Cast : Jongin, Sehun, Kris, Chanyeol, Baekhyun, Tao, dll
Pairing : Kaihun dll
Rate : T
Genre: romance, friendship
Disclaimer : as usual, i just own the plot
It's yaoi, many typos, gaje, nggak masuk akal, de el el..
Happy reading...
Kryptonite. Kalian pernah dengar tentang itu? Iya benar. Kryptonite adalah batu berwarna hijau yang muncul dalam karakter superhero Superman. Di film itu diceritakan bahwa kryptonite berasal dari planet yang sama dengan tempat Superman berasal. Batu kripton ini disebut-disebut sebagai kelemahan Superman. Entah apa yang menyebabkannya, yang jelas batu kripton menyebabkan Superman kehilangan kekuatannya. Dan semua penggemar film Superman pasti tahu itu. Bahkan tak perlu untuk menjadi penggemar pun, pasti ada yang tahu tentang itu.
Tapi, bukan cerita klasik tentang kepahlawanan superhero itu yang akan dibahas disini. Melainkan cerita tentang kehidupan seorang pemuda berkulit tan nan eksotis bernama Kim Jongin. Jika diibaratkan, maka pemuda bernama Oh Sehun yang akan menjadi perumpamaan bahwa kryptonite sungguh bukan mitos bagi Jongin. Tentu saja Kim Jongin bukan pemuda dengan kekuatan super seperti karakter Superman. Ia hanya seorang lelaki biasa yang menjalani rutinitas seperti orang biasa lainnya. Hanya saja cerita hidupnya sedikit luar biasa.
Oke, jangan bayangkan Jongin adalah sosok pembela keadilan atau orang-orang heroik yang memperjuangan hak-hak orang miskin. Bukan. Ia tak seperfect itu. Ia hanya anak lelaki yang suka membuat onar, berkelahi, merokok, mabuk-mabuk-an (terkadang, bahkan sudah berkurang sekarang), balapan liar dan membolos kuliah. Membuat orang-orang mencapnya nakal, pembuat onar dan sebagainya. Jongin bahkan tidak peduli sebutan orang-orang untuknya. Ia hanya akan menatap orang-orang yang membicarakannya itu dengan tatapan mata andalannya. Mungkin tatapan matanya sangat dingin, Jongin akui itu. Ia sendiri merasa tak harus tersenyum pada orang yang bahkan tak mau tersenyum untuknya.
Satu-satu alasan logis kenapa Jongin berbuat ulah adalah karena ia terlahir ditengah-tengah keluarga yang sibuk mengejar karier dan uang. Keluarga yang berpikir uang bisa memberikan kebahagian dan kenyamanan untuk anak-anaknya. Kedua orang tuanya terlalu sibuk untuk sekedar memberi perhatian padanya. Lagi-lagi ini hanya penggalan cerita klasik tentang anak yang kurang kasih sayang dari orang tuanya. Bahkan cerita seperti ini sering dibuat di drama yang mengangkat tentang konflik keluarga. Namun itulah yang terjadi dalam kehidupan Jongin. Menjadikannya terjebak dalam dunia yang menurutnya lebih baik dari bangunan megah yang disebut rumah itu. Hingga pada akhirnya Jongin berpacaran dengan pemuda manis bernama Oh Sehun.
Benar jika Sehun di ibaratkan batu kripton bagi Jongin. Bahkan sampai sekarang Jongin tidak tahu apa yang membuatnya lemah di hadapan pemuda berkulit putih itu. Bukan rasa sakit yang ia takutkan. Berkelahi dan pulang dalam keadaan luka-luka sudah biasa bagi Jongin. Berhadapan dengan orang yang ingin membunuhnyapun ia tidak takut. Apalagi amukan sang ayah, sudah makanan sehari-hari hingga sang ayah sampai menyerah dibuatnya. Hampir tidak ada hal yang ia takutkan di dunia ini. Namun entah kenapa, Jongin-si ketua genk paling di takuti sekampus- justru akan menuruti semua permintaan kekasihnya. Jika Sehun bilang jangan, maka ia akan menurutinya.
