Each Tiger Has Its Tale.

Ini adalah request fanfic dari Sanada Sena-san. Semoga anda suka ya..

Ini adalah fanfic pertama saya yang saya kerjakan tanpa main-main..

Rate : T

Disclaimer : Saya tidak memiliki Sengoku Basara. Mereka punya Capcom. Saya hanya memiliki ide cerita dan alur serta semua Original Character.

Silahkan Menikmati Cerita.


Chapter 1 : Prolog

"Aku yakin dengan mata kepalaku sendiri... kalau yang kulihat bukanlah omong kosong.. Yang Mulia.." kata seorang gadis berambut pirang bersimpuh di istana emas dengan penerangan minim.

Ornamen kupu-kupu dari es bertengger anggun pada rambutnya yang tergerai panjang. Menyentuh lantai. Sementara di punggungnya terlihat sepasang pedang berwarna hitam dan putih.

"Apa yang merasukimu.. Mitsukaze." Kata seseorang di hadapannya. Berdiri di depan singgasana yang ditempatkan di depan ruangan.

"Kekuatan yang anda miliki menjadi bukti.. aku bisa merasakannya.." kata gadis itu yakin. Mengangkat wajahnya dan memperlihatkan topeng iblis tradisional perak dengan dua tanduk di kening. Mengkilap dan 3 garis hitam di masing-masing pinggir bagian pipinya. Sementara bagian mulutnya terisi oleh taring-taring dengan 2 taring di masing-masing pinggir mulut yang menyembul dan saling memotong dengan arah lubang penglihatan, terselip mata dwiwarna. Orbs biru es dan kuning cerah yang sama-sama memiliki pupil meruncing. Bersinar di gelapnya ruangan itu.

"Kau tidak melihat kebenaran apapun dengan mata itu!" sangkal seorang di hadapannya lagi.

"Saya permisi.." kata gadis itu. Dia mengangkat tubuhnya dan melangkah kembali menuju pintu keluar. Tidak mengindahkan resiko yang mungkin saja dihadapinya memotong pembicaraan sang penguasa.

"Tak kusangka kalau kau sampai mengkhianatiku.." gumam pria yang jadi lawan bicara sang gadis. Yang lebih tepat disebut sebagai geraman kemarahan.

"Mitsukaze..."

Pria berjubah hitam itu mengeluarkan hawa mengerikan. Hitam pekat diselingi petir berwarna kehijauan mengalur di sekujur tubuhnya. Hawa itu menyebar seakan akan menelan ruangan tersebut.

"Panah Dewa Petir!"


XXX


"Danna.. bisa tolong pelan sedikit?" tanya seorang ninja dengan sebuah tanda di hidungnya.

"Ayolah cepat! Sasuke!" sahut pria dihadapannya tanpa menggubris pertanyaan si ninja.

"Memangnya kenapa kita harus cepat?" si ninja seolah ingin mengajukan protes.

Pria berambut coklat panjang dengan pakaian serba merah itu terdiam.

"Aku bahkan tidak mengetahui duduk permasalahannya.. Danna.. kenapa anda langsung mengajakku pergi ke hutan yang ada di pinggiran Kai? Ada apa disana?" tanya Sasuke.

Yukimura masih setia dengan posisinya. "Aku tidak tau.. Sasuke.."

"Hah?"

"Aku merasa.. gelisah sejak tadi malam.." lanjutnya lagi. Dia melihat ke langit. "Apa kau melihat ada bintang jatuh tadi malam?" tanya Yukimura.

Sasuke mengangguk. "Ada apa dengan itu.. danna?" tanya Sasuke. "Aku merasakan.. ada sebuah kekuatan yang besar di sekitar sini.. dan aku merasa kalau 'bintang' itu terjatuh di hutan itu.. makanya aku ingin tahu!" kata Yukimura.

"Kekuatan yang besar.. danna..". Mata Sasuke membesar.

"Kau mengertikan? Makanya ayo kita selidiki apa itu!" kata Yukimura. Mereka pun kembali berlari ke dalam hutan yang ada di dalam sana. Hutan itu memiliki aura yang lebih pekat dari biasanya. semakin lama mereka menapak, semakin sunyi. Sasuke dan Yukimura cukup asing dengan kesunyian di hutan itu.

Setahu mereka, hutan di pinggiran Kai tidak pernah sesuram dan sesunyi sekarang. Apakah semua makhluk hidup yang ada disana pergi begitu saja..

"Kenapa hutan ini.. hawanya pekat sekali..." gumam Sasuke.

Yukimura sendiri tidak bisa menyembunyikan kecemasan di wajahnya. "Danna!"

Seketika pria serba merah itu menoleh ke Sasuke. "Disana.. ada sesuatu.." kata Sasuke sambil menunjuk tempat yang tak jauh di depan mereka. Yukimura menelusuri arah dimana Sasuke menunjuk.

Sasuke benar, ada sesuatu di ujung sana. Pohon yang ada disana seperti terkena serpihan es. Padahal musim dingin baru saja berlalu..

"Ini jelas bukan sesuatu yang wajar.. ayo! Sasuke!" kata Yukimura mengomando.

Dua orang itu kini berlari menuju tempat yang dimaksud. Semakin lama semakin jelas keanehan yang nampak. Hawanya semakin dingin seperti musim dingin. Pohon-pohon dan tanah serta tumbuhan yang lain semuanya dilapisi oleh semacam pasir. Pasir berwarna putih.. yang dingin..

Pasir macam apa ini?

Sasuke mengambil sedikit pasir dengan jarinya. Lalu dia mengamati benda itu.

"Jika aku benar.. ini pasir.. dari es.." kata Sasuke.

