PROLOG

Cast :

Choi Minho SHINee

Lee Taemin SHINee

Another Cast :

Jung Yunho – Kim Jaejoong TVXQ

Lee Jinki – Kim Kibum – Kim Jonghyun SHINee

Lee Sungjong INFINITE

Mm…,

Biarkan debu di luar sana membisikkan sesuatu ke arahku…,

Yang membuatku dapat tersenyum…,

Setidaknya…., mereka masih menganggapku ada…..

"Kau baru saja berkata apa?" tanya namja yang sudah kuanggap kakakku sendiri. Kim Kibum. Seksi dan atraktif, tidak ada seorangpun yang tidak mengalihkan wajah mereka saat Kibum Hyung tengah berjalan.

"Aniya.., aku hanya bilang bahwa kemeja itu cocok untukmu Hyung," paparku singkat sambil menunjuk ke arah salah satu etalase toko di Byeoli Mall.

"Joongie Hyung lebih pantas. Warnanya yang putih dan polos dan sedikit garisan di bagian bahu itu tidak cocok dengan imejku. Benar kan Hyung?" tanya Kibum Hyung pada seseorang disamping kami.

"Kau benar Bummie…, apa sebaiknya aku beli saja?" tanya balik namja yang bernama Kim Jaejoong. Jaejoong Hyung sudah kuanggap seperti Ibuku sendiri. Ia yang selalu mendengar keluh kesalku dan Iajuga yang selalu memberi nasehat pada aku dan Kibum Hyung. Wajahnya benar2 cantik, tidak ada seorangpun yang tidak memandangnya saat Jaejoong Hyung sedang melewati mereka.

"Kau harus beli Hyung. Untuk dipakai malam ini. Aku dapat tiket gratis ke Xyron Club untuk 4 orang. Kalian akan ikut kan?" ajak Kibum Hyung sambil menatap ke arah kami.

"Entahlah…," jawabku pelan.

"Ah… kenapa lagi? Butuh izin? Aku yang akan meminta izin pada orangtuamu," jelas Kibum tajam.

"Aku juga tidak tahu akan pergi atau tidak," tambah Jaejoong Hyung sambil terlihat berfikir.

"Aish…, kau juga kenapa tidak tahu Hyung? Ini tiket yron Club! Hanya orang2 berkelas saja yang bisa masuk ke dalam club tersebut!" Kibum Hyung sibuk menjelaskan segalanya.

"Aku dan Yunho sudah ada janji malam ini, kami akan…,"

"Ajak saja ia kesana! Pasti kalian akan melewati malam yang lebih fantastik disana! "potong Kibum Hyung dengan nada yang kembali memohon.

"Hyung dapat tiket itu darimana?" tanyaku spontan.

"Tentu saja dari Dongwoon-ie. Ia memberi tiket ini cuma2 untukku," jelas Kibum Hyung bangga.

"Kau juga menjalin hubungan dengan Dongwoon? Apa tidak cukup dengan Jinki dan Jonghyun?" tanya Jaejoong Hyung dengan matanya yang melebar, sementara aku hanya tersenyum tipis. Mana cukup seorang Kim Kibum melewati harinya hanya dengan seorang namja?

"Ayolah Hyung…, aku hanya akan memacarinya seminggu ini..," ungkap Kibum Hyung singkat.

"Ckckckck.., melihatmu seperti ini aku rasanya ingin memukulmu keras,"

"Dulu kau juga begitu kan? Aku hanya mengikuti jejakmu Hyung. Hehehe…," jawab Kibum Hyung dan dibalas dengan tawa kami bertiga.

Lalu bagaimana dengan aku?

Namaku Lee Taemin. 18 tahun. Berbeda setahun dengan Kibum Hyung dan berbeda 2 tahun dengan Jaejoong Hyung. Aku adalah mahasiswa baru di Seoul University dan mengambil jurusan Seni. Dan aku….. berbeda dengan mereka.

Wajahku memang tidak secantik dan sebaik Jaejoong Hyung. Aku pun tidak sepintar dan seseksi Kibum Hyung. Yang aku punya hanyalah sebuah senyuman. Tidak pernah ada yang menganggapku ini benar2 ada. Aku hanyalah anak kecil bagi semua orang.

Hanya aku.

Dan seolah aku hidup dalam bayangan mereka.

Malam ini seperti biasa kami bertiga berada di tengah keramaian yang membuatku sedikit jenuh. Iya. Aku kurang suka dengan keramaian. Aku datang ke tempat ini hanya untuk menari.

Menari adalah satu2nya jiwaku. Terlahir sebagai anak bungsu dari 2 bersaudara tidak membuatku menjadi sosok anak yang manja, melainkan aku harus selalu sukses dalam beragam hal. Hyung-ku satu2nya yang bernama Lee Taesun adalah lulusan manajemen pemasaran di Sungkyungkwan University, namuan hingga kini ia menghabiskan waktunya hanya untuk bermain dan bermain. Entahlah…., menurutku aku terlahir….hanya unuk menjadi boneka?

Mm…, boneka yang dimainkan pemiliknya sesuka hati…

Dan hanya dengan menarilah aku bisa kembali tersenyum…

"Kau sudah datang?" suara Dongwoon mengagetkanku yang sedari tadi melamun dan menikmati seteguk margarita.

"Kibum Hyung sudah turun duluan..," jelasku mantap. Aku tahu ia melakukan itu hanya untuk sekedar basa basi. Sejak awal ia telah mengincar Kibum Hyung, aku bisa melihat dari matanya.

"Kau tidak turun?"

OK. Another talk?

"Usai minum aku akan langsung turun," jawabku santai dan tak lama ia menjauh dariku.

Mm…, aku tidak pernah bisa berkomunikasi lagi selain dengan mereka berdua yang sudah kuanggap kakakku sendiri. Dan sekali lagi, semua laki2 itu hanya menganggapku perantara.

Karena aku hanyalah bayangan….

"Hey…, kau selalu melamun," sapa seseorang dengan wajah tampannya yang khas.

"APPA!" teriakku girang dan langsung berdiri untuk memeluk laki2 di hadapanku.

Yunho Hyung, kekasih dari Jaejoong Hyung.

Aku benar2 menganggapnya seperti ayahku melebihi ayah kandungku.

Dialah yang mengenalkanku pada tarian. Ia juga yang membuatkan lingkaran kecil bernama kebebasan padaku.

Andai Yunho Hyung bukanlah milik Jaejoong Hyung, pasti aku sudah mencintainya.

"Kau kenapa tidak turun? Bukankah kau senang bisa menari sepuasnya?" tanya Yunho Hyung dan akupun melepas pelukanku.

"Terlalu ramai. Kupikir sebaiknya duduk disini lebih baik," jawabku santai dan kembali duduk.

"Hahahaha. Kalau bukan karena tiket gratis itu, akupun tidak akan datang ke tempat seperti ini…," papar Yunho Hyung dan kembali tersenyum.

Aku suka… Aku benar2 menyukai tawa Yunho Hyung. Perasaan hangat itu muncul seketika. Perasaan seorang ayah.

"Ah aku lupa mengenalkan seseorang padamu…,"

Yunho Hyung tampak menarik seseorang dari belakang dan sosok itu muncul….,

Sejak awal aku tidak suka melihat matanya.

Pasti ia adalah salah satu dari banyak orang yang menganggapku sebagai bayangan….

Mata bulatnya… Rambut panjangnya…

Aku benar2 membencinya….

== TBC ==