Pernah waktu itu, Sehun melarangnya untuk ikut balapan liar. Bukan tanpa alasan sebenarnya. Karena sehari sebelumnya, Jongin pulang dalam keadaan babak belur. Mengingat keadaanya yang belum pulih itu, Sehun melarangnya. Akan tetapi Jongin waktu itu nekat dan tetap ikut balap liar meskipun Sehun tidak mengizinkan. Hingga berakhir Sehun ngambek dan tidak mau berbicara selama 3 hari dengan Jongin. Semua panggilan dan pesan dari Jongin, Sehun acuhkan. Saat di kampuspun Sehun menghindarinya. Terpaksa Jongin membujuknya dengan janji mentraktir Sehun bubble tea selama 2 minggu penuh plus janji tidak akan melakukan sesuatu jika Sehun tidak mengizinkan. Walau Jongin harus di tertawai teman se-genk nya, tapi itu lebih baik baginya dari pada Sehun yang mendiam-kannya. Tidak berbicara dengan Sehun sungguh membuat Jongin tersiksa.
Sekali lagi, Sehun memang bagaikan batu kryptonite untuk karakter Superman yang diibaratkan pada diri Jongin.
.
.
.
"Tao-ya, Baekhyun-ah, aku pulang duluan ya. Jonginie sudah menungguku" ucap Sehun pada kedua sahabatnya yang sedari tadi menemaninya berjalan menelusuri lorong kelas. Tao dan Baekhyun adalah kedua sahabat Sehun sejak ia masuk universitas ini. Mereka bertemu karena kebetulan satu jurusan dan mengikuti kelas yang sama pada beberapa mata kuliah wajib yang dipilih Sehun.
Baekhyun menghela nafas kasar melihat sosok yang ditunjuk Sehun. Bukannya Baekhyun membenci sosok yang tengah bersandar di dinding dengan gaya angkuhnya itu. Hanya saja ia tidak menyukai Jongin. Itu berbeda. Dan semua menjadi wajar mengingat reputasi Jongin selama ini. Sampai sekarang Baekhyun tidak bisa mengerti kenapa Sehun begitu menyukai Jongin. Bahkan saat pertama kali bertemu Jongin, Sehun sudah terpikat pada pemuda tan itu. Sehun tak henti mengoceh tentang Jongin. Walaupun mahasiswa baru, Jongin sudah terkenal karena berkelahi dengan salah satu senior gara-gara tidak terima di suruh-suruh seenaknya. Jongin tidak terima karena ia tahu senior itu hanya berniat mengerjainya saja. Berkali-kali Jongin terkena kasus. Kalau saja ayahnya bukanlah orang berduit yang menjanjikan memberi donatur pada pembangunan unuversitas ini, pasti ia sudah di drop out sejak lama. Mungkin disinilah pembuktian betapa uang sangat berkuasa dijaman sekarang.
"kau masih bersamanya?" Tanya Tao yang juga sepemikiran dengan Baekhyun.
"maksudmu?" Sehun berpura-pura tidak tahu. Walaupun kenyataannya ia paham maksud ucapan temannya itu.
"kau tahu pasti apa maksud Tao kan? Ayolah Sehun, aku tidak bisa tenang seumur hidup melihatmu berpacaran dengan namja berandalan seperti Kim Jongin itu" Baekhyun menjelaskan maksud Tao.
"memang kenapa? Jongin tidak pernah menyakitiku. Mungkin dia memang nakal dan suka buat onar. Tapi bisakah kalian tidak men-judge seseorang dari covernya kan? Lagipula apa Jongin itu terlalu jelek untukku?" Sehun menanggapi ucapan teman-temannya sambil bercanda.
Sebenarnya bukan masalah wajah bagi Baekhyun ataupun Tao. Sejujurnyapun, wajah Jongin tidak terlalu jelek. Bisa tergolong tampan malahan. Walaupun warna kulitnya agak kecoklatan. Tapi itu membuat nya terlihat eksotis dan seksi secara bersamaan. Jika Jongin adalah selebriti, mungkin ia akan memiliki banyak penggemar. Dan semua image tentang ketampanan Jongin berubah menyeramkan saat Jongin menggunakan pukulannya. Jongin pernah berkelahi didepan gerbang kampus dengan mahasiswa lain. Entah dulu Jongin pernah berlatih bela diri atau tidak, yang jelas korbannya waktu itu terpaksa dibawa kerumah sakit dengan luka memar diseluruh tubuhnya. Jadi cocoklah gelar 'pembunuh berwajah tampan' yang diberikan oleh beberapa mahasiswi yang tertarik pada Jongin tapi terlalu takut untuk berinteraksi dengannya. Kecuali satu orang. Yaitu Oh Sehun.
