Disclaimer :
Demi neptunus naruto bukan punya saya, punya masashi sensei. sasuke punya saya *dibantai masashi sensei dan sakura*
Warning :
OOC, TYPO tingkat akut, AU, OOT, EYD berantakan, flame tidak diijinkan. Di larang mengcopy tanpa seijin author.
.
.
Peringatan...!
Fic ini hanyalah cerita fiksi belaka yang tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan seseorang, sedikit mengambil sudut pandang dan selebihnya di karang-karang oleh author, tidak menyinggung suku, ras, agama dan apapun, hanya merupakan fic untuk menghibur semata, author pun tidak akan mengambil keuntungan apapun selain kepuasan membaca dari reader.
.
Enjoy for read
.
But
.
Don't like Don't Read
.
.
[ Chapter 1 ]
.
.
.
[Sakura pov.]
"Maaf, aku harus memecatmu Sakura."
Ini bukan untuk pertama kalinya aku mendengar ucapan itu, tapi setidaknya ini adalah ucapan terakhir yang menurutku paling halus, sebelumnya ada marah-marah dan membentakku, sejujurnya bukan aku yang tak bisa bekerja dengan baik, mereka memberi pekerjaan yang banyak sekaligus dan aku tak punya skill yang lebih untuk sebuah pekerjaan, di awal saja mulut mereka manis, aku sudah mengatakan bagianku hanya seperti itu dan mereka mengharapkan hal yang lebih.
Gelar yang bagus, tapi tak akan berguna jika aku tak bisa melakukan pekerjaan yang sesuai dengan gelar ini, lulus sebagai mahasiswa dengan gelar S1 jurusan manajemen dari kampus K, hanya saja dunia kerja nyata itu lebih sulit dari yang kau bayangkan, sedikit saja salah, semua pekerjaan yang kau lakukan dengan baik di anggap tak berarti, aku rasa yang salah itu bukan pekerjaan yang aku tekuni, tapi pemikiran para bos yang terlalu kritis.
Mencoba mencari pekerjaan baru, sebuah tawaran pekerjaan melalui sebuah website untuk lowongan pekerjaan.
Mencari baby-sitter.
Aku rasa itu pekerjaan yang akan sangat mudah, lagi pula mengurus anak kecil itu tidak susah, dan aku juga menyukai anak-anak kecil, mencoba mendaftarkan diri, aku berharap kali ini tak melakukan kesalahan lagi, tidak ada yang rumit dari mengurus seorang anak kecil.
Tak lama kemudian, mendapat sebuah panggilan dari nomer yang tak ku kenal.
"Halo, apa benar anda nona Haruno Sakura?" Ucap seseorang yang menghubungiku.
"I-iya, benar." Ucapku gugup, siapa yang menghubungiku?
"Kami dari lowongan yang mencari baby sitter, kami menunggu anda besok jam 10 pagi di gedung W jalan flower, tolong datang tepat waktu."
"Baik, terima kasih." Ucapku dan menutup teleponnya.
Apa aku di terima? Aku harap aku di terima, mereka bahkan memintaku datang ke sebuah gedung, bukannya harus mendatangi sebuah rumah? Ini sedikit aneh.
Esoknya.
Gedung besar nan tinggi, aku tak tahu jika jaman sekarang pekerjaan baby sitter begitu formal hanya untuk saling bertemu, mengikuti petunjuk dari sebuah pesan singkat nomer yang menghubungiku kemarin.
Mari berpikir positif, mungkin saja anak seorang bos besar dan aku harus mengawasinya di tempat kerja, yaa aku sudah memikirkan kemungkinannya.
Lantai 10, setibanya hanya ada sebuah ruangan di sana dan aku melihat beberapa orang tengah duduk menunggu di sebuah kursi yang tengah tersedia, ada banyak orang, apa mereka pekerja disini?
Menduduki sebuah kursi yang kosong, pintu berwarna coklat dan cukup besar itu, akhirnya terbuka, seorang pria berjalan keluar, memakai kacamata dan setelan jas yang terlihat elegan.
"Terima kasih atas kesediaan kalian untuk datang ke sini, sekarang sudah jam 10 dan kita akan mulai, meskipun hanya pekerjaan baby sitter, kami butuh yang profesional." Ucap pria itu.
Tunggu dulu!
Apa mereka semua ini juga mencari pekerjaan yang sama denganku? Gila! Aku pikir mereka ini pegawai di gedung besar ini, sekarang baby sitter menjadi pekerjaan yang trending topik juga yaa?
"Baiklah, aku akan memanggil nama kalian satu persatu dan silahkan masuk ke ruangan ini." Ucap pria itu lagi dan masuk ke dalam, seorang pria lainnya keluar dan tengah berdiri sambil memegang sebuah kertas.
