30 Detik.
Naruto Masashi Kishimoto
Lari, satu kata itu yang muncul dalam pikiran milikku ketika melihatnya. Bahkan dari auranya saja, tidak, bahkan dari deru nafasnya saja aku sudah tau bahwa dia bukanlah lawan yang sepadan denganku. Sial, kenapa kaki ini tidak bisa digerakkan? Apa aku terlalu takut? Kenapa? Padahal aku selalu berlatih untuk meningkatkan kekuatanku, padahal aku sudah mempunyai chakra kurama, padahal aku sudah mempunyai kekuatan pertapa secara sempurna, kenapa aku belum bisa mengalahkan Kaguya?
"Menyerahlah Naruto! Kau tak akan bisa mengalahkanku! Aku adalah perwujudan dari alam, kau tak akan bisa menantangku!" Setelah mengucapkan itu, dia langsung saja mengeluarkan satu bola kecil berwarna hitam, tak main-main, kali ini bola tersebut lebih padat daripada bola yang sebelumnya ia keluarkan.
Secara tiba-tiba, bola tersebut menembus jantungku, rasanya sangat sakit, namun aku masih hidup. Kudengar aku masih punya 30 detik jika jantungku rusak, hingga kemudian mati. Apa yang harus kulakukan sekarang? Terbaring tak berdaya sambil meratapi hidup? Sepertinya bukan pilihan yang buruk.
"Sudah kubilang, kau bukanlah lawan yang sebanding denganku!"
Aku terdiam mendengar hal tersebut, kalau dipikir, tak akan ada yang berubah. Aku dan Kaguya, hanya kami berdua yang tersisa dari perang ini. Aku mungkin, akan menyusul mereka semua pergi ke surga, itupun jika aku tak dihukum di neraka lebih dulu, aku tertawa kecil ketika memikirkan hal tersebut.
"Kenapa kau tertawa? Padahal tinggal sebentar kau mati?" Dia bertanya, rasanya aneh sekali mendengar itu darinya.
"Entahlah, apa salah orang yang sebentar lagi mati ini tertawa? Haha." 20 detik lagi.
"Kau.. aneh" Dia berucap, namun ada yang aneh. Dia mengeluarkan ekspresi dari wajah yang biasanya datar.
"Benar, aku memang aneh, padahal aku tak harus memikul semua tanggung jawab ini, padahal aku tak harus berlatih untuk menjadi kuat, padahal, padahal aku tak pernah ingin mati disini!" Aku meracau aneh, apa ini karena aku akan mati? Entahlah, aku ingin memuaskan hasratku.
"Maaf."Entah kenapa, nada yang ia keluarkan makin lama makin lembut. Inikah Kaguya yang sebenarnya? 15 detik lagi.
"Kaguya, apa yang akan kau lakukan setelah ini?" Dia tersentak ketika aku menanyakan itu, apakah itu aneh? Kurasa tidak, kira-kira apa yang akan ia lakukan ya?
"Tidak tau, aku hanya berpikiran untuk menghabisi selurus kehidupan, setelahnya tidak tau" Dia berucap, namun ada rasa getir di perkataannya.
"Kau... mau ikut mati bersamaku? Hahaha." 8 detik lagi.
Tanpa pikir panjang, dia menghunuskan pedangnya ke jantungnya sendiri. Aku terkejut melihatnya melakukan itu.
"Mungkin bersamamu bukanlah hal buruk, jadi kita akan kemana? Surga atau neraka?" Perasaanku saja atau, nadanya berubah ceria. Aneh, padahal dia akan mati. Dia kemudian mendudukkan dirinya didekat tubuhku. Menyandarkan kepalanya pada perutku.
"Mungkin neraka, entahlah." 3 detik lagi.
"Mouu, kau tidak seru. Padahal kau yang mengajakku bunuh diri." Dia berujar seperti anak kecil, entah kenapa rasanya perasaanku menghangat melihatnya. Tanpa sadar aku tersenyum kecil.
"Yang manapun itu, aku akan mengejarmu, tak peduli ada tuhan yang menghalangiku!" Imbuhnya. Rasanya lucu melihatnya seperti itu, kehangatannya lama kelamaan mulai mengalir. Darah kah? Atau ada hal lain? 1 detik lagi.
"Kaguya, aku men-" Mati.
Selesai
Pesan penulis
Daripada kebuang percuma, mending ditulis aja. Lihatlah, bagaimana penulis ini menciptakan karya sampah lainnya, fufufu. Silahkan berikan komentar, hamba tidak akan melarang. Sekian dan terimakasih