"ya sudah terserah kau saja. Percuma juga kami menasehatimu sampai mulutku berbusa. Sampai jumpa, hati-hati Sehun-ah" Tao akhirnya menyerah. Sehun mengangguk mendengar kata 'hati-hati' yang selalu diucapkan oleh sahabatnya setiap kali ia berurusan dengan Jongin.
"kau masuk kelaskan tadi?" Tanya Sehun begitu ia sudah berdiri dihadapan Jongin yang sedari tadi menunggunya.
"iya" jawab Jongin singkat. Dengan ekspresi dinginnya. Ini kampus, jadi otomatis ia harus memasang tampang dinginnya.
"benarkah? Kau tidak ketiduran dibelakang kan?"
"sedikit" sebenarnya Jongin sama sekali tidak mendengar apa yang dosennya terangkan. Masuk saja sudah kemajuan besar untuk Jongin. Jika Sehun tidak memaksanya untuk masuk tadi, ia tidak akan masuk. Menurut Sehun, lebih baik Jongin masuk kelas dari pada keluyuran tak jelas. Toh Jongin tidak ada kerjaan sebelum pulang bersama Sehun.
"Jonginie, weekend ini kau tidak punya rencana akan kemana-manakan?" Tanya Sehun. Jongin menggelengkan kepalanya acuh. Ia membukakan pintu dan menyuruh Sehun masuk kedalam mobil. Selanjutnya ia berlari kearah pintu yang berlawanan dan duduk di belakang kemudi.
"paling cuma berkumpul dengan Chanyeol dan Kris seperti biasa" Chanyeol dan Kris adalah teman satu genk Jongin. Bisa dipastikan mereka sama berandalnya dengan Jongin. Setiap akhir pekan mereka akan berkumpul dirumah Jongin, atau mungkin ketempat balapan. Di kampus mereka juga sering bersama. Selain Jongin adalah ketua genk, sepertinya mereka tidak punya tujuan selain mengikuti Jongin.
"kalau begitu kita pergi jalan-jalan ya?" Sehun memohon dengan aegyo andalannya. Jongin mengakui ia menyukai dan membenci aegyo Sehun. Ia menyukainya karena membuat Sehun terlihat cute dengan aegyonya. Dan Jongin membencinya karena gara-gara aegyo itu ia tidak bisa berbuat apa-apa.
"eh tapi, aku—"
"ayolah. Jonginie, sekali minggu ini saja. Aku ingin sekali" Jongin merutuki kepalanya yang mudah saja mengangguk. Sehun tersenyum senang dan berteriak kecil. Lagi-lagi tanpa sadar Jongin tersenyum pada Sehun.
.
.
.
Pagi ini Sehun bersemangat sekali berangkat kekampus. Ia memang selalu semangat jika hari jumat. Karena hari jumat merupakan hari terakhir ia kuliah setelah seminggu ia habiskan untuk belajar, membuat tugas dan hal-hal menyibukkan pekannya. Jumat merupakan pembatas yang menandakan datangnya weekend yang beribu kali menyenangkan. Jumat akan menjadi tidak menyenangkan lagi, jika ada dosen yang secara sepihak memutuskan adanya kuliah pengganti di hari sabtu yang seharusnya digunakan mahasiswa untuk merelaksasi kan pikiran mereka. Sehun berharap minggu ini, hari sabtunya tidak akan terbuang gara-gara dosen yang tidak berprikemanusian yang memutuskan diadakannya kelas pengganti. Lagipula weekend ini ia sudah ada janji dengan Jongin.
