Naruto belongs to Masashi K.
..
.
K – Kuku
Suara itu menggelegar. Seorang pemuda berambut pirang tampak melarikan diri sembari menutup telinganya.
"Mau ke mana kau?" Ekspresi gadis itu garang. Jarinya menunjuk-nunjuk sang pemuda yang tengah berdiri kaku di depan pintu yang sialnya terkunci.
Gadis itu menyeringai. "Kau tidak bisa kabur, sayang." Lalu menghampiri pemuda yang tampak mengangkat kedua tangannya, tanda menyerah.
"Begitu dong. Kan manis jadinya."
"Kau bercanda, Sakura?"
Sakura tertawa girang. Gadis bermahkota merah muda itu lalu menjepret kekasihnya yang tengah terlihat unyu itu, menurutnya. "Kawaii.." ia cekikikan.
"Mengerikan.." desis Naruto. Tangannya segera melepas bando telinga kelinci yang bertengger manis di rambut pirangnya.
Sakura duduk menggelongsor di lantai mengikuti Naruto. "Naruto.. Aku mendengarmu tadi."
Naruto nyengir. "Kau memang liar sekali."
Meringis. Naruto mengerucutkan bibir. Sakura lantas mengusap bahu Naruto yang ia pukul keras barusan. "Ne, apa tidak ada hal yang kau suka dariku?" tatapannya menyendu. Sakura sedikit terbawa perasaan karena ucapan Naruto tadi. Apa ia terlalu sembrono?
"Ada." Naruto berkedip genit sesaat.
"Apa?"
Tangan itu terangkat. Wajahnya mendadak berona.
"Kuku." Naruto kemudian meletakkan kembali tangan Sakura di pangkuan gadis itu.
Sakura melihat kukunya sendiri.
Apa bagusnya? Bahkan hanya kuku biasa tanpa cat atau apapun.
Naruto terkekeh pelan. Iris birunya memandang Sakura lembut. " Kukucintai kau apa adanya."
"Narutoooo..." Sakura mewek. Tadinya ia sempat berpikir yang tidak-tidak. Ia kira sebagai perempuan tidak ada yang hal yang menarik darinya. Ia kira Naruto menyesal bersamanya karena kelakuannya yang suka seenaknya. Tapi mendengar kelakar Naruto itu tak ayal membuatnya terharu.
"Aku sukaaaaaa..." Sakura tertawa. Naruto turut tertawa dengan tangannya merangkul gadis itu. Sakura yang begini sudah cukup untuknya.
Tidak buruk juga.
K - Kayu
"Sakura, aku minta nomor papamu dong?"
Sakura menatap kekasihnya dengan mimik bingung. "Buat apa?"
Naruto terkikik singkat. "Gak buat apa-apa. Kasih aja.."
"Kau mau pesan kayu ya?" Sakura mulai antusias. " Benar banget kalau gitu. Papaku kan barangnya bagus-bagus. Kau mau pesan kayu apa? Ntar aku bilangin." Sakura berujar dengan semangat penuh. Sekalian promosi. Begitu pikirnya.
"Hem, Beneran mau tahu nih?"
Sakura mengangguk mantap.
"Sebenarnya sih aku butuhnya denganmu. Tapi ada sangkut pautnya juga dengan papamu."
Sakura menggembungkan pipi. "Iya. Jadi apa? Kayu apa?"
"KAYUk nikah!"
Gadis dua puluh tahun itu sukses menubruk kepala Naruto yang menunduk lantaran bangun tiba-tiba dari pangkuan pemuda yang ceritanya ngajak nikah itu.
"APA?!"
K-K-K-kayu apa tadi?
