Aku ingin melakukan banyak hal dalam hidup.
Menjadi seorang guru disekolah, Astronot, tukang kue.
Pergi ke Mister Donut dan Baskin Robbins lalu berkata 'Minta semuanya.'
Dan jika saja aku bisa hidup lima kali.
Aku akan lahir di kota berbeda-beda.
Makan makanan yang berbeda-beda juga melakukan pekerjaan yang berbeda-beda.
Dan aku akan menyukai orang yang sama lima kali.
Aishiteru, Kurosaki-kun.
Disclaimer : Tite Kubo
Rate : T
Genre : Romance, Hurt/Comfort, Family
Pair : Ichigo Kurosaki x Orihime Inoue
(IchiHime)
~ Heart and Soul ~
WARNING : TYPO'S, NO BAKU, OOC TINGKAT AKUT, OC, EYD BERANTAKAN, ALUR CEPAT, RE-MAKE DARI SOUL OF LOVE, DLL
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
X0X0X0X0X0X0X0X
Hueco Mundo.
Sebuah tempat tandus, tempat tinggal para Hollow. Dan sepanjang jauh mata memandang hanya akan terlihat padang pasir tandus nan luas dengan reruntuhan bangunan istana dari kerajaan Hueco Mundo yang dibangun Sousuke Aizen, mantan komandan Gotei tiga belas sekaligus seorang pengkhianat Soul Society dan pemilik pasukan Espada sebuah evolusi tertinggi para Hollow
Ditempat inilah perang besar yang menentukan kedamaian dunia roh juga manusia terjadi. Perang besar melawan para Quincy yang dipimpin oleh Yhwach dengan pihak Soul Society. Lawan kali ini tidaklah mudah bahkan bisa dibilang sangat kuat hampir tak terkalahkan, karena Yhwach mampu membuat para Shinigami terdesak bahkan Ketua Komandan Yamamoto Genryusai gugur dalam pertarungan satu lawan satu dengan Yhawch yang ternyata sosoknya digantikan oleh anak buah pria bersurai hitam itu. Yamamoto Genryusai tewas dengan tubuh hancur lebur hanya menyisakan pedang gosong yang terbelah dua.
Kematian Yamamoto Genryusai sangat tragis, padahal pria tua itu dikenal sebagai sosok kuat, hebat serta dihormati banyak orang. Seluruh Shinigami bahkan para penduduk Soul Soceity merasa sedih dan kehilangan sosok pria tua itu, namun mereka semua tak boleh terus terlarut dalam kesedihan karena bagi para Komandan Gotei belas lainnya, Yamamato Genryusai mati dengan terhormat.
Setelah kematian sang Ketua Komandan, pundak kepemimpin Gotei tiga belas diserahkan pada Shunsui Kyoraku dan ditangan pria bersurai hitam dengan rambut dikuncir satu ini perang besar melawan Quincy dimulai dengan menyerang Hueco Mundo, markas para Quincy. Tapi tak hanya para Shinigami saja yang datang dan bertarung, Ichigo, Orihime dan Chad ikut andil dalam pertarungan karena teman mereka Uryuu Ishida tiba-tiba pergi membelot dan ikut bergabung dengan Yhwach.
Ichigo bertarung melawan Yhwach sang raja Quicny ditemani Orihime pemilik kemampuan Shun Shun Rikka karena kekuatan Orihime sangat dibutuhkan. Kedua pria berbeda warna rambut ini bertarung sengit dan mengeluarkan seluruh kekuatan mereka sedangkan Orihime berdiri di sisi Ichigo dengan sesekali membuat perisai pelindung untuk Ichigo dan karena dianggap sebagai penganggu sekaligus penghalang Yhwach menyerang Orihime, tidak sulit bagi sang raja Quincy ini membunuh Orihime dan sekali serang bisa dipastikan gadis bersurai orange kecokelatan itu akan jatuh tergeletak tak benyawa tapi Ichigo terus melindungi.
Baik Ichigo maupun Orihime, keduanya saling menjaga dan melindungi satu sama lain membuat Yhwach cukup kesulitan tapi saat ada celah sedikit, ia langsung menyerang Orihime yang merupakan tameng pelindung Ichigo, gadis pemilik iris abu-abu itu jatuh terhempas bahkan nyaris kehilangan nyawa jika saja tidak memakai perisai pelindungi.
"Uagh..." cairan kental pekat berwarna merah keluar dari mulut Orihime.
Orihime bangun perlahan seraya memegangi dada kirinya yang terasa sakit juga sesak, "Akh..." rintihnya.
"Inoue!" teriak Ichigo panik.
Ichigo berlari kecil menghampiri Orihime yang terbaring tak berdaya akibat serangan yang dilakukan Yhawch barusan, "Kau tak apa?"
"I-iya..." Orihime melemparkan senyum lemah pada pemuda bermata madu tersebut, "Maaf membuatmu khawatir..." ucap Orihime penuh sesal.
"Jangan menyalahkan dirimu, lawan yang kita hadapi memang kuat. Tunggulah disini aku akan menyelesaikan pertarungan dan mengakhiri perang." Ichigo beranjak pergi menghampiri Yhwach guna melanjutkan pertarungan mereka yang terhenti sesaat.
Iris abu-abu milik Orihime memandang nanar punggung tegap Ichigo, "Maafkan aku Kurosaki-kun karena aku lemah dan tak berguna." Gumamnya lirih.
