Departure Icheon International Airport Seoul 28 September 2013
Seorang pria berjalan keluar dari pintu kedatangan dengan 2 koper besar, satu tas backpack dan satu tas di pundak
"huaaa seoul, here I am again" pikirnya saat melihat kerumunan orang yang menunggu jemputan masing masing
Baru berjalan beberapa langkah, sebuah suara yang familiar sudah terdengar di telinganya "Junsu ya!" ia pun langsung melihat kearah sumber suara dan berjalan ke pria yang baru saja memanggilnya itu. Mereka berdua tersenyum lebar dan langsung berpelukan "huaaa junsu ya, sudah lama sekali kita tak bertemu" ucap Yoochun "tentu saja yoochun ah, aigoo terima kasih sudah menjemputku"
"no worries, ayo kita menuju ke mobil" Yoochun langsung mengambil alih kedua koper besar junsu "biar kubantu satu" tapi yoochun menolak "ah tak apa, kau juga masih ada bawaan, santai saja. Ayo"
"thank you!" Junsu pun melepas topinya dan berjalan mengikuti Yoochun menuju tempat parkir
"ini semua barangmu? Tidak ada yang dikirim?" Tanya yoochun
"tidak, hft kau tau berapa total beratnya? 62 kg"
"hahahahah tentu saja, kau kan pulang for good kali ini"
"ya begitulah hahhaah"
Ya memang benar, pria muda bernama Junsu ini memang kembali ke Korea untuk kesekian kalinya tapi untuk for good kali ini. Ia baru saja menyelesaikan study master nya di Belgium akhir Juli lalu. Junsu tinggal di Belgium selama setahun, sebelumnya, ia S1 di Inggris selama 3 tahun, dan sebelumnya lagi ia menjalani university preparation study di Germany. Junsu genap berumur 22 tahun saat graduation keduanya kemarin, ayahnya datang untuk merayakan, lalu setelahnya, apa yang Junsu lakukan di Eropa? Pria ini travelling menjelajahi Eropa, Russia dan Scandavanian countries dengan teman-temannya selama 2 bulan ini. Terakhir ia kembali ke Dresden, dimana ia tinggal 5 tahun lalu sebelum kembali ke Antwerp untuk packing dan lanjut flight ke Seoul, pulang. Ya, Junsu sudah menyelesaikan kehidupan studnya dengan sempurna, maka setelahnya tugasnya adalah berkerja, melanjutkan bisnis ayahnya, yang adalah salat satu perusahaan terbesar di negeri ini. Ya, Junsu memang adalah putra seorang milioner, Kim Yunho yang adalah pebisnis ulung senior kelas tinggi di Seoul. Junsu adalah putra satu-satunya Yunho. Dengan semua kemampuan ayahnya, ia bisa mendapatkan semua yang dia mau. Jadi tak aneh kalau Junsu menghabiskan dua bulan hanya untuk jalan jalan di Eropa kan?
"hey kau mau makan apa? Barbeque seperti biasa?" Tanya yoochun sambil menghidupkan mobilnya
"ya sounds good, terserah kau saja, apapun yang enak, huaaa aku lapar" jawab Junsu sambil duduk menyandar
"hahahahah dasar kau ini, langsung ke apartment hari ini?"
"em, sepertinya begitu" jawab Junsu sambil terus melihat keluar, memandangi jalanan
"apartment mu masih kosong, mau menginap di tempatku dulu tidak"
"gwenchanayo, it's alright, ada orang tuamu juga, nanti aku bisa ketahuan"
Yoochun hanya menyengir ketika teringat lagi rencana mereka dan sebagai jawaban. Seperti biasa, sahabatnya ini selalu memang masih terbiasa mengeluarkan bahasa inggris selama beberapa hari di Korea.
Yoochun dan Junsu berteman sangat baik sejak dulu, sejak tahun pertama si junior high school. Mereka memang berbeda high school dan universitas tapi tetap keep in contact dengan baik dan membantu satu sama lain.
Yoochun kuliah di salah satu universitas prestigious Korea dan sekarang juga mulai bekerja, mereka berdua seumur.
Di restaurant
Junsu makan dengan lahap dan matanya masih berbinar-binar keenakan dan kekenyangan di saat yang sama
"huaaa ini enak sekali, sudah terlalu lama aku tak pulang" ucapnya
"makanya, mestinya kau buru buru pulang bersama ayahmu setelah graduation"
"hmmm aku masih mau menikmati kebebasanku untuk yang terakhir kalinya huahahahahah" jawabnya dengan mulut penuh nasi, membuat yoochun melirik aneh kearahnya, junsu pun mengerti dan lanjut mengunyah dan makan dengan perlahan
"apa rencanamu untuk besok?"
