Minna, saya pengen bikin di fandom Shingeki no Kyoujin. Ehm... ini fic pertamaku di fandom Shingeki no Kyoujin. Jadi, kalau rada-rada jelek, mohon maaf yang sebesar-besarnya. Cuma bisa berharap ad yang read and review cerita ini. Belakangan ini lagi demen ama Shingeki no Kyoujin. Terutama Levi heichou... Pas baca fanfic pair Levi x Mikasa, Levi x Petra, ama Levi x OC (Out Character), jadi banyak ide yang muncul dalam otak saya lalu saya terinspirasi bikin fanfic. Bagi yang baca, nikmati cerita ini ya... hehehe...
Ah iya, saya bakal mengambil plot Shingeki no Kyoujin yang episode 14. Tapi, plotnya gk sama semuanya sih. Percakapannya ama plotnya bakal berubah sedikit yang lama-lama jadi melenceng mungkin (kemungkinan ya...).
Summary: Ketika pasukan Survey Corps sedang melakukan ekspedisi keluar dinding, mereka di kepung banyak titan. Tentu saja pasukan Survey Corps berusaha mengalahkan titan-titan itu. Tapi, di saat mereka mulai kekurangan petarung dan kewalahan menghadapi titan-titan itu, seorang gadis yang memakai baju serba hitam dan berambut nyentrik membantu pasukan Survey Corps menebas sisa titan yang ada tanpa menggunakan 3D Manuver Gear tapi hanya berbekal sebuah katana. "Namaku Arleigh Elica". Siapa itu Elica? Tiba-tiba datang membantu tanpa sebab yang jelas sampai akhirnya ia mengatakan siapa dirinya setelah ditangkap oleh pasukan Survey Corps dan di bawa ke pengadilan. "Biarkan aku memperkenalkan diri sekali lagi. Namaku Arleigh Elica. Aku seorang shinigami. Aku datang dari masa depan untuk membantu kalian para umat manusia". RnR please
Title: Life Saver From Future
Chapter: 1
Rate: T
Disclaimer: Shingeki no Kyoujin milik Hajime Isayama-sensei. Kecuali OC dan plot yang berubah juga percakapan yang berubah.
Warning: OOC (mungkin), typo (mungkin), kata-kata yang belum sempurna, plot yg kurang bagus, mengandung beberapa kata ambigu, dan lain-lain.
Pair: Levi x OC
CRASSHH
CRASSHH
CRASSHH
Hanya terdengar suara pedang 3D Manuver Gear yang berhasil memotong tengkuk titan di sana sini. Tebak siapa yang sedang bertarung? Yup, pasukan Survey Corps sedang melakukan ekspedisi. Bertarung dengan titan-titan diluar dinding demi mendapat informasi tentang titan juga untuk melindungi umat manusia. Sudah banyak anggota Survey Corps yang gugur dalam ekspedisi kali ini. Survey Corps mulai kewalahan juga kekurangan petarung untuk menghadapi sisa titan yang ada.
"Apa-apaan ini? Kita tidak pernah melawan titan sebanyak ini sebelumnya" ucap seorang petarung.
"Kita sudah kekurangan orang juga kewalahan menghadapi titan-titan ini" ucap petarung yang lain.
Sementara itu, kita lihat Squad Levi. Mereka juga masih bertarung melawan titan-titan kelas 10 meter di sekitar mereka. Apakah mereka juga kewalahan? Tentu saja. Manusia punya batas kekuatan juga kan? Termasuk Humanity Strongest Soldier sekalipun. Akhirnya, mereka berkumpul di satu tempat tinggi untuk meminta keputusan sang heichou.
"Bagaimana ini, Heichou? Mereka terlalu banyak untuk dibantai. Apa kita harus mundur?" tanya satu-satunya perempuan di Squad Levi, Petra Ral.
"Kita takkan mundur sampai dapat perintah mundur" kata Levi dengan intonasi datar.
"Tapi kita sudah kekurangan orang untuk bertarung melawan titan-titan ini" ucap Erd Gin.
Squad Levi terkepung oleh beberapa titan kelas 7-10 meter. Semuanya Panik kecuali Levi. Ia terlihat mengganti mata pisaunya, bersiap untuk bertarung lagi. Sebagai Humanity Strongest Soldier, ia tidak membiarkan dirinya menyerah di saat seperti ini. Anak buah Levi juga melakukan hal yang sama walau sebenarnya mereka panik. Mereka kembali bertarung. Semuanya berjuang dengan sekuat tenaga sampai mereka mendengar sebuah suara yang entah dari mana asalnya.
"Kalian berjuang dengan keras ya..." ucap suara itu.
"Siapa itu?" tanya Auruo Bossard. Anak buah Levi yang mencoba meniru Levi tapi kenyataannya mereka sama sekali tidak mirip.
"Sekarang kalian santai saja. Biar aku yang urus sisa titan-titan ini" dari suara ini, mereka bisa mengkonfirmasi kalau suara yang mereka dengar adalah suara perempuan.
Dari atas, muncul seorang perempuan. Dia langsung mendarat di bagian tengkuk salah satu titan yang sedang menghadapi Petra. Perempuan itu mengeluarkan sebuah katana lalu menebas tengkuk titan itu. Petra yang baru saja ingin menyerang titan itu langsung berhenti. Ia tidak melihat dengan jelas siapa perempuan yang sudah membantunya. Setidaknya itu yang dipikirkan Petra. Ia dibantu oleh perempuan itu. Tapi tidak untuk Levi yang sedang memperhatikan dengan seksama perempuan yang sedang membantai titan kelas 7 meter yang sedang dilawan Gunther dan Erd.
"Heichou" Eren Jaeger, prajurit yang baru bergabung dengan Squad Levi datang ke arahnya. "Bala bantuan datang" ucapnya.
"Tidak. Kau salah" ucap Levi masih dengan intonasi datar.
"Eh?" Eren terlihat tidak mengerti.
"Coba kau pikir baik-baik, Eren. Bala bantuan tidak mungkin datang sendiri dan berpakaian serba hitam begitu. Di tambah lagi, aku tidak ingat ada perempuan berambut se-nyentrik itu di Survey Corps" kata Levi. Fokus matanya tidak berubah. Masih tetap memperhatikan perempuan itu.
Perempuan itu tidak hanya membantu Squad Levi. Ia juga membantu Erwin dan Hanji hingga semua titan yang mengepung pasukan Survey Corps kalah. Jika Erwin, Levi, dan Hanji menghitung, mereka tau berapa banyak titan yang sudah dikalahkan perempuan itu dalam sekejap. Apalagi perempuan itu membantai titan sebanyak itu sendirian. Mungkin jumlahnya hampir menyaingi Auruo yang rekornya membantai 39 titan sendirian dan 9 titan secara berkelompok.
"Heichou, signal untuk berkumpul sudah ditembakkan" lapor Gunther Schultz. Salah satu anak buah Levi juga.
"Hn. Kita berkumpul sekarang" suruh Levi. Mereka pun segera menuju tempat signal ditembakkan.
