Snow

Disclaimer : VOCALOID hanya milik Yamaha dan cerita ini milik saya tentunya

Ini Fanfic saya yang ke...Sekian kalinya ^^ and this is my first hurt/comfort fanfic, jadi agak amatiran. Okeiih...Selamat Membaca


Pernahkah kau merasakan, hidup tanpa cinta ? Tentu tidak...semua orang pernah merasakan hangatnya cinta dan kasih sayang, berbeda denganku. Aku memutuskan untuk menjalani hari ku tanpa mengenal yang namanya cinta. Dan 'dia' datang padaku sambil membawa cinta dari hatinya...

.

.

.

.

.

Musim dingin ini berbeda dari musim-musim sebelumnya. Hari ini, setelah aku bangun tidur dan memakan sarapanku, aku mengambil tas hijauku dan bergegas ke stasiun dengan sepedaku. Aku mengendarai sepedaku dengan kecepatan penuh, "Uhh..Gawat! Bisa telat nih."

Hari ini adalah hari spesial untukku. Kakakku, yang bekerja di kota besar, pulang hari ini. Aku terus mengayuh pedal sepedaku dengan cepat. Padahal jarak apartemen yang aku tinggali dengan stasiun, sangat dekat. "Mi-chan ! mau kemana ?" seseorang berteriak kepadaku.

"Aku mau ke stasiun !" Jawabku sambil memberhentikan sepedaku. Ternyata, temanku Gumi yang berteriak padaku.

"Baiklah...Oh iya, kakakmu akan datang hari ini, bukan ?"

"Ah..Iya, makanya aku ke stasiun. Aku ingin menjeputnya."

"Okay...Aku titip salam ya!"

"Iya!" Aku kembali mengayuh sepedaku. Mungkin, aku sudah benar-benar telat kali ini. Perjalanan terasa lama dan akhirnya aku sampai di stasiun yang penuh keramaian. Aku memarkir sepedaku dan segera pergi ke peron. Stasiun terasa sesak. Mungkin ini karena banyak orang yang ingin berpergian.

Aku duduk sambil menunggu kakakku. Tiba-tiba, aku mendengar seseorang berteriak, "Mi-chan !" Dan aku mengenal suara itu. Suara itu sepertinya suara...KAKAK !

Aku langsung menerobos kerumunan orang yang belalu lalang di depanku. Dengan susah payah, aku tiba di ujung kerumunan dan aku melihat sosok seorang laki-laki yang aku kenal. Dengan suara lembutnya, ia berkata, "Tadaima, Mi-chan..."

"Okaeri, nii-chan !" Aku berlari menghampirinya dan memeluknya. Sebenarnya, aku memanggil kakakku dengan sebutan 'Nii-chan'.

"Lama tidak bertemu, Mi-chan. 5 tahun yang lalu sepertinya kau masih kecil, dan sekarang kau sudah tumbuh menjadi gadis remaja yang dewasa ya.."

"He..he...Dari pada berlama-lama di sini lebih baik kita pulang."

"Baiklah." Akhirnya, kami memutuskan untuk pulang bersama. Aku menuntun sepedaku sambil berjalan kaki dan Nii-chan mendorong barang bawaannya. "Mi-chan, bagaimana dengan sekolahmu ? 5 tahun yang lalu kau masih kelas 5 dan sekarang berarti kau sudah di SMA ya.."

"I-Iya..."

"Dan sepertinya aku akan mendaftar sebagai siswa di SMA-mu. Jadi aku akan menjadi seniormu..."

"E-Eh ?! Benarkah ?"

"Tentu saja...sebenarnya aku bekerja hanya hari sabtu dan minggu. Senin sampai Jum'at aku sekolah. Dan aku bisa menjagamu saat kau bergaul dengan teman-temanmu."

"Bergaul dengan teman ya..." Ketika mendengar kata itu, aku langsung menundukkan kepalaku.

