Chapter 1 - My new day
Korea selatan menjadi tempat baru untukku memulai petualangan baruku sebagai pelajar SMU kelas 2. Aku menarik pelan dan santai koperku keluar dari bandara. Aku memilih berjalan kaki sambil melihat2 kota.. Belum 10 menit aku berjalan aku sudah mulai menyesali keputusanku untuk berjalan kaki mengingat kantor kepolisian yang cukup jauh dari tempatku sekarang.
"Ah.. Pekerjaan bisa menunggu, isi perut dulu.." ucapku memulai mencari makanan. "Ice cream?" ucapku yang melihat toko es krim yang ada dibelakang gedung yang sedang aku lihat. "Kenapa harus memutar kalo ada jalan motong?" ucapku tersenyum lalu memasuki gang yang bisa menghemat waktuku.
Aku melewati gang ini sambil terus mengunyah permen karet yang ada di mulutku sejak aku meninggalkan bandara dan terus menikmati alunan musik dari iPod hitam kesayanganku.
"Memang makan ice cream sangat enak saat cuaca sepanas ini." ucapku saat keluar dari gang sambil memandang toko es krim yang berada diseberang jalan.
"Hai nona cantik.. Ayo main denganku." goda seorang laki2 berusia sekitar 35 tahun menarik paksaku kembali masuk ke gang yang sepi. Karna kurang awas aku malah tersandung koperku dan terjelembab jatuh.
"Tch.." rintihku merasakan sakit menerpa kaki kananku yang cedera saat aku sedang berlatih dance beberapa waktu lalu bersama teman2ku sebagai acara perpisahanku dengan mereka.
"Ayolah.. Bersenang2 denganku.." ucap pria tadi lagi sambil tertawa menyeramkan yang lalu mengeluarkan pistol dari balik jaket lusuh yang ia kenakan.
"Wow.. Paman.. Apa kau punya izin membawa senjata?" tanyaku halus sambil berusaha berdiri.
"Berisik! Aku mau punya pistol juga bukan urusanmu! Memangnya kau ini siapa huh?" ucap pria tadi memegang bahuku kasar.
"Maaf.. Jangan sentuh aku.." ucapku masih berusaha bersikap halus dan baik.
"Hahahahah.. Memangnya kau mau apa? Berteriak? Disini sepi!" ucap pria tadi tertawa puas.
"Tidak.. Karna.. Aku bisa melakukan INI!" ucapku lalu menendang lutut pria tadi yang menyebabkan ia kehilangan keseimbangan dan terjatuh. "Hah.. Serahkan senjatamu paman.." ucapku meminta secara halus.
"Hahahha.. Tidak akan." ucapnya sambil berusaha berdiri tegak.
"Ayolah paman.. Aku tidak ingin membuat ini menjadi sulit." ucapku menghampiri pria itu.
"Memangnya kau mau apa? Menangkapku?" tanya pria itu lagi sambil menodongkan senjatanya.
"Aku bis.. tch.." ucapku terhenti saat merasakan sakit luar biasa pada luka cederaku menjadikan aku jatuh terduduk.
"Hahahhahaha.. Aku menang.." ucap pria tadi mengacungkan pistolnya.
DOR!
"DASAR BODOH!" maki 4 orang laki2 sekaligus pada seorang laki2 yang berusia 17 tahun itu yang hanya bisa menunduk melihat telapak tangan yang diperban rapi, sedangkan seorang suster yang kebetulan baru selesai memeriksa pasien diruang sebelah lalu menasehati mereka berlima.
"Maafkan aku.." ucap pria itu pasrah dan tidak berani memandangi para seniornya itu.
"Bagaimana kalau pisau itu tertancap ditubuhmu?" maki seorang yang paling tua diantara yang lain.
"Maaf Kira hyung." ucap anak laki2 itu masih menyembunyikan wajahnya.
"Ingat Kukai.. Besok kita ada konser besar.. Kakimu saja belum sembuh benar.."ucap seorang lagi yang memakai topi sambil geleng2 kepala.
"Maaf Riu hyung..." ucap Kukai melihat senpainya itu.
"Bagaimana? Apa masih sakit?" tanya salah seorang yang terlihat sebagai leader diantara mereka berlima.
"Sebenarnya tidak terasa apa2, Sano- hyung." ucap Kukai melihat telapak tangannya.
"Jangan2.. Urat2 ditanganmu putus dan kau jadi mati rasa?" ucap Kira membuat Kukai panik dan pucat.
"Jangan menakut-nakutinya.." ucap Riu menggetok kepala Kira.
"Aish! Ya!" berang Kira mengusap2 kepalanya yang terkena bogem maut Riu.
"Seharusnya kau menyemangatinya." ucap Sano memarahi Kira.
"Wawawawa! Aish.. Kira hyung! Lihat hasil perbuatanmu!" toa seorang lagi yang berhidung besar dan mata super sipit.