.
.
Livesaver From Future
.
.
Mereka telah berkumpul. Erwin meminta Levi dan Hanji untuk berkumpul sebentar. Ia bermaksud mengadakan rapat tentang perempuan yang baru saja menyelamatkan pasukan Survey Corps. Tentu saja rapat ini dipimpin oleh Erwin selaku ketua pasukan Survey Corps. Dan tepat saat ini, rapat mereka baru saja akan dimulai dengan kalimat pembuka dari Erwin.
"Aku tau ini rapat yang cukup mendadak apalagi kita rapat di teritorial titan. Tapi aku janji rapat ini tidak akan lama. Aku ingin membahas tentang perempuan yang membantu kita melawan titan tadi. Apa di antara kalian ada yang melihat wajahnya atau rambutnya mungkin?" tanya Erwin.
"Aku melihatnya. Rambut panjang dengan warna yang cukup nyentrik. Berpakaian serba hitam dan mengalahkan titan hanya berbekal sebuah pedang. Tanpa peralatan 3D Manuver Gear" ucap Levi yang duduk paling dekat dengan Erwin.
"Apa dia ada dalam pasukan kita selama ini?" tanya Erwin. Wajar saja. Pasukan Survey Corps sangat banyak. Tidak mungkin Erwin ingat semuanya. Manusia juga punya batas dalam mengingat sesuatu.
"Tidak. Rasanya perempuan seperti dia tidak pernah ada di pasukan Survey Corps" jawab Hanji.
"Kalau begitu, ada kemungkinan dia berasal dari cabang militer lain" ucap Levi mengambil kesimpulan.
"Aku rasa bukan. Kalau dia dari cabang militer lain, harusnya dia datang dengan peralatan 3D Manuver Gear. Semua umat manusia tau kalau para pasukan tidak akan selamat berada di luar dinding tanpa kuda dan peralatan 3D Manuver Gear. Tapi dia muncul dari atas dan langsung membantai titan-titan itu. Tanpa kuda dan peralatan 3D Manuver Gear" kata Erwin.
"Lalu, kau punya pikiran lain soal perempuan itu?" tanya Hanji.
"Segitu ingin taunya kalian tentang diriku?" suara perempuan itu terdengar lagi. Mereka bertiga siaga sambil mencabut pedang 3D Manuver Gear masing-masing.
"Keluarlah! Tunjukkan dirimu!" suruh Erwin.
"Nee, jangan kasar begitu, Danchou. Aku baru saja mau menunjukkan diri" ucapnya.
Yang pertama kali menyadari keberadaan perempuan itu adalah Levi. Ia menatap ke sebuah pohon besar di belakangnya. Benar saja. Perempuan itu sudah ada di sana. Masih dengan pakaian serba hitam, katana yang bertengger di punggungnya. Juga rambut nyentrik-nya yang panjang. Ia sedang bersandar dengan santai di pohon itu.
"Siapa kau? Kenapa kau membantu kami? Kau berasal dari mana?" tanya Erwin.
"Banyak sekali pertanyaanmu, Danchou. Tapi, biar aku jawab satu per satu. Namaku Arleigh Elica. Kenapa aku membantu kalian? Aku tidak punya alasan khusus. Lagipula, kalau mau membantu, tidak perlu alasan khusus kan? Aku takkan bilang aku berasal dari mana. Setidaknya sampai waktunya tepat" ucap perempuan bernama Elica itu.
"Aku mengerti niat baikmu. Tapi ini sama saja dengan mengganggu misi kami. Dengan sangat terpaksa, aku harus menangkapmu dan membawamu ke pengadilan. Apa kau keberatan?" tanya Erwin.
"Hah..." Elica menghela nafas. "Apa harus? Aku hanya membantu kalian. Dan kalian menganggap itu mengganggu misi. Lagipula, apa yang patut di adili dalam peristiwa ini? Tidak bisakah kalian rahasiakan ini dari yang lain?" ucapnya.
"Tidak ada yang kami sembunyikan. Umat manusia selalu mengetahui segalanya. Lagipula, tidak ada keuntungannya menyembunyikan ini dari umat manusia" kata Levi dingin.
"Bagaimana kalau aku tidak mau?" tantang Elica.
"Kami akan menangkapmu secara paksa" ucap Erwin.
"Hee... Jadi kalian bertiga mau melawanku? *Sasuga..." Elica menyeringai tipis.
3 orang dengan pangkat berbeda ini pun maju. Elica segera mencabut pedangnya lalu meloncat ke atas pohon. Kontan mereka kaget. Bagaimana bisa manusia (setidaknya itu yang mereka pikirkan tentang Elica) meloncat ke atas pohon tanpa menggunakan 3D Manuver Gear? Mereka mulai menarik kesimpulan kalau Elica bukan manusia biasa. Bisa saja Elica seperti Eren yang bisa berubah jadi titan. Hingga kekuatannya tidak wajar sebagai seorang manusia.
Levi mengaitkan pasak pada dahan pohon yang sedang menjadi tempat berdiri Elica lalu naik ke atas. Siap menebas Elica dengan pedang 3D Manuver Gear-nya. Tapi tebasan Levi dapat ditahan dengan pedang Elica. Di saat Elica sedang sibuk dengan Levi, di belakangnya, Hanji siap menebas pedangnya ke arah kaki Elica untuk melumpuhkannya supaya tidak bisa bergerak.
Hanya saja, Elica bisa membaca gerakan Hanji. Ia mengucap sebuah mantra yang asing di pendengaran mereka. Sebuah kipas muncul lalu menahan serangan Hanji. Sekali lagi mereka dibuat kaget. Senjata Elica bukan hanya sebuah pedang. Tapi juga sebuah kipas. Nah, sekarang, bagaimana mereka akan menangkap Elica? Di saat-saat kaget itu, ternyata Erwin tidak terlalu terpengaruh oleh kemunculan senjata baru Elica. Ia menyerang Elica dengan resiko serangannya mungkin saja mengenai Levi dan Hanji.
Elica tergores lengannya. Ia meloncat berpindah ke dahan pohon lain lalu menatap lukanya. Ia kemudian memposisikan pedang dan kipasnya. Mereka menduga kalau kipas itu adalah alat pertahanannya. Tak lama kemudian, Squad Levi, juga Eren dan kawan-kawan yang mendengar keributan datang dan kaget dengan pemandangan di depan mereka. Atasan mereka sedang melawan perempuan yang tadi menolong mereka. Apa maksudnya ini?
"Heichou, apa yang terjadi? Kenapa kau bertarung dengannya? Biarkan kami membantu" ucap Eren.
"Tahan disitu, kalian" ucap Elica. "Kalian menyerang seorang perempuan secara berkelompok. Bukankah itu sama sekali tidak gentle? Aku sudah cukup kewalahan menghadapi atasan kalian. Jika kalian berani bergerak, aku takkan ragu untuk memberi kejutan pada ka-" ucapannya berhenti.
