Judul : When I Meet U

Cast : Kim Jongdae, Jong Sena, Kim Hyomi, Kim Minseok, Byun Baekhyun and other

Author : chen21ina

Masa sekolah menengah atas adalah masa-masa yang paling membahagiakan dimana kita mulai mengerti apa itu teman, apa itu musuh, dan masa dimana kita mengenal apa itu cinta.

.

.

Suasana di Exodus High School pagi ini terlihat berbeda, banyak para siswa yang berbaris di lapangan untuk mendengarkan arahan dari senior mereka karena hari ini adalah hari pertama di tahun ajaran baru. Tak ada pernak-pernik aneh yang menghiasi tubuh para siswa baru hanya saja mereka di haruskan mengikuti segala peraturan yang telah di tetapkan panitia.

"Yak kalian berdua mengapa terus berbicara? Tidak sopan sekali" seorang panitia dengan name tag Kim Minseok menegur dua orang siswa yang sedari tadi terus berbicara sendiri tak memikirkan jika ada orang di depan sana yang sedang berbicara.

"Apakah yang dia bicarakan penting? Aku dan temanku sedang membahas tentang materi untuk olimpiade fisika tiga bulan kedepan, dan apakah yang temanmu sedang sampaikan di depan sana jauh lebih penting? " Minseok terdiam bingung harus menjawab apa, anak baru yang satu ini terlihat sangat menyebalkan.

"Siapa nama kalian? " tanya Minseok kemudian.

"Aku Kim Jongdae dan ini teman ku Baekhyun"

...

"Rasanya aku kesal sekali " Minseok bercerita penuh penekanan. Beberapa rekan panitia yang tergabung dalam organisasi memandang penuh minat pada cerita Minseok. Bagaimana mungkin ada anak kelas satu yang berani bicara seperti itu pada Minseok yang notabene nya adalah siswa kelas tiga.

"Waaahh aku sungguh penasaran dengan orang bernama Jongdae itu. Dan lagi Minseok kenapa kau begitu bodoh, kau percaya jika mereka sedang membicarakan tentang olimpiade? Bahkan ini baru hari pertama mereka menjadi murid disini" pandangan Minseok kini beralih pada seorang wanita yang kini tengah menatap Minseok remeh. Ah Minseok sudah terbiasa dengan tatapan tersebut, Jong Sena murid yang satu angkatan dengannya ini memang terkenal menyebalkan. Memiliki mulut manis namun menyakitkan dengan pandangan mata yang mampu menjatuhkan.

"Ku pikir kau harus bertemu dengannya Sena-ya"

...

Bel tanda Berakhirny istirahat sudah berbunyi sejak 5 menit yang lalu, Sena pun sudah ada di kelas X-O untuk memberikan beberapa materi. Sesuai dengan kesepakatan setelah jam istirahat Sena dan Minseok bertukar kelas. Sena sungguh penasara dengan sosok Jongdae.

Dirasa semua telah hadir maka Sena berinisiatif untuk mengabsen satu persatu murid disana,

"Kwon Jiyeong"

"Hadir"

"Kim Hyomi"

"Hadir"

"Kim Jongdae "

"..."

"Kim Jongdae" panggil Sena lagi namun seisi kelas tetap henig bahkan kini justru terdengar bisik-bisik yang juga ikut menanyakan keberadaan Jongdae.

Sret

"Maaf saya terlambat" perhatian seluruh kelas kini berpusat pasa seorang namja yang baru saja memasuki kelas, dengan santainya ia berjalan melewati Sena tanpa melihat kearahnya sedikitpun.

"Siapa nama mu? " Namja tadi berbalik kemudian menatap mata Sena.

"Jongdae, Kim Jongdae" ujarnya santai namun hal itu justru membuat Sena naik pitam seketika.

"Dimana sopan santunmu? Kau datang terlambat dan masuk begitu saja ?"

