Dunia ini layaknya panggung theater

Semua penuh dengan drama...

Semua penuh dengan kepalsuan

.

.

Begitu juga dengan manusia

Semua penuh dengan kebohongan

Tidak ada yang suci

...Begitu juga dengan aku

.

.

.

one in a million

by: Harumi Ryosei

Shingeki no kyojin (c) Isayama Hajime

Rate: T

Genre: school life, slice of life, romance, drama (?)

pairing: Rivaille x Eren

Warning: agak tidak nyambung, alur mundur, maybe OC

Don't like, don't read oh yeah and don't flame.

HAPPY READING GUYS~

.

.

.

*Flash back*

Berambut ebony, beriris silver, serta tinggi ku yang kurang mencapai rata rata bagi kaum laki laki pada umunya. Dikelas aku terkenal dengan sebutan 'mengerikan'. Mereka menyebutku demikian karena aku mempunyai mata yang tajam. Lalu wajah ku yang tanpa ekspresi selalu dianggap sebagai sikap anti sosial.

Dulu aku hanya seorang murid pelajar biasa yang menjalankan aktifitas sekolah, yaa... Bisa dibilang aktifitas yang membosankan. Dimana kau harus bangun pagi ketika matamu masih terasa berat untuk membukanya, lalu kau harus bersiap siap agar tidak terlambat sampai di sekolah.

Tiba di kelas kau harus bertemu segelitir siswa maupun siswi yang sibuk dengan pekerjaan sekolah mau pun tugas tugas yang diberikan oleh guru.

Saat istirahat, semua murid saling berpencar. ada yang ke kantin, ke ruang guru, ke perpustakaan dan ada juga yang berembuk dengan kelompok mereka masing masing untuk menikmati bekal bawaan mereka.

Sambil menyantap bekal yang kubawa kadang aku memandangin mereka yang saling bercakap-cakap antara satu dengan yang lainya, membicarakan orang yang mereka sukai,orang yang mereka benci, pacar mereka masing masing atau pun membicara kan hal yang sedang populer.

Hah... aku muak mendengar pembicaraan mereka yang setiap hari hanya membahas topik yang sama, seperti kaset rekaman yang rusak saja.

Apa lagi melihat mereka sedang ternyum, cih rasanya isi yang ada di perutku ingin ku muntahkan. senyuman palsu itu, senyuman yang penuh dengan kebohongan. Senyuman yang memiliki maksud tertentu. Aku sangat benci itu.

Entah ini karunia tuhan atau sebuah keajaiban.

... aku dapat membaca isi hati mereka.

.

.

minggu lalu seorang anak laki laki dengan kepalanya yang plontos tidak memiliki rambut, tiba tiba mengundang ku ke sebuah acara . Ia berkata dengan seringai di mulutnya.

"ne... rivaille hari sabtu nanti aku mengundang mu di cafe sina, kau harus datang yaa, ini bakalan menjadi acara yang menarik".

Cih! Menarik katanya, sesaat aku melihat matanya seakan ia berkata:

"Ayolah ikut saja, jika kau ikut, ini pasti menjadi momen yang tak terlupakan bagi ku untuk mempermalukan mu".

Aku pun beranjak dari bangku kelas dan mendekati pintu kelas, tampak dari belakang ia menatap ku bingung lalu memangil nama ku, tapi aku tak peduli. aku pun terus mempercepat langkah ku meninggalkan kelas.

Beberapa hari yang lalu seorang gadis berambut hitam sepundak dengan wajah yang cukup manis bagi kalangan laki laki di sekolah *dan aku bukan termasuk dari kalangan laki laki tersebut* serta syal merah yang mengalungi lehernya, mendatangin ku yang sedang membaca buku di kursi taman, ia tersenyum sambil berkata:

" Rivaille senpai... Ano.. Aku mikasa kelas 10-2, mm...Kudengar kemarin kau tidak masuk karena sakit yaa? Hari ini aku membawakan bekal kuharap kau mau menerima bekal buatan ku ini".

Aku menutup buku dan memandang matanya sekilas, matanya seperti punya maksud tertentu seperti berkata:

"Dengan memberikan bekal ini, maka rivaille senpai pasti akan suka dengan ku, dia pasti berfikir aku anak yang baik"

cih! Apa apaan perempuan ini diluar terlihat seperti boneka ternyata dalamnya seperti buah yang sudah busuk.

Tanpa berkata kata apa apa aku pun segera meninggalkan perempuan itu, dia masih terpaku diam di bangku taman tersebut sambil terus meneriakan nama ku.

.

.

.

Apa dengan tersenyum kau akan dibilang baik?

