Kuroko no Basuke (c) Fujimaki Tadatoshi. ditulis di tengah kestresan saya sama pelajaran. tidak mengambil profit apapun, drabble ini punya saya; nabmiles. saya nggak ngerti ini rate-nya apa orz


Hollow

Furihata membuka mata. Yang jatuh pada jangkau visi sepasang permata coklat adalah merah di mana-mana. Merebak menodai putih kusam dinding, tercecer menggenangi ubin, menyengat udara dengan bau anyir, Furihata berdiri kaku di pusat manifestasi mimpi buruk ini—

"Kerja bagus, Kouki."

Furihata memaksa satu sudut bibirnya naik. Seseorang berdiri di ambang pintu, merah dan amber terfokus tajam sarat kilat kepuasan. Furihata menyeret langkah menghampiri. Menutup mata dari kecipak merah teradu sepatu dan raga-raga kosong di lantai. Demi satu usapan dari Akashi di puncak kepala.

"Kerja bagus, Kouki," suara itu menggema halus di telinga Furihata. Rendah, jelas, dan tenang. "Kau tahu benar keinginanku."

Furihata tersenyum. Satu kecupan dan tangan Akashi menariknya pergi. Pintu menutup di belakang mereka, menyembunyikan jejak kegilaan seorang pemuda polos, manis, nan penakut yang identik dengan warna coklat dalam obsesinya.

Tapi, tak apa. Furihata akan senantiasa menutup mata dari kenyataan. Segala jerit dan luka, segala sorot pedih tak percaya, gunung kekecewaan dan pengkhianatan—tak apa. Demi genggam hangat dan seringai puas sang emperor, demi jarak yang terhapus antara dia dan Akashi, demi waktu Akashi yang ia dapatkan setelah ini, walau mereka sebagai bayarannya. Harga pertemuan yang telah ia bayarkan.

"Kita harus mencapai level nasional!"

—Sudut hati Furihata menelan tangis.

.

Di balik pintu yang tertutup, piala Winter Cup kebanggaan itu berguling pelan dalam genangan merah. Membentur kepala satu raga, lalu terlupakan.