempuan, karena mereka berisik. Yang kusuka adalah Sasu-chan karena dia...", Hozuki menjilat pipi Uchiha, "...manis",
Kesimpulanku, Hozuki Suigetsu adalah gay.
"Next! Jirobou!",
Tidak ada sahutan.
"Apa dia tidak masuk?", tanyaku karena tidak ada yang merespon.
"Dia sudah meninggal, sensei", jawab Haruno.
"Dibunuh dengan sadis", sambung Inuzuka, "Wajahnya terkoyak-koyak...iiiihhh...",
Suasana kelas menjadi hening dan mencekam.
"O, OK.. La, lanjut.. Berikutnya Karin", mendadak aku jadi ikut merinding.
"Namaku Karin. Aku suka pria tampan seperti sensei!", dia mengedipkan mata kirinya padaku.
"Ehehehe... Jadi ingin malu...", ucapku salah tingkah.
Karin meresponku dengan gaya bibir sensualnya, itu membuatku semakin salah tingkah.
"La, Lalu? Apa yang tidak kau suka?",
"Aku tidak suka pria jelek dan penjilat seperti Sui!", jelasnya terang-terangan.
"Hey, jalang! Jaga ucapanmu!", maki Hozuki tersinggung.
Karin dan Hozuki tidak akur, ibarat Tom and Jerry.
Setelah mengabsen satu-persatu, kini tiba giliran Uchiha Sasuke, murid yang menarik perhatianku yang sedari tadi hanya diam menunduk. Dia tidak berani menatapku.
"Uchiha Sasuke. Aku suka uang, karena aku miskin",
Pasti itu alasannya dibully oleh teman sekelasnya yang kaya-kaya ini.
"Lalu? Apa yang tidak kau suka?",
"Takdir",
Aku tersenyum mendengar jawaban yang diberikan Uchiha.
"Mmm~ Ini akan menarik", seringaiku melihat wajah-wajah di hadapanku ini.
Ruang Kepala Sekolah.
"Bagaimana hari pertamamu mengajar?", tanya seorang wanita berumur 50 tahunan, Tsunade sang kepala sekolah.
Meskipun umurnya sudah tua, tetapi fisiknya terlihat seperti 20an. Tidak ada kerutan, buah dada yang kencang dan besar seperti buah pepaya. Membuat semua pria hidung belang langsung beronani di hadapannya.
Tsunade adalah nenek angkatku, dialah yang memasukkanku ke sekolah ini.
"Menarik", jawabku sambil memain-mainkan papan namanya yang terletak di meja, "Ada seorang murid yang berhasil menarik perhatianku",
"Pasti laki-laki!",
"Fufufu... Sejak kapan aku tertarik pada perempuan?",
Nenekku ini tahu lebih banyak tentang sisi lainku.
"Katakan padaku, siapa laki-laki sial itu?",
"Uchiha Sasuke. Dia beruntung telah membuatku tertarik padanya",
"Uchiha? Anak beasiswa itu?",
"Hn! Berikan aku informasi tentangnya",
Terputus
Segini dulu deh prolognya.
Review please ^_^