Mata Sehun menangkap sosok Jongin yang kini tengah bercengkrama dengan teman-temannya. Ia yakin itu pasti Kris dan Chanyeol. Karena memang tidak ada yang mau berteman dengan jongin selain mereka di kampus ini.
"hai Jonginie, Chanyeol-ah, Kris-ah" sapa Sehun mendekati mereka. Perbuatan yang paling dihindari seantero penjuru kampus. Salah-salah nanti mereka bisa di hajar trio berandal ini.
Sehun berdiri tepat disebelah Jongin. Kemudian Kris dan Chanyeol yang duduk disampingnya menoleh kearah sumber suara.
"Sehunie, sedang apa kau disini?" Tanya Jongin. Pertanyaan retoris sebenarnya. Sudah jelas Sehun berangkat kuliah.
"tentu saja aku berangkat kuliah" Sehun tersenyum manis. "Kenapa kalian masih disini?" Sehun melirik jam tangannya. Masih jam 9 pagi. Kuliah dimulai 30 menit lagi.
"kau sendiri kenapa masih disini?" Kris balik bertanya. Ia berdiri dan diikuti Chanyeol yang ikut-ikutan berdiri.
"karena kuliah masih dimulai 30 menit lagi." Sehun memang tipe mahasiswa rajin yang datang sedikit lebih cepat. Ia tidak suka terburu-buru gara-gara terlambat.
"kalian tidak masuk kelas?" Tanya Sehun lagi. Ia menatap tampang kesal Kris dan Chanyeol yang tertuju padanya.
"karena kuliah masih dimulai 30 menit lagi" Kris meng-copy jawaban Sehun tadi. Membuat Sehun mendecak sebal.
"sudahlah kau pergi sana. Kau tidak takut tertular berandal kami apa?" Chanyeol angkat bicara. Sedangkan Kris masih menatap Sehun sebal. Tangannya sibuk dengan ponselnya.
"untuk apa takut? Kalian tidak mungkin memukulku kan?"
"huh percaya diri sekali kau tuan Oh Sehun" Chanyeol menantang mata Sehun dengan tatapan tajamnya. Ia melirik Jongin yang masih diam mengamati dan tidak bergerak sedikitpun dari tempat duduknya. Bagi Jongin, hal seperti sudah biasa terjadi.
Bukannya takut, justru Sehun balas menatap tatapan tajam Chanyeol. "karena aku percaya kalian tidak akan memukul orang yang tidak mencari gara-gara dengan kalian" memang benar kenyataannya mereka hanya akan memukuli orang-orang yang mencari gara-gara dengan mereka. Mana mungkin mereka menghajar orang secara acak tanpa alasan. Orang-orang saja yang beranggapan demikian lantaran image mereka yang suka berkelahi. Walaupun tindakan Sehun barusan tidak bisa di kategorikan tidak 'mencari gara-gara'.
"hahaha kau lucu sekali Oh Sehun. Pantas saja Jongin tergila-gila padamu" Chanyeol tertawa membuat sebagian mahasiswa yang lewat menatapnya heran. Hingga tatapan itu terhenti saat pandangan menusuk Chanyeol dihadiahkan pada setiap orang yang menatapnya. Tawa yang sebenarnya kamuflase, karena Chanyeol kehabisan kata-kata membalas ucapan pemuda milky skin dihadapannya ini.
Sehun tidak peduli dengan tatapan menusuk Chanyeol. Baginya, ia sudah terbiasa jika di hadiahi tatapan dingin seperti itu. Matanya beralih pada Kris yang kini sibuk membuka bungkus rokoknya. Tidak peduli dengan larangan merokok di area kampus.
"hei, kau tidak tahu kalau dilarang merokok di kampus?" Kris menatap Sehun tidak peduli. Ia malah menghidupkan pematik yang tadi berada di kantong bajunya dan menghisap rokoknya. Kemudian menghembuskan asapnya keudara.
Sehun mengambil bungkus yang berada di tangan Kris cepat. Membuat sang empunya mendelik tidak suka. "apa yang kau lakukan? Kembalikan rokok ku?" Teriak Kris.
