Hai all!

BocahLanang comeback with new ff!

(kurangajar bukannya lanjutin ff malah bikin ff baru! -_-)

Ini ffnya menurut kalian seperti apa? BocahLanang minta pendapat aja, hehe

FF ini BocahLanang usahain beda dari yang lain *tetep M tapi, hehe

Thanks for minuman C*U yang sangat menginspirasi, keke..

So let's read! Yey!

Kai's Love Bitter as Schorschbock

Terlanjur Terlalu Mencintaimu Hingga Seluruhnya

Kris -'Semua yang terjadi bukan hanya nafsu.. aku mencintaimu.. Jongin'

Chanyeol-'Aku Dewa dari surga membawa cahaya untukmu.. ulurkan tanganmu.. Jongin'

Baekhyun-'Bukan lelucon, aku melakukan apapun untukmu.. jadilah istriku.. Jongin'

Tao -'Aku ini benteng pelindungmu, semua demi dirimu.. Jongin'

Sehun-'Akhirnya kutemukan dirimu, tak ada jalan untuk kabur dariku.. Jongin'

Taeyong-'Keparat kau! Haruskah aku berbuat lebih? Matamu hanya boleh memantulkan bayangku!'

Uke!Kai=Jongin

Pair: HunKai-KrisKai-ChanKai-BaekKai-TaeKai

BoysLove

Criminal

Kai-'Jika hidup memang serumit ini, apa benar cintaku juga harus sepahit Schorschbock?'

First Story:

The Sun Calve

Namanya Kim Jongin. Semua orang memanggilnya Kai. Tentusaja dialah sang tokoh utama. Tidak, bukan berarti dia sebaik dan seindah penjabaran protagonist. Dia tidak seputih itu. Dia manusia tentusaja. Dan bukan yang taat dan belum sepenuhnya mentalnya rusak, maksudnya.. tinggal sedikit lagi.

Semua berjalan sebagaimana mestinya anak yang dilahirkan dari keluarga kaya raya. Marga Kim di deretan namanya bagai gelar kehormatan dimata semua manusia di Korea Selatan dengan ayahnya Siwon Kim seorang pemilik perusahaan property terbesar di Asia Tenggara. Tipe ayah workaholic yang buta akan kehidupan keluarganya sendiri. Terlalu sibuk dengan tumpukan kertas serta rancangan mega townnya.

Apakah dengan begitu ummanya yang menjadi sumur kasih sayang yang dapat ditimba kapanpun? Tidak juga, yang Tiffany Kim lakukan hanya itu dan ini. Tidak ada disana, disekeliling, dan dicakupan lebih jauh lagi. Intinya, Nyonya besar Kim itu hanya menunggu uang untuk membeli segala barang tak berguna yang hanya berlabel ternama itu. Rumah benar-benar kosong meski puluhan maid selalu hilir mudik membersihkan setiap sudut rumah yang bahkan sepuluh detik lalu dibersihkan oleh mereka.

Kabar baiknya, Kai memiliki seorang adik kandung. Kim Taeyong namanya. Kai sulung rupanya. Kabar buruknya, sang adik selalu menganggapnya musuh bahkan hampir menghunuskan pisau di jantungnya. Selalu mengejarnya. Juara satu dalam angkatan sudah lumrah untuk si sulung, tapi Jongkook mengikuti. Itu positif sebenarnya jika saja Taeyong tidak mengancamnya, tidak menghajarnya, dan tidak menjadikannya seorang yang dipandang jahat.

-The Sun Calve-

Seinhisan SHS terlihat megah dan elit. Disinilah mobil Lamborghini Veneo Roadster milik Kai terparkir rapih bersama jajaran mobil mahal lainnya. Semua tahu rancangan super megah ini adalah mahakarya perusahaan ayahnya.

"Hei hati-hati! Kai akan lewat! Pelankan suara kalian dan jangan bergerak.. sstt.." dan keheningan serta deru angin musim gugurlah yang menyambut Kai. Lorong itu rerasa mati dengan gemaan langkah kakinya sebagai satu-satunya tanda kehidupan. Ada puluhan siswa dikanan kiri lorong namun hanya diam menunduk takut. Inilah kuasa Kim Kai.