Orihime tersenyum kecut melihat keadaannya saat ini dimana terlihat lemah tak berdaya padahal saat hendak masuk ke istana, Ichigo berkata kalau sangat membutuhkan kekuatannya dan berpikir bisa bertarung di sisi Ichigo setelah selama ini hanya bisa menjadi beban untuk pemuda bersurai orange itu. Tapi kini Orihime tersadar kalau dirinya memanglah lemah serta tak berguna.
Tes
Setetes air mata meluncur dari iris abu-abunya.
Orihime merasa sedih karena tak bisa berbuat apa-apa membantu Ichigo. Saat ini dirinya harus tergolek lemah tak berdaya dengan luka cukup parah andai saja ia bisa sekuat dan setangguh Rukia yang memiliki kekuatan Shinigami seperti Bankai, Hado atau Bakudo mungkin keberadaannya lebih berguna untuk Ichigo.
Karena selama ini yang selalu bertarung disisi Ichigo adalah gadis cantik bersurai hitam dari kalangan bangsawan Kuchiki itu. Berkat Rukia, Ichigo bisa mengetahui kekuatan Shinigami-nya yang terpendam, memiliki banyak teman dari dunia roh bahkan menghilangkan hujan di hati pemuda bermarga Kurosaki itu. Sebuah hal yang tak pernah bisa atau mampu Orihime lakukan, terkadang ada sebuah rasa iri didalam lubuk hatinya pada Rukia karena selalu menjadi penopang dan penyemangat bagi Ichigo tapi Orihime sadar kalau ia memang kalah jauh dari Rukia dalam segala hal.
BUUUUM
DUUUAAAAR
BRUUUGH
Tubuh Yhawch terhempas jatuh dengan seluruh tubuh mengeluarkan asap, seperti habis terkena api.
Ichigo berdiri menjulang menghunuskan kedua pedang, iris madunya menatap dingin dan membunuh tapi tak membuat Yhwach takut melainkan tertawa keras.
Dahi Ichigo menyeringit bingung dan pandangan matanya semakin dingin tajam. "Apa kau menertawakan kematianmu sendiri," teriaknya.
"Tidak. Tapi aku merasa senang dan terhormat bisa mati di tanganmu, anakku yang terlahir dari kegelapan." Yhwach melemparkan senyuman lebar membuat Ichigo kesal, "Tidurlah dengan tenang. Getsuga Tenshou!" Ichigo mengayunkan pedang dan Yhwach tersenyum kecil seraya menutup kedua mata menerima dengan senang hati serangan dari Ichigo.
BUUUUUUM
Kali ini tubuh Yhwach hancur lebur menjadi serpihan debu. Ichigo berdiri dengan nafas terengah-engah bahkan keringat dingin sebesar biji jagung mengucur deras dari dahinya, Ichigo juga terluka cukup parah dan nyaris kehabisan Reiatsu karena mengeluarkan seluruh kekuatan dalam pertarungan ini.
BRUUUK
Ichigo jatuh tersungkur, perlahan-lahan pandangan matanya mulai terlihat buram tapi samar-samar bisa ia dengar suara Orihime yang memanggilnya dengan raut wajah khawatir diriingi lelehan air mata.
"I-Inoue..." lirih Ichigo.
Dengan langkah tertatih-tatih Orihime menghampiri Ichigo, "Soten Kishun."
Segitiga berwarna kuning keemasan melingkupi tubuh Ichigo, perlahan-lahan luka ditubuh Ichigo berangsur pulih namun bukan hal mudah bagi Orihime untuk menyembuhkan Ichigo yang hampir kehabisan Reiatsu ditambah saat ini ia sendiri juga terluka parah dan butuh pertolongan, tapi Orihime tidak mempedulikan dirinya sendiri dan lebih mementingkan kesembuhan Ichigo.
"Aku pasti menolongmu, Kurosaki-kun." Batin Orihime.
Gadis bermarga Inoue ini mengeluarkan seluruh kekuatan yang dimiliki. Tak akan ia biarkan pemuda bermata madu itu mati, dengan sekuat tenaga bahkan sampai darah titik penghabisan akan menolongnya sekalipun nyanwanya sendiri yang menjadi taruhannya.
"Ugh..." Orihime mengeluarkan darah dari mulutnya.
Melihat Orihime yang muntah darah Ichigo berusaha untuk keluar dari kungkungan kekuatan Orihime tapi ia tak bisa, "He-he-hentikan I-Inoue..." Pinta Ichigo lirih.
Orihime tak bergeming dan masih berusaha menyembuhkan Ichigo, padahal ia terlihat batuk mengeluarkan darah menandakan kalau keadaannya sama parah dengan Ichigo.
"Ka-kau bi-bisa mati, Inoue...he-henti-kan..."
Sebuah senyuman lembut terbingkai di wajah Orihime. Ia siap mati demi Ichigo dan tak akan menyesalinya sama sekali, "Sukida, Kurosaki-kun." Ucap Orihime lirih dan sepelan mungkin bahkan nyaris terdengar seperti berbisik.
Tak lama sebuah cahaya kuning ke emasan menyelimuti tubuh Ichigo dan membuat kedua mata Ichigo silau. Seluruh luka ditubuh Ichigo sembuh bahkan Reiatsu-nya, perisai yang dibuat oleh Orihime hilang saat iris madu miliknya menoleh kesamping tepat kearah gadis bersurai orange kecokelatan itu sebuah pemandangan mengerikan dilihatnya. Kedua mata Ichigo melebar sempurna bahkan nyaris keluar ketika menemukan Orihime jatuh tergeletak tak sadarkan diri dengan darah disekitar mulutnya.