"Tsukasa! Lakukan sesuatu!" ucap Sano panik
"Su.. Sudah Kukai.. Ucapan Kira itu tidak benar.. Jangan mengangis begitu.." hibur Riu diikuti anggukan cepat dari Sano dan Tsukasa.
"Tindakanmu tadi sangat keren.." ucap Kira tiba2 sambil menatap Kukai.
"Hng?" Kukai menatap para senpainya dengan tatapan puppy eyes yang membunuh siapapun yang melihatnya.
"Tapi nekat!" ucap Kira yang lalu membogem kepala Kukai karna gak tahan dengan tatapan maut Kukai. "Bisa2nya menyebrang jalan tanpa lihat kanan kiri dan menendang tangan pria tadi.. Kalau sampai pistolnya gak jatuh, bisa2 pelurunya ada ditubuhmu sekarang!" ucap Kira lalu sibuk dengan majalahnya.
"YA! Apa yang kau lakukan senpai! Di jarimu itu ada cincin! Dengan cincin segede itu membogem kepala Kukai?" ucap Sano tidak percaya dengan apa yang dilakukan Kira sedangkan Kukai sudah tertunduk menahan sakit sambil mengelus2 kepalanya yang kena bogem cincin keramat Kira.
"Bagaimana kalau sampai kepalanya bocor Kira hyung?" ucap Riu lalu melihat Kukai yang masih mengelus2 kepalanya.
"Tidak apa2... Akukan salah.." ucap Kukai lalu menurunkan kedua tangannya dari atas kepalanya tapi masih menunduk.
"Tapi tadi kamu benar2 hebat Kukai.. Aku tidak menyangka, orang yang selalu berdoa dan menangis dibelakang panggung sebelum tampil bisa menjadi orang yang sekeren tadi. NICE JOB!" ucap Tsukasa mengacungkan jempolnya sambil memamerkan deretan gigi putihnya.
"Tapi bodoh! Bisa2nya mengenggam sebuah pisau dengan tangan kosong untuk melindungi orang yang bahkan gak kamu kenal!" ucap Kira yang sekali lagi membogem kepala Kukai dengan cincin berbentuk tengkorak yang besar itu.
"Ittai.." rintih Kukai kembali memegang kepalanya.
"Kemarikan cincinmu Kira hyung." ucap Sano meminta cincin Kira.
"Sudahlah.. Tohkan dia masih utuh satu paket.." ucap Riu mencoba menghilangkan ribut2 singkat itu.
"Lalu.. Gadis ini.. Apa dia gila ya.. Menantang seorang laki2 mabuk." ucap Tsukasa menatap gadis yang masih tertidur pulas diatas ranjang rumah sakit lengkap dengan infus dan selang darah.
"Entahlah.. Tapi aku rasa.. Aku pernah melihatnya." ucap Kira tiba2 menghentikan aksi rebutan cincin itu.
"Kau menyukainya ya hyung?" tanya Tsukasa yang sukses mejadikan muka Kira merah.
"Aish... YA! Tentu saja tidak!" ucap Kira berang.
"Ah! Dia yang menahan mobilku!" ucap keempatnya serentak membuat Kira kaget.
"Kau kenapa bisa ditangkap?" tanya Riu melihat Sano.
"Membalas sms sambil mengendarai mobil." ucap Sano lalu memandang Riu.
"Melebihi kecepatan.." ucap Riu yang lalu memandang Tsukasa yang berdiri disebelahnya.
"Membawa mobil dalam keadaan mabuk." ungkap Tsukasa yang gantian menatap Kukai.
"A.. Em... Me.. Menerobos 2 rambu lalu lintas, tapi waktu itu aku buru2 karna Kira hyung minta dibelikan... bento..." ucap Kukai menunduk lebih dalam.
"Ah.. Dia sudah sadar tuh." ucap Kira kemudian.
"Kalian..." ucap gadis itu melihat 5 cowok dan begitu sadar itu memang 5 cowok dia berusaha mencari pistolnya.
"Hey.. Tenang2... Jangan begerak tiba2.." ucap Riu melihat gadis itu.
"Nona FBI masih ingat kami?" tanya Tsukasa sambil tersenyum.
"Maaf.. Aku masih 16 tahun.. Jangan panggil aku nona." ucap gadis itu tenang.
"E...E... ENAM BELAS?" ucap kelimanya kaget.
"Ya.. 16.. Lalu kalian ini.. Orang yang pernah aku tangkap kendaraannya bukan?" tanya gadis itu yang disambut anggukan dari 4 kepala disana. "Lalu kau yang tidak bisa meng... HMPH?" ucap gadis itu tiba2 saat mulutnya dibungkam oleh Kira dengan telapak tangannya mencegah gadis itu melanjutkan kata2nya.
"Ow man.." keluh Kira setelah tangannya dipelintir gadis itu kebelakang dengan gerakan cepat.
