Your Call
Summary : Sehun yang kesal kepada Kai karena tak menghubunginya selama seminggu.. "Jadi, Aku harus menelponnya ya?.. Baiklah nanti malam aku akan menghubungi si Kkamjong itu!" –Kaihun, Oneshoot –but maybe fluff!
Warn : Boyslove KaiHun, Typos, DLDR
Kim Jongin
Oh Sehun
Jongin dan Sehun itu berbeda. Sehun putih, Jongin sedikit gelap, Sehun suka vanila dan Jongin suka kopi. Sehun sedikit manja, tapi Jongin mandiri dan pekerja keras. Bagaikan coffe dan susu, mereka saling bertolak belakang, namun jika dipadukan akan memberikan rasa tersendiri. Jongin dengan segala kedewasaannya menghadapi Sehun yang sedikit kekanakkan.
Sehun yang tidak menyukai suasana sepi memutuskan pergi kerumah Kai. Di appartemen Sehun memang selalu sepi karena ia tinggal sendiri. Bukan-bukan, biasanya juga ramai sih karena Sehun sering mengajak teman-temannya berkunjung. Misal saja Luhan kakak beda dua tingkat di atasnya. Atau Baekhyun yang dalam seminggu bisa terhitung 7x datang ke apartemen Sehun. Tapi, karena suatu hal teman-teman yang biasa bekunjung ke apartemennya tidak bisa datang kali ini. Baekhyun pergi ke Busan karena neneknya sedang panen ikan katanya. Ingatkan Sehun untuk meminta jatah ikan kepada Baekhyun. Sementara Luhan harus menyelesaikan tugas makalah yang dikumpul lusa.
"Kai... Kau dimana?" Sehun menelpon Kai.
Kai menjawab lama, Sehun pun jadi geram. Oh hell, jangan katakan pacarnya yang workaholic itu sedang tidak ada di rumah parahnya sedang diluar kota.
"Ehmm..." terdengar jelas si Kai tengah berpikir keras bagaimana akan menjawab
"Ehmm..." Sehun balas mendengung, ayolah Kai jawab sebelum kekasihmu yang childish ini ngambek dan memutuskan sambungan telponnya. Jarang-jarang kan Sehun yang mulai menelpon dulu, biasanya juga Kai. Karena apa? Seme itu harus banyak berkorban (?) –sehun's prinsip.
"Maaf, Sehunnie aku sedang di luar kota. Aku tidak bermaksud untuk tidak memberitahu, tapi appa tiba-tiba menelpon dan...
tut... tut.. tut..."
Benarkan? Sehun segera mematikan sambungan telepon secara sepihak. Kubilang juga apa.
Kai semakin gelagapan, perasaan tadi dia sudah cepat-cepat menyampaikan alasan kenapa dia tidak memberitahu Sehun. Tetapi, kekasih pucatnya itu dengan teganya memutuskan sambungan telepon mereka?
"Sehunnie..sehunnie... Aishh... Jinjja? Eoteohke?" Kai mengusak rambut darkbrownnya kasar.
"Tuan muda, ayo presdir sudah menunggu" tiba-tiba saja terdengar suara dari sekretaris Han.
Dan Kai mau tak mau menuruti perkataan Sekretaris tua itu.
.
"Dasar... Kkamjjong! berani-beraninya dia tidak memberitahuku jika akan keluar kota? Aishhh... jadi, itu maumu eo? Kau tidak menganggap pacarmu yang manis ini kekasihmu lagi? Dasar bodoh" gerutu Sehun sebal. Yang benar saja, Kai memang selalu menyayangi pekerjaannya. "Dasar idiot menikah saja kau dengan pekerjaanmu sana, jangan harap aku mau menikah denganmu!" gerutunya lagi.
Dan berakhirlah dengan pintu kamar Sehun yang berdebam kencang karena luapan amarah Oh Sehun.
.
.