Apa dengan kau suka menolong kau dibilang baik?

Apa dengan kau pintar kau akan dibilang anak baik?

Apa dengan kau bersikap lugu kau akan dibilang anak baik?

.

.

.

Belum tentu

.

.

Karena tidak semua orang yang tampak tersenyum, pintar, lugu, ceria, suka menolong itu baik...

Mungkin ia bisa terlihat baik diluar, tapi tidak untuk didalam hatinya.

karena di dalam hatinya ia berkata lain.

.

.

.

Bel sekolah pun berbunyi pukul 07.15, siswa dan siswi pun sudah duduk rapih di bangku mereka masing masing. Para guru pun mulai memasuki kelas yang sudah di jadwalkan.

Suara geseran pintu kelas pun berbunyi. membuat ku sadar dari lamunan panjang ku dan segera menatap seorang pemuda yang membuka pintu dengan rambut yang berantakan, keringat yang membasahi keningnya serta seragam yang berantakan

Yaah pemuda tersebut bernama...

.

.

Eren Jaeger

.

.

Normal POV

"Maaf sensei hari ini saya terlambat, karena saya bangun kesiangan hehehe" jawab laki laki berambut ebony itu sambil mengarukan kepalanya yang tak gatal.

"Ini sudah yang ke- 3 kalinya kau terlambat eren, sekali lagi kau terlambat kau akan mendapatkan sanksi, ingat itu" ujar seorang guru wanita dengan rambut coklatnya yg terkucir serta memakai kaca mata.

"Baik aku akan mengingatnya Hanji-sensei"

.

.

Rivaille POV

pemuda berambut brunette itu pun segera duduk di bangkunya, yaa tepatnya berada di samping kanan ku. Ia pun segera mengeluarkan sebuah bukut tulis berserta perlengkapan tulis lainnya.

"Baiklah hari ini kita akan mempelajari 'matriks' kalian bisa kerjakan lat. 1,2,3,4,... "

"Sensei itu terlalu banyaak, kami belum mempelajarinya mana mungkin bisa mengerjakan sebanyak itu" jawab anak anak kelas ku serempak.

"Baiklah dari lat. 1 sampai 3 saja, kalo sudah selesai kalian bisa kumpulkan di meja kerja saya, hari ini saya ada urusan mendadak jadi tidak bisa menemani kali sampai selesai, saya berharap kalian dapat bertanggu jawab dengan kelas kalian selama saya tidak ada"

"Baik sensei"

Setelah sensei pergi kelas menjadi gaduh

Ada yang mengerjakan tugas, bercanda, bermain bola, bermain musik dll.

'Sial saking berisiknya aku jadi tidak bisa mengerjakan tugas' batin ku.

.

.

"Hey eren sedang apa? Biasanya kalau tak ada guru langsung bermain bola"

"Tidak jean, kali ini aku tidak main dulu aku harus mengerjakan tugas dari Hanji-sensei"

"Aaah sok pintar kau, ayo reiner, bert, kita kelapangan"

Sepintas aku sedikit melirik ke arahnya ia sedang berkutit dengan soal yang ada dibuku, berusaha mengerjakan dengan melihat catatan ia rangkum di bukunya. benar benar anak yang tekun...

Normal POV

"Aah sial aku tidak mengerti tentang matriks" ujar eren sambil memberantaki rambut brunette.

"Hey sasha tolong ajarkan aku tentang matriks aku tak mengerti"

"Aku juga kurang mengerti eren, pokonya ini saling dikali lalu di jumlah kau akan mendapatkan hasilnya nanti" Ujarnya lalu kembali berkutit pada pekerjaanya tanpa memperdulikan eren yang mengerti atau tidak penjelasan yang ia sampaikan.

Eren terpaku menatap soal yang berada di bukunya. Penjelasan yang di berikan oleh sasha terlalu cepat dan ia bukan tipe anak yang langsung mengerti dengan sekali dijelaskan

Eren pun lalu beralih menuju armin

"Armiin aku tidak mengerti saat sasha menjelaskan kepada ku, aku lihat punya mu saja yaa" rengek eren

" Aku juga belom mengerjakanya eren" ujar dengan tersenyum sambil menutup buku miliknya

sepintas eren melihat buku yang di tutup armin sudah terisi dengan jawaban dari soal tersebut

"Ooh yasudah"

'kenapa armin harus berbohong segala sampai bilang ia belom mengerjakan, jelas jelas ia sudah selesai mengerjakanya' batin eren

Eren pun lalu menuju meja seorang perempuan berambut blonde panjang dengaan wajah bagai malikat yg turun dari langit *itu hanya ungkapan dari anak anak laki laki dikelas eren*.