"INOUEEE!" teriak Ichigo.
~(-)-(-)~
Perang besar ini berakhir dengan kemenangan Soul Society dan itu semua berkat seorang pemuda bersurai orange dengan iris madu yang mampu mengalahkan bahkan membunuh Yhwach sang raja Quincy. Seluruh penduduk Soul Society berterima kasih pada Ichigo dan menganggap pemuda bermata madu itu sebagai pahlawan sekaligus penyelamat kota roh tersebut. Seluruh Shinigami dan anggota dari ruangan 46 dan divisi 0 juga sangat berterima kasih pada Ichigo, berkatnya perang berakhir dan Yhwach bisa dikalahkan.
Dalam perang ini banyak jatuh korban dan perang yang terjadi kali ini lebih besar serta dasyat karena membuat Ketua Komandan Yamamoto Genryusai tewas. Sehari setelah perang besar berakhir para Shinigami melakukan upacara pemakaman dan memberikan penghormatan terakhir pada para korban yang tewas, semua orang merasa kehilangan terlebih dengan kepergian dari Ketua Komandan Genryusai Yamamoto.
Asap api pembakaran dari jasad menghiasi langit biru Soul Society, hari ini semua orang tengah berkabung dan berdoa untuk kedamaian jiwa teman-teman mereka yang telah gugur dimedan perang.
"Selamat jalan teman-teman." Ucap Renji seraya menatap langit Soul Society.
Setelah perang berakhir pria bersurai merah dengan tato disekitar kepalanya ini berharap Soul Society akan aman serta damai tak akan ada lagi perang lagi. Tapi kemenangan yang diraih oleh Ichigo dan kedamaian Soul Society harus dibayar mahal oleh gadis bersurai orenge kecokelatan.
Orihime hampir mati kehabisan Reiatsu jika saja Urahara tak datang dan langsung membawa gadis pemilik kekuatan Shun Shun Rikka itu ke kediamannya dan setelah hampir tiga minggu tak sadarkan diri, pagi ini Orihime bangun namun hal pertama yang di katakan gadis bermata abu-abu ini adalah menanyakan keadaan Ichigo, apakah pemuda bersurai orange itu hidup dan baik-baik saja.
Yoroichi mencubit gemas kedua pipi Orihime, "Yang perlu kau khawatirkan adalah dirimu sendiri, Orihime," omel Yoroichi kesal.
"Ma-maaf," cicit Orihime seraya memegangi kedua pipinya.
Iris abu-abu milik Orihime menatap sekeliling dan bisa dipastikan kalau ini bukan rumah atau kamarnya, "Dimana yang lainnya? Apakah mereka selamat dan baik-baik saja?" tanya Orihime cemas sekaligus khawatir.
"Mereka semua selamat, Orihime-chan," kata Urahara seraya duduk disamping Yoroichi.
Orihime tersenyum lega, "Syukurlah,"
"Orihime, ada hal yang ingin aku sampaikan padamu," wajah Urahara terlihat serius.
"Ya,"
Pria bersurai kuning dengan mengenakan topi bermotif garis putih hijau itu tiba-tiba terlihat sendu dan pancaran matanya memancarkan aura kesedihan, "Kau kehilangan seluruh kekuatan Shun Shun Rikka mu dan dengan kau tetap hidup saja sudah merupakan keajaiban," ujar Keisuke Urahara menjelaskan tentang keadaan Orihime saat ini.
Sesaat kedua iris abu-abu milik Orihime melebar dan kepalanya tertunduk sedikit menatap sendu selimut putih polos yang menutupi sebagian tubuhnya dari pinggang kebawah, "Jadi, begitu," lirihnya pelan.
"Maafkan aku Orihime karena..."
Orihime menggelengkan kepala cepat, lalu tersenyum menatap Soifo serta Urahara, "Ini bukan salah Urahara-san juga salah siapapun. Aku senang jika mengorbankan kekuatanku bisa menyelamatkan Kurosaki-kun," kata Orihime tegar.
Urahara tahu ada nada getir disetiap kata yang diucapkan gadis bermata abu-abu itu namun dengan tegar Orihime menerima keadaannya tanpa menyalahkan siapapun termasuk pemuda bermarga Kurosaki itu.
Orihime kembali tersenyum, "Ini sudah menjadi pilihanku dan aku tak menyesalinya,"
Yoroichi memandang sedih gadis manis disampingnya, menurutnya betapa berhati lapang dan besar perasaan cinta Orihime untuk Ichigo hingga sanggup mengorbankan segalanya termasuk merelakan kehilangan kekuatan rohnya demi membuat pemuda tambatan hatinya itu untuk tetap hidup dan terus menghembuskan nafas, menurut Yoroichi apa yang dilakukan Orihime adalah sebuah pengorbanan yang sangat luar biasa hebat.
Kedua jepit rambut milik Orihime, perwujudan dari kekuatan dari Shun Shun Rikka sekaligus benda pemberian terkahir sang kakak, ikut hancur. Dan kini Orihime hanyalah seorang gadis biasa tanpa kekuatan roh dan tak bisa lagi ikut bertarung bersama teman-temannya juga mendampingi pemuda bersurai orange itu.
Tapi Orihime tak menyesalinya atau bahkan menyalahkan Ichigo. Ia sudah tahu resikonya saat menyembuhkan luka Ichigo waktu itu, baginya hidup pemuda bermata madu itu lebih berarti dari pada hidupnya karena jika Ichigo mati akan banyak orang bersedih dan kehingan termasuk dengan dirinya.
