Vocaloid punya siapa sih? Yang pasti bukan punya saya

Sebuah Fanfic aneh yang dibuat oleh author yang aneh dan anehnya punya waktu luang untuk membuat fic aneh ini...


Pandanganku Padamu, Bidadariku

.

.


.

.

.

Awal ku memandangnya

.

Gadis ini sangat sombong. Mata sapphire mudanya yang menatap tegas, raut wajahnya yang tegas, dan senyum simpul yang ia lemparkan. Belum lagi rambut honey blondenya yang terang, dipermanis dengan pita putih di atas kepalanya, seakan menantang seluruh perhatian. Membuatku untuk menetapkan, bahwa ia adalah gadis yang tegas.

.

.

Tapi, pandangan pertamaku memudar.

Melihat senyumnya yang menawan, yang hanya ia lemparkan kepada teman-temannya.

Aku tergugu.

Mungkin ia hanya merasa gugup. Ia menutupi kegugupannya, dengan wajahnya yang begitu tegas.

.

.

.


.

.

.

Kedua kalinya aku memandang

.

Gadis ini sok romantis. Menutup matanya setiap ia merasakan angin, pun saat ia membaui tanah yang basah karena hujan. Membuatku untuk menetapkan, bahwa gadis ini sangat aneh.

.

.

Tapi, pandangan keduaku pun memudar.

"Aku dapat merasakan, bahwa alam sedang bernyanyi, dengarlah...," ucapnya padaku saat aku menghantamnya dengan kata-kataku yang tajam.

Jujur saja, aku tak dapat menahan diri untuk menghakiminya dengan kata-kata sinisku. Hatinya terluka, aku bisa lihat hal itu. Matanya berair, aku sadar akan hal itu.

Tapi, ia seakan tak memikirkannya, dan kembali menjauhi keramaian hanya untuk bermain dengan "alam"nya...

.

Menari...

.

Menari...

.

Dan terus menari...

.

.

Saat itulah aku sadar, gadis ini hanya ingin merasakan kedamaian.

Ada suatu perasaan yang terpancar dari dalam dirinya, bahwa inilah kedamaian hidup yang ia cari. Jauh dari hingar bingar keributan manusia.

.

.

.


.

.

.

Ketiga kalinya aku memandang

.

Gadis ini memiliki hobi yang membosankan. Kesukaanya dalam membaca dan mempelajari topik yang sangat membosankan. Bidang sastra dan juga seni, bahkan ia suka mempelajari bahasa dan sejarah, tak ketinggalan mitologi negara lain.

"Saya...senang mempelajari mereka," hanya itu jawabannya.

Gadis yang membosankan, hal yang menemaninya hanya buku. Pantas saja ia tidak terlalu punya banyak teman. Terus terkubur dengan buku-buku bertopik aneh seperti itu.

.

.

Tapi, pandangan ketigaku pun memudar.

Gadis itu memiliki kebijaksanaan yang cukup tinggi. Terima kasih karena kegemarannya membaca buku bertopik aneh.

.

.

.


.

.

.

Pandangan keempat...

Pandangan Kelima...

Pandangan keenam...

.

.

.

Pandangan...

Pandangan...

Pandangan...

.

.

.

Aku tak tahu... sudah berapa pandangan yang kutujukan untuknya.

Dan setiap pandangan itulah... yang menyebabkan penilaianku padanya berubah.

Gadis itu begitu berbeda, begitu unik, begitu aneh dan juga... begitu mempesona.

Saat itulah aku menyadari... aku telah terjerat oleh pesonanya.

.

.

.


.

.

.

Kembali..aku memandangi gadis itu. Kali ini, ia sedang duduk disalah satu dahan pohon sambil membaca buku.

Benar-benar gadis yang unik.

Angin memainkan helaian rambut honey blondenya.

Pakaiannya yang sewarna dengan langit juga ikut menari bersama angin.

.

.

Saat itulah..aku melihatnya...

Gadis itu dikelilingi oleh selendang bidadari yang berwarna lembut. Selendang itu menari mengikuti angin berhembus.

.

.

.

Aku terpana... dan aku terpesona.

Aku tersenyum lembut, kembali menikmati wajah gadis itu.

Saat itulah aku tersadar...

.

.

.

Aku mencintai seorang bidadari...

.

.

.


A/N: Tuh kan...aneh kan? Perlu dibikin chapter lanjutannya gak ya? Kalau mau ada chapter lanjutannya kasih review aja nanti saya lanjutin...kalau gak ada review berarti gak usah dilanjutin...