A Romantic Story About Ryeowook

:::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::

Genre : Romance & Drama

Rate : M

Ini adalah FF remake dari novelnya Shanthy Agatha yang judulnya "A Romantic Story About Serena". Aku Cuma mengedit nama tokoh dan sedikit latar tempat kejadian untuk keperluan cerita.

Pairing : Yewook, GS

DLDR

.

.

.

.

.

SINOPSIS :

"Dalam hidupnya, Impian Ryeowook hanyalah ingin menjadi perempuan yang biasa-biasa saja. Dia ingin menikah dengan Donghae kekasihnya, membentuk keluarga kecil yang bahagia, lalu seperti akhir kisah klise lainnya: bergandengan tangan di usia senja, melangkah menuju matahari terbenam.

Tetapi ternyata apa yang dia inginkan meskipun sederhana, tidak semudah itu menjadi kenyataan.

Kecelakaan itu telah merenggut semua yang diimpikannya, orang tuanya, merenggut rencana pernikahannya dengan Donghae yang kemudian tak berdaya dan membuatnya harus berjuang sendirian, dan menghancurkan semua mimpi-mimpinya yang sebelumnya terbungkus dalam rencana masa depan yang telah tersusun rapi. Semuanya hancur. Dalam perjuangannya untuk bangkit itulah dia harus berhubungan dengan Yesung, seorang taipan kaya yang sombong, arogan, suka memaksakan kehendak, dan... Punya obsesi seksual terpendam terhadap dirinya. Ryeowook membutuhkan Yesung lebih demi menyelamatkan Donghae, sedangkan Yesung membutuhkan Ryeowook untuk memuaskan hasrat obsesif yang terus menerus menyiksanya terhadap Ryeowook.

Dua manusia yang seharusnya tidak pernah bersilang jalan inipun dipertemukan oleh keadaan. Dua manusia yang saling membenci satu sama lain tetapi dikalahkan oleh hasrat dan kebutuhan. Hubungan mereka panas membara, luar biasa sampai mereka bisa terbakar habis di dalamnya. Mereka menjalin hubungan karena keterpaksaan, yang lama kelamaan menjadi hubungan saling membutuhkan, saling merindukan dan saling memuaskan dan….. akhirnya menyerah untuk saling mencintai.

Sampai kemudian tiba saatnya Ryeowook harus memilih antara Hasratnya pada Yesung, lelaki arogan yang terus menerus menyakitinya tetapi berhasil merenggut hatinya, atau cintanya kepada Donghae, lelaki yang baik, yang pernah meninggalkannya untuk berjuang sendirian, tetapi tetap menjaga janjinya dalam sebentuk cincin pertunangan di jari manisnya."

.

.

CHAPTER 1

.

.

Kenapa dia harus repot-repot menyuruhku menemuinya sendiri hanya untuk mengambil payung? Dia kan bisa menyuruh office boy untuk mengembalikannya, atau jika dia tak sempat, dia kan bisa menyuruh sekertarisnya untuk mengurus payung itu. Apalagi Ryeowook tahu bosnya itu sangat sibuk, Gosip yang terdengar mengatakan adalah workaholic sejati yang menghabiskan waktu 20 jam sehari untuk bekerja.

Atau, kenapa tidak dia buang saja payung itu? Toh aku juga tak akan berani menagihnya, pikir Ryeowook sambil mengerutkan kening di dalam lift yang mengarah ke lantai 14, lantai khusus CEO mereka. Ini kali kedua dia ke ruangan ini, sungguh tak disangka, dua tahun bekerja disini dia hampir tak pernah bertatapan langsung dengan sang pemimpin tertinggi yang diagung-agungkan itu, tetapi sekarang, dua hari berturut-turut dia dipanggil menghadap Mr. Yesung.

Lift terbuka dan dia dihadapkan pada ruang tunggu yang nyaman dan mewah. Sekertaris yang sama, wanita setengah baya yang terlihat kaku dan efisien itu menatap Ryeowook dengan skeptis, sepertinya dia juga bertanya-tanya kenapa pegawai rendahan macam ini sampai dua kali dipanggil menghadap langsung ke sang CEO, padahal setahunya hanya berkomunikasi dengan anggota direksi, manajer dan kepala bagian unit perusahaannya, itupun lewat meeting resmi perusahaan dan melalui seleksi janji temu yang rumit.