Dengan senyuman cerah membingkai wajah pucatnya, Orihime meminta makan pada Urahara karena merasa lapar dan permintaan Orihime membuat suasana tegang di kamar sedikit mencair Urahara dan Yoroichi hanya bisa geleng-geleng kepala dan tersenyum bingung saat melihat Orihime makan karena nafsu makan Orihime luar biasa besar, mungkin setelah hampir tiga minggu tak sadarkan diri membuatnya sangat lapar.
Berita Orihime yang sudah siuman membuat teman-temannya senang termasuk dengan Ichigo karena merasa menjadi orang paling bersalah dengan keadaan Orihime saat ini.
Tatsuki, sahabat baik Orihime langsung memeluk erat seraya menangis senang ketika datang menjenguk dan tak hanya Tatsuki saja yang datang, Ishida, Chad, Mizuiro, Keigo juga Ichigo datang menjenguk setelah pulang sekolah.
"Aku senang melihat kalian semua baik-baik saja." Kata Orihime dengan tersenyum lembut.
Ichigo duduk diam didekat Orihime tak bisa berkata apa-apa bahkan untuk sekedar bernafas saja ia merasa sedikit kesulitan karena rasa canggung sekaligus bersalah pada gadis bermata abu-abu yang ada didekatnya.
DUUUK
Tiba-tiba Ichigo menundukkan kepala atau bisa dibilang bersujud dihadapan Orihime, "Maafkan aku Inoue, karena aku..."
Semua orang kaget termasuk Orihime dengan sikap pemuda bersurai orange itu yang diluar dugaan.
"Hey, apa yang kau lakukan bodoh." Ujar Tatsuki geram.
Ichigo masih menundukkan kepala enggan untuk mengangkatnya.
Ishida menghela nafas cepat lalu mengajak Tatsuki dan lainnya untuk pergi meninggalkan mereka berdua.
"Angkat kepalamu Kurosaki-kun," pinta Orihime lembut.
"Tidak. Aku merasa bersalah padamu, karena aku kau kehilangan kekuatanmu," ucap Ichigo penuh rasa bersalah.
Sebuah senyuman lembut nan hangat membingkai wajah cantik Orihime, "Tak ada yang perlu dimaafkan Kurosaki-kun. Kau tak melakukan hal jahat padaku lagipula itu pilihanku sendiri dan kau tak perlu merasa bersalah,"
Tangan kanan Orihime terulur kedepan menyentuh pundak kanan Ichigo yang terbalut seragam sekolah, "Melihatmu masih hidup dan dalam keadaan baik-baik saja aku merasa sangat senang. Jadi berhentilah menyalahkan dirimu, ini sudah takdirku dan aku ikhlas menerimanya,"
Ada sebuah kelegaan dihati Ichigo dan seakan-akan beban berat di pundaknya baru saja terlepas kini ia merasa bebas serta tenang, "Terima kasih, Inoue,"
"Sama-sama, Kurosaki-kun."
Setelah mengetahui kehilangan kekuatan rohnya, Orihime terlihat menjaga jarak pada Ichigo atau mungkin bisa dibilang menjauh, karena merasa dunianya kini sudah berbeda dengan Ichigo. Dan Ichigo menyadari hal itu tapi tak berani bertanya pada gadis bersurai orange kecokelatan itu karena ada perasaan takut yang mengganjal dihati.
Malam ini Keisuke Urahara mengundang Orihime, Ichigo, Chad serta Ishida untuk datang ke pesta perayaan kemenangan Ichigo melawan para Quincy, awalnya Orihime tak mau datang tapi Soifon juga Rangiku memaksanya mau tak mau Orihime datang bersama Ichigo dan Chad, Ishida sendiri tak bisa datang karena pergi ke luar kota bersama sang ayah, Ryuken Ishida.
Pesta yang digelar di kediaman mantan Komandan Gotei tiba belas ini sangat meriah dan ramai, semua orang terlihat gembira dan bersenang-senang setelah melewati hari panjang nan melelahkan baik secara fisik dan mental kini mereka semua bisa bernafas lega serta tenang karena perang telah berakhir dan akhirnya seluruh Soul Society bisa hidup dengan damai .
"Mari bersulang!" Renji mengangkat tinggi gelasnya meminta teman-temannya untuk ikut mengangkat gelas juga.
Semua orang langsung mengangkat tinggi gelas mereka mengikuti perintah pria bersurai merah itu, "Demi kemenangan Soul Society dan pahlawan kita semua, Ichigo Kurosaki!" Teriak Renji penuh semangat.
Triiiing
Suara gelas beradu terdengar menggema di ruangan dan tak lama Renji langsung meminum habis sake di gelasnya.
Dalam acara bersulang itu, Orihime tidak ikut karena tak bisa meminum alkohol dan hanya menikmati jus jeruk di gelasnya. Walau pesta ini bisa dibilang meriah tapi Orihime terlihat tak menikmati pesta, gadis cantik bersurai orange kecokelatan ini duduk termenung sendirian di pojokkan ruangan melihat orang-orang yang tengah asik bersenda gurau dengan Ichigo sebagai bintangnya dalam pesta ini, ingin rasa Orihime ikut bergabung bersama mereka tapi ada rasa canggung serta malu yang menyelimut hati, hal hasil dirinya memilih duduk diam di pojokkan sebagai penonton dan pendengar setia.
Rangiku yang setengah mabuk berteriak dengan sekotak sumpit ditangan, "Ayo kita bermain raja dan budak," ajak Rangiku menantang semua orang di dalam ruangan.
