MR. DHAMPYR

.

.

.

.

Hello semua,,,, ini aku punya ff baru loh~, mudah-mudahan bakal seru ya. Maaf juga kalo ceritanya aneh, apalagi disini aku pake castnya ada anak dibawah umur,,,,,.

Langsung aja dah dibaca ceritanya

*jangan lupa REVIEWnya ya*

.

.

.

.

.

.

Malam hari ini sangatlah dingin, dan yang terlihat hanya beberapa orang yang berjalan. Mereka terlihat tanpa persiapan untuk menghadapi cuaca malam ini. Begitu juga dengan pemuda yang masih duduk dibangku kelas 3 menengah akhir ini. Iya, pemuda itu hanya menggunakan seragam sekolanya saja tapi untungnya ada almamater sekolahnya yang dapat membuat tubuhnya tidak begitu dingin. Sesampai dirinya didepan sebuah apartment ia pun langsung melangkah masuk kedalamnya. Pemuda itu memasuki pintu apartment bernomor 170, berjalan memasuki kamar yang berada didalam sana, dengan perlahan membuka lemari pakaian, kemudian mengganti seragam sekolahnya dengan kaos lengan panjang dan celana training. Lalu berjalan menuju meja makan bermaksud untuk memakan sesuatu namun hasilnya nihil tak ada makanan di atas meja makan, dan berjalan kembali sambil memegangi perutnya, membuka lemari pendingin dan tak ada makanan yang ada hanyalah cemilan dan beberapa botol air mineral disana, tangannya yang semula memegang perut beralih kesalah satu cemilan dilemari pendingin tersebut, menutup kembali lemari pendingin tersebut dan berjalan kearah sofa berwarna merah marun dan meyalakan tv . menonton tv sambil memakan cemilan memanglah hal yang indah dan ditambah lagi udara diluar sana sangatlah dingin, walaupun perutnya sangat lapar tapi setidaknya cemilan tersebut dapat mengganjal perutnya.

"Hyung seandainya kau ada disini..." ucap pemuda tersebut sambil menghela nafas

"…pasti aku tak perlu kelaparan seperti ini" lanjutnya sambil terus memakan cemilan tersebut

Drrrttt….ddrrrrtt

Sebuah panggilan masuk keponsel pemuda tersebut dan langsung mengangkatnya.

"yeoboseyeo…?" ucapnya setelah menempelkan ponselnya ditelinga

"jeno-ah,,,, apa kau sudah makan…?" ucap seseorang dari sambungan telpon tersebut kepada pemuda yang diketahui bernama jeno tersebut

"Taeyong hyung…? Menurutmu bagaimana hyung…?" ucapnya sambil terus memakan cemilan tersebut

"mana hyung tau?.." ucap taeyong disebrang sana

"tentu saja belum hyung… lagi pula kenapa hyung harus pergi studytour,,, kan jadinya jeno tak bisa makan dengan nikmat" ucap jeno dengan suara dibuat imut seperti anak sd,

"hahahha,,, kenapa kau tak membeli makanan saja jeno-ah?"

"diluar sangat dingin hyung,,, membuatku ingin cepat kembali kerumah dan beristirahat" suara jeno kembali seperti semula

"kalau begitu salahmu sendiri jeno-ah,,,, kenapa tidak membeli makan dulu sebelum kembali keapartment?..." taeyong menarik nafas sejenak sebelum menyelesaikan kata-kata terakhirnya

"…. Jadilah kau kelaparan malam ini" ucap taeyong setelah menarik nafas

"sudahlah hyung,,, aku mau tidur saja hyung aku sudah mengantuk…" ucap jeno sambil mematikan tv dan berjalan kekamarnya

"baiklah,,,, besok kau jangan lupa sarapan jeno-ah,,,, hyung tidak mau saat pulang dari studytour hyung melihat mu mati kelaparan" ucap taeyong sambil tersenyum di sebrang sana

"tentu saja hyung… memangnya aku ini bodoh apa" ucap jeno sedikit kesal dengan candaan hyungnya itu

"sana tidur,,,, hyung juga ingin tidur….jaljayo" ucap taeyong

"emm…. Jaljayo hyung" ucap jeno sebelum sambungan panggilan terputus

Jeno melangkah naik ke tempat tidurnya dan menaruh ponsel yang tadi ia genggam diatas laci disamping tempat tidurnya, tangannya beralih mematikan lampu kamar. Jeno pun mulai memejamkan matanya perlahan.