"hmm ambil mobil, beli banyak peralatan rumah, makanan juga"
"lalu besoknya?"
"ke lokasi café yang aku tentukan, melihat perkembangannya, dan oh ya aku akan meeting dengan Jaejoong dan Changmin"
"Junsu ya, apa kau yakin dengan rencanamu ini? Yakin tidak mau pulang saja?" Tanya yoochun dengan serius
Junsu langsung berhenti sejenak, melihat kearah yoochun dan menjawab
"oh ayolah yoochun, aku sudah mempersiapkan semuanya dengan matang! Mana mungkin aku pulang!"
"tapi kan kau tau powe ayahmu di Negara ini, ia bisa melacakmu kapan saja"
"tenang saja, yang appa tau aku masih di Helsinki sekarang"
"ya junsu aku tak bisa membayangkan saat ayahmu menemukanmu, kau akan habis"
"aku akan minta maaf" jawab junsu lalu mengambil sepotong daging lagi "aku juga tak berbuat jahat kan? Oh come on aku hanya ingin mandiri untuk sementara, menikmati kebebasanku selamaaaa mungkin hahahah"
Yoochun hanya menyengir lagi. Memang benar benar sahabatnya satu ini, anak pengusaha kaya raya, tapi malah malas pulang dan main umpet umpetan dengan ayahnya sendiri. Yoochun sudah mengenal Junsu untuk waktu yang lama, mereka melewati suka dan duka bersama. Kadang ia merasa iri, kasihan, sebal dan berterima kasih kepada sahabatnya satu ini. Tapi yah sudahlah, mungkin memang yang terbaik untuk aku menyupportnya. Pikir yoochun
Junsu dan Yoochun berjalan kembali menuju Range Rover Yoochun. Junsu masih agak sedikit hangover karna kekenyangan, ia kalap memakan semua makanan enak yang sudah lama tak ditemuinya
"langsung ke apartment?" Tanya yoochun
"emm" Junsu menangguk
"aku sudah mengisi furniture dan ranjang, tapi masih polos, belum peralatan yang kecil2. Besok kau beli sendiri kan, oeh?"
"ya, tentu saja. Oh thank youuuuu sekali yoochun! Kau membantuku banyak sekali! Aigoo tidak tau lagi jika tidak ada kau"
"hahahah santai lah"
"bagaimana keadaan kantor?"
"baik, yah begitu-begitu saja, stabil"
"baguslah" gumam Junsu. Kantor yang mereka maksud adalah perusahaan diaman yoochun bekerja dan adalah perusahaan milik ayah Junsu. Ya, sebagai sahabat terbaik pewaris tahta perusahaan sejak kecil, tak aneh yoochun dengan mudah bekerja di perusahaan itu., walau dengan kemampuannya juga ia layak. Tapi yoochun dibantu banyak dengan koneksinya dengan Junsu, karna bila ia hanya lulusan biasa, sangat sulit untuk bekerja di perusahaan raksasa itu, meskipun ia pintar sekalipun
Setibanya di apartemen
Junsu melihat lihat seisi apartemen dengan 1 kamar tidur yang berada di pusat kota Seoul itu. Masih agak kosong memang, tapi sudah layak ditinggali karna sudah ada kasur, tv, sofa, dan furniture utama lainnya. Ya, thanks to yoochun yang mengatur semuanya. Junsu memutuskan untuk tidak memeberi tahu tentang kepulangannya kepada siapapun kecuali sahabatnya ini dan beberapa teman. Semua orang lainnya taunyaia masih di Eropa jalan-jalan bersama teman-temannya. Junsu ingin hidup bebas di Seoul untuk sementara, lepas dari ayahnya. Maka sejak 6 bulan lalu ia merencanakan ini dan meminta yoochun untuk membantunya.
"terima kasih lagi yoochun, aku tidak tau lagi kalau tidak ada kau"
"sama-sama, santailah, yah kau istirahat lah, aku pulang dulu" jawab yoochun yang sedang duduk sambil mengecek jam tangannya
"oke, thank you again chun"
"iyaa, senin nanti mari makan malam bersama, aku ingin melihat perkembangan coffee shop mu juga setelah meeting"
"oke, pasti! I'll see you on Monday then"
"dan ya, potong lah rambut mu itu, sudah sangat panjang dan berantakan" sahut yoochun di luar pintu
"ahh iya, aku akan potong rambut juga besok, tapi aku akan ganti hairstyle, supaya tidak terlalu familiar"
Yoochun terkekeh mendengarnya "ahahahha betapa pintarnya kau ini Kim Junsu"
"hahahaha" Junsu membalas dengan tertawa lagi "okelah, see you, bye!"
"bye!" yoochun pun melenggang menuju lift dan kembali pulang kerumahnya