"Tidak mau, jika kau menjadi raja pasti hal aneh dan diluar akal yang akan kau minta," tolak Renji yang masih mengingat kejadian satu tahun lalu dimana Rangiku memintanya menari hanya mengenakan celana dalam di atas meja dihadapan sang komandan dan Shinigami lainnya saat acara minum-minum.
Rangiku tertawa mengejek, "Apa kau takut Renji? Nyalimu sangat ciut sebagai seorang wakil Komandan,"
Merasa diremehkan oleh Rangiku, "Baik, kalau begitu kita bermain dan semua orang harus ikut bermain tanpa terkecuali, apapun yang dikatakan sang raja harus di lakukan,"
"Apa kau yakin dengan ucapanmu itu, Renji?" tantang Rangiku dengan seringai kecil menghias wajah cantiknya.
"Tentu. Sebagai laki-laki aku tak akan pernah melangar janji apalagi menarik ucapanku," sahut Renji tegas dan penuh keyakinan.
Rangiku tersenyum puas, "Kalau begitu ambil satu sumpit di kotak ini, jika ada tanda merah dibawahnya itulah sang raja," Rangiku mulai menggoyang-goyangkan seluruh sumpit didalam kotak.
Dan satu persatu semua orang mengambil sumpit dan bisa terdengar suara tawa keras dari Renji terdengar menggema di dalam ruangan, "Yeah! Aku rajanya." Teriak Renji girang.
"Sial! Dia yang jadi rajanya." Umpat Rangiku dalam hati.
Wajah Rangiku langsung tertekuk karena pria bersurai merah itu yang menjadi rajanya padahal tadi ia sudah memikirkan sejumlah hukuman aneh-aneh di dalam kepalanya.
Renji masih terus tertawa, "Baiklah, aku akan memberikan perintah. Aku ingin nomor satu, tujuh dan sebelas mengenakan pakaian balet dan menarikan gerakan Angsa." Titah Renji mutlak.
Renji tidak tahu kalau nomor yang disebutkannya adalah milik Byakuya, sang Komandan juga milik Kenpachi Zaraki pria paling menyeramkan dan mengerikan seantero Soul Society dan Hitsugaya, tapi permaianan tetaplah permainan mereka bertiga mau tidak mau harus menjalankan perintah sang raja suka atau tidak.
Semua orang menahan tawa melihat ketiga pria dihadapan mereka mengenakan pakaian ballet berwarna merah muda lengkap dengan kedua sayap putih malaikat dipunggung tapi tidak bagi Yoroichi dan Rangiku yang tetawa terpingkal-pingkal bahkan sampai mengeluarkan air mata melihat Byakuya, Zaraki juga Hitsugaya berpenampilan seperti itu.
"Kalian sangat cantik dan manis dalam pakaian itu," puji Rangiku dengan wajah tertawa lebar.
"Diam kau Matsumoto!" bentak Histugaya kesal.
"Cepat menarilah, aku sudah tidak sabar melihatnya," ujar Yoroichi menambah kekesalan Hitsugaya.
Andai saja saat ini mereka sedang tidak bermain game sudah pasti Hitsugaya akan mengeluarkan jurus andalannya dan membuat pria bersurai merah itu membeku didalam es abadi karena berani mempermalukannya didepan banyak orang.
Dengan wajah kesal dan marah ketiganya mulai menari ballet dengan perasaan terpaksa, saat menari ketiganya bukan terlihat indah serta gemulai bak penari balet umumnya, gerakkan para ketiga Komandan Gotei tiga balas itu terlihat kaku bak robot membuat semua orang tertawa terpingkal-pingkal sedangkan Rukia malah terlihat kagum, terpesona melihat sang kakak yang menurut pandangan matanya sendiri menari dengan indah dan diakhir tarian mereka bertiga menghunuskan Zanpakuto mereka masing-masing tepat ke leher Renji dengan pandangan mata membunuh.
"Ma-maafkan aku..." ucap Renji penuh sesal.
Permainan raja dan budak tidak sampai di situ saja setelah Renji menjadi raja kini giliran Rangiku menjadi raja, permintaan dari wanita bersurai orange bergelombang itu tak kalah aneh dari Renji yaitu meminta Yoroichi dan Orihime karena memegang nomor empat dan sepuluh untuk memakai bikini super sexy lalu berpose panas di hadapan mereka semua.
Wajah Orihime merona merah dan sangat malu karena harus berpenampilan terbuka seperti ini dihadapan banyak orang terlebih di depan Ichigo yang wajahnya merona merah ketika melihat dirinya dalam balutan bikini tapi berbeda dengan Yoroichi, wanita berkulit eksotis itu malah terlihat santai dan menikmati hukuman dari sang raja.
"Menurutmu siapa yang lebih sexy dan manis, Keisuke?" tanyanya dengan nada manja pada pria bersurai kuning itu.
"Kalian berdua sama-sama manis dan sexy," jawab Keisuke jujur.
Rangiku berdiri dengan sebotol sake ditangannya, wanita cantik ini sudah sangat mabuk terlihat jelas dengan pipinya yang memerah, "Cepat kalian berpose, aku sudah tak sabar...Hiikh..." perintah Rangiku.
Dengan wajah merah padam Orihime berpose senakal mungkin dan itu sukses membuat hidung para pria mimisan terlebih diakhir hukuman Yoroichi membuka bikininya, memperlihatkan dua buah dada besarnya membuat Soifon ikut jatuh pingsan dengan hidung mimisan seperti Renji dan Hitsugaya.
