? x Jimin
M for mental healthy, manner, words, violence and sexual content in future chapters
.
.
Living is more painful than dying, so why i chose to live?
-
inspired from real life and HYYH - the notes JK
.
i only own this storyline
.. ..
Aku selalu mengatakan pada diriku sendiri bahwa aku adalah orang paling menyedihkan di dunia ini.
Alasannya?Karena aku terkurung dalam kotak ini.
Meski kaki ku tak terpasung, tetap saja... aku ingin bebas.
MUSEPagi itu seperti biasa, Jimin memulai harinya dengan tenang. Matanya sudah terbangun bahkan saat jam bekernya belum sempat berdering. Selesai dengan seragam serta dasinya, Jimin segera menyambar tas ranselnya lalu turun dari kamarnya menuju dapur. Disana sang ibu tengah menyiapkan sarapan. Sederhana, diyakini sebagai sarapan kesukaan Jimin, semangkuk sereal gandum dan segelas susu full cream tersaji di meja yang juga diyakini sebagai spot kesukaan Jimin.
Eomma, besok akan ada pertemuan orang tua siswa". Jimin menarik kursi meja makan lalu mendudukan dirinya. Sedikit melirik pada cangkir di seberang meja yang sudah tandas isinya. Aroma kopi masih samar menguar di udara.
"Ne, Jiminie. Eomma selalu siap untuk Jimin". Nyonya Park tersenyum hangat pada Jimin sembari mengambil cangkir yang telah kosong tadi.
Sekosong hati Jimin.
Jimin tidak mengharapkan jawaban itu dari sang ibu.
"Bagaimana sekolah akhir-akhir ini?" lanjut ibu Jimin
Pertanyaan yang juga tak diharapkan oleh Jimin.
"Hmm. Biasa saja. Tidak banyak yang terjadi". Jimin menjawab sambil memasukkan sendokan sereal pertama ke dalam mulutnya. Pertanda percakap sudah selesai. Sang ibu sudah mengerti. Anaknya tidak ingin ditanya lebih lanjut.
Tapi bukan itu yang diingankan Jimin.
Jika boleh jujur, Jimin sudah lelah dengan keluarganya yang sempurna. Yang menganggap mereka mengerti Jimin."Jimin, untuk makan malam, mau makan diluar bersama eomma?"
Jimin menghentikan kegiatannya. Sedikit memiringkan wajahnya kearah sang ibu.
"Kau ingat nyonya Kim akan berkunjung ke Seoul akhir minggu ini. Ibu berencana untuk memberikan hadiah selamat datang". Jimin meraih gelas susu di hadapannya. menyesap sedikit untuk melancarkan tenggorokkannya.
"Eomma, kita sudah membicarakan ini". Jimin kembali menyendokkan serealnya. Tanda Jimin tidak tertarik.
"Ayolah, Jim. Ini bukan suap atau korupsi atau apalah itu. Cuma hadiah selamat datang. Sudah sepantasnya kita menyenangkan hati orang yang berhubungan dengan kita. Jika kita baik pada seseorang, orang itu juga akan baik pada kita".
Ibu Jimin menatap penuh harap pada Jimin yang kembali dengan tenang mengunyah serealnya.
'Bukankah itu sama saja dengan mengharap imbalan?'"Makan malam, oke. Shopping, big NO. Eomma, aku harus pergi sekarang. Jika Appa menelpon eomma, tolong sampaikan tentang pertemuan wali besok. Siapa tahu appa bisa meluangkan waktu". Jimin menegakkan diri sambil meraih gelasnya lalu meminum habis isi gelas itu dalam sekali tenggak.
"Eomma akan menelponmu saat jam sekolah berakhir. Lee ahjussi bisa menjemputmu di sekolah lalu mengantarmu menemui Eomma".
Jimin hanya mengiyakan lalu menyampirkan tasnya sebelum bergegas berangkat menuju sekolahnya.
Sepanjang perjalanan di dalam bis Jimin terus mencuri pandang pada segerombolan anak laki-laki yang duduk di bagian paling belakang. Seragam yang mereka kenakan sama- meski seragam Jimin terlihat 200 kali lebih rapi- tapi Jimin tidak mengenal mereka kecuali satu, si senior yang pernah mengantarkannya pulang sampai ke depan gerbang rumah Jimin. Yang menjadi alasan Jimin penasaran untuk memperhatikan gerombolan anak itu, Min Yoongi.
Jimin tidak pernah benar-benar peduli pada lingkungan sekitarnya. Semuanya hanya basa basi, mengikuti norma yang dianggap normal dan benar menurut lingkungan itu. Tapi Jimin bukan anak yang dingin atau pemalu. dia dikenal ramah. Hanya saja dia terkenal dengan sifatnya yang pelupa, terutama pada nama dan wajah senior serta juniornya - yang sebenarnya terjadi karena Jimin tidak pernah menganggap mereka semua penting.
Min Yoongi berbeda. Selain memang perilakunya yang mencolok di sekolahan, perawakannya pun mencolok diantara teman-temannya. Kulit seputih susu, dengan tinggi badan dibawah teman-teman satu gengnya, juga kaki kurus bak idol wanita.
Jimin jadi tak bisa melepaskan pandangannya.
Yoongi sendiri tetap tenang di posisinya. Menyadari tatapan Jimin, tapi tetap mendengar ocehan teman-teman geng nya yang begitu heboh bercerita, memamerkan rencana akhir pekan mereka.
"Aku akan berkencan dengan Jihoo. Kau tau kan? Siswi sekolah sebelah yang selalu menanyakan Yoongi. Dia percaya begitu saja jika aku akan mengajak Yoongi. Wanita itu sangat polos. hahaha".
Yoongi tersenyum meremehkan sementara Seunghoon menepuk bahu Yoongi yang duduk di sebelahnya.
"Yoongi, apa siswi secantik Jihoo pun tidak menarik di matamu? Yang polos begitu sedang trend untuk dikencani". Jinwoo yang berada paling ujung menimpali.
"Aku sudah ada janji untuk akhir pekan. Ada yang ingin ku pastikan pada seseorang. Aku tidak ingin dia salah paham padaku. Jika tidak segera aku takut bocah itu tidak bisa mengalihkan matanya dariku"
Saat itu mata Yoongi dan Jimin bertemu. Jimin yakin 100% kata-kata itu ditujukan untuknya. Jimin tidak gentar. Mata mereka masih bertaut sampai Jimin tersenyum manis dan membuat alis Yoongi berkerut bingung. Jimin yang pertama memutuskan tatapan itu untuk membereskan tasnya lalu berdiri. Yoongi masih menatapnya heran, teman-temannya masih asik dengan dunia mereka. Bis berhenti pertanda telah sampai di pemberhentian selanjutnya, dekat sekolah mereka.
Sebelum keluar, Jimin kembali menoleh ke belekang, kearah Yoongi. Dia membungkukkan badan, tersenyum sebelum melangkah turun dari bis. Teman-teman Yoongi seketika semakin heboh. Mereka tidak mengenal Jimin.
"Bocah itu tadi membungkuk ke arah kita, kan? Dia menyapa kita, kan?"
"Bocah macam apa yang memberikan hormat pada geng seperti kita?"
"Dia satu sekolah dengan kita, kan? Benar tidak ada yang kenal?"
"Kau mengundangku, Park Jimin?" Batin Yoongi
TBCSemoga ga kena writer block. rencananya ini dibikin all x jimin / jimin center. cerita masih berkembang. this chap yoongi. next chap jk!
mainly about friendship and society/mental/psychologic/anxiety/phobia/love.
update pendek-pendek atau panjang?