Seorang badboy tingkat akhir dengan segala pelanggaran kriminalnya. Kemeja putih keluar dari celananya , lengan pendek dengan dua kancing atas yang dibuka tanpa pernah mengenakan dasi dan sepatu berwarna biru yang bukan seragam sekolah, rambut brown acak-acakan, tas yang disampirkan asal dibahunya. Pandangan tajamnya melayangkan ancaman keseluruh sudut pandangnya. Kenakalan biasa bagi anak yang kurang kasih sayang. Hampir dipidana penjara dua tahun karena tuduhan pembunuhan dalam tawuran dan lolos dengan uang orang tuanya adalah skor kriminal terbesar yang membuatnya ditakuti, itulah akar kuasanya. Setelah langkahnya menjauh menuju taman belakang sekolah, semua siswa menghembuskan nafas lega.

Brukh!

"Perhatikan langkahmu" Kai mengancam seseorang yang menubruk bahunya.

"Maju kalau berani. Apa kau mengajakku bermain?.. manis" seringai terukir diwajah tampan namja berlencana kelas kedua itu. Suara yang familiar ditelinga Kai. Setiap hari meski kurang dari 6 jam bersama.

"…." Kai menunduk dan melanjutkan jalannya. Paginya sudah cukup rusak dan ia tak ingin namja itu menambah parah paginya.

"Tetaplah disana dan aku akan meraihmu, menjadikanmu seutuhnya milikku" namja itu berkata dengan lantang hingga pendengaran Kai masih menangkapnya. Itu sulit untuk dicerna. Singkat namun salah.

"Aku namja, kau namja, dan-"

"Tak ada yang mempermasalahkan semua jika dilandaskan cinta" perkataan kali ini menghentikan langkah Kai. Terlihat bahu sempit itu kesulitan untuk sekedar menarik nafas.

"Tidak. Jangan pernah" Kai melanjutkan langkahnya. Diakhiri dengan debaman pintu menuju taman belakang gedung sekolah.

-The Sun Calve-

"Pagi yang buruk lagi?" suara namja cukup merdu menyapa pendengaran Kai setelah merebahkan tubuh rampingnya direrumputan. Kulit tan itu terlihat menggiurkan diterpa matahari pagi. Namja tadi tak dapat menahan tangannya untuk bergerilya masuk kedalam kemeja putih seragam Kai.

"Jangan mesum" Kai berkata masih dengan memejamkan matanya tanpa ada niatan sekedar menyingkirkan jemari lentik yang mengelus lembut perut ratanya.

"Aku bisa membawamu keluar dari dunia memuakkanmu itu jika kau menawarkan tubuhmu malam ini untukku.. manis" namja itu mulai mengecupi wajah Kai yang tak bergeming tidur di rerumputan.

"Hentikan. Byun Baekhyun. Aku bisa dipenjara ayahmu jika mengambil keperjakaan anaknya" Kai akhirnya bangun juga untuk bersandar di pohon rindang sebelahnya. Diikuti pemuda berkulit bening bernama Byun Baek tadi. Pemuda anak panglima angkatan udara korea selatan.

"Haha.. bocah. Tidakkah kau tahu bahwa aku menunggu untuk menjadi yang pertama untuk hole merahmu itu?" Baekhyun merapihkan helaian demi helaian poni brown Kai.

"Berhenti berdirty talk. Kenyataannya malah aku yang akan menjadi yang pertama mengambil keperjakaanmu jika kau benar-benar masuk kedalamku" Kai menyingkirkan jemari-jemari lentik itu.

"Aku tidak masalah" Baekhyun menampilkan senyuman tampannya. Tulus.

"Jangan. Holeku sudah diambil oleh si bejat itu saat kecil. Membuat orangtuaku terlalu possesif padaku, hingga adikkupun terlalu menggunakan perasaannya untukku.. Sialan biadab itu!" Kai menjambak kasar rambutnya.