Permainan raja dan budak diakhiri dengan Ikaku yang menjadi rajanya dan meminta semua orang untuk meminum sebotol sake hingga habis. Orihime dan Ichigo menolak karena tak terbiasa dengan minuman berakohol lagi pula itu tak baik bagi tubuh dan kesehatan.
Renji merangkul pundak Ichigo, "Hei, Ichigo. Kenapa kau tidak minum?" liriknya tajam.
"Kau bau sekali Renji," Ichigo mendorong jauh pria bersurai merah itu.
"Kau mau bermain curang rupanya," Renji mengambil sebotol sake yang masih utuh lalu meminumkannya pada Ichigo, "Ini minumlah, sampai habis..."
PATS
Ichigo menepis dan menjauhkannya botol sake yang disodorkan Renji, dirinya tidak suka sake yang menurutnya bisa merusak tubuh serta pikiran. Akan tetapi Renji tidak mau kalah dan mencekoki Ichigo dengan paksa, "Sekali-kali jadilah anak nakal,"
"Uhuuk..." Ichigo terbatuk-batuk saat air sake masuk ketenggorakannya dan seketika kepalanya pusing berdenyut-denyut karena tak terbiasa dengan minuman beralkohol itu.
"Akh! Kepalaku sakit..." rintih Ichigo memegangi kepalanya.
Ternyata tak hanya Ichigo saja yang dicekoki minuman, Orihime, Chad jadi ikut korban keisengan dari pemuda bersurai merah itu padahal Orihime sudah berusaha bersembunyi namun tetap saja Renji memaksa.
"Keisuke apa kau memiliki obat sakit kepala?" tanya Ichigo menghampiri pria paruh baya bersurai kuning itu yang kini wajahnya terlihat sedikit memerah karena mabuk.
"Sepertinya ada, tunggu sebentar." Keisuke mengambil sesuatu dari dalam Hakama-nya, "Ini, minumlah, kata Yorocihi ini obat sakit kepala yang sangat ampuh,"
Ichigo langsung mengambil obat berwarna ungu itu dan langsung meminumnya sekaligus dua, "Terima kasih."
Setelah minum obat Ichigo berencana akan pulang kerumah untuk beristirahat begitu pula dengan Chad, Orihime yang ikut pulang mengingat hari sudah larut malam dan beristirahat.
"Kalian payah sekali, masa hanya minum satu botol saja sudah mabuk," cibir Ikaku.
"Jangan samakan dirimu dengan mereka Ikaku," celetuk Yoroichi menatap tajam pemuda berkepala plontos itu.
Ikaku mendecih kesal karena tatapan Yoroichi, "Menyebalkan."
"Kalau begitu hati-hatilah dijalan kalian semua, terima kasih sudah datang," Keisuke mengantar ketiganya pulang ditemani dengan Yoroichi.
Chad memapah tubuh Ichigo yang sudah setengah mabuk sedangkan Orihime masih bisa berjalan karena tadi tidak minum banyak.
"Sado-kun, biarkan aku yang mengatar Kurosaki-kun pulang, aku satu arah dengannya."
"Tapi..."
"Tak apa Sado-kun, aku bisa mengatar Kurosaki-kun pulang,"
"Baiklah, kalau begitu selamat malam Orihime," Chad pamit pergi.
"Hati-hati, Sado-kun,"
Orihime berjalan memapah Ichigo, belum juga sampai rumah Ichigo tiba-tiba hujan turun dengan deras membuat Orihime panik.
"Astaga!" jerit Orihime.
Buru-buru Orihime membawa Ichigo untuk berteduh tapi sekencang apapun Orihime berjalan mereka berdua tetap basah kuyup bahkan rambut panjang orange kecokelatan miliknya sudah lepek seperti habis tercebur kedalam sungai. Orihime bergumam kesal karena hujan turun tanpa diundang dan memberitahu padahal saat pergi tadi cuaca terlihat cerah dihiasi bulan sabit yang diselimuti awan. Jika tahu akan turun hujan pastinya Orihime akan membawa payung untuk berjaga-jaga dan sepertinya ia harus segera mengganti pakaian agar tidak terkena flu nantinya.
Karena letak rumah Ichigo lebih dan saat ini hujan turun ditambah mereka berdua basah kuyup dengan terpaksa Orihime membawa pulang Ichigo ke apartemennya karena jaraknya lebih dekat saat ini.
BRUUUGH
Orihime merebahkan Ichigo di dekat kotatsu, buru-buru ia mengambil handuk kering dan pakaian milik sang kakak dilemari pakaian karena tak mungkin Orihime meminjamkan baju miliknya.
Mata Orihime mendelik kaget karena mendapati Ichigo terbangun, "Aku dimana?"
"Kau dirumahku, maaf aku terpaksa membawamu kesini karena diluar hujan dan kau basah kuyup. Ini pakailah, setelah hujan aku akan mengantarmu pulang," Orihime memberikan handuk kering juga kaos serta celana santai milik mendiang sang kakak.
Tapi bukannya menerima handuk serta pakaian dari Orihime. Pemuda bersurai orange itu malah memandangi lekuk tubuh Orihime penuh arti dan itu membuat Orihime sedikit risih dan takut.
"Kurosa-Kyaaa!" pekik Orihime karena tiba-tiba Ichigo menerjang tubuhnya hingga jatuh terlentang diatas lantai.
Iris madu milik Ichigo menatap intens dan dalam wajah Orihime, "Ku-Kurosaki-kun...i-ini..." Orihime panik sekaligus malu.