Hoo... Ternyata di saat perhatian Elica terfokus pada anggota Squad-nya, Levi mengambil kesempatan untuk membuat Elica pingsan lalu menangkapnya. Memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan. Sepertinya Levi harus berterima kasih pada anggota Squad-nya nanti. Ia membopong Elica seperti karung beras lalu segera menuju ke Erwin.
'Dia lebih ringan dari tampilannya' batin Levi.
"Kerja bagus, Levi. Sekarang, ayo kita kembali. Semuanya cepat berkemas. Kita kembali ke desa" suruh Erwin.
"Baik" jawab semuanya kecuali Levi dan Hanji.
.
.
Lifesaver From Future
.
.
'Gelap'
Kata itu adalah hal pertama yang Elica pikirkan ketika dia sadar. Ia terduduk lalu melihat kesekeliling. Sekarang dia tau ada di mana dia sekarang. Di mana lagi kalau bukan penjara? Terlihat dari jeruji besi yang membatasinya dengan dunia luar. Ia ingat terakhir ia masih ada di hutan. Bertarung dengan 3 orang kuat dengan pangkat berbeda. Kemudian bantuan mereka datang lalu semuanya gelap. Mereka pasti memanfaatkan kesempatannya saat sedang lengah. Membuatnya pingsan dan membawanya ke sini.
Elica juga merasa ada yang membatasi gerakan tangannya. Ia menatap pergelangan tangannya. Di pergelangan tanganya, terpasang borgol yang terhubung ke dindig penjara itu. Elica mengumpat dalam hati. Sudah terperangkap di penjara masih saja diborgol. Kira-kira siapa yang punya ide untuk memborgolnya seperti ini. Lamunan Elica buyar karena ia mendengar suara pintu terbuka dari kejauhan disertai derap kaki yang mendekat ke penjara. Ternyata yang datang adalah orang yang menangkapnya. Erwin Smith, dan Levi.
"Coba lihat siapa yang datang" ucap Elica sambil menyeringai tipis. Hampir tidak terlihat.
"Sudah sadar rupanya" ucap Levi.
"Jadi? Aku ada di mana?" tanya Elica. Sebenarnya ia sudah tau ada di mana. Tapi, ia sengaja bertanya.
"Seperti yang kau lihat. Kau berada di penjara bawah tanah. Saat ini kau berada dalam tahanan kepolisian militer" ucap Erwin.
"Lho? Bukankah kalian yang menangkapku? Kenapa aku diserahkan ke Kepolisian Militer?" tanya Elica.
"Memang kami yang menangkapmu. Tapi, soal hukum, itu merupakan tugas Kepolisian Militer. Barusan, kami mendapat izin untuk melihatmu" kata Erwin. Ia memperlihatkan pedang dan kipas milik Elica. Membuat si pemilik benda tersebut kaget.
"Sejak kapan kalian mengambilnya?" tanya Elica.
"Sejak kau pingsan. Tenang saja. Akan aku kembalikan nanti" ucap Erwin.
"Jadi, kau masih belum mau bicara dari mana asalmu?" tanya Levi.
"Aku akan bicara. Setidaknya sampai saatnya tepat. Dan kau akan segera tau kapan aku bicara" kata Elica.
"Kau bisa membunuh titan dengan hanya berbekal sebuah pedang. Aku berencana menyuruh Hanji untuk meneliti bahan pedang ini. Sepertinya kau membuat pedang seolah-olah kau sudah tau bahan apa yang cocok untuk membuat pedang yang bisa membunuh titan" kata Erwin.
"Pedang itu memang dibuat untuk menebas apapun. Termasuk titan" kata Elica.
"Kau bertingkah seolah-olah kau tau tentang titan-titan itu" ucap Levi.
"Levi, kita sudah sepakat bahwa dia memang tidak berbohong. Masih banyak hal yang belum kita ketahui. Tapi untuk saat ini, kurasa hal paling penting adalah menyelidiki apa sebenarnya niatmu" kata Erwin.
"Niat?" gumam Elica.
"Kenapa kau membantu kami?" tanya Levi.
"Apa sebenarnya niatmu?" tanya Erwin.
"Kau mengulang pertanyaan yang sama, Heichou. Aku tidak punya alasan khusus untuk membantu kalian. Kalian berjuang begitu keras melawan titan-titan ini. Tujuannya untuk mendapat kebebasan umat manusia kan? Juga untuk mengetahui kelemahan titan selain di tengkuk. Mana mungkin aku diam saja melihat kalian berjuang begitu keras? Ya aku tau kalian tidak selemah itu. Tapi, kalian sudah dalam keadaan terjepit waktu itu. Bisa-bisa semua pasukan Survey Corps tewas di makan titan-titan itu" jawab Elica santai.
"Selain itu, kami punya tujuan lain melakukan ekspedisi keluar dinding kali ini. Kami berlatih supaya kami bisa merebut kembali Distrik Shiganshina di dinding Maria. Dibutuhkan upaya yang besar untuk menutup gerbang yang jebol itu. Di rumah salah satu prajurit kami, Eren Jeager, terdapat ruang bawah tanah. Disana-" perkataan Erwin dipotong oleh Elica.
"Kalian menduga ruang bawah tanah itu menyimpan rahasia bangsa titan kan?" tanya Elica sambil tersenyum kecil.
"Dan untuk merebut dinding Maria kembali, kami akan membutuhkan kekuatan titan Eren. Sepertinya takdir kita ada pada 1 titan itu. Titan Kolosal dan Titan Armor. Ada kemungkinan mereka sama seperti Eren" lanjut Erwin.
"Untuk apa kau memberitahu semua hal ini, Danchou? Apa kau percaya padaku?" tanya Elica.
"Kalau kau memang membantu kami, maka aku harus memberitahu hal ini padamu. Soal Titan Kolosal dan Titan Armor akan ku beritahu lebih lanjut lagi nanti kalau kami sudah memenangkanmu dalam persidangan nanti" kata Erwin.
Elica berpikir sejenak. Jika Survey Corps memenangkannya, maka ia bisa menjalankan tugasnya lagi yaitu membantu melawan titan hingga umat manusia memperoleh kebebasannya. Tapi, jika Survey Corps berpikir kalau dia membantu tanpa alasan yang jelas, maka mereka tidak akan memenangkannya dalam persidangan. Ia pun mendapat ide. Bagaimana cara agar Survey Corps memenangkannya di pengadilan.
"Aku bisa membantu. Kalau kalian mau" ucap Elica.
"Kunci dalam misteri ini adalah niatmu. Kalau niatmu buruk, maka tidak ada artinya kami memenangkanmu di persidangan. Lebih baik kau diserahkan ke Kepolisian Militer" kata Erwin.
"Benarkah? Kalian tetap akan menyerahkanku ke Kepolisian Militer walaupun aku tau rahasia dari bangsa titan itu?" tanya Elica sambil tersenyum penuh kemenangan.
"Apa katamu?" Erwin kaget.