"Mr. Yesung sudah ada di dalam, beliau sudah menunggu anda, saya sudah menginformasikan kedatangan anda lewat intercom dan beliau mempersilahkan anda langsung masuk", gumam sekertaris itu dingin.

Yesung baru saja menyelesaikan meeting penting dan dengan segera kembali ke ruangannya. Mengingat alasan yang membuat dia begitu terburu-buru kembali, membuatnya mengerutkan dahi, dia sudah menelpon atasan Ryeowook tadi pagi, menjelaskan alasan keterlambatan gadis itu. Dan atasan Ryeowook begitu kegirangan karena teleponnya, hingga seolah-olah tak peduli lagi kenapa Ryeowook sampai terlambat. Yah mungkin setidaknya gadis itu akan berterimakasih padaku,...atau malah jengkel? Yesung tersenyum sinis, menilik sifat gadis itu, sepertinya Ryeowook akan tambah jengkel dengannya.

Setelah dengan serius mempelajari berkas-berkas yang diantarkan bagian personalia padanya, Yesung termenung. Gadis itu tidak bohong, kedua orang tuanya memang telah meninggal, dan alamat tempat tinggalnya memang terdaftar sebagai rumah kost, bahkan gadis itu tidak mengisi nama saudara atau kerabat dekat yang bisa dihubungi, 'Saya tinggal sendirian', begitu ucapnya tadi.

Apakah gadis itu benar-benar sebatang kara seperti ceritanya. Kalau dia tanpa keluarga dan hanya tinggal di kamar kost, untuk apa dia meminjam uang sebesar 40 juta ke perusahaan yang harus dilunasi dengan memotong gajinya selama bertahun-tahun? Apakah dia sakit? Memikirkan kemungkinan itu, Dada Yesung langsung merasa nyeri, Tidak! Putusnya setelah termenung sejenak, gadis itu sehat, kalau tidak dia pasti tidak akan lolos seleksi test kesehatan yang sangat ketat untuk masuk ke perusahaan ini.

Kalau begitu, dia pasti gadis yang suka menghambur-hamburkan uang, Yesung menyimpulkan. Yeah, segalanya akan menjadi lebih mudah. Yesung rela memberikan uang sebanyak yang Ryeowook mau asal Ryeowook mau melayaninya. Ia sangat kaya, dan memiliki gadis seperti Ryeowook yang benar benar memacu hasratnya memang layak diberi sedikit pengorbanan.

Lamunannya terhenti ketika intercom berbunyi memberitahukan kedatangan Ryeowook. Yesung menunggu penuh antisipasi, seperti seekor singa yang menanti mangsanya, Dia punya penawaran bagus, dan jika gadis itu seperti yang diduganya, Ryeowook pasti tak akan mampu menolaknya.

"Kata Pak Shindong anda memanggil saya untuk mengambil payung saya yang tadi tertinggal", gumam Ryeowook sopan ketika Yesung mempersilahkannya duduk.

Yesung tidak menjawab hingga Ryeowook menatap Yesung bingung, lelaki itu sedang menatapnya dalam seolah sedang berkonsentrasi pada sesuatu tetapi pikirannya seolah tak ada di situ.

"Mr. Yesung?",

Lelaki itu mengerjap.

"Oh! Payung" gumamnya seolah baru teringat akan hal itu, "ada di meja sekertarisku, kau bisa memintanya padanya",

Lalu kenapa sang CEO ini, yang katanya sangat sibuk menyuruhku menghadapnya? Ryeowook mengerutkan kening, Ketika Mr. Yesung sepertinya tidak akan berkata apa-apa lagi, Ryeowook segera bangkit dari kursinya,

"Kalau begitu saya akan segera mengambilnya, terimakasih sudah merepotkan anda, permisi Mr.

Yesung", gumamnya setengah berbalik,

"Tunggu Ryeowook",

Suara lelaki itu terdengar lembut, dan dengan enggan Ryeowook membalikkan tubuh, Lelaki itu ternyata sudah bangkit dari kursinya, memutari meja dan berdiri berhadap-hadapan dengan Ryeowook,

"Aku meralat ucapanku tadi pagi", gumamnya misterius.

Ryeowook mengerutkan keningnya, "Tentang...?"

"Tentang kau bukan tipeku dan aku tidak mungkin tertarik padamu, sebenarnya selama ini aku memperhatikanmu karena tak tahu kenapa, kau membuatku sangat bergairah",

Mulut Ryeowook ternganga dan dia tak mampu berkata-kata, pernyataan itu begitu mengagetkan bagaikan petir di siang bolong.