"Lalu aku harus bagaimana? Bahkan ini baru lima menit dan kau pun belum memberikan materi apa-apa"

" tapi lima menit juga adalah waktu, waktu yang sudah kau sia-siakan. Sekarang juga kau harus melakukan shit up sebanyak 15 kali, cepat! " beberapa siswa menatap penuh antisipasi pada Sena. Sementara Jongdae hanya memberikan tatapan datarnya.

"Bukan hanya untuk Jongdae, aku memberlakukan peraturan ini untuk seluruh siswa. Telat satu menit sama dengan tiga kali push up." ujar Sena yang di angguki seluruh siswa.

"Kau kenapa masih diam saja, ayo cepat push up! " Jongdae hanya menghela nafas kemudian ia berjalan ke depan kelas untuk melakukan hukumannya, dapat Jongdae lihat Sena tersenyum menang

"Belajarlah menghargai waktu tuan Kim" ujar Sena di sela-sela kegiatan push up Jongdae.

Keesokan paginya suasana kelas X-O sudah ramai bahka ini masih tiga puluh menit sebelum bel pertama di bunyikan namun seluruh siswa lebih memilih datang cepat dari pada harus mendapat hukuman dari Sena.

Krriiingggg

Bel berbunyi namun sosok yang di tunggu msih belum terlihat

"Pagiiii"

"Pagiiii " siswa di kelas X-O kompak menjawab sapaan Sena setalah wanita tersebut memasuki kelas

"Sembilan kali push up " semua mata kini menatap kearah Jongdae.

"Sunbaenim anda terlambat 3 menit, satu menit sama dengan 3kali push up. Anda tidak mungkin lupa dengan peraturan yang anda buat sendiri bukan" ujar Jongdae santai. Sena mentap tak percaya pada hobae yang satu ini. Jongdae mulai berdiri kemudian melangkah menghampiri Sena tatapan matanya itu sungguh menyebalkan

"Kenapa masih diam saja sunbaenim? " ujar Jongdae lagi, pandangan mata Jongdae kini turun melihat ke arah rok pendek yang di gunakan Sena. Wanita tersebut kemudian mengikuti arah pandang Jongdae, dan matanya melebar saat sadar apa yang sedang Jongdae perhatikan.

"Yakk apa yang kau lihat! "

"Untuk hukuman,terlambat satu menit sama dengan tiga kali push up bagi namja. Dan untuk yeoja mereka harus menuliskan kalimat 'saya tidak akan terlambat lagi' di whiteboard sebanyak tiga kali disertai dengan tanda tangan. Bagaimana? " lanjut Jongdae.

"Kenapa kau membuat peraturan sendiri? " ujar Sena tak terima.

"Jadi kau lebih memilih push up? " jawab Jongdae kemudian laki-laki itu maju satu langkah dan mendekat untuk berbisik di telinga Sena. "Lakukanlah kalau begitu, aku akan dengan senang hati melihatmu menjalankan hukuman" dan Sena bersumpah mulai detik itu juga Jongdae adalah orang yang berada di urutan paling atas untuk di tenggelamkan di Sungai Han. Dengan kesal Sena mengambil spidol untuk menuliskan kalimat 'saya tidak akan terlambat Lagi'sebanyak sembilan kali sementara Jongdae yang melihatnya tersenyum menang.

"Waahh Jongdae-ya kudengar Sena sunbaenim adalah senior paling galak disini, dan kau mengerjainya seperti itu. Kurasa hidupmu tak akan tenang. " ujar Baekhyun setelah Jongdae kembali ke kursinya.

"Kau salah Baek, bukan hidupku yang tak akan tenang. Tapi hidupnya, selama ini belum pernah ada yang berani berteriak bahkan menghukum ku tapi wanita itu berbeda " ujar Jongdae santai.

"Jangan katakan bahwa kau menyukainya? " ucap Baekhyun tak percaya.