"Ya. Dari apa yang kau beritahu tadi, aku bisa menarik beberapa hipotesa. Dan jika aku mempelajari titan ini lebih dalam lagi, aku bisa tau rahasia bangsa titan. Bagaimana mereka muncul? Apa titik kelemahan mereka yang lain selain tengkuk? Semua pertanyaan kalian bisa terjawab setelah rahasia titan terbuka. Rahasia itu adalah kunci untuk membebaskan umat manusia dari kesengsaraan ini. Dan aku bisa menjamin akan membuka rahasia titan itu sebelum kalian merebut kembali Distrik Shiganshina" kata Elica.
"Jawab dia, bajingan. Apa maumu?" tanya Levi. Kata-kata kasarnya keluar juga.
"Khuhuhu... Mauku cuma satu. Membantu pasukan Survey Corps melawan titan hingga umat manusia memperoleh kebebasannya. Tapi, untuk itu, sepertinya aku harus bergabung dengan Survey Corps. Supaya aku tidak dianggap mengganggu misi kalian lagi" ucap Elica. Manik abu-abu milik Levi berkilat.
"Hoo... Boleh juga" hening sejenak sampai Levi berjalan menuju jeruji besi di depannya. "Erwin, aku yang akan mengurus anak ini. Tolong sampaikan hal ini ke supervisorku. Jangan salah paham. Aku juga tak 100% percaya dengan kata-katanya barusan. Kalau sampai nanti dia berkhianat, akan ku bunuh dia tanpa ragu. Orang-orang atas pasti tidak akan mengeluh soal itu. Tidak ada yang cocok untuk melakukan tugas ini selain aku. Aku akan memasukkanmu jadi bagian dari Survey Corps" ucap Levi.
.
.
Lifesaver From Future
.
.
Entah sudah berapa hari Elica terkurung di ruang bawah tanah. Tapi bukan berarti dia tidak melakukan apa-apa. Dia melakukan sesuatu. Hanya saja tanpa sepengetahuan penjaga. Kini ia baru saja bangun dari tidurnya. Dan ia langsung mendengar para penjaga yang sedang bergosip. Elica tertawa dalam hati. Laki-laki juga bisa bergosip. Ia baru tau tentang hal itu. Karena biasanya, yang suka bergosip adalah perempuan kan?
"Penyelamat apanya? Rakyat biasa selalu bertindak sesuka hati mereka. Gadis ini cuma mengacaukan misi Survey Corps saja. Membantu apanya? Aku yakin dia punya tujuan lain. Pamer kekuatan saja. Mentang-mentang bisa membunuh titan dengan 1 pedang. Dan aku juga yakin kalau rahasia bangsa titan yang dia katakan cuma omong kosong supaya Survey Corps memenangkan dia di persidangan nanti" kata salah satu penjaganya.
"Mereka bahkan akan mencoba memanfaatkannya untuk menghasut para pemberontak untuk melawan distrik. Sebagai polisi, kita harus menyingkirkan gadis itu sebelum itu sampai terjadi" ucap penjaga yang lainnya.
"Kita tidak boleh membiarkan orang-orang gila di Pasukan Survey Corps itu sampai menghasutnya" Elica awalnya tidak mengerti maksudnya. Tapi setelah berpikir sejenak, akhirnya ia tau. 'Menarik' batinnya. Sementara itu, kita lihat Erwin-danchou. Ia sedang berjalan-jalan dengan Komandan Pixis di dinding.
"Pixis, beberapa orang berpendapat bahwa tak selayaknya, anda sebagai Komandan Pasukan Gerbang, berbicara secara diam-diam dengan saya yang merupakan Komandan Pasukan Survey Corps" kata Erwin.
"Hm, kau memang kaku seperti yang dikabarkan. Kita dulunya mungkin hanya berpapasan saat berjalan-jalan. Tapi sekarang kita benar-benar berjalan bersama. Kita bahkan sampai berbincang-bincang. Apa kau sudah dengar kabar kalau Kepolisian Militer juga mengincar gadis itu?" tanya Pixis.
"Ya. Saya mendapat kabar itu kemarin. Akan diadakan persidangan" jawab Erwin.
"Sidang untuk memutuskan siapa yang mendapatkan gadis itu dipercayakan pada Zacklay" kata Pixis.
"Zacklay? Yang anda maksud Komandan Tertinggi Dallis Zacklay?" tanya Erwin.
"Beliau adalah orang yang membawahi 3 pasukan utama: Kepolisian Militer, Pasukan gerbang, dan Pasukan pengawas. Saat membuat keputusan, beliau selalu memakai 1 metode: analisa untung rugi segi biaya. Tidak peduli itu akan menguntungkan atau merugikan bagi keseluruhan umat manusia yang mana berarti beliau juga tidak akan ragu membunuh gadis itu di persidangan nanti bila itu adalah keputusan akhirnya. Aku takkan mengizinkannya membunuh gadis itu. Tapi sayangnya tak sedikit orang digerbangku yang ragu dengannya" ucap Pixis sambil mengeluarkan sebuah botol kecil.
"Jadi setelah aku menceritakannya padamu, kau juga menceritakannya pada orang gerbangmu?" tanya Erwin. Ia memang sudah menceritakan semunya pada Pixis sebelumnya.
"Yang jelas saat ini aku menentang opini pihak kepolisian. Apa menurutmu kau bisa menang di persidangan nanti?" tanya Pixis.
"Iya. Saya juga sudah mempersiapkan 1 rencana cadangan. Tapi pelaksanaannya sangat bergantung pada jalannya proses persidangan nanti" jawab Erwin.
"Jadi kau berencana bertindak secara dingin?" tanya Pixis.
"Kami pasukan pengawas sudah terbiasa merasakan dinginnya saat bekerja di luar dinding" ucap Erwin.
"Hahahaha kau tidak sekaku yang terlihat. Terima kasih sudah bersedia menemaniku jalan-jalan, Kolonel Smith" Pixis pun pergi.
Sekarang kita lihat Eren dan teman-temannya. Mereka sedang makan di Head Quarter sambil membicarakan sidang yang akan diadakan nanti sore. Ya sebenarnya yang mereka bicarakan bukan sidangnya. Tapi orang yang akan disidang. Mereka cukup penasaran siapa gadis yang sudah membantu mereka itu. Atasan mereka hanya berkata kalau gadis itu bernama Arleigh Elica. Mereka tidak memberitahu hal lain tentang gadis itu. Entah karena mereka kekurangan informasi atau mereka memang merahasiakan ini.
"Kira-kira Elica akan disidangkan untuk apa ya? Aku rasa dia tidak bersalah sama sekali. Malah dia berbuat baik dengan membantu kita kan?" tanya Eren.
"Mungkin mereka akan memutuskan apakah Elica perlu hidup atau mati. Walau dia membantu kita, itu sama saja dia mengganggu misi. Karena Elica bukan pasukan Survey Corps tapi dia malah membantu Survey Corps. Dia juga bisa dibilang aneh. Mengalahkan titan dengan berbekal sebuah pedang. Tidak menggunakan peralatan 3D Manuver Gear. Kemunculannya di anggap misterius karena dia bukan orang dari dinding ini. Namanya tidak ada dalam daftar penduduk" ucap Armin Arlert, sahabat Eren.