Diluar kamar jeno, ada seorang pria menggukan kemeja berwarna putih dengan dua kancing atasnya tidak dikancingkan dan bagian bawah kemeja dibiarkan sedikit menggantung dicelana jeans hitamnya, dan sepatu converse berwarna hitam. Beberapa menit setelahnya pria itu menembus dinding kamar jeno. Aneh memang jika dipikirkan tapi pria tersersebut memang melewati dinding kamar jeno begitu saja. Kakinya mulai melangkah perlahan mendekati jeno yang tengah tertidur. Menatap jeno yang tengah tertidur dan dengan perlahan mulai mendekatkan wajahnya dengan wajah jeno.

"bau yang sama tetapi….." ucap namja tersebut setelah menghirup hembusan nafas jeno dengan kalimat yang masih menggantung

"….berbeda rasa" lanjutnya setelah menghirup hembusan untuk kedua kalinya

"Hyung! Sedang apa kau disini?…." sebuah suara yang sangat akrab ditelinga namja tersebut mengagetkannya.

"….dia mainan ku jangan sentuh dia!" ucapnya lagi.

"hyung tau renjun-ah,,,, lagi pula bukan dia yang hyung cari" ucap namja yang lebih tua kepada namja bernama renjun.

"lalu kenapa hyung melakukan ini.." ucap renjun sambil menirukan apa yang hyungnya lakukan tadi.

"kau cerewet,,,hyung mau pulang saja" setelah itu namja tersebut menghilang.

"lebih baik memang begitu,,,, kau tak apa pangeranku" ucap renjun dengan tangan yang membelai surai hitam jeno yang tengah tertidur.

"maaf aku hanya bisa mengunjungi mu dimalam hari" renjun lagi berucap dengan masih membelai surai jeno lembut

"tapi kau tidak perlu sedih karna besok aku akan bersekolah ditempatmu bersekolah juga" renjun terus saja berbicara, walaupun yang diajak bicara belum tentu mendengarkan.

"sudahlah kau pasti lelah, tidurlah yang nyenyak pangeranku" setelah mengucapkan kalimat tersebut renjun juga menghilang seperti hyungnya tadi

.

.

.*********

.

"taeyong-ah?…" panggil yuta teman sekamar taeyong saat studytour

"wae?" jawab taeyong ketus

"bagaimana kalau sebelum kau tidur beri aku sebuah blowjob" ucap yuta dengan kurang ajarnya

"Berani bayar berapa kau menyuruhku melakukan blowjob" jawab taeyong dengan nada yang masih ketus.

"akan ku bayar dua kali lipat dari tarif permalam mu, bagaimana?" ucap yuta menawarkan bayaran yang mungkin lebih besar.

Taeyong pun memikirkan tawaran yuta tersebut, taeyong bisa saja langsung mengatakan 'iya' namun tetap saja ini harus dipertimbangkan lagi. Apa mungkin yuta hanya menginginkan blowjob saja? Dengan bayaran yang cukup besar? Bagimana kalau ternyata yuta menginginkan lebih?. Taeyong terus mempertimbangkan tawaran yuta.

Taeyong adalah anak yang baik,cerdas dan memiliki banyak bakat serta wajah yang dapat membuat dirinya terlihat sempurna dimata setiap orang, namun hanya nasib saja yang kurang memihak kepadanya, setelah ayahnya dipecat dari pekerjaan karna sakit parah yang meyebabkan keluarnya harus mengeluarkan uang banyak untuk pengobatan ayahnya, ibunya pun yang sudah mulai tak sanggup mengurus ayahnya memilih untuk meninggalkan mereka bertiga. Taeyong yang lebih tua memutuskan untuk bekerja, awalnya bukan pekerjaan yang seperti ini yang taeyong lakukan melainkan menjadikan dirinya pelayan restoran, dengan gaji yang bisa dibilang cukup memuaskan jika yang dibiayai hanya dirinya dan adiknya.

Taeyong tak mau jadi anak yang durhaka, dia pun berhenti menjadi pelayan restoran setelah 5 bulan berkerja, kemudian temannya menawarkan pekerjaan dengan bayaran yang membuat taeyong tergiur, taeyong pun mengiyakan ajakan temannya untuk berhubungan sex awalnya taeyong tak mau tapi mengingat bayaran yang ditawarkan taeyong pun menjadi pasrah dan jadilah dirinya yang sekarang seseorang yang menerima bayaran setelah memuaskan orang tersebut.

Cukup lama taeyong mempertimbangkannya dan membuat yuta hampir kesal karna lama sekali untuk menjawab tawarannya tersebut.

"hanya blowjob tak lebih?" Tanya taeyong

"iya kau hanya perlu membuat ku mengeluarkan cairan putih dengan mulut mungil mu itu" jawab yuta dengan amat sangat vulgar,

"baiklah aku terima" taeyong pun menerima tawaran yuta setelah lama mempertimbangkannya

"kalau begitu sini,, yang disini sudah siap" ucap yuta sambil menunjuk miliknya yang sudah membuat celananya menggembung.