"Mau kuberikan lelucon lain agar kau tertawa riang lagi?" Baekhyun berkata dengan wajah dan suara lucunya. Membuat Kai tertawa pelan bahkan sebelum lelucon diucapkan dari bibir tipi situ.

"Aku tidak percaya, namja ulzzang bajingan sepertimu bisa memiliki beribu mantan, ByunBaek.." Kai mencibir remeh.

"Aku ini ulzzang tampan, ingat itu Kai manis.. keke" Baekhyun membuat pose tampannya membuat Kai sedikit bersemu.

"Ulzzang bajingan karena hanya bermain hati tanpa pernah 'memasuki'.. pengecut.." Kai kembali meledek teman sebangkunya yang sangat playboy itu.

"Karena aku setia padamu, Kai-e.." Baekhyun mencolek dagu Kai.

"Kau punya banyak mantan yeoja dan namja uke yang manis, kalau memang tidak mau memasuki, kenapa tidak pernah mencoba dimasuki?" Kai mendorong bahu Baekhyun karena namja itu mulai meraba-raba dadanya.

"Hei-hei! Aku seme tahu! Byun Baekhyun sang Ketua club olahraga Hapkido di Seinhisan SHS yang mampu mematahkan tiang beton mall sekali tendang. Dijuluki ByunBaek sebagai ulzzang penghancur hati uke dan yeoja.. haha" Baekhyun terlihat bangga mendeskripsikan dirinya.

"Sungguh bajingan penuh wibawa" Kai menggelengkan kepalanya pasrah melihat kepedean namja disampingnya ah.. ani, namja yang menempel padanya kini.

-The Sun Calve-

"Ada aku untuk menjadi sandaranmu sekarang, Kai. Kau mau?" Baekhyun mengusap punggung namja manis yang selalu menjadi kuncian pandangannya. Kemanapun ulzzang seme-cute-tampan dengan julukan ByunBaek itu melayangkan pengelihatannya pada sekian banyak fansnya dan segudang mantannya, hanya Kai tempat pandangannya kembali menatap.

"Jangan bercanda, hyung. Biarkan aku tertidur sebentar saja. Jebal.." Kai mulai memejamkan matanya perlahan. Merebahkan kepalanya pada pangkuan Baekhyun.

"Aku akan bertanggungjawab, Baby. Jadilah milikku, ne?" Baekhyun menautkan jemari Kai yang dingin kedalam genggaman jemari hangatnya. Mencoba menghangatkan tubuh namja manis itu.

"Masih banyak namja manis dan yeoja cantik diluar sana yang baik hati Baekhyun hyung, mereka jauh lebih pantas untuk bersanding denganmu daripadaku" Kai berkata masih dengan terpejam. Rambut halusnya bergerak-gerak lembut tersisir angin pagi yang sejuk. Beberapa daun musim gugur itu menari-nari di latar membuat pusaran angin kecil yang terlihat beralur indah.

"Yang kuinginkan dirimu. Hanya dirimu, Kim Jong In" Baekhyun mengecup cukup lama kening Kai. Membuat seulas senyum terukir di wajah manis Kai. Detik berikutnya suara dengkuran halus menandakan mimpi telah membawa Kai menjauh dari sulit hidupnya.

"Aku mencintaimu, Kai. Ini bukan lelucon seperti biasanya. Bisakah kau diam bersandar padaku untuk selamanya?" Baekhyun bermonolog dengan angin musim gugur yang tak hentinya membawa pergi dedaunan dari pohonnya.

Apakah Kai juga akan pergi darinya?

-The Sun Calve-

Malam bahkan sudah ada dalam setiap detik Kai hidup. Sejak lahir, itu seperti malam.

Terlalu biasa dituntun dan disayang sehingga tidak bisa melihat realitas kehidupan. Pernah ia menghindar dari itu, namun sekali lagi ada mata lain yang menuntunnya.

Semua orang yang melihat Kai akan jatuh cinta padanya. Ingatkan mereka bahwa Kai adalah Sengkuni.

Sayangnya Sengkuni yang satu ini berwajah rupawan manisnya. Terlalu indah untuk sekedar ditakuti dan dibenci.