"Molla, tapi dia menarik "

.

.

"Hahahahahahahahaha astaga aku sungguh tak habis pikir. Jadi Jongdae mengerjaimu sampai seperti itu? Ddaebakkk " Minseok tertawa heboh mendengar cerita dari Sena, dan suara sahabatnya ini sungguh mengganggu.

"Yakk aku bercerita padamu karena ingin menyampaikan kekesalanku, kenapa kau justru membuatku tambah kesal " Sena melipat kedua tangannya di depan dada tanda. Sahabat macam apa Minseok ini berteman sejak di bangku kelas satu membuat keduanya dekat bahkan tak jarang orang lain salah mengartikan hubungan mereka. Tapi kini bukannya membela Sena namja itu justru menertawakannya.

"Mian mian mian tapi selama aku mengenalmu baru Jongdae saja namja yang berani menantang mu seperti ini. Bukankah ia menarik? "

"Apa katamu? Kurasa kau sudah tertular virus menyebalkan dari Jongdae" setelah berucap demikian Sena lantas meninggalkan Minseok di mejanya. Terlalu lelah untuk berdebat.

Satu bulan sudah Jongdae menjadi siswa di Exodus High School, semua berjalan dengan lancar kecuali Jika ia bertemu dengan Sena. Entah kenapa tiap melihat wanita tersebut sifat jahil Jongdae akan muncul dengan sendirinya. Seperti hari ini suasana kantin sedang ramai beberapa orang terlihat tengah mengantri, tak terkecuali Sena dengan sabar wanita tersebut ikut berbaris demi membeli makan siang suasana kantin yang sesak di perparah dengan rusaknya pendingin ruangan jadi satu-satunya alat yang bisa diandalkan untuk mengusir panas hanyalah kipas angin yang terletak di sisi antrian.

Jongdae berjalan santai kearah Sena, dan wanita tersebut pun tak menyadari kehadiran Jongdae di dekatnya hingga

Bugh

"Awwww"

"Yaaaakkkk"

Sena terjatuh setelah seseorang mendorong tubuhnya kesamping dan seketika ia berteriak kala kipas angin dengan sopannya membuat rok yang ia pakai menyingkap keatas. Namun entah datang dari mana Jongdae tiba-tiba saja sudah berada di hadapan Sena menyampirkan blezer miliknya dan menaruh blezer tersebut di atas paha Sena. Di detik pertama Sena sempat ingin nengucapkan terima kasih namun semua niatan itu pudar ketika ia melihat senyum menyebalkan milik Jongdae.

"Kau! " geram Sena marah ia yakin jika tadi Jongdae lah orang yang mendorongnya.

"Maaf aku sungguh tidak sengaja, apa kau baik-baik saja" ujar Jongdae di sertai senyum khas miliknya yang makin membuat Sena murka. Sadar akan kondisi kantin yang ramai maka Sena memutuskan untuk diam tak ingin reputasinya sebagai anak organisasi tercoreng.

"Terima kasih banyak Jongdae-ssi" ujar Sena penuh penekanan.

Sena lebih memilih menghabiskan ramen pesanannya dengan brutal, bahkan Minseok yang duduk satu meja dengannya pun memilih menutup wajahnya karena malu dengan gaya makan Sena. Perasaan kesal pada Jongdae sudah mencapai puncak hoobae nya itu sungguh meminta untuk di tenggelamkan.

"Huuhh aku kesal! "

sret

Bugh

"Aargghh" Mata Sena mengerjap cepat, ia tadi memundurkan kursi karena akan berdiri namun perasaan kesal membuat Sena memundurkan kursi dengan sekuat tenaga, ia tak sadar jika ada orang di belakangnya.

"Mian, eoh! " Sena berbalik cepat ia di buat terkejut karena yang menjadi korban kekesalannya kali ini adalah Jongdae sendiri. Sedikit tidak tega karena ujung kursi Sena ternyata mengenai bagian vital namun ketika melihat wajah menyebalkan itu entah kenapa membuat senyum Sena terkembang.