"Jadi, Elica itu berasal dari luar dinding?" tanya Mikasa Ackerman, anak yang diadopsi keluarga Jeager.
"Dia pasti orang paling bebas di dunia ini" ucap Eren dengan mata berbinar-binar. "Aku harap Survey Corps memenangkan Elica di persidangan nanti. Ada banyak hal yang ingin aku tanyakan padanya" ucapnya lagi.
Tak lama setelah itu, Levi masuk ke ruang makan. Semuanya langsung memberi hormat dan mengucapkan selamat siang padanya. Levi hanya mengangguk lalu duduk di meja tempat anggota Squadnya berkumpul. Sebelum makan, ia memanggil Armin, Eren, dan Mikasa. Meminta mereka untuk hadir di persidangan yang akan diadakan nanti sore. Mereka hanya bisa menurut walau mereka tidak mengerti kenapa mereka diminta hadir di persidangan. Tapi sepertinya mereka diminta untuk hadir sebagai saksi.
Lalu kita kembali ke Elica. Ia sedang duduk di kasurnya. Ia mulai bosan berada di ruang bawah tanah. Ia sudah melakukan apa yang harus dia lakukan. Dan sekarang tidak ada yang bisa ia lakukan selain meminta air dan pergi ke toilet. Ia sudah lakukan itu berulang-ulang sampai 2 orang penjaga yang menjaga penjaranya mulai jengkel dengan Elica.
"Oi! sadar dengan situasimu, dasar gadis aneh" omelnya.
'Gadis aneh? Humph... kurasa mereka memang tak salah. Tapi apa aku salah sampai mereka memperlakukanku seperti ini? Ya, mungkin karena aku belum memberitahu siapa diriku. Manusia atau bukan dan berasal dari mana diriku. Aku yakin mereka akan memberiku banyak pertanyaan nanti. Aku harusnya bersyukur masih dibiarkan hidup. Hah... kira-kira Survey Corps sedang apa ya sekarang? Mengisengi mereka pasti akan terasa seru' tiba-tiba, ia mengingat perkataan Erwin.
"Sebaiknya aku perlu lebih sabar menunggu. Kita perlu mengatasi beberapa hal"
'Sudah berapa hari ya sejak itu berlalu? Kira-kira apa yang terjadi di luar sana ya? Aku tak akan menjalani hidup seperti ini terus kan? Kalau aku terus seperti ini, aku akan kabur' batinnya.
Tiba-tiba, ia mendengar suara pintu terbuka disertai derap kaki yang mendekat seperti waktu itu. Kira-kira siapa yang akan muncul? Erwin kah? Levi kah? Ia berharap Levi yang datang karena ia baru saja mendapat ide untuk mengisengi Levi. Hanya saja, harapannya putus begitu melihat yang datang bukanlah Levi. Melainkan Hanji. Perempuan yang melawannya di hutan bersama Erwin dan Levi. Dan harus Elica akui kalau kemunculan Hanji yang tiba-tiba membuatnya sedikit terkejut.
"Kita bertemu lagi, Elica. Kau baik-baik saja? Apa kau tak merasa badanmu kotor? Maaf sudah membuatmu menunggu lama. Kau boleh meninggalkan tempat ini" Hoo... Hanji tidak sendiri. dia datang bersama seorang laki-laki berambut pirang. "Tapi, kau harus menggunakan ini dulu" Hanji menyodorkan sebuah borgol.
'Masih harus diborgol?! Tanganku bisa dibuat pegal oleh borgol itu. Sialan, siapa yang punya ide memborgol sih?' protes Elica dalam hati.
.
.
Lifesaver From Future
.
.
Kini mereka sedang berjalan di sebuah lorong. Sambil berjalan, Hanji mengobrol dengannya. Banyak hal dia katakan. Termasuk hasil penelitiannya terhadap pedang Elica. Dari bentuk, bahan, berat, dan lain-lain. Katanya hasil penelitian pedang itu akan dilaporkan di pengadilan nanti. Elica hanya mendengarkan. Ia tidak keberatan kalau penelitian pedangnya akan dilaporkan. Selama pedangnya dikembalikan lagi setelah itu. Hanji juga tak lupa memperkenalkan diri. Juga memperkenalkan laki-laki berambut pirang yang sedang melakukan hal aneh. Setidaknya itu yang dipikirkan Elica.
"Aku adalah anggota pasukan pengawas, Mayor Hanji Zoe. Dia adalah rekanku, Mayor Mike Zacarias" ucap Hanji memperkenalkan diri.
"Apa yang sedang dia lakukan?" tanyaku sedikit jengkel.
"Ah, memang sudah kebiasaan. Dia selalu membau seseorang yang baru dikenalnya lalu menertawainya. Aku sendiri tidak mengerti kenapa dia melakukan itu. Namun dia cukup kompeten menjadi seorang Mayor" kata Hanji.
'Orang ini cukup aneh. Harusnya kapan-kapan kau melakukan penelitian terhadapnya' batin Elica.
"Oh, kita mengobrol cukup lama sampai tak terasa sudah tiba. Ya, aku rasa kau sudah tau apa yang kau hadapi sekarang dari Erwin dan Levi" 2 penjaga dari Kepolisian Militer menyeret Elica masuk. "Kita tidak punya pilihan selain percaya padamu. Semoga berhasil" Itu adalah kata terakhir yang Elica dengar dari Hanji sebelum ia benar-benar masuk ke sebuah ruangan. Ya, kalian tau ruangan apa itu. Ruang persidangan.
Elica melihat ke sekeliling. Ruang persidangan yang cukup bagus dengan gambar klasiknya. Banyak anggota militer yang datang dengan lambang yang berbeda. Tapi lambang yang Elica kenali hanya lambang Survey Corps dan lambang Kepolisian Militer. Karena memang kedua militer itu yang berperan besar di sini. Beberapa rakyat jelata juga hadir dalam persidangan itu.
'Hee... Jadi selama ini aku ditahan di dalam gedung pengadilan?' batin Elica.
"Jangan diam di situ. Maju!" Elica didorong oleh salah satu penjaganya.
"Berlutut" suruh penjaga yang satu lagi. Elica hanya bisa menurut. Toh cepat atau lambat ia akan segera lepas. Penjaga itu memasukkan sebuah tiang ke dalam lubang kecil berbentuk persegi yang ada di belakangnya. Ok, Elica terjebak. Sudah diborgol masih ditambah lagi. Yah, walau tiang itu tidak berbentuk seperti borgol, tapi fungsinya seperti borgol. Mulai terdengar bisik-bisik dari orang sekitar. Tak lama kemudian, seorang laki-laki masuk.
'Dia hakimnya?' tanya Elica dalam hati. Laki-laki itu meletakkan jubahnya di atas meja lalu duduk sambil menggulung lengan kemejanya.