"A-Ada apa, Mi-chan ?! Apa aku salah ngomong ?"

"Ah..Tidak apa-apa nii-chan. Aku gapapa kok."

"Baiklah." Tanpa disadari, kami sudah sampai di apartemen. Seperti yang kubilang, jarak apartemen tempat kami tinggal dengan stasiun sangatlah dekat. Segera saja kami masuk ke kamar kami dan istirahat.


Sore harinya, Nii-chan berkata padaku, "Mi-chan bisa temani Nii-chan ?"

"Mau kemana ?"

"Aku mau jalan-jalan, keliling kota."

"Jalan-jalan ? Hmm...Nii-chan saja, biar aku jaga rumah."

"Kan ada penjaga apartemen, lagi pula aku kan sudah lima tahun tidak di sini. Barangkali, aku lupa letak tempat yang mau aku kunjungi jadi temani aku saja, oke ?"

"Baiklah, aku temani Nii-chan."Aku pun menyerah. Terpaksa, aku harus menemani Nii-chan berkeliling kota. Aku segera mengambil jaket dan syalku karena di luar sedang bersalju.

"Mi-chan...Kita ke mall ya ?"

"Lebih baik jangan, Nii-chan.." Aku menolaknya dengan sopan.

"Sebenarnya ada apa sih ? Kamu sekarang kayaknya murung terus.."

"Ah..Mungkin itu hanya perasaan Nii-chan saja."

"Kalau begitu, kita ke taman saja ya.."

"Baiklah." Jadi, tujuan pertama adalah, taman. Aku dan Nii-chan mengendarai sepeda. Aku diboncenginya di belakang. Sesampainya di taman, kami hanya berkeliling mengitari taman, sampai seseorang berteriak dari belakang, "Mi-chan !"

Secara spontan aku menoleh ke belakang. Ternyata itu temanku, Gumi. "Mi-chan...Tunggu aku !"

"Nii-chan ! Hentikan sepedanya !" Nii-chan memberhentikan sepedanya tiba-tiba dan menaruhnya. Aku dan Nii-chan akhirnya turun dari sepeda. "Ada apa, Gumi ?"

"Etto...Aku hanya ingin bermain, aku bosan."

"Huh! Aku kira apa...kau bikin orang panik aja."

"Maaf deh...Oh iya, itu kakakmu ?" Gumi bertanya sambil berjalan ke arah kakakku. Ia mengulurkan tangannya, "Aku Gumi Megpoid, teman terdekatnya Mi-chan. Senang berkenalan denganmu."

"Aku Mikuo Hatsune, kakaknya Mi-chan. Senang berkenalan denganmu juga." Nii-chan menjabat tangannya. "Ayo, Gumi! Kita berkeliling sambil berolahraga sore sedikit."

Kami pun berkeliling taman dan setelah cukup lama berkeliling kami bermain lempar salju. "Mikuo-san! Kena kau!" Gumi melempar bola saljunya ke Nii-chan dan bola saljunya tepat mengenai wajah Nii-chan.

"Pembalasan!" Nii-chaan melakukan serangan balasan.

Aku mencoba menarik perhatian Nii-chan, "Nii-chan!" aku melempar dua bola salju ke arahnya, tapi Nii-chan masih asik bermain berdua dengan Gumi dan tidak membalas seranganku.

"Gumi...Wajahnya yang selalu ceria membuatnya dicintai semua orang, berbeda denganku." Aku bergumam dalam hati. Aku berjalan menjauh secara perlahan dan berlari pulang.

Sesampainya di apartemen, aku mengunci pintu. Aku berusaha untuk tidak menangis. Dari luar, seseorang menggedor-gedor pintu, "Mi-chan! Apa kau di dalam ?!"

Itu Nii-chan! "I-Iya..Tu-Tunggu sebentar!" aku membuka kunci pintunya.

"Ada apa, Mi-chan ?! Kenapa kau pulang ?"

"Ah..Tidak apa-apa kok. Aku hanya lapar."