"Maaf aku sungguh tidak sengaja, apa kau baik-baik saja? " ujar Sena dengan menirukan gaya bicara Jongdae tadi. Jongdae mendelik melihatnya, ingin sekali ia meneriaki wanita ini namun ia tahan.

"Aku baik, terima kasih Sunbaenim"

.

.

"Astaga Sena, sungguh aku berani jamin jika tadi Jongdae kesakitan " ucap Minseok ketika ia dan Sena telah memasuki kelas.

"Tapi demi tuhan aku tidak sengaja, aku tidak tahu bahwa hoobae menyebalkan itu ada di tempat dan waktu yang tepat hahahaha" jawab Sena.

"Uhh kau ini manis tapi kenapa begitu mematikan"

" Lebih baik manis tapi mematikan dari pada manis tapi penuh racun "

Pip

Pip

Sena mengecek ponselnya yang berkedip pertanda ada pesan masuk kemudian ia cepat merapihkan beberapa barang miliknya.

"Kau sudah mau pulang? " Tanya Minseok heran biasanya Sena lebih memilih nenghabiskan waktunya di sekolah hingga sore.

"Hu'um kali ini aku pulang bersama adik sepupu ku, sampai jumpa besok Minseok-ah" Minseok melambaikan tangannya pada sena dari jendela ia dapat melihat Sena yang tersenyum riang kearah seorang gadis yang menunggunya di dekat gerbang. Gadis itu tersenyum lebar ketika Sena sudah berada di hadapannya. Manis, tanpa disadari bibir Minseok ikut melengkungkan senyum.

"Sena eonniiii " Sena melambaikan tangannya semangat ketika seseorang memanggil namanya

"Maaf ya Hyomi-ah sudah membuatmu menunggu"

"Gwenchanaa ayo kita pulang" ujar Hyomi semangat.

Jongdae menghentikan langkahnya, telinganya mendadak peka ketika mendengar nama Sena di sebutkan. Matanya memicing untuk memastikan pandangannya. Di dekat gerbang Sena terlihat sedang bebicara dengan seseorang. Itu adalah Hyomi teman sekelasnya.

"Baek bukankah itu Hyomi? " tanya Jongdae, Baekhyun yang tadinya sedang fokus dengan ponsel miliknya pun mengikuti arah pandang Jongdae.

"Ah kau benar itu Hyomi, wae? "

"Kenapa dia memanggil Sena dengan sebutan eonni? Bukankah seharusnya ia memanggil Sena itu sunbaenim? "

"Mana ku tahu, jika kau penasaran cari tahu saja sendiri" ujar Baekhyun acuh.

"Baiklah akan ku cari tau" namun Jongdae menanggapinya serius.

Selama dua hari ini Jongdae bagai seorang stalker, ia sungguh mencari informasi tentang Hyomi. Dan ia tahu bahwa Hyomi dan Sena adalah saudara sepupu, lalu gadis tersebut berasal dari Makpao selama bersekolah di Seoul Hyomi tinggal di rumah Sena.

Jongdae sendiri tidak mengerti ada apa dengan dirinya, kenapa segala hal yang berhubungan dengan Sena sungguh menyita segala perhatiannya.

"Baiklah untuk pelajaran sejarah minggu depan Ssaem akan memberikan tugas kelompok" ujar Yunho songsaenim mengembalikan Jongdae ke dunianya.

"Dan Saaem sudah memilih acak untuk anggota dari setiap kelompok. Kelompok satu Kim Jongdae, Park Hyeri, Jung Daehyun, dan Kim Hyomi. " Jongdae menegakan kepalaya jadi dia akan satu kelompok dengan Hyomi. Ini adalah keberuntungan yang tak akan Jongdae sia-siakan.