"Aku ingin kau menjadi kekasihku,...mmm...,bukan kekasih,...apa ya istilahnya di Korea? Wanita simpanan?",

Yesung tampak sangat bersemangat dengan tawarannya sehingga tidak memperhatikan ekspresi shock Ryeowook,

"Kau hanya perlu melayaniku di ranjang, memuaskan aku", Suaranya menjadi rendah dan merayu, "Dan kau tak perlu kuatir akan rugi, kau tahu aku kekasih yang murah hati, aku akan membelikanmu apartemen mewah sehingga kau bisa pindah dari tempat kost kecilmu itu, dengan begitu aku bisa leluasa mengunjungimu setiap malam, dan aku akan menanggung biaya kehidupanmu, apapun yang kau inginkan akan kuberikan, mobil mewah, perhiasan mahal ,baju-baju rancangan disainer terkenal, perawatan di salon terkemuka, aku tahu kau menyukainya Ryeowook karena gaya hidupmu sepertinya sangat mahal sampai-sampai kau harus berhutang puluhan juta pada perusahaan. Bahkan mungkin kalau kau bisa menyenangkanku, hutangmu itu akan kulunasi. Bagaimana Ryeowook? Aku akan memenuhi semua permint23aanmu dan kau hanya harus ada saat aku membutuhkanmu",

Ketika Mr. Yesung akhirnya mengakhiri pidatonya, Ryeowook sudah begitu pucat sampai tak bisa berkata-kata. Tawaran itu memang amat sangat menggoda, apabila ditawarkan pada pelacur atau wanita yang tidak punya harga diri! Tapi lelaki itu menawarkan kepadanya?! Kepadanya! Berani Beraninya lelaki itu! Berani-beraninya dia merendahkannya sampai seperti ini!,

"Kenapa kau diam saja? Kau tak perlu sok malu-malu atau sok suci, aku tahu wanita seperti apa kamu dibalik sikapmu yang sok menjunjung moralitas..."

PLAAAKKK!

Tamparan itu begitu keras sampai kepala Yesung terlempar ke belakang, suara tamparan itu menggema di ruangan yang luas itu,

"Berani-beraninya anda!,", napas Ryeowook terengah-engah, "Berani-beraninya anda menawarkan sesuatu yang begitu menjijikkan kepada saya! Anda pikir saya wanita macam apa? Anda benar-benar sesuai dengan apa yang saya pikirkan, lelaki tak bermoral, bejat, menjijikkan dan...", suara Ryeowook terhenti melihat ekspresi Yesung.

"Menjijikkan katamu?", jika tadi Yesung tak marah karena tamparan Ryeowook, sekarang dia benar-benar marah,"jika menurutmu aku menjijikkan...", Lelaki itu mengepalkan kedua tangannya sampai buku-buku jarinya memutih, "Jika menurutmu aku menjijikkan..."

Entah bagaimana Ryeowook mengetahui kapan kendali diri lelaki itu lepas, dengan panik dan takut Ryeowook setengah berlari menuju pintu, Tapi terlambat, Yesung bergerak secepat kilat menerjangnya, Ryeowook berhasil membuka pintu sedikit ketika dengan kasar Yesung mendorongnya kembali tertutup. Lelaki itu menghimpitnya dipintu, desah napas mereka bersahutan, yang satu ketakutan, yang lain bergairah,

"Le…. lepaskan saya!, atau saya akan berteriak dan menuntut anda atas

pelecehan..."

Yesung tak peduli, lagipula ruangan itu kedap suara. Dengan gerakan impulsif, dibaliknya tubuh Ryeowook, bibir Yesung mencari-cari bibir Ryeowook, tubuhnya makin menekan Ryeowook ke pintu,

Ryeowook menggelengkan kepala menghindar dengan membabi buta hingga bibir Yesung hanya menempel di rahangnya, dia mencoba meronta melepaskan diri tapi tubuh Yesung menghimpitnya ke pintu dan tangannya mencengkeram kedua tangan Ryeowook di kiri dan kanan kepalanya. Mereka bergulat beberapa saat, tetapi Yesung tak mau menyerah dari perlawanan Ryeowook. Sampai kemudian ketika Ryeowook membuka mulut untuk berteriak, Yesung memagut bibir itu.

