Jihoon lupa dosa apa yang sudah dia perbuat sampai Tuhan menghukumnya dengan cara tak biasa dan begitu menyiksa begini.
Dia tidak pernah berpikir dan tidak ingin berpikir kalau dia punya indra keenam hingga bisa lihat 'itu'. Tapi ini tidak seperti yang buku-buku atau orang lain katakan. Dia tidak bisa 'melihat' seluruhnya, hanya orang itu.
Iya orang itu. Seorang hantu tengil bernama Kwon Soonyoung yang mengaku dulu menjadi model terkenal di jepang dengan nama panggung "Hoshi".
Heol! Pernah dengar juga tidak itu nama.
"Ji?"
"Uji?"
"Woozi-ya?"
"DIAM! Jangan bicara! Dan siapa itu uji? Woozi? Jangan ganti namaku seenak pantatmu, hah!" omel Jihoon pada Soonyoung yang sedang asik melayang-layang di sekitarnya.
"SSTTT!" orang-orang memperingati Jihoon yang berisik, sesekali memandang aneh Jihoon yang tiba-tiba bicara sendiri, teriak pula.
Jihoon membungkuk maaf, dia lalu memutuskan untuk segera keluar dari perpustakaan setelah memilah buku mana yang akan dipinjamnya sebagai referensi tugas makalahnya nanti.
"Aku bosan, Ji. Kau melarangku untuk bicara padamu, tapi juga melarangku untuk usil pada orang lain. Yang benar saja, memangnya aku benda mati!" protes si pemuda bersurai merah membara pada pemuda kecil bersurai hitam dengan kacamata bacanya.
"Memang bukan benda mati, tapi sudah mati bodoh," celetuk Jihoon yang membuat Soonyoung meringis. "Kenapa kamu mengikutiku terus sih! Kenapa tidak di rumah dan jaga rumah saja, hah!" omelnya ketika mereka berada di kawasan sepi mahasiswa.
"Kau pikir aku anjingmu? Lagipula memangnya kenapa? Aku kan begitu mencintaimu sampai-sampai ingin melihatmu perdetiknya."
Jihoon mendengus. Semenjak mereka bertemu—atau lebih tepatnya ketika Soonyoung menyadari Jihoon bisa melihatnya—hantu tengil itu terus-terusan membahas cinta sampai Jihoon muak dibuatnya. Mana bisa dia yang sulit—bahkan tidak pernah—jatuh cinta percaya pada orang yang mengatakan cinta pandangan pertama? Mana hantu pula yang mengatakannya!
Maaf saja, Jihoon masih waras untuk memilih pada siapa dia jatuh cinta.
"Sudah menumpang di rumahku, dihidupku, apa salahnya menjaga rumah seperti anjing? Sukur-sukur aku tidak memanggil pendeta untuk mengusirmu."
Soonyoung merenggut. Di satu sisi membenarkan ucapan Jihoon, hanya dibagian menumpangnya!—Soonyoung memaksa untuk ini.
"Aku mencintaimu, apa alasan itu kurang untuk membuntutimu, huh?"
"Cinta gundulmu! Orang yang sudah mati tidak usah bawa-bawa cinta, pikirkan saja alasan kenapa kamu bisa muncul di hidupku, haahh."
Jihoon ingin sekali saja memukul kepala Soonyoung. Hmm? Setelah dipikir-pikir dia belum pernah menyentuh Soonyoung sekalipun, begitupula dengan Soonyoung sendiri. Dia cuma lihat Soonyoung menyentuh benda mati untuk mengusili orang-orang.
"Tentu saja karena aku mencintaimu," jawab si hantu dengan lancar.
Jihoon menatap hantu yang kini berjalan—ehem, melayang beberapa langkah di depannya.
"Sumpah, aku benar-benar ingin memukulmu sekarang," Celetuknya sarat. Sarat akan kekesalan.
"Jangan, jangan pukul, cium saja," balasnya sambil terkekeh, meledek si pendek yang sudah kesal setengah mati.
"MATI KAU KWON SOONYOOUUUUNGGG!"
"Aku sudah mati, sayang. Lupa hmm?" ledek Soonyoung tepat di depan wajahnya.
Jihoon hanya mendengus kemudian berjalan cepat meninggalkan Soonyoung yang terkikik di belakang.
TBC
Gimana? lanjut? Mau liat respon reader dulu ahh :9