Taeyong berjalan mendekati yuta dan memposisikan kepalanya sejajar dengan selangkangan yuta. Tak perlu diberi tau lagi taeyong sudah mengerti apa yang harus dirinya lakukannya.

Tangan nya meraih kancing celana blue jeans yuta kemudian menarik turun resletingnya dan menurunkan celana tersebut berserta dalamannya. Taeyong tak begitu terkejut melihat junior yuta yang menegang karna baginya itu ukuran biasa yang dimiliki pria yang sudah taeyong pernah rasakan, bahkan jika bisa dikatakan taeyong sudah terlalu bosan dengan ukuran yang seperti ini taeyong bahkan sudah merasakan yang lebih besar dari ini, junior itu milik seniornya dikampus, saat pertama kali setelah taeyong merasakannya dirinya tak bisa berjalan seharian, dan sampai sekarang taeyong belum pernah melihay yang lebih besar dari milik seniornya tersebut,

Kembali kepada taeyong dan yuta, sekarang taeyong tengah mengulum junior yuta, dengan amat sangat sensual, mulutnya sudah sangat mahir mengulum, menjilat,dan menservis junior tersebut,

"eeuunng..." desah yuta saat lidah taeyong bermain dikepala juniornya yang berada didalam mulutnya.

"kau sangat menikmati sepertinya lee taeyong" ucap yuta sambil melihat taeyong yang terus mengulum junior miliknya,

Yuta terus mengerang bahkan tangan yang tadinya meremas-remas sprei sekarang mulai meralih kebelakang kepala taeyong, menekan kepalanya taeyong untuk memperdalam kulumannya dan sesekali meremas rambut taeyong.

Dua puluh menit taeyong menservis yuta namun juniornya belum mengeluarkan cairan putih sama sekali, bahkan lima menit yang lalu tangannya juga ikut membantu untuk mengeluarkan cairan tersebut agar dirinya bisa cepat tidur.

"Apa kau sudah mulai lelah lee taeyong?..."tanya yuta dengan sedikit desahan dan nadanya bicaranya seperti orang yang mengejek. Taeyong tak menjawab, dirinya terus mengulum junior tersebut.

"bagaimana kalau diganti dengan lubang mu saja?" yuta mengejek taeyong sekali lagi namun kali ini taeyong membalas nya dengan sebuah gigitan lembut pada junior yuta, namun yuta meringis,.

Taeyong terus mengulum junior itu dan sekarang mulutnya sudah bener-bener lelah, apa yuta memakai obat kuat, tapi sepertinya tidak taeyong tau mana junior yang memakai dan tidak memakai obat kuat, yuta tak memakai obat kuat tapi kenapa dirinya tidak keluar juga, taeyong megulum terus junior itu dan merasa junior yuta berkedut tanda akan mengeluarkan sesuatu.

"eungg,,,ahhh…nnghhh" yuta mendesah saat sebentar lagi dirinya orgasme, kuluman taeyong semakin kuat dan membuat yuta meyemprotkan cairannya didalam mulut taeyong.

"eungggg….." desahan panjang yuta saat dirinya keluar. Taeyong yang tadinya ingin melepas junior yuta saat keluar namun tidak bisa, kepalanya ditekan dalam-dalam dan mengakibatkan cairan tersebur kedalam tenggorokkan taeyong membuat taeyong tersedak.

Taeyong menelan cairan itu dengan terpaksa lalu melepaskan junior yuta dari mulutnya dan berjalan keranjangnya.

"akhirnya aku bisa tidur nyenyak malam ini,,, lee taeyong…. Selamat malam" ucap yuta setelah membetulkan posisi celanya dan membaringkan tubuhnya di tempat tidur.

"hmm…jangan lupa kau harus membayarnya 2X lipat!" ucap taeyong sebelum meminum air guna membuat rasa sperma itu hilang,

"tenang saja aku akan membayarnya"ucap yuta sekali lagi lalu tertidur,.

.TBC.

Aku bawa ff baru semoga kalian menikmatinya yang. Oiya soal ff aku sebelumnya bakal tetep aku lanjut kok, tapi aku lagi mikir mau gimana lagi ceritanya soal'a datanya ilang dilaptop aku... maaf juga karna terlambatan update ff yang sebelumnya karna laptop aku gak bisa akses ffn. Entah kenaa tiba tiba gak bisa ngakses... ini aja aku pake laptop temen aku... jadi maklumin kalo aku jarang banget update nya yya...

Jangan lupa review ya...

Makasih...