Semua orang yang menakuti Kai diam-diam memujanya. Meski Kai ditakuti di sekolah, Kai tetap mendapat ribuan surat cinta dalam kotak lokernya. Dan para seme diam-diam menumpukkan buket-buket bunga mawar merah hingga menggunung di mejanya. Membuat Kai enggan duduk di kelas, memilih tertidur di taman belakang sekolah.

ByunBaek salah satu seme ulzzang itu sekali lagi menjadi matanya. Membawanya melihat kedalam dunia playboy penghancur hati. Keduanya tertawa mendengar lelucon tentang bagaimana Baekhyun mempermainkan hati mantan-mantan pacarnya.

Kedua orang tuanya hanya cuek diluar, namun selalu overprotective padanya. Entahlah adiknya, Taeyong sampai iri padanya.

Hingga Taeyong menganggapnya sebagai saingan. Taeyong ingin Kai tunduk padanya.

Soal keperawanan Kai.. hm, apakah bisa disebut keperawanan? Oke, Kai sudah diambil saat kelas II JHS oleh teman sekelasnya sendiri. Miris? Memang, karena namja yang bejat itu sudah hilang tanpa jejak. Orang tua Kai tidak bisa menuntut karena ayah namja itu adalah pemegang saham Siwon Kim. Sejak itu Kai jadi lebih dijaga oleh kedua orang tuanya. Itu tidak ada gunanya lagi karena sungguh Kai tidak lagi peduli. Untungnya Kai masih trauma dan menjauhi sex.

Kai lebih merasa dilindungi karena penjagaan kedua orangtuanya? Omong kosong! Hanya rasa terkekang yang didapatnya. Intinya, Kai benar-benar menjurus menjadi seorang Sengkuni. Tokoh utama tidak boleh menjadi Sengkuni tentunya.. jadi sebenarnya ini salah siapa?

Piip-

"Tao, kerumahku sekarang. Tunggu aku didepan rumah" Kai menelfon Huang Zi Tao. Anak pemilik resort mahal di Paris.

"Kau mau kabur lagi?" suara berat Tao terdengar dari sana sedikit didominasi suara riuh club malam.

"Kau pikir aku mau mengajakmu bertamu kerumahku?" Kai berujar malas.

"Yah.. mungkin saja kau mau mengenalkanku pada kedua orangtuamu sebagai calon suamimu? Hehe" Tao tertarik juga pada Kai rupanya.

"Sudah, palli jemput aku jam 7 tepat!" Kai mengamati jam tangannya yang menunjukkan pukul 6.56 malam. Meski Tao memiliki mobil sport mewah, namja panda itu harus mengejar 4 menit yang tersisa sebelum ia mendapat kesialan.

"Hei, 4 menit tidak cukup, ini jauh, manis.." Tao mencoba merayu.

"7 tepat atau aku tidak akan mencium pipimu!"

-The Sun Calve-

Piip-

Kai segera memutus panggilannya. Persetan dengan jalanan macet atau traffic light dan semacamnya. Ya, itulah kesialan Tao. Sial karena tidak mendapat jatah ciuman dipipi dari bibir sexy namja tan bernama Kim Jong In.

Zzzzzzbbbbbmmzzz…

Mobil sport berwarna metallic milik Tao sudah terparkir rapih menepi dijalan depan pagar mansion mewah Kai.

Tentusaja mata sendu itu segera menangkap lampu depan mobil yang sengaja dimatikan, menandakan Tao benar-benar sudah diam menunggunya dapat kabur.

Kai sudah siap dengan jaket hitam, celana jean hitam robek di pahanya, topi hitam dan kacamata hitam. Kakinya dengan lincah naik keatas jendela belakang rumah. Jalan melalui taman belakang memang yang paling aman karena lampu remang-remang yang dapat mengaburkan kamera CCTV yang terpasang disetiap sudut mansion mewahnya.

CKLEK!

Kai hampir saja terjatuh kaget ketika tiba-tiba pintu balkon kamar adiknya terbuka.

"Kim Jong In. Kemari. Sekarang!" suara lantang terdengar begitu mengerikan memecah sepinya malam kelam itu. Jantung Kai berdebar kencang. Disana berdiri Kim Siwon. Ayahnya.