"Diamlah, " Ichigo mendekatkan wajahnya lalu mencium dalam bibir Orihime.
Kedua mata Orihime membulat sempurna, "Hhmphhh..." erang Orihime.
Orihime memukul-mukul dada Ichigo berusaha melepaskan pagutan pemuda bermata madu ini namun sayang kedua tangannya dicengkeram kuat Ichigo lalu ditaruh diatas kepalanya. Tubuh Orihime menggeliyat tak nyaman, bulir-bulir air matanya menetes keluar membashi pipi bahkan rasa asin bisa dikecapnya sendiri dalam lumatan panas Ichigo.
Ichigo tak hanya mencium bibir Orihime tapi melumatnya bahkan memasukkan lidahnya kedalam mulut Orihime dan hampir dua menit Ichigo melumat bibir Orihime dan saat Ichigo melepaskan pagutannya bisa ia lihat benang tipis saliva hasil pertarungan bibirnya tadi.
"Ku-Hhmphhh..."
Ichigo mencium kembali Orihime dan kali ini salah satu tangan Ichigo merobek kasar baju depan Orihime.
Malam itu tanpa sadar Ichigo merenggut segalanya milik Orihime dan semuanya karena obat sakit kepala pemberian Keisuke yang ternyata adalah obat perangsan apalagi Ichigo langsung meminumnya sekaligus dua membuat libido milik Ichigo naik berkali-kali lipat dan Orihime harus menjadi korban.
~(-)-(-)~
"Uagh..." Orihime memuntahkan seluruh isi perutnya yang hanya berupa cairan kental berwarna kuning karena sejak semalam belum memakan apapun karena rasa mual serta pusing yang menderanya seminggu terakhir ini.
Setelah selesai muntah, Orihime langsung membasuh wajah dan menatap pantulan dirinya didalam cermin. Orihime menatap miris penampilannya yang terlihat seperti orang sakit, wajah pucat, dua kantung mata hitam juga tulang pipinya terlihat tirus karena kehilangan beberapa kilogram bobot tubuh.
Iris abu-abunya melirik benda putih panjang di sebelahnya, ada rasa ragu dan cemas saat ingin menggunakannya tapi Orihime harus memastikan sesuatu yang belakangan ini terus menghantui hari-harinya. Orihime memejamkan kedua mata lalu menghembuskan nafas cepat, diraihnya benda putih panjang itu dan digunakannya. Dengan perasaan berdebar-debar disertai rasa takut ia menunggu hasil dari alat tes kehamilan tersebut.
Dan saat dilihat, Orihime mendapatkan hasil yang mengejutkan, apa yang ditakutkannya belakangan ini akhirnya terjadi.
Tubuh Orihime bergetar hebat.
Liquid bening mulai menetes membasahi pipi disertai isakan lirih, kedua iris abu-abunya terlihat sendu bercampur sedih menatap dua garis merah pada benda putih panjang yang kemarin dibelinya di sebuah Apotek tak jauh dari tempat tinggalnya.
"Ti...tidak..." lirihnya getir mendapati dirinya hamil dari benih pemuda yang dicintainya.
Dicengkeramnya kuat tes pack tersebut hingga buku-buku jarinya memutih.
Usia Orihime masih belia untuk menjadi seorang ibu mengingat gadis cantik bersurai orange kecokelatan ini masih berstatus sebagai pelajar kelas tiga di SMA Karakura dan hanya tinggal menghitung minggu dirinya akan lulus sekolah.
Kebingungan Orihime bertambah karena tak tahu bagaimana caranya mengatakan tentang kehamilannya pada pemuda bermata madu itu mengingat apa yang terjadi dengan mereka berdua adalah kecelakaan akibat dorongan alkohol dan obat perangsang.
Andai saja waktu itu Orihime tak datang ke acara pesta yang diadakan Keisuke dan para Shinigami lainnya untuk merayakan kemenangan mereka mengalahkan Yhwach mungkin ia tak perlu terbangun ke esokan harinya tanpa mengenakan sehelain pakaian bersama Ichigo, di apartemen miliknya.
Pada waktu itu Ichigo hanya bisa berkata maaf dan meminta Orihime untuk melupakan kejadian semalam karena apa yang terjadi pada mereka berdua adalah ketidak sengajaan. Orihime hanya bisa berkata iya dan meminta Ichigo untuk segera pulang setelah memakai pakaiannya dan setelah kejadian itu Orihime tak pernah melihatnya lagi karena kabar yang didengarnya kalau Ichigo tengah berlatih keras bersama Renji dan Rukia di Soul Society.
Dan satu bulan berlalu, Orihime mendapati kalau dirinya tengah berbadan dua dan bisa ia pastikan kalau itu adalan anak Ichigo karena tak ada satu pun pria yang menyentuhnya selain pemuda bermata madu tersebut.
Orihime melingkarkan kedua tangangan di sekitar perutnya yang masih datar menyalurkan kehangatan pada janin didalam rahimnya, "Ibu akan melindungi dan menjagamu," lirihmya dengan bibir bergetar.
Orihime membuang cepat test pack ditangannya ke tempat sampah, lalu berjalan cepat keluar kamar mandi menuju kamar.
Sraaak~
Orihime menarik sebuah laci kecil yang terdapat di meja rias, diambilnya benda putih bulat berbentuk gelang yang beberapa tahun lalu pernah diberikan oleh Ulquiorra padanya, gelang pengilang Reiatsu dan ternyata ada untungnya Orihime menyimpannya dan dengan memakai gelang ini semua orang tak akan bisa menemukan keberadaan Orihime termasuk Ichigo.