Ini sudah tujuh hari sejak terakhir kali Sehun menelpon kai. Sebenarnya Sehun khawatir juga takut. Jadi, mereka benar-benar berakhir ya? Andwe, Sehun kan ingin menikah dengan pemuda sexy itu, yang selalu membelanjakannya barang bermerk, selalu memberikan perhatian lebih dan selalu menelponnya tiap malam lalu menyayikan Lullabye untuknya meski dengan suara bass yang eoh –sedikit merusak telinga (?) –hingga Sehun tertidur . Meski dia sedikit gelap tapi dia sangat tampan asal kau tahu, Kai juga sangat manly. Sehun jadi ingat saat dia bermain ke mansion Kai. Saat itu pemuda yang didaulat sebagai kekasih Oh Sehun tengah berenang. Sehun tidak tahu jika maid di mansion Kai bakal mengantarkannya ke kolam renang. Dan tampaklah perut berAbs seorang Kim Jongin aka Kai oleh Sehun pertama kalinya. duh mengingatnya saja membuat Sehun senyam-senyum sendiri. Benar-benar type seme idaman.
Tapi, kembali ke masalah awal, saat ini mereka kan tengah bertengkar –sehun yang menganggap mereka bertengkar. Lalu, bagaimana donk mereka akan menikah kalau hubungan mereka serasa di ujung Tombak gini.
.
"Jadi, aku harus menelponnya,ya? Tapi kan dia yang salah Baek Hyung?"
"Kau mau kehilangan Kai mu, eo? Terus kau juga bakal menghancurkan impian masa depanmu dengan Kai jika putus dengannya?" Baekhyun mengompori.
"Benar, Sehunnie masa kamu mau jadi uke tua! Iyuu... Sudahlah telepon saja dia? Nanti, jika dia ketemu namja yang lebih cute dan manis darimu di sana bagaimana? Kau mau melihat Jongin berbahagia dengan namja lain sementara kau masih sendiri meratapi kebodohanmu?" ini Luhan, dasar rusa pendek, tampaknya dia pro sekali membela Jongin. Jangan lupakan mengenai kedudukannya sebagai keponakan Kekasih Sehun itu. Dan tampaknya Sehun melupakan fakta tersebut. Lihat saja wajahnya sudah di tekuk. Bingung dengan opsi yang ditujukannya sendiri. Menelpon Jongin atau tidak. Kalau di tinjau sebenarnya Jongin salah juga sih. Kenapa? karena dia tidak menghubungi Sehun sama sekali setelah terakhir kali Sehun menelponnya. Sehun yang harusnya marah dengan Kai malah, dia yang dihantui rasa bersalah, apalagi dua teman sepermainnya tadi sudah mengompor-ngomporinya seperti itu. astaga sebenarnya siapa teman Luhan dan Baekhyun itu, dirinya atau kekasihnya? Jawabannya dua-duanya -_-
"Menurutku, sebaiknya kau telpon saja dia untuk memastikan bagaimana keadaannya. Kau juga khawatirkan? Sudah turuti saja kata hatimu. Kau sayang kan dengan Jongin? Manusia berbuat salah itu biasa, sekali dua kali tiga kali. Lagipula kai tidak pernah bermaksud menyakitimu kan?" saran Kyungsoo kepada Sehun. Ya Kyungsoo, diantara sahabatnya yang sebleng-sebleng hanya pemuda bermata bulat ini yang normal dan always memberikan solusi terbaik atas segala permasalahan Sehun. Meski, dia jarang bermain kerumah Sehun (apa hubungannya?) karena sibuk dengan buku-buku tebal di perpustakaan abadinya tetap saja, genk mereka gakkan rame kalo gak ada Kyungsoo (nah LOH?)
"Baiklah, Hyung nanti malam aku akan menelpon si Kkamjong".
.