"Sekarang, mari kita mulai. Namamu Arleigh Elica bukan? Kau adalah orang misterius yang membantu pasukan Survey Corps melawan titan pada ekspedisi terakhir mereka. Benar bukan?" tanyanya. Ya, orang itu adalah Dallis Zacklay.
"Benar, Yang Mulia" jawab Elica santai.
"Ini adalah kasus pengecualian. Masalah kau membantu pasukan Survey Corps tidak terkait dengan hukum yang berlaku. Oleh karena itu kami harus mengadakan persidangan. Aku yang akan memberikan keputusan akhirnya. Kita juga harus memutuskan apa kau harus mati atau hidup" ucap Zacklay.
'Sudah aku duga' batin Armin.
'Hidup atau mati? Sepertinya masalahku cukup serius. Ancaman titan benar-benar hebat sampai membuat orang sepertiku saja dicurigai karena sudah membantu pasukan Survey Corps. Ah, jangan-jangan mereka takut kalau aku adalah titan yang menyamar menjadi manusia seperti bocah Jeager itu? Tapi kalau mereka berpikir seperti itu, harusnya mereka juga menganggap aku sekutu. Ya mungkin karena aku tidak dikenal. Mereka takut terjadi sesuatu kalau aku dibiarkan hidup' batin Elica.
"Apa kau keberatan?" tanya Zacklay.
"Sama sekali tidak" jawab Elica.
"Aku lega kau bersedia bekerja sama. Aku akan mengatakannya terus terang. Merahasiakan keberadaanmu sudah terbukti merupakan hal yang mustahil. Kalau pun kami membeberkan keberadaanmu ke publik, kami akan menghadapi masalah baru selain masalah para titan itu. Persidangan ini bertujuan untuk memutuskan unit mana yang akan menindak lanjutimu, Kepolisian Militer ataukah Pasukan Pengawas? Pertama, Mari kita dengarkan pendapat dari pihak Kepolisian" ucap Zacklay.
"Baik. Nama saya Nile Dawk, Kepala dari Kepolisian Militer. Rencana yang kami ajukan adalah sebagai berikut: Kami akan mengintrogasi Elica dengan pertanyaan yang kami anggap perlu lalu memusnahkannya secepat mungkin. Dia mungkin memang membantu pasukan Survey Corps melawan titan. Namun dilihat dari karakternya, ada kemungkinan dia bisa memicu pemberontakan nantinya. Sebaiknya dia cepat dimusnahkan. Dengan begitu dia bisa membantu umat manusia dengan cara menghapus keberadaannya yang dianggap berbahaya" ucap Nile.
"Itu tidak perlu!" laki-laki di sebelah Nile menimpali. Melihat dari pakaiannya, sepertinya dia seorang pendeta. "Dia hanya seekor kutu yang berhasil masuk dan menyusup ke dinding Tuhan yang suci. Dia sebaiknya dibunuh sekarang juga!" kata-katanya sudah cukup untuk membuktikan kalau dia adalah seorang pendeta.
"Pendeta Nick, tolong tenang. Mereka sudah datang jauh-jauh. Selanjutnya mari kita dengar pendapat dari pihak pasukan Survey Corps" ucap Zacklay.
"Iya, Yang Mulia. Nama saya Kolonel Erwin Smith, ketua dari Batalyon ke-13 dari pasukan Survey Corps. Rencana yang kami ajukan: Kami akan memasukkan Elica sebagai bagian dari pasukan Survey Corps dan merebut kembali dinding Maria dengan memakai kekuatan dan senjatanya. Hanya itu" ucap Erwin.
'APA-APAAN ITU?! KALAU HANYA DENGAN ITU, PIHAK KEPOLISIAN PASTI MENANG. KALIAN MAU MEMENANGKANKU ATAU MENYERAHKANKU PADA PIHAK KEPOLISIAN SIH?!' jerit Elica dalam hati. 'Ya, kalau pun mereka gagal, aku bisa membuat mereka memenangkanku dengan caraku sendiri' batinnya.
"Hanya itu?" tanya Zacklay.
"Iya. Dengan memakai kekuatan dan senjatanya, kita berpeluang merebut kembali dinding Maria. Saya yakin hal tersebut adalah prioritas utama" kata Erwin.
"Begitu ya? Ngomong-ngomong, dari arah mana kalian akan mulai melancarkan operasi itu? Pixis, aku yakin gerbang Trost sudah berhasil ditutup" ucap Zacklay.
"Iya. Gerbang itu rasanya tak akan mungkin bisa ditembus lagi" jawab Pixis.
"Kami berniat memulainya dari Calanes di sisi timur. Kami akan mendatangi Shiganshina melalui jalur yang baru" kata Erwin.
"Tunggu! Tidakkah sebaiknya kita menutup semua gerbang yang ada sekarang? Titan Kolosal hanya bisa menghancurkan gerbang! Kalau kita bisa membangun benteng di area itu, mereka tak akan bisa menyerang kita lagi" kata laki-laki di sebelah pendeta Nick. Wakil rakyat jelata kah?
"Diam kau! Dasar boneka para kaum saudagar! Dengan memakai kekuatan dan senjata itu, kita akan bisa kembali ke dinding Maria sekali lagi!" adu mulut pun terjadi.
"Kami sudah muak dengan sikap kalian yang sok pahlawan!"
"Banyak bicara kau, dasar babi. Apa kau pikir para titan itu mau menunggu di luar sampai kalian selesai menutup semua gerbangnya? 'Kami' yang kau maksud tadi apakah teman-teman kecilmu yang juga babi sepertimu? Sadarkah kau kalau rakyat kini kelaparan karena kita sudah kehilangan banyak tempat?" akhirnya Levi buka mulut setelah dari tadi diam.
"Kami cuma merasa kalau kita bisa menutup gerbang-gerbang itu, kita akan selamat"
"Cukup dengan kekurangajaranmu itu! Berani sekali kau berencana melakukan hal itu ke dinding Rose yang suci, yang telah dianugerahkan oleh Tuhan. Kalian padahal melihat jelas-jelas betapa agungnya dinding itu, begitu agungnya sampai di luar pemahaman akal tapi kalian masih tidak sadar juga?!" Pendeta Nick ikut adu mulut.
"Salah sendiri mereka terlalu lama membuat benteng pertahanan untuk dinding-dinding itu" bisik Armin.
"Padahal mereka punya uang dan kemampuan untuk itu" ucap seorang anggota pasukan dinding di dekatnya.
"Kau bicara fitnah!" ucap pendeta Nick.
"Ini bukan tempat untuk pendeta berkhotbah!"
"Apa katamu?!" adu mulut berhenti karena gebrakan kecil dari Zacklay.
"Diam semua. Silahkan berdebat tentang keyakinan dan opini kalian di luar saja. Arleigh, aku tanya kau: Bersediakah kau berjuang sebagai tentara demi kepentingan umat manusia, dengan menggunakan kekuatan dan senjatamu untuk tujuan yang sama?" tanya Zacklay.