"Kai, kemari Son. Mommy tahu kau kesepian, Mommy akan lebih sering menemanimu Son" Tiffany keluar dengan dress malamnya yang indah. Kulit putihnya terlihat amat mulus. Wajahnya memancarkan kecemasan. Kai tahu ia salah sudah membuat ibunya merasa amat khawatir.

"Tidak" namun bibirnya berucap lain. Tangannya bergerak lain. Kai melepaskan pegangannya pada pinggiran balkonnya sehingga tubuhnya terjun bebas dari lantai tiga.

ZRAAATTTSS…

"Jongin!" Siwon dan Tiffanny menyerukan nama anak sulung mereka.

BYURRRRZZZ!

Tubuh ramping itu tercebur seutuhnya kedalam kolam renang dingin bagai kolam es dimalam musim gugur berangin kencang itu.

"Cepat susul dia dibawah!" Siwon menyuruh beberapa maid didalam untuk menangkap Kai.

Air kolam itu diam seolah tidak ada satupun kehidupan didalamnya. Riak-riak air teratur akibat hembusan kencang angin malam musim gugur membuat pantulan bulan purnama tidak terlukis sempurna.

"Dia sudah pergi.." Siwon mengamati beberapa tetesan air di tembok belakang sana.

-The Sun Calve-

Kai sedikit gemetar meringkuk disamping Tao yang mengemudikan Ferrari Enzonya semakin lambat.

"Sssh.. kenapa kau menjadi seperti siput sekarang? Kau panda atau siput hah?!" Kai memeluk kedua bahunya sendiri. Membentak namja penuh tindik ditelinga yang sangat sangar dan seorang ketua gangster terkenal. Kai memang brengsek dan bermulut pedas.

Tao sudah tidak sabar melihat namja manis disampingnya dalam keadaan seperti itu. Ditepikannya mobil mewahnya dipinggir jalanan sepi.

"Lepas bajumu" Tao mematikan mesin mobilnya. Membuat cahaya satu-satunya yang ada hanyalah bulan purnama yang bahkan sulit menembus kaca hitam mobilnya.

"Bayar aku satu miliar $AS baru kau boleh menikmati tubuhku" Kai melayangkan pandangan tak sukanya.

"Ku transfer besok pagi" Tao mendekatkan tubuhnya pada Kai, dan sang namja tan manis berambut brown itu makin beringsut menjauh.

"Kau gila!?" Kai meninggikan suaranya ketika dengan mudahnya Tao mengangkat tubuhnya untuk duduk dipangkuan namja bermarga Huang itu.

"Terlalu lama, aku ingin segera" Tao menyentak jaket hitam Kai dan membuangnya entah kemana.

"Hei berhenti pabbo!" Kai berkali-kali berusaha menyingkirkan tangan Tao yang melucuti bajunya.

SREETS.. Kaos biru Kai telah tanggal, menampilkan kulit tan mulus Kai.

"Tubuhmu memang yang terindah" Tao meraba pundak halus Kai dan mengamati betapa ramping pinggang Kai, bukan hanya itu, tapi Kai memiliki pinggul yang menggoda.

"Jangan sampai kau melepas celan-"

BREEETTTSS…!

"HYAK!" Kai memekik dan berusaha mempertahankan celananya yang dengan mudah dirobek oleh namja tampan yang memangkunya kini.

"Stop! Stupid Tao! Kau-aaaanhh~" Kai hanya mampu mendesah. Menjatuhkan tubuhnya di dada bidang sang Huang ketika tangan besar kasar itu meremas kasar penis mungilnya.

Kai's Love Bitter as Schorschbock

=End/tbc=

Hoy Bocah Lanang comeback!

Ini dia FF yang sudah lama ada di otak Bocah Lanang tapi suliiiit sekali bikinnya. Alurnya harus padat karena tokohnya banyak, tapi Bocah Lanang selalu dapat kendala.. -_-

Oke! Review ya!

© BocahLanang_HunKai-TaoKai-KrisKai-BaekKai-TaeKai