Sungguh sial sekali nasib Kim Jongin. Ia terkurung dalam rapat dengan kolega-kolega ayahnya. Dan demi apa? Mengetahui Jongin yang tak konsentrasi saat baru sampai di Jeju. Membuat lelaki berkepala empat itu dengan sadisnya menyita ponsel berharga Kim Jongin. Hell, berharga bukan maksud harganya tapi Jongin sedang berusaha menghubungi kekasih cute nan manisnya itu –namun gagal, karena Sehun mematikan Ponselnya atau mungkin malah membuang kartunya. Dan berakhirlah Jongin di Jeju dengan tumpukan berkas yang harus di baca dan telitinya. Berkas-berkas dan perjanjian kontrak dengan perusahaan asing yang akan menanamkan modal di perusahaan Appa Jongin.
"Appa, kapan Appa akan mengembalikan ponselku? Perjanjian kita dengan mereka sudah selesaikan? Jadi, mau tak mau Appa harus berikan ponselku!" tanya Jongin kepada lelaki berkepala empat, bukan bertanya lagi dink, memaksa malah.
"Dasar, sebegitu berharganya ponselmu itu kah?" Lelaki yang tak kalah putih dari kekasihnya itu bertanya dengan nada jengkel.
Jongin mengangguk "Appa tidak tahu urusan anak muda, yang tua memang selalu seperti itu, mana bisa mengerti" dengan santainya Jongin berbicara seperti itu dengan Kim Joonmyeon Appanya. Oke, ini biasa kok. Jongin memang berperilaku seperti biasa dengan Appanya seperti anak-anak lain. Tidak bersikap formal seperti saat ada rapat atau pertemuan penting dengan Klien.
"Ck... Dasar! Kau sama saja dengan ABG-ABG abil di luar sana Jongin! Minta saja dengan sekretaris Han Appa menyuruh dia yang menyimpannya"
Dan panaslah Jongin seketika. Jadi? Ponselnya selama tujuh hari ini bersama Pak Han? Astaga tahu seperti itu sudah ia minta dari kemarin. Tapi, ya sudahlah Jongin pun segera menghabiskan makan malamnya dan berlari ke kamar Sekretaris Han. Semoga saja ini belum terlambat. Kalau iya, tamatlah sudah kisah romansa Kim Jongin.
.
"Astaga, pakai acara Baterai habis? Bagaimana ini? dasar, kenapa Appa tak menyuruh sekretaris Han untuk mencharge nya juga sih!" Kalau begini Kai yang repotkan?dan kai pun segera menuju kamarnya untuk mengcharge baterai ponselnya itu.
"Tuan Muda..." panggil seseorang di belakang Kai, kai sudah tahu jelas itu siapa, sekretaris Han. Dan dengan enggan Kai berbalik.
"Sekretaris Han? Ada apa?" tanya Kai gusar.
"Presdir meminta kita kembali ke Seoul sekarang. Karena menurut perkiraan cuaca, besok dan lusa akan terjadi badai di Seoul jadi penerbangan akan ditiadakan." Lapornya.
"Hmm... Baiklah, kapan penerbangannya?"
"sejam lagi. Bersiaplah. Jam 8 kita sudah harus di pesawat." Lelaki paruh baya itu pun mengakhiri laporannya.
"Ada perlu sesuatu tuan muda?" tanya lelaki paruh baya tersebut saat menyadari tatapan Kai seperti ingin minta bantuan.
"Apa Anda membawa powerbank, bateraiku habis! Aku takkan sempat mengcharge nya jika harus bersiap pulang ke Seoul."
"Kebetulan saya membawanya, Tuan muda! Akan saya berikan nanti di bandara." Tukasnya.
.
Setelah mengabiskan beberapa Jam mengudara akhirnya mereka tiba di Seoul. Jongin sudah grusah-grusuh sendiri. Ponselnya masih mati, karena ternyata powerbank sekretaris Han yang ia janjikan tertinggal di rumah. Membuat Kai mendesah kecewa. Namun, Kai menyuruh sang sopir untuk membawakannya dari rumah. Jadi, sekarang ponselnya sedang mencharge. Dan tampaknya Jongin lupa untuk menghidupkannya terlebih dulu. Ia tergesa-gesa segera menemui kekasihnya. Saat ini ia tengah menaiki mobil yang di bawa oleh supirnya tadi. Kai bilang akan pergi sebentar makanya ia mengendarai mobil sendiri. Ayahnya? Sudahlah jangan tanyakan! Seworkaholicnya Kai, ayahnya ratusan kali lipat lebih workaholic di banding dia. Mungkin lelaki tua itu tengah menghadiri undangan dari perusahaan lokal.