"matikan rokokmu itu atau aku akan membuang sebungkus rokokmu ini kedalam kolam itu" Sehun tahu Kris tengah menahan emosinya sekarang. Tapi ia tidak takut dengan apa yang akan dilakukan oleh Kris padanya.
"ayo matikan, kau tidak sayang sebungkus rokokmu yang masih tersisa banyak ini aku buang kekolam? Lebih membaik membuang satu dari pada sebungkus kan?" Sehun memberi opsi membuat Kris mengepalkan tangannya keudara. Hendak menghanjar Sehun. Namun ia urungkan. Untuk beberapa alasan, ia tidak ingin melukai Sehun.
Alasan pertama tentu karena Sehun adalah kekasih Jongin. Bukan karena Jongin ketua genknya, hanya saja ia berusaha menghormati semua orang yang berhubungan dengan teman-temannya. Ia yakin Jika itu kekasih Chanyeol atau dirinya sendiripun, Jongin juga tidak akan mau melukainya.
Alasan kedua karena muka indah Sehun terlalu berharga untuk dirusak oleh tangan siapapun. Baginya dan Chanyeol, Sehun sudah dianggap sebagi adiknya sendiri. Walau bagi mereka Sehun sangat menyebalkan, suka mengatur-ngatur tapi setidaknya Sehunlah yang mencegah mereka untuk berbuat lebih gila lagi. Dan trio berandal ini adalah jenis orang yang sulit mengekspresikan perasaan mereka.
Melihat Kris yang tidak kunjung mematikan rokoknya, Sehun segera mengambil rokok itu dari bibirnya. Ia melemparkanya ketanah dan menginjaknya dengan sepatu.
"ini rokokmu. Setidaknya jangan merokok di pagi hari. Kau tidak sayang apa jika bajumu harus bau rokok sepanjang hari." Sehun menyerahkan bungkusan rokok tadi ketangan Kris.
"sudahlah Sehunie. Kau kembali saja kekelasmu. Lagipula kami juga tidak akan masuk kelas" Jongin akhirnya berbicara setelah tadi hanya diam mengamati. Ia juga tidak ingin Sehun cari gara-gara dan memancing emosi kedua temannya ini.
"wae? Kenapa kekampus jika tidak masuk kekelas?"
"setidaknya itu lebih berguna daripada diam di rumah" Jongin memang selalu membenci rumahnya. Ia selalu sendiri disana. Setidaknya dikampus ia bisa bertemu teman-temannya. Teman yang juga senasib dengannya. Anak broken home yang membenci rumah seperti Chanyeol dan Kris ini. Mungkin itulah alasan kenapa mereka bisa berteman satu sama lain. Walaupun di kampus mereka juga tidak masuk kelas. Bagi jongin kampus lebih baik dari pada tempat sepi dan mewah yang secara teori disebut rumah itu.
Sebuah senyum merekah di wajah imut Sehun. "kalian tahu, akan lebih berguna jika kalian masuk kekelas" semuanya kompak menggeleng.
"Oh ayolah, tidak ada salahnya masuk kekelas. Setidaknya kalian mendengar minimal satu kalimat yang diucapkan dosen" bujuk Sehun lagi. Dan jika sudah begini, pasti pertanda buruk. Karena Sehun tidak akan menyerah sebelum berhasil membawa mereka masuk kekelas.
Sehun menarik tangan Chanyeol dan Kris. Tapi mereka menepisnya kasar. Sehun mencoba menarik lengan mereka, namun itu sia-sia karena kekuatan Sehun yang tidak sebanding dengan dua makhluk setinggi tiang itu. Akan tetapi Sehun tidak menyerah, karena bukan Oh Sehun namanya jika tidak keras kepala.
"Jonginie, ayo ajak teman-temanmu kekelas." Sehun bergelayut dilengan Jongin manja. Ia memeluk lengan kiri Jongin dengan kedua tangannya. Ia menggoyang-goyangnya sambil memasang aegyo yang selalu sukses bekerja untuk Jongin.
Bukannya menjawab, Jongin justru menatap teman-temannya meminta pertolongan. Matanya memberi kode, meminta saran apa yang harus ia katakan. Sangat tidak mungkin Jongin mengatakan 'tidak' pada tampang imut Sehun dengan aegyo ini. Tetapi Jongin juga malas setengah mati ke kelas yang membosankan itu. Terjebak di ruangan itu selama 100 menit, sama saja seperti neraka jahanam baginya. Benar-benar menggelikan melihat seorang Kim Jongin mati kutu begini.