"Ke.. Keren.. Nona memang keren.." ucap Tsukasa berbinar2.
"Akukan sudah bilang.. Jangan panggil aku Nona.. Namaku Rokka.. Rokka Suzuhara.." ucap gadis bernama Rokka itu memperkenalkan dirinya yang lalu melepaskan tangan Kira.
"Namaku Tsukasa Kamihara... Lalu yang pakai topi itu bernama Riu Haruka, yang berwajah seperti perempuan itu namanya Sano Kagami dia leader kami, yang membungkam mulutmu tadi namanya Kira Sonda dia yang paling tua diantara kami. Sedangkan dia, Kukai Kuzunoha. Dia yang tadi menyelamatkanmu, dia seumuran denganmu. Kami tergabung dalam grup band bernama Big Bang" ucap Tsukasa menutup sesi perkenalan.
"Itu.. Apa karna aku?" tanya Rokka menunjuk perban ditelapak tangan Kukai.
"Bukan.. Bukan.. Ini... Ini... aaaa... eeeemmm.." ucap Kukai yang berusaha berbohong.
"Hah.. Bisa tolong ambilkan tasku?" tanya Rokka lalu menunjuk tas punggungnya yang terletak disofa begitu juga dengan kopernya.
"Ini..." ucap Sano memberikan tas Rokka karna dia kebetulan duduk disofa.
"Terimakasih.. Kemarikan tanganmu itu Kukai oppa." ucap Rokka kemudian.
"Huh?" Kukai yang bingung hanya menuruti perintah Rokka dengan sangat patuh.
"Itukan..." ucap Riu kaget melihat apa yang Rokka berikan pada Kukai.
"Pakai ini.. Aku tau kalian ada jadwal manggungkan? Pakai ini.." ucap Rokka yang memasangkan sebuah sarung tangan ketangan kanan berwarna putih yang sepertinya bermerek luar negri itu. "Aku lihat kamu selalui memakai sarung tangan disetiap penampilanmukan, terutama dengan model yang memperlihatkan setengah jari2mu.. Lalu ini juga bisa menutupi perban ditanganmu itu." ucap Rokka yang lalu tersenyum ramah.
"Inikan... Inikan... Inikan... Tunggu dulu.. Aku belum pernah melihat model yang seperti ini." ucap Kira kemudian memandang tangan kanan Kukai.
"Owh... Aku hanya membuat 6 buah..." ucap Rokka yang mengeluarkan sarung tangan dengan model dan warna yang berbeda.
"Woaaaa..." ucap semuanya yang udah ngiler semua dengan barang2 itu.
"Ambillah.. aku rasa ini bisa jadi kenang-kenangan." ucap Rokka mempersilahkan 4 orang yang belum kebagian itu mengambil masing 1 sarung tangan.
"Walau bagaimanapun.. Aku lihat.. Punyanya Kukai istimewa.." ucap Kira melihat perbedaan sarung tangan yang mereka pilih itu.
"Untuk balas budi ya beda dengan yang dikasih cuma-cuma." ucap Sano menjelaskan pada Kira.
"Tapi ini keren.." ucap Tsukasa yang terus memandangi sarung tangan miliknya.
"Hey... Kalau aku anggap ini sebagai salam persahabatan tidak apakan?" tanya Kukai tiba2.
"Yep.. Aku setuju dengan Kukai." ucap Tsukasa kemudian.
"Tentu saja.. Kalau begitu.. Yang warna hitam ini milikku.." ucap Rokka kemudian memandangi sarung tangan yang tertinggal di tangannya.
"Yey! Big Bang!" Seru Kira tiba-tiba.
"Auu!" toa Sano layaknya serigala.
"Baikalah... Sampai ketemu 2 hari lagi Rokka-chan." ucap Tsukasa nyengir.
"2 hari?" tanya Rokka.
"Iya.. Kami akan menjeputmu.. Makan ice cream." jelas Sano.
"Owh.. Baiklah.. Semoga sukses dengan konser kalian." ucap Rokka.
"Aku mau makan yang 5 scoop!" ucap Sano gak sabaran.
"Aku 6!" ucap Tsukasa gak mau kalah.
"7!" seru Riu juga gak mau kalah.
"8! Hahahahahahahah" ucap Kira senang.
"10." ucap Kukai tiba2 mengangetkan semua orang.
"10? Kalau sebanyak itu kau bisa sakit Kukai!" ucap Riu ngango.
"Kalau begitu aku 20!" seru Tsukasa tiba2 karna gak mau kalah.
"Aku 30!" seru Sano juga.
"Kalau begitu.. Aku satu ember!" toa Kira semangat dan berikutnya terdengar suara mereka berdebat tentang ice cream rasa apa yang akan mereka makan.
"Benar2 semangat yang aneh.." ucap Rokka yang sweatdrop mendengar percakapan singkat 5 manusia yang sepertinya masih berdiri didepan pintu luar kamar Rokka.
TBC