Tak berapa lama kemudian sampai lah Kai di apartemen Sehun. Ia teringat dengan ponselnya dan segera mengaktifkannya. Betapa terkejutnya Kai setelah mendapat 'pesan suara' dari Sehun. Kai segera membukanya.
"Kai, kau marah padaku, eoh! Aku minta maaf, tapi jangan diam aku seperti ini. dan kenapa kau tak pernah menjawab, pesan dan telponku sedari tadi ha? Segera hubungi aku jika kau mendengar ini. aku merindukannmu"
Dan demi apa Kai serasa ingin berteriak sekarang juga! semanja dan bagaimana kekanakannya Sehun, Kai jauh lebih kekanakan dari kekasihnya sendiri jika sudah mengenai dirinya dan ehm.. kekasih manisnya Sehun.
Itu adalah pertama kalinya selama 3 tahun berhubungan, Sehun begitu mengkhawatirkannya sampai menjatuhkan harga dirinya ketika mereka sedang marahan. Biasanya, Kai yang bakal merajuk-rajuk untuk dimaafkan jika Sehun sedang marah. Oh apa Tuhan sedang membalas segala kesialannya selama seminggu di Jeju? kalau iya Kai rela jika mendapat balasan seperti ini.
Kai masih senyam-senyum mendengar berulang-ulang pesan suara Sehun. Ingatkan Kai jika ia harus menemui Sehun segera. Dan tak lama kemudian. Ponsel Jongin berdering. Dan senyumnya bertambah lebar ketika mengetahui siapa nama tertera di sana. 'My Baby Hun' , oke Jongin segera menetralkan dirinya.
"Calm down Jongin'' bisiknya sendiri 'kau harus sedikit jual mahal dengan kekasih kelewat imutmu itu'
"Jonginnie.. akhirnya kau mengangkat teleponmu, eoh? eodiga? Kenapa ponselmu tidak aktif? Aku mengkhawatirkanmu. Huhu.. kau marah padaku? Aku minta maaf aku tak bermaksud mematikan sambungan telepon secara sepihak saat itu. dan kumohon jangan matikan sambungan teleponmu, oke?" terdengar helaan napas sehun setelah dia menyelesaikan rentetan kalimat panjangnya dengan terengah. Owh, mendengar suara yang begitu dirindukan Jongin sudah membuatnya kalap. Cukup! dia tidak sanggup lagi melanjutkan rencananya mengerjai Sehun balik. Karena Kai sudah sangat sangat senang sekarang. Karena sejak kepergian tanpa kabar beberapa waktu lalu membuat Sehunnie nya semakin perhatian. Jongin menggigit bibir bawah menahan senyumannya dan membayangkan betapa imut dan manisnya sehun saat ini jika ia melihat Sehun sekarang. Oke, karena tak tahan lagi melihat wajah yang di rindukannya, Kai keluar dari mobil dan segera menuju Apartemen Sehun.
"Jongin! Kau Jongin kan? Kenapa diam saja? kau tak mendengarkanku, eoh? Aku tahu aku salah. Tapi, aku minta maaf. Jangan terus diam seperti itu. kau membuatku resah. Jongin, jawab Donk? Kau dimana sebenarnya?" Sehun masih pda nada merengek dan manjanya.
"Hmm.. Tebaklah, aku sekarang dimana." Setelah cukup lama diam akhirnya Jongin menjawab pertanyaan Sehun. Walau tidak bisa dibilang menjawab juga sih, karena dia menjawab dengan pertanyaan.