"Tentu saja. Itu sudah tugasku" ucap Elica santai.
"Ho? Tapi berdasarkan laporan, kau melawan ketika kau ingin ditangkap" ucap Zacklay.
"Itu hanya bentuk perlawanan" ucap Elica mencari alasan.
Mulai terdengar bisik-bisik dari semuanya. Elica melihat ke sekeliling. Banyak yang membuat pemikiran sendiri tentangnya. Dan banyak juga yang menerima pemikiran buatan mereka lalu menuduh yang tidak-tidak padanya. Elica berusaha membela diri. Tapi tidak ada gunanya. Tidak ada yang bisa membelanya. Ia sendiri di sana. Setidaknya itu yang dipikirkan orang-orang di sana. Akhirnya Elica jengkel dan ia pun mengeraskan suaranya.
"Kalian salah!" semuanya langsung terdiam. "Kalian salah. Selama ini kalian hanya membuat spekulasi supaya situasinya membuat kalian benar" ucap Elica.
"A-Apa?!"
"Lagipula, kalian sekalipun belum pernah melihat titan! Kenapa kalian harus takut?" tanya Elica. 'Cih... Harusnya aku diam saja. Tapi, mereka benar-benar membuatku kesal. Aku harus mengatakan apa yang aku pikirkan' batin Elica. Tekadnya sudah kuat.
"Kalau mereka yang memiliki kekuatan tak berjuang lalu siapa lagi?! Kalau kalian begitu takut berjuang demi nyawa kalian sendiri, setidaknya jangan halangi tugasku dan biarkan aku bekerja! Dasar pengecut!" umpat Elica.
"Apa?!"
"Kalian semua diam saja dan biarkan aku menyelesaikan semuanya!" teriak Elica pada akhirnya.
Pihak Kepolisian Militer mempersiapkan senjatanya untuk menembak Elica. Tapi di saat itu, angin berhembus sangat kencang. Dan angin kencang itu membuat senjata Kepolisian Militer terbelah 2. Tentu saja mereka terheran-heran. Begitu juga semua yang ada di situ. Levi mencium ada yang tidak beres. Ia menatap Elica. Wajahnya terlihat menyeringai. Levi langsung sadar dengan apa yang terjadi sebenarnya. Kini pria dengan tinggi 160 cm itu melihat sekeliling. Di tempat duduk khusus rakyat jelata, ada satu orang perempuan berambut merah terang yang memakai tudung hitam untuk menyembunyikan wajahnya. Di tempat Kepolisian Militer, ada satu orang perempuan berambut biru muda dengan tudung hitam yang sama. Lalu di tempat Chuton Heidan (Pasukan gerbang) juga terdapat perempuan berambut ungu. Tentu saja dengan tudung yang sama. Dan di tempat Survey Corps, ada satu lagi perempuan berambut pink keunguan dengan tudung hitam yang sama.
'4 orang' batin Levi.
"Apa yang terjadi? Kenapa bisa begini?" tanya Nile tidak mengerti.
"Ah... Maaf. Kau baru saja berurusan dengan teman-temanku" ucap Elica sambil menyeringai.
4 orang yang Levi lihat tadi langsung berada di depan Elica. Yang berambut biru muda membantu Elica melepaskan borgol yang sedari tadi membuat tangannya harus berada di belakang. Elica langsung melemaskan jari-jarinya begitu lepas. Semua yang ada di sana hanya membatu. Termasuk Survey Corps. Mereka tidak tau kalau hal ini akan terjadi. Mereka tidak tau kalau Elica punya teman. Harusnya Erwin atau Levi menanyakan hal itu saat mereka sedang mengunjungi Elica beberapa hari yang lalu.
"Elica, apa maksudnya ini?" tanya Erwin meminta penjelasan.
"Kau mengkhianati kami?" tanya Levi.
"Tenang saja, Danchou, Heichou. Aku hanya mencoba membebaskan diri. Tidak ada maksud untuk mengkhianati kalian" ucap Elica. Nada bicaranya kembali santai seperti tadi.
"Elica" perempuan berambut pink yang tadi memberikan pedang Elica. 'Bukankah pedang itu ada di ruangan Mata Empat sialan sekarang?' batin Levi.
"Semuanya, aku harap kalian tidak bergerak dari tempat kalian dan dengarkan aku baik-baik" Elica menerima pedangnya. Setelah itu, pakaian Elica kembali berubah seperti pertama kali bertemu dengan pasukan Survey Corps. "Biarkan aku memperkenalkan diri sekali lagi. Namaku Arleigh Elica. Aku seorang shinigami. Aku datang dari masa depan untuk membantu kalian para umat manusia" katanya.
"Masa depan?" tanya Eren. Matanya berbinar penasaran.
"Jangan mengarang cerita kau, dasar gadis aneh" ucap Nile.
"Hoo... Aku tanya kalian semua yang ada di sini. Kalian semua percaya masa depan? Aku rasa jawabannya tidak. Kalian sudah terpengaruh oleh ancaman titan-titan di luar sana. Kalian takut sewaktu-waktu titan akan menyerang dan memusnahkan semua umat manusia. Sehingga kalian beranggapan kalau masa depan itu tidak mungkin ada. Apa aku benar?" tanya Elica. Mereka semua diam. "Ternyata aku benar" gumamnya.
"Apa kau punya bukti kalau kau dari masa depan?" tanya Zacklay.
"Aku tau anda akan bertanya, Yang Mulia. Ya, aku punya bukti. Akan aku perlihatkan seperti apa itu masa depan" ucap Elica. Ia mengucapkan mantra. Lalu ilusi langsung memenuhi ruangan itu. Mereka sibuk tercengang melihat masa depan. Melihat bagaimana kereta kuda tergantikan dengan mobil. Bagaimana sepeda tergantikan dengan sepeda motor. Bagaimana berkembangnya alat komunikasi. Dan yang paling penting, betapa damainya masa depan. Tidak ada serangan titan sama sekali. Bahkan mahluk itu sama sekali tidak terlihat di masa depan.
"Sekarang kalian sudah lihat seperti apa masa depan itu? Aku yakin kalian mendambakan dunia seperti itu kan?" tanya Elica.
"Dunia kita tidak akan bisa seperti itu" ucap seorang rakyat.
"Untuk itulah kami para shinigami ada di sini. Kami akan membantu kalian membebaskan dunia ini dari titan. Dan setelah itu, kalian tidak akan butuh dinding untuk berlindung lagi. Kalian akan bebas. Menjelajah dunia dan memecahkan semua misteri dunia yang belum diketahui umat manusia selain misteri tentang titan" ucap Elica.
"Kau bercanda. Dengan jumlah orang yang sedikit, mana bisa membebaskan dunia ini dari ribuan bahkan jutaan titan di luar sana?" Nile masih menyangkal.