"Nona A." Panggilnya.
Seseorang yang di panggil mulai berdiri dan berjalan masuk, entah mengapa aku merasa seperti sedang interview untuk pekerjaan kantoran lagi, padahal aku sudah muak dengan pekerjaan itu.
Aku tidak pandai membaca mimik wajah seseorang, mereka keluar dengan wajah yang terlihat tenang, apa yang terjadi di dalam? Aku sangat penasaran, apa akan di tanya berbagai hal? Haa..~ aku tak menyiapkan apapun, apalagi jika di tanya tentang visi dan misi, tidak-tidak, ini adalah pekerjaan baby sitter, tidak ada hal yang istimewa dari sebuah pekerjaan menjaga dan mengasuh bayi.
Hingga akhirnya namaku di panggil, berdiri dan bergegas masuk ke ruangan itu, cukup luas di dalam, benar-benar seperti tengah interview, sebuah kursi di taruh di hadapan pria yang berkaca mata tadi.
"Nona Haruno Sakura." Ucapnya, sesekali melihat ke arah kertas-kertas yang di pegangnya, sesekali menatapku.
"Iya, saya." Ucapku, aku harus lebih sopan dan seformal mungkin.
"Apa anda pernah melakukan pekerjaan seperti ini?" Tanyanya.
"Sejujurnya saya tak pernah melakukannya, tapi saya bisa melakukan pekerjaan ini dengan sungguh-sungguh." Tegasku. Aku tak boleh kehilangan pekerjaan ini lagi, meskipun ini adalah kebenarannya, aku belum pernah mengambil pekerjaan mengasuh bayi.
"Aku melihat banyak pengalaman kerja yang anda cantumkan, bagaimana anda bisa memilih pekerjaan ini?"
"Hanya ingin mencari pengalaman kerja yang lainnya." Ucapku asal. Aku benar-benar tak tahu lagi, ini pekerjaan baby sitter atau interview melamar kerja di kantor!
"Baiklah, kami akan menghubungi anda kembali." Ucapnya.
Hanya itu?
Pantas saja kenapa mimik wajah setiap orang yang keluar dari ruangan ini terlihat tenang-tenang saja, atau mereka tengah bingung seperti aku, aku benar-benar tak tahu pekerjaan baby sitter ini terasa begitu formal.
.
.
.
.
Dreeet...dreeet...dreet...
"Baik! Saya akan segera ke sana." Ucapku, bergegas bersiap.
Aku benar-benar di hubungi kembali, pria itu mengatakan aku harus ke sebuah apartemen, dia kembali mengirimkan sebuah alamat, ternyata tidak seperti dugaanku, aku bukan mengasuh bayi di gedung kemarin, tapi di sebuah apartemen yang cukup mewah.
Di apartemen ini aku tak bisa masuk seenaknya jika tidak memiliki kartu akses, seorang pria tengah menungguku di depan pintu lif, naik ke lantai 7, dia pun mengajakku dan menyuruhku menunggu depan pintu nomer 704, setelahnya pria itu pergi begitu saja.
Pintu itu terbuka dan kami bertemu kembali, pria berkacamata, rambut yang berwarna putih dan di ikat rapi, aku pikir dia kakek-kakek, rambutnya cukup mencolok.
"Silahkan masuk, nona Haruno." Ucapnya, aku rasa dia yang lebih formal memanggilku.
"Sakura saja tak apa." Ucapku, aku tidak mau mendengar orang jauh lebih formal dariku.
"Dari sekian banyak pelamar, kami memutuskan anda yang di terima." Ucapnya, mungkin sekedar memberitahuku.
Aku harus tetap kalem, tenang Sakura, jangan sok heboh karena begitu banyak orang kemarin, tapi hanya kau yang di terima, aku benar-benar beruntung.
"Pertama-tama, perkenalkan, namaku Kabuto, semua hal akan aku jelaskan, tapi jika kau benar-benar bersedia, tolong tanda-tanda di sini sebagai kontrak kerja sama kita." Ucapnya, mengeluarkan sebuah kertas dan memberiku pulpen.
Pekerjaan ini sungguh hebat, terlalu hebat sampai mereka membutuhkan tanda tanganku, padahal hanya pekerjaan baby sitter, jaman memang sudah berubah. Mulai menandatangi selembar kertas yang hanya bertuliskan 'aku bersedia bekerja dalam kondisi dan tekanan apapun', ini benar-benar mirip pekerjaanku sebelumnya, aku tak masalah, lagi pula tidak ada yang tidak beres dari pekerjaan sederhana ini.
Namun, aku sama sekali tidak mendengar atau melihat adanya anak kecil atau bayi kecil di dalam apartemen ini, biasanya mereka tidak akan pernah tinggal diam atau ribut, kebiasaan anak kecil, terlalu sunyi disini dan perabotan di setiap sudutnya tertata rapi.