Terdengar bel masuk apartemen Sehun. "Jongin, tidak mungkinkan?" Sehun segera berlari keluar kamarnya menuju pintu masuk apartemen sederhana tersebut. sebelum membukanya Sehun melihat intercom sejenak. Tampak seorang pemuda masih dengan setelan Jas hitam casualnya.
"Jongiinn..." Sehun pun segera membuka pintu dan menghambur memeluk Kai.
Kai sedikit terkejut juga sih. Adduh... Sehun ini membuat jantunganya tak pernah berdetak normal jika sudah dekat-dekat begini.
"Bogoshippeo... kenapa kau tak memberi kabar, eo? Kenapa tak menelpon kau kemana saja?" tanya Sehun seraya menangis kecil.
Masih dalam posisi berpelukkan erat. Jongin pun enggan untuk melepas orang yang sangat dirindukannya itu. Kai masih asyik menelusuk leher Sehun dan menghirup aroma baby dan vanila yang menyeruak masuk rongga hidungnya. Benar-benar manis semanis orangnya.
Beberapa menit berpelukan di depan pintu akhirnya mereka mengakhiri pelukan mesra dan segera memasuki apartemen Sehun. Tapi, tetap saja lengan Kai bergelayut possesive memeluk Sehun dari samping.
"Kau harus katakan kemana saja seminggu ini? pertemuan perusahaan ya?" tanya Sehun masih dalam kekepoannya.
Kai mengangguk, kai masih fokus memandangi raut kekhawatiran kekasihnya itu. lama-lama Sehun ngeri juga di pandangi dengan tatapan yang errr sulit diartikan.
"Aku ke Jeju, Baby! Selama seminggu aku ada pertemuan dengan orang-orang dari perusahaan asing yang akan berkerja sama dengan perusahaan kami."
"Lebih baik, kau memberitahuku lebih awal kedepannya. Aku pikir kita bakal berakhir gara-gara kesalahpahaman yang aku buat. Aku minta maaf!" Sehun menunduk.
"Gwenchana, sekarang kau jadi mengertikan? Bagaimana posisiku? Selain mengurusmu aku juga harus mengurus pekerjaan. Jadi kau harus mengerti, aku melakukannya juga demi kamu. Agar kelak ketika kita berumah tangga aku mempunyai modal sebagai biaya hidup."
"Memangnya siapa yang akan menikah denganmu? Tuan Kim Jongin?"
"Tentu saja kau Kim Sehun."
Kai tersenyum dengan smirk yang menghiasi wajahnya. Lalu Kai mendekatkan wajahnya kepada kekasih pucatnya itu. semakin dekat dan menghapus jarak keduanya. Kai tersenyum dalam ciumannya kali ini karena Sehun hanya pasrah menerima setiap gerakan lembut bibirnya. Sehunnya pasti merindukannya kan?
.
.
.
"Sudah sana pulang? Lagipula ini sudah malam Jongin kau tidak ada pekerjaan besok pagi?"
"Gwenchana. Kau tidak kasihan padaku? aku jauh-jauh dari Jeju langsung kesini tapi apa yang kudapat? Aku malah di usir! Kumohon Sehun sekali ini saja. biarkan aku menginap di apartemenmu oke? Aku juga tidak akan melakukan apapun. Aku janji. Aku merindukanmu setelah seminggu tidak bertemu denganmu" Kai merengek. Sehun melihatnya jadi frustasi sendiri. Sebenarnya siapa yang uke di sini? Jongin suka sekali mengeluarkan jurus memelasnya seperti itu. jujur saja itu sama sekali tidak imut asal kau tahu. Dan daripada kau muntah lebih baik Sehun menurutinya kali ini.
"Hmm.. baiklah"
Jongin pun berteriak gembira.
Setelah Jongin selesai mandi dan memakan ramen kelebihan garam Oh Sehun sekarang waktunya tidur. Dan mereka tengah meributkan itu. dan inilah alasan Sehun enggan membawa Jongin menginap di apartemennya. Sehun sengaja menyewa apatemen sederhana dengan satu kamar di Seoul. Dia kan hanya anak kuliahan yang berniat menuntut ilmu di kota. Jadi, wajar sajakan seorang pelajar menyewa apartemen sederhana?