"christa bisa tolong ajarkan aku tentang matriks aku tidak mengerti"

"Aku juga tidak mengerti eren" ujarnya dengan tawa renyah.

"Oo okaay"

'Kalo tidak mengerti kenapa dari tadi ku perhatikan ia bisa mengerjakan soal tersebut dengan mudah'

Eren pun kembali ke tempat duduknya dengan muka yang suram, ia pun meletakan kepala di atas meja lalu melipat tanganya untuk menutupi wajahnya

'Sial aku benci sekali jika yg lain sudah sibuk memikirkan dirinya sendiri, kenapa mereka tak mau memikirkan perasaan orang lain, andai mereka berada di posisi ku yg tak mengerti apa apa sial...' Batinya

Tanpa sadar saat eren berkeliling kelas tadi hingga ia kembali ke tempat duduknya, seseorang memperhatikanya dari bangku yang berada di dekat jendela tepatnya berada di kiri tempat duduk Eren Jaeger.

.

.

Rivaille POV

Sedari tadi aku melihat pemuda dengan iris emerald tersebut menemui beberapa teman dekatnya untuk menanyakan tentang tugas yang diberikan Hanji-sensei.

tapi sayang tak ada respon yang bagus dari teman temanya, ia hanya diacuhkan.

Ia pun kembali ketempat duduknya dengan muka yang suram, meletakan kepala di atas meja lalu melipat tanganya untuk menutupi wajahnya.

Entah wajah apa yang tampak padanya sekarang, entah itu benci, sedih, kesal-

...Aku tak dapat melihatnya

.

.

"Orang yang sibuk dengan dirinya sendiri pasti tidak akan memikirkan orang lain sekalinya, orang lain membutuhkan pertolongan orang tersebut"

.

.

Normal POV

"Hey Jaeger kau sudah mengerjakan tugas mu belom?"

"Hah ini jam berapa? Tugas apa?" Jawab pemuda berambut brunette yang mengangkat kepala dari atas mejanya.

"Cih sepertinya kau dari tadi ketiduran ya, tugas yang diberkan hanji-sensei tentang matriks lat. 1 sampai 3" ujar pemuda berambut ebony dengan mukanya yang datar.

.

.

Diam sejenak

.

.

"OOH TIDAAK AKU LUPAAA, BAGAIMANA INI AKU BELUM SELESAI " teriaknya sambil mengaruk-garuk rambutnya

"Haduuh bagaimana inii, semua sudah mengumpulkan ya?"

"Yaa hanya tinggal kau seorang, kau mau mengerjakan atau tidak, kalo tidak aku akan segera menaruh tugas ini ke meja kerja hanji-sensei"

"Tunggu jangan ditaruh duluu aku belum selesai mengerjakanya"

"Kalau begitu segera kerjakan jaeger, aku tidak mau menunggu 1 tugas, dari seorang bocah yang sedari tadi tidur dan meninggalkan air liurnya yang masih ada di wajahnya" ujarnya pemuda yang memilik iris silver.

Pemuda yang bernama Eren Jaeger pun tampak syok, dan segera menghapus air liurnya dengan lengan kanannya.

'Anak ini benar benar jorok' batin rivaille

"Aku akan segera mengerjakan tugas ini, tp agak lama... karena ada beberapa soal yang aku tidak mengerti, aku sudah minta tolong anak anak untuk menjelaskan kepada ku tapi..." Ujarnya sambil menundukan kepalanya.

"Bagian mana yang kau tak mengerti"

Pemuda yang mempunyai suara bariton itu pun segera menarik kursinya lalu duduk di samping Eren.

"Eh.."

"Aku akan menjelaskan bagian mana yang kau tidak mengerti, dengan begitu tugas akan cepat selesai"

"Bagian ini yang tidak aku mengerti" jawabnya sambil menujuk salah satu nomor soal

"Oo ini awalnya kau haru mencari nilai X terlebih dahulu, caranya seperti ini.."

"Hoo... Hmm hmm.." Eren pun mengangguk - anggukan kepalanya seolah iya mengerti apa yang rivaille jelaskan kepadanya.

'Orang ini kupikir orang yang mengerikan, tapi ternyata berbeda. padahal ini waktunya istirahat siswa-siswa lain saja sudah pada menikmati bekal mereka, harusnya ia bisa menikmati bekalnya tapi... Ia malah rela mengajariku yang bodoh ini...' Batin eren yang sesekali menatap pemuda berwajah datar tersebut.

.

.