"Pasir es... aku tidak tahu benda seperti itu ada.." kata Yukimura. Dia menajamkan penglihatannya. Sekalipun ditutupi oleh pasir, tapi cahaya di hutan itu minim sekali. Dia harus benar-benar konsentrasi.

"Hm!"

Mata coklat kemerahan Yukimura menangkap sesuatu. Kalau dia tidak salah.. ada orang yang terbaring di balik pohon.

"Sasuke.. ada orang disana.. aku akan kesana.." kata Yukimura. Sasuke mengangguk, dan mengikuti Yukimura.

Dua orang itu berjalan ke arah figur orang itu terbaring. Setelah melewati sebuah pohon. Betapa terkejutnya mereka...

Ada seorang wanita berambut pirang yang tergeletak dengan kepala bersimbah darah. Nafasnya tersengal-sengal, tanda dia dalam kondisi kritis. Dia memakai kimono putih tanpa lengan dengan lubang membentuk garis dan dilapisi kimono hitam di dalamnya. Membuatnya terlihat seperti belang harimau putih.

Tangan kanannya memegangi pundak. Darah mengucur dari sana. "Kenapa ada orang di hutan seperti ini.." gumam Sasuke. Yukimura langsung menghampiri gadis itu dan berjongkok ke arahnya. Memastikan dia bisa bertahan lebih lama atau tidak.

"Hei! Apa kau baik-baik saja! Nona! Nona!" Yukimura berusaha membuat gadis itu sadar. Usahanya berhasil, perlahan mata si gadis terbuka. Memperlihatkan mata biru esnya pada Yukimura.

"Sasuke! Bawa dia kembali bersama kita agar bisa dirawat.." kata Yukimura. Sasuke mengangguk, lalu dia ikut berjongkok di sisi lain gadis itu.

Tangan kanan si gadis terangkat, berusaha menggapai Yukimura dan membuatnya menoleh padanya. Dengan tenaga yang semakin menipis. Dia berusaha mempertahankan matanya tetap terbuka.

"Nona.. jangan banyak bergerak.. anda akan.."

DEG!

Mata Yukimura membesar begitu bertemu dengan mata gadis itu. Gadis itu berusaha menyampaikan sesuatu melalui matanya. Sekelebat gambaran tertancap di mata Yukimura dan pria itu terdiam.

"Aku yakin dengan mata kepalaku sendiri... kalau yang kulihat bukanlah omong kosong.. Yang Mulia.."

"Apa yang merasukimu Mitsukaze?"

"Kekuatan yang anda miliki menjadi bukti.. aku bisa merasakannya.."

"Kau tidak melihat kebenaran apapun dengan mata itu!"

"Saya permisi.."

"Panah Dewa Petir!"

"Ah..."

Yukimura masih tidak percaya dengan apa yang dilihatnya.

"Danna?" tanya Sasuke. Dia tidak mengerti dengan apa yang terjadi.

"Kumohon... tolong aku.."

Sasuke dan Yukimura langsung melihat ke arah gadis itu. Suara terdengar semakin lemah dan menipis.

"Hei! Nona!"

"Dengan luka seperti ini.. aku mungkin.. akan sembuh.. selama 1 minggu..." kata gadis itu.

Nafasnya memberi jeda. Gadis itu kembali mengumpulkan kekuatan.

"Apa mungkin luka separah ini bisa sembuh sampai satu minggu.." gumam Sasuke pelan.

"Tolong... jika aku mati.. jangan berikan mayatku.. pada pria itu.." katanya lagi.

"Jauhkan aku.. darinya.. kumohon..."

Genggamannya pada pundak Yukimura mengendor dan akhirnya jatuh. Gadis itu kembali menutup matanya. Nafasnya sudah tidak terdengar lagi.

"Apa dia mati?" tanya Sasuke. Yukimura menggeleng. "Dia bilang akan sembuh selama seminggu.. dan tugas kita hanyalah menjaganya.. ayo Sasuke.. bawa gadis ini kembali ke Kai.." kata Yukimura. Menggendong gadis itu dan membawanya kembali pulang.


XXX


"Mitsukaze tidak mungkin mati semudah itu.. dasar bodoh.."

Pria berambut biru yang kini bersimpuh di hadapannya menoleh. Sang penguasa berjubah hitam itu menggeram penuh kemarahan. "Lagipula. Dia memang tidak boleh mati sebelum aku menginginkan kematiannya.." lanjutnya.

"Mizuage..." panggil si penguasa berjubah hitam.

"Ya, Yang Mulia?" tanya pria itu.

"Cari Mitsukaze Fuyuki.. pastikan dia dalam keadaan hidup.. lalu bawa kehadapanku.. segera.." titah sang raja. Lalu berjalan kembali ke singgasananya.

Sementara pria berambut biru bernama Mizuage Toudo hanya terdiam. Memikirkan apa yang baru saja terjadi.

"Kiiro-chan.."

Sang penguasa berjubah hitam terhenti sejenak di depan singgasananya.

'Aku benar-benar bodoh meremehkan anggota bayangan 7 Ksatria Pedang.. apalagi dia menduduki peringkat itu.. Tak kusangka dia berhasil kabur dengan kondisi yang sangat kritis..'

Matanya naik ke lambang yang ada di atas singgasananya. Logo elang perak yang menggaet pita di kakinya.

'Suatu saat nanti.. elang akan merobek habis kulit harimau...'

TBC.


XXX


Author Note :

Ya ampun... enggak nyangka Saki bakalan ngeluarin simpenan OC yang bener-bener Saki jaga.. enggak papalah.. buat reader saya.. Sanada Sena-san. Bagaimana Minna? minta lanjutin?

Review then..