minionski's storyline

Oh Sehun & LuHan's characterization

Romance with FluffFicletTeen

Disclaimer :

Cast seutuhnya milik Tuhan YME. Storyline murni hasil imajinasi absurd seorang rookie author.

For Plagiarist, just go awaydan cobalah mensyukuri milik sendiri.

.

.

.

Ini bukan penolakan untuk Oh Sehun.

Hanya sebuah penundaan yang sedikit lebih lama.

.

.

.

.

"Kau serius?"

"Apa aku terlihat seperti host reality show murahan yang sedang mencoba melucu?"

Sehun tersenyum miring, "Kau sensitif sekali."

Gadis disebrang tertawa ringan, menampilkan deretan gigi putih miliknya, membuat siapa saja yang melihatnya akan berpikiran bahwa ia gadis yang menyenangkan. "Aku lebih suka menyebutnya dengan 'peka' daripada 'sensitif'," ujar gadis tersebut yang lebih terdengar seperti sindiran di telinga pemuda bermarga Oh.

"Sudah berani menyindirku rupanya?" sebelah alis Sehun terangkat.

"Memang kapan aku takut padamu?" si gadis bersurai hitam panjang meniru gaya lawan bicaranya menaikkan alis. Lantas membuat Sehun memutar bola mata malas atas tingkahnya. Dalam hati membenarkan ucapan sang gadis walau juga tak begitu senang mendengarnya langsung.

"Jelaskan alasannya."

Si gadis nampak menerawang seraya mengaduk ice cappuccino-nya dengan sedotan, "Sederhana. Aku ingin menyelesaikan kuliahku lalu membangun perusahaan abeoji dari awal lagi." Sejak perusahaan ayahnya bangkrut empat tahun yang lalu, ia memang bertekad untuk mengembalikan kehidupan keluarganya seperti semula.

"Kapan itu akan terjadi lebih tepatnya? Aku butuh kepastian, Luhan," Sehun melipat kedua lengannya di depan dada tanda ia mulai tidak senang dengan pembicaraan tersebut.

"Jika semua berjalan sesuai keinginanku, secepatnya. Tapi kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi dimasa depan karena aku hanya bisa berusaha tapi tidak dengan menentukan akhir, Oh Sehun," Luhan mengakhiri kalimatnya dengan seulas senyum.

"Ah, aku jadi ingin tahu seberapa lama seorang Oh Sehun bisa bertahan," gurau gadis bermata doe. Sehun mendengus, ia sudah akan memuji kalimat bijaksana kekasihnya itu sebelum berakhir dengan menggodanya. Namun ia jadi berpikir, 'Sampai kapan? Sanggupkah?'. Ia bukan tipikal yang dengan senang hati menunggu. Tapi kemudian hatinya mengingatkan sesuatu, bahwa selama mengenal Luhan, gadis itu-lah yang selalu berhasil membuat Sehun melakukan hal-hal diluar kebiasaannya.

"Kau tak lebih pintar dariku, mungkin saja kau takkan bisa lebih cepat dari apa yang ku capai."

Hanya itu kata-kata yang terpikirkan oleh Sehun untuk membalas Luhan. Beruntung sebab Luhan sama sekali tidak tersinggung. Ia sudah cukup tahu bagaimana kepribadian pemuda bermata sipit nan tajam itu.

"Ya setidaknya aku lebih pintar dari mereka," sanggah Luhan sambil melirik ke arah sekumpulan gadis yang tengah bergosip tentang mereka berdua tak jauh di sudut kantin lain. Tidak sulit untuk mereka mengetahuinya, karena hal itu sering terjadi tiap kali keduanya terlihat bersama.

Pemuda yang setahun lebih tua dari Luhan tertawa, bangga pada tingkat kepercayaan diri sang kekasih benar-benar sama persis dengan dirinya.

"Tapi kau menolak bukan karena aku belum menyiapkan sesuatu yang spesial 'kan?" tanya Sehun begitu selesai tertawa.

"Kau mau melamarku saja aku sudah seperti terkena serangan jantung."

Sehun tersenyum puas mendengar keberhasilannya membuat Luhan terkejut.

"Seharusnya kau bersyukur tak melamarku dengan berbagai perlengkapan berlebihan dan di depan banyak orang seperti saat kau menyatakan cinta padaku dulu. Jadi kau tak perlu terlalu malu ditolak olehku."

Luhan terkikik setelahnya bersamaan dengan mimik wajah Sehun yang berubah kesal.

"Berhenti tertawa Nyonya Oh!" tegas Sehun yang reflek membungkam suara tawa Luhan. Wajah datar tak bersahabat si pemuda tampan sedikit membuat Luhan kikuk. Sedikit.

"Sehun-ie~ Kau boleh memanggilku dengan marga-mu sesuka hati tapi itu takkan merubah nama dan status di kartu identitasku sebelum . . ."

Luhan sengaja menggantung kalimatnya dan mengetuk-ngetuk dagu seolah tengah berpikir. Hingga. . .

CUP!

"Sebelum aku menerima lamaranmu! Bye, Oh Sehun~"

Luhan berlari keluar kantin setelah sebelumnya menjulurkan lidah, meledek sang kekasih yang masih terpaku. Oh Sehun seharusnya marah atau setidaknya kesal tapi ia justru tersenyum. Tak lupa menyentuh pipinya yang tadi dikecup Luhan. Ia berhenti melakukan itu begitu menyadari semua mata tengah menatapnya.

Dasar gadis bodoh.

Sehun segera bangkit dari duduknya dan melenggang keluar sebelum orang-orang semakin menganggapnya gila. Cubitan ataupun sentilan sepertinya cukup bagus sebagai hukuman bagi 'gadis bodohnya'.

.

.

.

.

.

"Yak! Oh Sehun! Berhenti mencubiti pipiku!"

.

.

.

END

Note ngga Penting :

Haloha~ Author abal-abal baru hadir di FFN~

Sebelumnya aku mau kasih tahu kalo Fanfic ini adalah remake dari ff yg udah pernah aku buat dan publish di tempat lain dengan penname yg berbeda dan cast yang berbeda. Dan sekarang aku buat jadi versi HunHan! Kalo diluar FFN, penname-ku bukan minionski, mungkin ada yg tahu aku siapa? (yg tahu diem2 aja ya wkwk)

Selama ini aku cuma jadi reader aja di ffn dan baru sekarang berani muncul sebagai author (abal-abal), huehehe. Semoga ngga mengecewakan :3 Oya, plis jangan panggil aku 'author' apalagi 'thor' -,- Sebut saja aku 'dis'. Aku 97Line beidewai~

Sekalian aku mau vote, kalian pilih Luhan GS atau tetep jadi cocan (?) aja?

Want next ficlet of HunHan? Review juseyo~ Thankseu!