"Akhirnyaa selesai jugaa"

"Beruntunglah Jaeger kau menyelesaikan tugas tepat pada waktunya"

"Yaa itu juga berkat kau rivaille terima-"

Bel pun berbunyi menandakan waktu istirahat selesai.

"WAAAA MAAFKAN AKUU RIVAILLE" teriak eren sambil membungkukan badannya.

"Hey bocah sejak tadi kau berteriak terus, kenapa kau meminta maaf?" Tanya rivaille yang menutup telinga dengan tanganya.

"Habisnya gara gara aku sibuk mengajari ku, kau jadi tidak sempat memakan bekal mu, aku sungguh minta maaf"

"jangan di pikirkan aku bisa makan dirumah, sudah aku mau mengumpulkan tugas dulu"

"Hm... Ano.. Terima kasih rivaille"

Rivaille pun lalu meninggalkan kelas tanpa mendengar ucapan eren tersebut.

.

.

Jam sekolah pun menunjukan pukul 15.00, dimana waktu pembelajaran telah usai.

"Rivaile..."

Yang dipanggil pun menengok kearah sumber suara.

"Ada apa Jaeger? Kenapa kau terengah - engah begitu?"

"Aku dari tadi memanggil mu tapi kau malah terus melangkah dengan cepat jadi aku mengejarmu"

Lalu sepintas eren melihat sebuah buku rumus mtk berada di tangan rivaille.

'Pantes saja ia tidak mendengar ku ternyata dia sibuk fokus membaca buku... HAH!? ini orang kelewat rajin, padahal sekolah sudah usai, tapi masih tetap belajar' batin eren dengan muka =_=

"Hoo... Lalu ada perlu apa dengan ku?"

"Hah tidak ada perlu apa - apa, aku hanya ingin pulang bersama mu"

"Hah rumah kita beda arah bocah". Jawabnya dengan muka datarnya.

"Memang iya, tapi tak ada salahnya kalo aku jalan bersama mu sampai halte bis kan?"

"Terserah apa kata mu"

Rivaille pun segera mempercepat langkah kakinya sambil tetap membaca bukunya, sementara eren segera menyusul untuk menyamai langkahnya dengan pemuda berambut ebony itu.

Selama di perjalan menuju halte bis, eren banyak bercerita berbagai macam hal tentang dirinya, rivaille pun hanya menanggapi dengan jawabanya yang datar. Walaupun begitu eren tetap melanjutkan ceritanya.

.

.

"Wah sudah sampai yaa, tak terasa cepat sekali"

"kalo begitu aku duluan, bis mu sudah datang bocah"

"Yaa baiklah"

Eren pun segera menaiki bis berwarna coklat dengan garis hitam-putih. Demikian, Rivaille pun mulai menjauh dari halte tersebut. Saat bus mulai menancapkan gas...

"Rivaille..." Teriak eren

Rivaille pun segera memalingkan wajahnya ke arah pemuda berambut brunette yang mengeluarkan setengah badanya dari jendela bus yang ia naiki.

"Terima kasih sudah mau mengajari ku hari ini, ternyata aku salah menilai mu, kukira kau orang yang mengerikan-.."

Bis pun mulai menjauh dari halte. Sementara sang lawan bicara tetap terdiam yang tak jauh dari halte.

" Ternyata kau orang yang baik hati rivaille, terima kasih". Ujar eren dengan senyumnya yang lebar menampilkan giginya yang rapih serta putih.

Angin mulai bertiup kencang saat bus yang eren naikin mulai tak terlihat. Rivaille masih terdiam di tempatnya, iris silvernya tebelalak mendengar ucapan si brunnet. Lalu sepintas iya melihat-

.

.

...Melihat senyum se-seorang yang tulus tanpa mempunyai maksud tertentu.

.

.

Dimata ku kehidupan ini sangat membosankan

Semua tampak hitam

Tapi setelah betemu dengannya

Kehidupan ku mulai tersinari oleh senyumnya-

.

.

...Senyumnya yang tulus

TBC

Author's Note:

yahoo~ perkenalkan saya Harumi ryosei 'v')/

okaay ini fanfict pertama saya di fandom SNK ini *tepuk kaki*

yaah anda bisa, ini pertama kalinya saya bikin ff jadii...

sepertinya ceritanya terkesan abal dan bahasanya... yaa y don't say laah yaa~

oh, yaa maaf jika adaa beberapa yang typo :")

yaah tanpa panjang lebar saya berharap fanfict pertama saya ini dapat menghibur para reader yang sedang galau seperti saya inii

#plaaak

mind to review? don't flame okaay!

sankyuu :D

Harumi Ryosei