Ini fic pertama gw lau ada yang salah dengan penulisannya.. MAAF... dan tolong riviews lau bisa...

DISCLAIMER : PERSONA 3 DAN PERSONA 3 FES KEPUNYAAN ATLUS


Chapter 1

Seorang anak laki-laki berambut biru berjalan memasuki Gekkoukan high school. Wajahnya dari pada tampan lebih tepat dikatakan cantik dengan mata berwarna abu-abu dan kulit putih. Semua murid baik cewek maupun cowok memperhatikan anak laki-laki itu sambil berbisik. Namun anak itu sama sekali tidak menpedulikannya.

Hari ini adalah hari pertama dia bersekolah. Dia berjalan menuju kerumuran siswa baru yang sedang melihat papan pembagian kelas. Setelah mencari beberapa lama akhirnya dia berhasil menemukan namanya.

"HIKARI TAKEBA - 1-F"

" 1- F ya." Pikirnya dan berjalan meninggalkan kerumuran tersebut.

Upacara penerimaan murid baru di mulai. Aula gekkoukan high school di penuhi murid-murid yang sedang mendegarkan pidato kepala sekolah. Hikari duduk di kursi nya berusaha menahan rasa ngantuk yang menyerangnya. Pidato kepala sekolah sangat menbosankan.

"Hei! Kau tau? Ku dengar ada murid yang mendapatkan nilai sempurna untuk ujian masuk." Kata seorang murid cowok yang duduk di samping Hikari. Cowok itu berambut coklat dengan mata berwarna hijau. " Aku penasaran sekali seperti apa rupa anak jenius yang bisa mendapatkan nilai sempurna di ujian masuk gekkoukan yang terkenal sulit ini."

Hikari cuma diam melihat anak itu "Perkenalkan namaku Shin Kanoda" kata cowok itersenyum dan meyodorkan tangannya untuk menyalami menjabat tangannya " Namaku Hika…"

"Berikutnya kata sambutan dari siswa baru yang di wakili oleh Hikari takeba" kata protocol

"Ini dia yang ku tunggu-tunggu" kata Shin tersenyum. Mendengar namanya di sebut Hikari melepaskan jabatan tangannya dan berjalan ke atas pondium.

"Selamat pagi semuanya,saya merasa sangat terhormat karena diberikan kehormatan untuk menberikan kata sambutan." ujar Hikari di atas pondium sambil melihat semua murid yang ada di dalam aula. Sedangkan Shin cuma bisa bengong melihatnya.

"Baiklah anak-anak hari ini cukup sampai di sini saja" kata Naruse Honda wali kelas 1-F dan berjalan meninggalkan ruang kelas.

Hikari bangkit dari tempat duduknya. Saat akan meninggalkan ruangan kelas terdengar suara seseorang memanggil namanya. Hikari menoleh ke belakang melihat sumber suara tersebut.

"Tunggu,takeba-san." Kata Shin kanoda,anak cowok yang tadi duduk di sampingnya.

" Rupanya kita sekelas. Aku sama sekali tidak bisa menduga kalau kamu adalah murid teladan tahun ini soalnya kamu kelihatan seperti akan tertidur saat pidato tadi pagi" tawa Shin

"Kurasa aku kurang tidur semalam Kanoda-san" Balas hikari.

"Panggil aku Shin saja, dan aku akan memanggil kamu Hikari. Bagai mana?" tanya Shin.

"Baiklah." Jawab Hikari.

"Mau ke paulownia mal?" ajak Shin.

"Terima kasih untuk undangannya, tapi aku ada urusan dan juga aku harus kembali ke asrama untuk menbereskan barang-barangku." tolak Hikari dengan sopan.

"Kau tinggal di asrama ya? baiklah mungkin besok kita bisa hang out bersama." Kata Shin sambil menghela napas. Terlihat sekali dia kecewa.

"Maaf, mungkin besok saja." Kata Hikari.

"Baiklah, janji ya?" balas Shin penuh semangat.

Hikari mengangguk kepalanya.

Hikari menbuka pintu kamar 206 di Tatsumi memorial hospital. Dengan pelan dia berjalan masuk ke dalam kamar tersebut.

Seorang wanita cantik berambut coklat terbaring di atas tempat tidur. Hikari berjalan mendekati arah wanita coklat wanita itu terbuka dan tersenyum melihat Hikari. "Bagai mana degan sekolah baru mu hikari?" tanya wanita itu.

"Biasa-biasa saja, bu" balas Hikari sambil tersenyum dan duduk di atas kursi yang ada di samping tempat tidur ibunya.

Wanita itu tersenyum melihat jawaban anaknya "Hikari bisakah kamu berdiri sebentar."

Hikari mengangguk kepalanya dan berdiri di hadapan ibunya.

Ibunya melihat Hikari dengan sesakma "Kau mirip sekali dengan ayah mu,Hikari."

"Benarkah?" tanya Hikari

"Iya. Kau memang duplikat dari ayahmu Hikari." tawa ibunya lembut.

Hikari sama sekali tidak pernah bertemu ayahnya. Ayahnya telah meninggal dunia saat dia masih berada dalam perut ibunya. Hikari bahkan tidak pernah melihat foto ayahnya . Ibunya sama sekali tidak memiliki foto ayahnya. Dan Hikari juga sama sekali tidak pernah menyinggung ayahnya di depan ibunya. Sebab wajah ibunya selalu sedih setiap kali dia menanyai seperti apa ayahnya itu.

"Ayahmu pasti akan mengatakan hal yang sama kalau melihatmu..." ujar ibunya dengan mata berkaca-kaca.

Melihat mata ibunya Hikari kembali duduk di kursi dan mengengam tangan ibunya. "Aku tau, bu. Jangan bersedih lagi hari ini hari yang menbahagiakan, karena aku sudah masuk sma dan juga ayah pasti tidak ingin ibu bersedih seperti ini."

" Kau benar, Hikari" senyum ibunya.

…..