"hufftt baiklah" Chanyeol akhirnya mengalah melihat tampang memelas seorang Kim Jongin yang sangat langka ia tunjukkan. Bahkan pada musuh yang akan menghabisinya nyawanya pun, Jongin tidak sudi memelas seperti itu.
"tapi Sehun-ah, kau tahu itu percuma saja. Kami tidak akan mendengarkan apa yang dosen sialan itu katakan. Kami juga akan tertidur di kelas. Jadi lebih baik kau saja yang masuk, ne?" Chanyeol berbicara dengan nada yang dibuat selembut-lembutnya. Tidak pernah ia sudi berbicara seperti itu seumur hidupnya, jika saja bukan gara-gara Jongin yang begitu lemah dihadapan Sehun. Chanyeol lalu memutar tubuh Sehun dan menyuruhnya pergi ke kelas.
"tidak apa. Setidaknya itu menambah daftar hadir kalian yang sering kosong" Sehun berbalik lagi.
Oke mereka bertiga akhirnya menyerah dengan usaha gigih Sehun. Dengan terpaksa mereka berjalan kearah kelas. Sehun menyuruh Chanyeol dan Jongin berjalan didepannya. Kemudian Sehun menarik tangan Kris yang masih belum bergerak sedikitpun.
"ya! Apa yang kau lakukan. Aku bisa jalan sendiri. Lihat Jongin mu bisa cemburu" teriak Kris. Sehun tetap menariknya sekalipun ia harus mendapati perlawanan dari Kris.
"kau sekelas denganku, sedangkan Jonginie sekelas dengan Chanyeol. Jadi kau kekelas denganku. Jangan kabur, ne?" Kris menghela nafas berat. Ia tahu ini pertanda buruk untuknya. Setidaknya Chanyeol dan Jongin jauh lebih beruntung. Mereka bisa tidur sekelas dengan bebas. Sedang ia sendiri, bisa dipastikan ocehan Sehun akan menganggu kegiatan tidur dikelasnya.
"aghh, sepertinya kita harus mengganti leader di genk dengan mu. Sifat suka mengatur mu sangat cocok untuk jadi seorang leader" sindir Kris. Jongin tersenyum kecut mendengarnya.
"Oh ya, Jonginie. Jangan lupa besok kau ada janji denganku" ucap Sehun berpisah dengan Jongin di pintu kelasnya. Jongin hanya mengangguk kecil dan masuk kelas diikuti Chanyeol. Matanya langsung mencari bangku paling belakang.
"Baekhyun-ah, Tao-ya, 2 bangku disebelahmu kosongkan?" Teriak Sehun begitu memasuki kelas. Belum sempat mereka mengangguk, mereka justru di kejutkan saat menyadari siapa namja yang tengah berjalan dibelakang Sehun.
"S-Se-Sehun-ah, k-k-kau bersama.." Tao bahkan tidak bisa menyelesaikan kalimatnya.
"kenapa ? Apa kalian ada masalah dengan ku?" Ucap Kris galak pada Tao dan Baekhyun yang sedari tadi menatapnya kaget.
Dengan cepat mereka berdua menggeleng. Takut dengan tatapan tajam dari mata Kris.
"sudahlah, ayo duduk" Sehun duduk tepat di sebelah Baekhyun dan Kris duduk dibangku kosong yang berada di sebelah Sehun.
Kris langsung menundukkan kepalanya kemeja. Mencoba tidur ditengah omelan suara Sehun. Ia mencoba untuk tuli sejenak. Dalam hati ia merutuki Jongin yang terlalu pengecut itu. Bisa-bisa nasib Jongin seperti suami yang takut istri kelak.
.
.
.
TBC
Saya lagi mood nulis nih, nggak ada kerjaan dan pengangguran sekali pas liburan ini. Jadi ngepost ff deh,. Rencananya ff ini pendek kok.. How do u think?
Thanks a lot...