"Kau lebih baik tidur di sofa Kai? Aku sudah melarangmu menginap tadi kalau kau lupa!" bentak Sehun saat Kai merengek meminta mereka berdua tidur seranjang.
"Tapikan Sehunnie, aku masih lelah kau tega membiarkanku sakit punggung gara-gara tidur di sofa, eo?"
"Hhhh memusingkan, baiklah aku yang akan tidur di sofa kalau begitu, puas kau?" Sehun turun dari ranjang dan membawa selimut serta bantal menuju sofa yang berada di ruang tamu.
Jongin segera berlari menghalangi jalan keluar sehun dari pintu kamar.
"Aku tidak menyuruhmu tidur di sofa kan? Aku hanya ingin kita sama-sama tidur di Ranjangmu, lagipula ranjang itu cukup besar jika kita bagi berdua."
"Kau hanya modus. Kau pikir aku tidak tahu akar picikmu, eoh?"
Sehun berniat melanjutkan jalannya namun masih tetap terhalangi oleh Kai.
"Aku janji kan tidak akan melakukan apapun, aku tahu kita masih belum bisa melakukan hubungan seperti itu sebelum kita menikah. Aku juga menghargai dan menghormatimu sebagi kekasihku Oh Sehun! jadi percayalah padaku. Akal akan selalu mengendalikanku agar kau tak terluka karena nafsuku."
Dan Sehun sadar atmosfer berubah menjadi lebih serius sekarang. Ia menatap obsidian Kai sejenak, memastikan kesungguhan ucapannya.
"Hmm, Baiklah jika kau memaksa! aku percaya padamu"
Kai tersenyum "Terima kasih Sehun". Selanjutnya kai menggiring sehun menuju kamarnya.
Berada dalam jarak sedekat ini membuat degup jantung sehun berdetak kencang asal kau tahu. Hell... Kai tengah memeluknya possesive saat ini, sambil menceritakan kejadian apa saja seminggu lalu, yang hanya di balas anggukan dan gumaman dari Sehun, pertanda ia belum tidur dan mendengarkan kai bercerita.
"Sehunnie, Kau sudah mengantuk, eo?" dengan posisi Sehun di dada Kai menyulitkan Kai untuk melihat wajahnya.
Sehun dengan cepat menggeleng. "sama sekali tidak, bagaimana denganmu Kai?"
"sama!.." Kai mengeratkan pelukannya pada Sehun. Oh dengan posisi Sehun yang seperti ini anak itu pasti tahu bagaimana cepatnya jantung Jongin berdegup. Biarlah, toh Jongin juga sengaja membiarkan Sehun tahu.
"Kai..."
"Hmm... nyanyikan aku lagu!" pinta Sehun.
"Berjanjilah setelahnya kau harus tidur oke...?"
"Hmm..."
.
"ehm. Ehmm". Kai menyetel tenggorokannya. Meski suaranya tidak bagus-bagus amat setidaknya Sehun menyukai suara Jongin. Dan itu menjadi kebanggaan tersendiri. Heey... sebelumnya Jongin tak suka menyanyi! Tapi, setelah Sehun kerap kali memintanya menyanyikan lagu untuknya dari situ Jongin mulai belajar menyanyi dan menghapal lagu-lagu kesukaan sehun.
.
Waiting for your call i'm sick
Call i'm angry
Call i'm desperatefor your voice
I'm listening to the song we used to sing
In the car do you remember
Butterfly, early summer
It's playing on repeat, just like when we would meet
Cause... I was born to tell you i love you
And i am torn to do what i have to,
to make you mine stay with me tonight...
Jongin mengakhiri lagunya sambil mengusap-ngusap surai softgrey Sehun.
"Suaramu semakin bagus" Komentar Sehun
Kai tersenyum "Tidurlah kalau begitu..."
"Hmmm..
Kai pun mengecup lembut rambut Sehun. "Goodnight Baby"
End
Review ya?