Yunho songsaenim sudah keluar kelas sejak 10menit yang lalu, Jongdae kemudian memanggil Daehyun, Hyeri dan juga Hyomi untuk berdiskusi.

"Untuk tugas kelompok kali ini semua sudah mendapatkan bagian masing-masing dan kita mengerjakannya di rumah mu ya Hyomi-ah" Hyomi mengerjap cepat, apa-apaan Jongdae ini asal memutuskan.

"Eh jangan di rumah ku" ujar Hyomi cepat.

"Ayolah sudah tidak ada waktu lagi, minggu besok kami kerumah mu ya " Dan Hyomi menundukan kepalanya bingung. Jongdae dengan seenak hati menentukan keputusan dan tak ada yang membantah. Hyomi bukanlah gadis bodoh ia sangat tahu bagaimana hubungan Jongdae dengan Sena. Bisa kacau jika sampai Jongdae datang ke rumah.

"Eothokeeeeee"

.

.

Hyomi bersembunyi di balik pintu kelas tiga menunggu satu persatu murid keluar. Dan ia sangat bersyukur karena Sena sudah keluar kelas sendirian dengan cepat gadis itu masuk untuk menemui seseorang.

"Minseok sunbaenim " Minseok menegakan kepalanya ketika ia mendengar seseorang memanggil namanya, dan Minseok tak dapat menahan rasa terkejut ketika melihat Hyomi berdiri di sana

"Eoh, kau hyo-hyomi kan " entah kenapa Minseok mendadak gagap.

"Ne, aku Hyomi adik sepupu Sena eonni. Oppa aku benar-benar butuh bantuanmu" Minseok mengerjap lagi, apa tadi Hyomi memanggilnya oppa? Entah kenapa hati Minseok terasa senang.

"Ada apa? " tanya Minseok mencoba bicara tenang.

"Hari minggu nanti bisakah kau mengajak Sena eonni jalan-jalan? " ujar Hyomi sementara Minseok kini menaikan sebelah halisnya.

"Hari minggu nanti aku ada tugas kelompok, dan semua sudah sepakat untuk mengerjakan di rumah. Dan yang menjadi masalah adalah aku satu kelompok dengan Jongdae, bisa sunbaenim bayangkan bagaimana kacaunya jika mereka bertemu " jelas Hyomi dam Minseok mengangguk paham kenapa wanita di hadapannya ini terlihat panik.

"Baiklah aku akan membantumu " ujar Minseok membuat sinar di wajah Hyomi " tapi dengan satu syarat " lanjutnya.

"Panggil aku oppa, saat tadi kau memanggilku begitu terasa lebih enak di dengan dari pada kau memanggilku sunbaenim" Hyomi mengerjap, apakah tadi ia memanggil Minseok dengan sebutan 'oppa' sungguh Hyomi tak sadar. Seketika ia merasa malu dan semburat merah begitu saja mewarnai pipinya.

"Aigoo kyeopta" Hyomi merasakan jantungnya sekarang seperti akan copot karena tangan Minseok yang kini mengusak kepalanya.

.

.

Tok

Tok

"Eonniiii" Hyomi mengetuk pintu kamar Sena perlahan. Setelah mendapat sahutan dari dalam wanita tersebut pun masuk. Dapat di lihatnya Sedang sibuk dengan segala buku di mejanya.

"Hmm eonni besok aku ada tugas kelompok dan kami akan mengerjakannya di rumah. Kau tidak keberatan? " tanya Hyomi hati-hati.

"Apa kau sudah berbicara pada eomma? "

"Ne, ahjuma mengizinkan"

"Lalu kenapa kau masih harus izin padaku? " Tanya Sena lagi tanpa menatap Kearah Hyomi.

"Hmm itu hmmm " Hyomi tak tahu bagaimana ia menjelaskan bahwa Jongdae teman satu kelompoknya.