Ciuman itu dari awal sudah sangat sensual karena bibir mereka terbuka, Yesung melumat bibir Ryeowook seolah sudah tak ada lagi hari esok. Mulutnya sangat liar dan lapar mengecap, melumat dan menikmati bibir Ryeowook yang selembut madu. Ryeowook terpana merasakan ciuman yang sangat intim ini, yang baru pertama kali dirasakannya. Dan hal itu memberi kesempatan Yesung untuk mencium semakin dalam, seluruh tubuhnya menempel ditubuh Ryeowook, makin mendorong Ryeowook ke pintu, setelah menjelajahi dan mencicipi seluruh rasa bibir Ryeowook, lidah Yesung mulai mencecap dan mencoba-coba mulai membelai masuk ke dalam bibir Ryeowook.

Ryeowook mengerang mencoba menolak, dia tidak pernah berciuman seperti itu! Tapi Yesung begitu lembut dan begitu lidahnya masuk ciumannya menjadi makin bergairah, lidahnya menjelajah masuk, menikmati seluruh rasa dan manisnya mulut Ryeowook, Yesung mengerang dalam ciumannya, oh ya Tuhan nikmat sekali! Erangnya dalam hati, dan gairahnya naik begitu cepat bagaikan roket, Gadis itu terasa begitu nikmat, begitu manis dan menggairahkan, sekujur tubuh Yesung menginginkan gadis itu, sangat menginginkannya! Tangannya merayap naik dan menyelinap di antara jari Ryeowook sehingga Jari-jari mereka saling bertautan, Yesung mencengkeramnya erat-erat seolah itu pegangannya untuk hidup.

Sejenak Ryeowook merasakan matanya gelap, semua ini begitu aneh dan mengejutkan, dan ciuman ini begitu asing dan tak terduga, rasa ciuman ini...Ya Tuhan , Donghae tidak pernah menciumnya dengan cara sekurang ajar ini, Donghae...Ya Tuhan!

Ryeowook mengerahkan segenap kekuatan dan seluruh kendali dirinya untuk melepaskan bibirnya dari pagutan Yesung, Mulut Yesung yang lapar masih mencari-cari, masih memagutnya sekali lagi, Ryeowook mendorongnya kuat kuat hingga bibir mereka terlepas.

Suasana Ruangan itu begitu hening, hanya desah napas memburu bersahutan, Ryeowook bahkan tak tahu itu napas siapa. Yesung masih mencengkeram kedua tangannya di sisi kepalanya, Bibirnya begitu dekat dengan bibir Ryeowook, hingga napasnya yang panas menyatu dengan napas Ryeowook. Mata Yesung tampak berkabut, tapi ketika menatap mata Ryeowook sinarnya begitu tajam,

"Kau menikmatinya kan? Aku merasakan dari bibirmu yang melembut ketika lidahku melumatmu, kau bisa berbohong dengan kata-kata, tapi tubuhmu tak bisa berbohong...",

Dengan tiba-tiba Ryeowook mendorong Yesung hingga mundur beberapa langkah, ditatapnya Yesung dengan mata marah menyala-nyala, "Dasar bajingan!, kau bermimpi kalau aku menginginkanmu, kau tak akan pernah bisa menyentuh tubuhku lagi!, kau begitu menjijikkan!"

Suara Ryeowook semakin serak karena menahan tangis,...jangan..., jangan! Kau tak boleh menangis Ryeowook! Nanti dia akan semakin merendahkanmu! Desisnya dalam hati.

Yesung memandang Ryeowook dengan pandangan tajam merendahkan, "Saat ini kau boleh menghina dan menolakku, tapi aku yakin, nanti kau akan datang padaku, merangkak dan memohon agar aku mau menerimamu."

"Lebih baik aku mati!"

Ryeowook setengah berteriak ketika buru-buru melangkah keluar dan membanting pintu di belakangnya.

Sang sekertaris memandangnya sambil mengerutkan kening, dan Ryeowook yakin saat itu penampilannya patut dipertanyakan, rambutnya kusut masai dan mukanya merah padam dengan mata berkaca-kaca menahan tangis. Tapi Ryeowook tak peduli lagi, yang dia inginkan hanya menjauh secepatnya dari tempat terkutuk itu! Dengan langkah berderap, Ryeowook memasuki lift meninggalkan ruangan itu.