"Jadi apa kau sudah siap bekerja?" Tanya Kabuto padaku.
"Aku siap kapan saja." Ucapku dan berusaha tersenyum, sesekali melirik sekitar, dimana 'mereka' yang akan aku jaga? Dan biasanya, para ibu yang akan menjelaskan segala hal, termasuk apa-apa yang harus aku lakukan selama mengawasi dan mengasuh anak mereka.
Tatapanku mengarah pada sebuah pintu hitam yang terbuka, seorang pria dengan rambut hitam pekatnya, sedikit berantakan atau dia baru saja bangun, kaos hitam tanpa lengan dan celana kain hitam longgar panjang yang di kenakannya.
"Tuan, dia yang anda pilih saat interview." Ucap Kabuto pada pria yang mungkin umurnya sama denganku atau dia jauh lebih tua dariku.
"Jelaskan segala hal padanya." Ucap pria itu, duduk di sofa dan aku hanya mematung berdiri.
"Nona Sakura." Panggil Kabuto padaku, mengalihkan tatapanku dari wajah pria yang menurutku sedikit tampan itu ke arah Kabuto. "Jadi selama kontrak berjalan, anda akan mendampingi tuan Sasuke, sebagai baby sitternya, jam 6 pagi, anda sudah harus berada di sini, persiapkan segala hal termasuk pakaian dan sarapan tuan, lalu semua pekerjaan lainnya akan di sampaikan di hari itu juga dan-"
Aku tidak bisa mendengar apapun yang di ucapkan Kabuto setelah mendengar pria besar dan tinggi yang tengah duduk di sofa itu adalah orang yang akan aku asuh dan jaga selama masa kontrak.
"APA!" Teriakku.
Suasana menjadi hening.
"Nona Sakura?" Tegur Kabuto.
Berusaha sadar, menatap pria itu lagi dan kembali menatap Kabuto.
"Ma-maaf, a-a-aku tak bermaksud berteriak." Ucapku, sejujurnya aku jauh lebih panik melihat bayi, bukan! Dia bukan bayi! Dia pria dewasa yang tinggi, besar dengan wajah yang tampak bagaikan tembok dingin itu.
Dimana bayinya?
Dimana!
Apa ini sebuah prank?
Apa ada kamera?
Tidak mungkin pekerjaan baby sitter itu malah berkedok untuk menjaga pria besar itu!
"Baiklah, apa masih ada yang perlu kau tanyakan lagi? Aku sudah menjelaskan segalanya." Ucap Kabuto padaku.
"Dan satu hal lagi, aku tak suka orang berisik." Ucapnya dan tatapan itu menajam padaku.
Kembali Kabuto akan menjelaskan beberapa hal lagi, tapi semuanya tak bisa masuk ke telingaku, aku seakan tuli di tempat dan hanya terfokus pada kacamata Kabuto, ya tuhan! Cobaan apalagi ini, pria besar yang ingin di layani seperti bayi?
Setelahnya, pulang ke rumah dengan wajah lesuh, aku jadi tidak ingin bekerja saja. Melempar diri di kasur, aku sampai syok melihat pria itu, kenapa mereka tidak katakan sejak awal jika bukan menjadi baby sitter! Tapi lebih tepatnya menjadi pelayan! Dunia benar-benar berubah, begitu banyak pekerjaan yang berkedok, rasa senangku memudar seketika, aku tak mengerti kenapa sampai di terima, saat itu aku terlalu berharap hingga mendapat sial, tahun ini menjadi tahun terburukku.
Lalu apa aku benar-benar harus menjaganya seperti menjaga anak kecil? haa..~ nasibku benar-benar buruk dan lagi dia seperti tipe yang kau tak bisa bantah apapun, aku bahkan sudah menandatangi kontrak kerja, tapi tetap saja, mereka sudah menipuku!
Sekarang bagaimana menghadapinya?
[Ending Sakura Pov.]
.
.
TBC
.
.
uhuk..~
author tak pernah kapok untuk sebuah fic baru...
fic baruu...!
author hanya sedang jenuh dengan beberapa fic TBC, sebenarnya fic-fic TBC yang lain cukup menarik sih, tapi setiap konflik memuncak author punya kebiasaan kabur, upss. sorry, tapi tetap di lanjut kok, kali ini author punya fic yang menurut author lebih fresh sih, sejujurnya author kangen buat fic tentang kisah idol, sebelumnya udah ada oneshoot yang tentang idol, sekarang ini tentang artis dan sikapnya yang gimana gitu... kali ini author akan cepat update, *berharap* XD
.
.
silahkan di like, di follow juga boleh, tapi jangan fic ini jangan di colong yaa... hehehehe.
.
.
See You next chap! *besok*