"Kan kita bisa beli makanan di kedai."

"Aku hanya mau makanan rumahan."

"Yasudahlah !" Nii-chan sepertinya kesal. Ia langsung masuk kamarnya dan mengunci pintunya. Selama berjam-jam, suasana di sini semakin canggung. Aku berusaha untuk meminta maaf pada Nii-chan.

Aku mengetuk pintu kamarnya, "Nii-chan.."

"Iya.."

"Aku minta maaf soal kejadian tadi..." aku menundukkan kepalaku. Nii-chan membuka pintu kamarnya. Ia mengusap kepalaku, "Tak perlu minta maaf, Mi-chan.."

"Terima kasih, Nii-chan." Aku tersenyum sedikit.

"Mi-chan...mau main kartu sama Nii-chan ?"

"Boleh..." akhirnya malam itu kami lewati dengan bermain kartu bersama.


Keesokan harinya, kami berdua pergi ke sekolah bersama. Hari ini sangat dingin. Jadi aku menggunakan jaket kulitku. Sepertinya, hari ini akan ada banyak salju. Aku diboncengi Nii-chan dengan sepeda. "Mi-chan turun duluan saja, Nii-chan mau memarkirkan sepeda dulu."

"Baiklah..." jawabku sambil turun dari sepeda. Aku bergegas memasuki kelasku.

Di kelas, aku langsung duduk dikursi tempat biasa aku duduk. Tiba-tiba, "Mi-chan ! Kemarin kenapa kau pulang ?" Gumi menghampiri mejaku.

"Aku hanya...kedinginan. Jadi aku pulang."

Bel tanda pelajaran pertama dimulai. Pelajaran pertama hari ini adalah...biologi.

"Selamat pagi semua!" seseorang memasuki kelasku. Ya, itu adalah guru biologi kami, Meiko-sensei. "Saya akan adakan praktikum untuk minggu depan dan kalian harus buat kelompok. Masing-masing kelompok terdiri dari tiga orang. Kalian bisa cari teman kelompok kalian setelah pelajaran."

Praktikum ? Pasti akan menyenangkan. Praktikum biologi selalu menyenangkan, aku akan berpasangan dengan Gumi. Pelajaran pun berakhir. Seperti biasa Gumi mengajakku pergi ke perpustakaan, "Mi-chan, ayo ke perpustakaan!"

"Oke..."

"Tunggu !" Tiba-tiba seseorang meneriaki kami dari belakang. Saat kami menoleh kebelakang Luka, Rin, dan Miki menghampiri kami. Mereka adalah gerombolan tiga orang cewek yang paling populer di sekolah ini. Hampir semua orang ingin berteman dengan mereka.

"Hai...Kami butuh orang untuk uji praktikum biologi minggu depan. Apa kau mau ?" tanya Luka, cewek yang paling populer di antara mereka bertiga.

"Boleh saja...kami berdua mau kok." Jawabku

"Oh maaf...kami tidak nanya kamu, cewek suram. Kami nanya Gumi." Miki memasang wajah sinisnya padaku.

"Permisi, saya pergi dulu..." aku berlari menyusuri koridor. Kali ini, air mataku mengalir. Sekarang tidak ada yang mau jadi temanku. Mereka hanya memandangku sebelah mata. Luka, Miki, Gumi...mereka tidak tulus untuk menjadi temanku. Aku benci semua !

Aku tahu Gumi sekarang sedang mengejarku, tapi untuk apa mengejar cewe suram seperti aku. Mungkin ini salahku, semenjak aku memutuskan menjalani hidupku tanpa cinta...

To Be Continued...


Note dari penulis :

Tadaima = Aku pulang

Okaeri = Selamat datang kembali

Okee...Sampe sini dulu ya ceritanya dan maaf saya pake kosakata bahasa jepang, berhubung saya otaku :p Chapter 2 coming soon...RnR yo ~

Arigatou...Terima kasih ;)