"Kau sudah selesai Hyomi-ah? Maaf tapi bisakah kau meninggalkan ku sendiri? Tugas ini sungguh bisa membunuhku " ujar Sena penuh permohonan dan Hyomi pun hanya bisa mengangguk.

.

.

Hari yang di tunggu datang, Hyomi mengecek kearah luar berkali-kali kenapa Minseok masih belum datang. Padahal sebentar lagi teman-temannya pasti sampai.

"Yak! Apa yang kau lakukan disini?! " Hyomi melebarkan matanya, itu suara Sena dan gadis itu tidak pernah berteriak di dalam rumah kecuali untuk satu alasan.

Jongdae tersenyum ramah, sudah tahu jika akan seperti ini reaksi dari Sena.

"Sunbaenin anyeong, hari ini kami kemari untuk mengerjakan tugas kelompok dengan Hyomi" ujar Jongdae santai.

"MWO? "

"Sunbae anda membuat teman saya takut " ujar Jongdae lagi ketika melihat Hyeri bersembunyi di balik tubuh Daehyun

"Eonni " cicit Hyomi dari arah belakang.

"Oh astaga " Sena memegang kepalanya yang mendadak pening, tak cukupkah hanya melihat Jongdae di sekolah, kini namja itu bahkan berada di rumahnya.

"Apakah kami boleh masuk? " Jongdae bertanya pada Hyomi, gadis tersebut sempat melirik kearah Sena sebentar sebelum akhirnya mengangguk .

Jongdae, Hyeri dan Daehyun sudah duduk manis di ruang tamu. Sementara Hyomi pergi ke dapur untuk mengambil cemilan dan minuman. Pandangan tajam Sena tak pernah lepas sedikitpun dari Jongdae, namun yang di tatap justru dengan santainya menutup mata.

Ting

Tong

Sena melirik kearah pintu, siapa lagi yang akan mengganggu minggu indahnya.

"Minseok? " Sena mengangkat sebelah halisnya

"Anyeonggggg "

"Ada apa kau kemari? " tanya Sena ketus.

"Aigooo kau galak sekali, aku ingin mengajakmu jalan-jalan" ujar Minseok ceria.

"Aku sedang tidak mood" ujar Sena lalu gadis itu kembali memasuki rumahnya. Minseok mengikuti dari belakang dapat ia lihat di ruang tamu sudah ada Jongdae dan temannya yang lain. Ketika tatapan matanya bertemu dengan Hyomi, Minseok menatapnya penuh permohonan maaf karena datang terlambat.

Sena hanya berdiri memperhatikan adiknya belajar, bukan apa-apa ia hanya tak ingin Hyomi menjadi korban kejailan dari seorang Kim Jongdae.

"Eonni berhenti menatap teman-temanku seperti itu. Kau membuat kami tak tenang belajar" ujar Hyomi yang mulai merasa sebal dengan tatapan Sena.

"Belajarlah, aku tidak akan mengganggu" balas Sena.

"Tapi tatapan mu seakan ingin memakan mereka semua" timpal Minseok

"Kenapa kau terus menatap kami? Aku tahu bahwa aku dan Daehyun tampan tapi kau tidak perlu melihat kami sampai seperti itu. Oh atau jangan-jangan kau iri dengan kecantikan Hyeri? " ujar Jongdae.

"Yakkkl! "

Sret

"Yakk Minseok turunkan aku! " Sena berteriak tak suka, bagaimana mungkin Minseok menggendongnya bagai karung beras, dan kini sahabatnya itu membawanya menuju lantai dua.

"Berisik. Biarkanlah adikmu belajar dengan tenang "

Brak

kemudian keduanya menghilang di balik pintu kamar Sena

Hyomi merasakan sesuatu yang aneh di dalam dadanya ketika melihat Minseok menggendong Sena. Sementara Jongdae mengepalkan tangannya tak suka.

Tbc