"Jangan remehkan kami para shinigami. Kami bisa saja membunuh semua orang di sini. Bahkan Humanity Strongest Soldier sekalipun. Tapi, kami tidak akan melakukan itu karena tugas kami para shinigami sebenarnya bukan membunuh. Tapi menuai jiwa. Dengan kata lain, tugas utama kami selain membantu umat manusia adalah mengirim jiwa orang yang sudah mati ke tempat mereka harusnya pergi setelah mati" ucap Elica.
"Lagipula, yang membunuh titan bukan hanya kami. Survey Corps juga membunuh titan untuk mendapat informasi. Dan mereka mendapatkan orang yang punya informasi itu yaitu aku. Karena itu, aku berharap Survey Corps memenangkan aku dalam persidangan ini. Supaya aku dan teman-temanku bisa bergabung dalam Survey Corps dan membantu mereka melawan para titan sampai umat manusia mendapat kebebasannya. Setelah itu kami akan kembali ke masa depan" kata Elica.
"Kami tidak akan sepenuhnya mempercayai kata-katamu. Kalau kau ternyata musuh, bisa jadi masalah untuk kita. Tapi dia tetap bukan tandinganku walau dia bilang dia bisa membunuhku dengan mudah" ucap Levi.
"Tidak masalah kalau Survey Corps tidak percaya pada kami para shinigami. Kami tetap akan menjalankan tugas kami untuk membantu umat manusia" ucap Elica.
"Komandan Tertinggi, saya mau mengajukan ide" Erwin mengangkat tangannya.
"Apa idemu?" tanya Zacklay.
"Elica dan teman-temannya mempunyai kekuatan yang terdiri dari berbagai elemen yang tidak pasti dan tidak kita ketahui. Kekuatannya itu bisa jadi sangat berbahaya. Bagaimana kalau Elica dan teman-temannya diserahkan pada Levi-heichou saja lalu mengirim mereka keluar dinding untuk menjalankan misi?" tanya Erwin.
"Lebih tepatnya hanya aku yang diserahkan ke Levi-heichou. Teman-temanku hanya datang untuk membebaskanku hari ini. Mereka akan segera kembali ke masa depan" kata Elica. Benar saja. Sebuah dimensi terbuka dan teman-teman Elica masuk ke dalamnya. Kembali ke masa depan.
"Elica juga akan menjalankan misi?" tanya Zacklay.
"Iya. Tidak peduli Elica bisa melawan dan membuka rahasia bangsa titan atau tidak. Tidak peduli dia akan berguna bagi umat manusia atau tidak. Tidakkah sebaiknya hal itu diputuskan berdasarkan hasil dari misi nantinya?" tanya Erwin.
"Mengawasi Elica ya... Kau bisa melakukannya, Levi?" tanya Zacklay.
"Aku bisa membunuhnya dengan mudah. Masalahnya adalah apakah ada hasilnya atau tidak" kata Levi. Zacklay terlihat berpikir sebentar.
"Sudah aku putuskan"
.
.
Lifesaver From Future
.
.
"Angin tadi keren sekali. Bagaimana cara temanmu melakukannya?" tanya Hanji antusias.
"Dengan mengucapkan mantra" jawab Elica.
"Mantra? Apa shinigami juga seorang penyihir?" tanya Hanji lagi.
"Ehm... Tidak juga" ucap Elica.
"Maaf aku melakukan itu tadi. Tapi, sebagai gantinya, kami mendapatkanmu kan" Erwin menghampirinya.
"Sebenarnya aku tidak keberatan menjalankan misi di luar dinding. Tugas Survey Corps memang begitu kan? Lagipula, aku juga harus menjalankan tugasku untuk menghabisi semua titan yang ada di dunia ini" kata Elica.
"Kita berhasil mengeluarkan kartu As kita di saat-saat genting. Kedatanganmu ke dunia ini dibayar dengan hasil yang kita dapatkan" Erwin berjongkok di depan Elica yang sedang dalam posisi duduk di sofa. "Terima kasih. Aku tidak sabar bisa bekerja sama denganmu, Elica" ucap Erwin sambil mengulurkan tangannya.
"Mohon bantuannya" Elica bersalaman dengan Erwin. Tiba-tiba, Levi duduk di sebelahnya sambil menyilangkan kakinya. Hal itu tentu saja membuat Elica kaget. "M-Mau apa kau?" tanya Elica.
"Kau tidak keberatan ada dalam pengawasanku?" tanya Levi.
"Sama sekali tidak. Memang dari awal mauku seperti itu" jawab Elica.
"Aku lega mendengarnya" gumam Levi. Elica hanya tersenyum kecil.
"Ah... aku tidak sabar kembali ke markas. Aku ingin bertanya banyak hal padamu" ucap Hanji.
"Bukan hanya anda yang akan bertanya, Buntaichou. Bocah Jeager itu juga sepertinya akan bertanya banyak hal padaku. Aku bisa melihat tatapan penasarannya di persidangan saat aku bilang kalau aku dari masa depan" kata Elica.
"Tch... Bocah itu benar-benar punya rasa ingin tau yang besar" kata Levi.
"Aku duluan yang harus bertanya" kata Hanji.
"Elica, aku yakin kau lega tidak jadi diintrogasi oleh orang gila seperti dia kan?" tanya Levi.
"Jangan samakan aku dengan orang seperti mereka. Aku tidak akan membunuh Elica. Hei, boleh aku pegang tanganmu? Waktu Levi menangkapmu, dia memegangmu. Aku ingin tau rasanya memegang shinigami itu bagaimana" pinta Hanji.
"Boleh saja" Elica mengulurkan tangannya. Hanji pun memegang tangannya. Kemudian dia kaget.
"Elica, kau transparan?!" ia shock.
"Hahahahaha... bukan begitu, Buntaichou. Shinigami memang transparan. Tapi, kami transparan hanya ketika kami memakai baju shinigami saja" kata Elica.
"Eh? Lalu saat Levi menangkapmu, kenapa kau tidak transparan? Lalu, saat Erwin bersalaman denganmu tadi, kenapa kau tidak transparan?" tanya Hanji antusias.
"Heichou, anda bisa merasakan sesuatu saat menangkapku?" tanya Elica.
"Tidak. Hanya saja, kau tidak seberat kelihatannya" jawab Levi.
"Begitulah. Kalau bukan transparan, berat kami para shinigami akan lebih ringan daripada biasanya" kata Elica.
.
.
.
To Be Continue
Akhirnya fic Shingeki no Kyoujin-ku yang pertama selesai. Um... Mungkin ini terlalu panjang untuk jadi pembuka. Tapi, saya ngetik-nya terlalu antusias sampe akhirnya sepanjang ini. Ehehehe... Jangan flame ya... Saya gk siap terima flame. Tapi, mungkin pembaca gak keberatan meninggalkan review, kritik dan saran. Semoga penonton suka dengan cerita yang saya buat. Bila ada kesalahan yang kurang berkenan di hati mohon dimaafkan. Saya akan berusaha lebih baik untuk chapter dua nanti. Terima kasih... Sampai jumpa di chapter 2. Saya akan berusaha update kilat juga