Dengan tekat kuat besok pagi-pagi sekali Orihime akan pergi dari Karakura karena jika terus berada di sini kehamilannya akan diketahui oleh semua orang termasuk Ichigo.
Dengan hanya membawa dua koper berisikan pakaian serta beberapa barang berharga serta tabungannya, Orihime pergi ke pelabuhan dan membeli tiket ke sebuah pulau terpencil didaerah Okinawa untuk memulai kehidupan barunya bersama sang buah hati. Orihime tersenyum lembut menatap langit Karakura di pagi hari, kota yang menyimpan banyak kenangan baginya karena disini ia mendapatkan banyak teman juga mengenal Rukia, Renji dan Soul Society yang mengantar dirinya pada petualangan mendebarkan, berbahaya namun semuanya bisa ia lewati karena adanya sosok pemuda bersurai orange bermata madu itu yang mampu mengalahkan Aizen juga Yhwach sang Raja Quincy.
Tapi kini semuanya sudah menjadi kenangan yang akan selalu Orihime ingat didalam hati karena ia tak bisa mengalami itu semua, kekuatan rohnya telah hilang tak lama setelah perang berakhir. Kekuatan Kotodama milik Orihime lenyap demi menolong Ichigo Kurosaki dari kematian dan tak ada rasa benci, dendam terlebih penyesalan di dalam hatinya karena baginya keselamatan Ichigo-lah yang terpenting karena pemuda bersurai orange itu adalah harapan semua orang termasuk dirinya.
Orihime mengusap lembut perutnya yang datar, rona merah menghiasi wajah cantiknya, "Tumbulah dengan baik dan sehat, maafkan ibu karena harus menjauhkanmu dari ayahmu." Lirihnya.
Orihime tidak pernah menyangka sama sekali kalau didalam tubuhnya akan ada kehidupan lain yang tumbuh setelah kejadian itu. Gadis bersurai oranye ini merasa sangat senang karena ada bagian dari Ichigo yang tumbuh dalam rahimnya walau apa yang terjadi padanya adalah sebuah kesalahan dan ketidak sengajaan, tapi Orihime sangat senang dan tetap membiarkan janin di dalam rahimnya terus tumbuh.
Orihime memilih tak memberitahukan tentang kehamilannya pada siapapun termasuk Ichigo karena jika ia mengatakan tentang kehamilan pada Ichigo, dirinya yakin kalau pemuda bersurai orange itu akan bertanggung jawab dengan menikahinya karena merasa bertanggung jawab atas janin didalam rahimnya. Dan pernikahan yang akan dijalani mereka berdua tidak diladasi rasa cinta mengingat Ichigo tak mencintainya dan dirinya tahu dengan jelas siapa yang dicintai Ichigo dan itu bukanlah dirinya, melainkan gadis Shinigami nan cantik dengan rambut hitam sekelam malam yaitu Rukia Kuchiki.
Gadis cantik bersurai oranye kecokelatan ini sadar kalau dirinya kalah jauh dari Rukia dalam segala hal. Siapa dirinya bisa menandingin dan bersaing dengan Rukia Kuchiki, gadis Shinigami nan cantik, hebat dan kuat. Sudah banyak hal yang dilakukan Rukia untuk Ichigo, berkat Rukia juga pemuda bermata madu itu bisa menjadi Shinigami hebat dan diakui semua orang saat ini bahkan hujan dihatinya-pun sudah hilang karena keberadaan Rukia.
Orihime sangat berterima kasih pada Rukia karena kehadirannya di hidup Ichigo, membuat pemuda bersurai orange itu merasa bahagia dan memiliki banyak teman, Orihime berharap kalau Rukia akan selalu membahagiakan Ichigo juga selalu berada disisinya, menjaga serta melindunginya.
Biarlah Orihime mengalah atau memang dirinya sudah kalah dari Rukia tanpa harus mengalah. Keberadaan Orihime disamping Ichigo tak banyak membantu pemuda bersurai orange itu. Dirinya hanya bisa menjadi beban saja karena tak ia sekuat dan sehebat Rukia, kekuatan yang bisa dibanggakannya hanyalah Shun Shun Rikka miliknya tak ada Bankai, Hadou ataupun Bakudo yang dikuasai bahkan kini ia sudah kehilangan kekuatan rohnya.
"Selamat tinggal semuanya." Orihime tersenyum menatap langit kota Karakura untuk terkahir kalinya.
Dengan menaiki sebuah kapal laut, Orihime pergi tanpa mengucapkan kata perpisahan bahkan tak memberitahukan siapapun termasuk dengan kehamilannya karena ingin menyimpannya dan menanggungnya seorang diri.
TBC
A/N : Inoue kembali dengan Fic IchiHime dan ini adalah Re-Make dari Fic Soul Of Love milik Inoue di akun 'Ogami Benjiro' yang tidak bisa dibuka karena lupa pasword dan me-remake dan mengganti judulnya, jadi jangan heran atau bingung saat membacanya karena beberapa adegan akan sama seperti di Fic Soul Of Love tapi kali ini nama anak mereka diganti mengingat pair ini sudah CANON^^
Untuk kelanjutannya sedang dalam proses mungkin akan berbarengan dengan Fic milik Inoue lainnya.
Fic ini jauh sekali dari kata bagus apalagi sempurna tapi Inoue mengucapkan terima kasih kepada siapapun yang sudah mau membaca Fic ini dan jika berkenan Read and Riviewnya ^0^
Inoue Sora
