Disclaimer
Boboiboy © Animonsta
Pairing : None (Mungkin)
Ada seorang anak yang masih berumur 10 tahun bertopi kuning yang dimiringkan lari ke arah kakaknya, "KAK TAUFANNN!"
Kakaknya, Taufan yang sudah berumur 16 tahun menoleh ke arah adiknya, tersenyum, "Ada apa, Angin?"
Angin memeluk Taufan, "Tadi saat aku bilang biskuit Yaya enak pada natap aku seperti aku adalah orang aneh! Mereka benci aku ya?"
Taufan sweatdrop, "Menurutmu biskuit Yaya enak?"
Angin mengangguk, "Enak kok!"
'Adikku ini apa ada masalah dengan indra perasanya, ya? Kayaknya mendingan lain kali aku bawa ke dokter..' Batin Taufan.
"Terus kenapa kamu mikir kalo mereka benci kamu?"
Angin menatap kakaknya, "Soalnya mereka natap aku seperti itu!"
'Ceria tapi pesimis, sebenarnya dia normal gak sih?' Batin Taufan, ternyata Taufan gak ngaca.
Taufan mengelus kepala Angin, "Tenang.. Mungkin itu hanya perasaanmu.. Mereka tidak membencimu!" Taufan tersenyum jahil lalu mengecilkan suaranya tetapi Angin masih bisa mendengarnya, "Mungkin.."
Angin kaget, "Mungkin!?"
Taufan tertawa, "Canda kok~ Canda~ Mereka tidak mungkin membencimu hanya karena hal sekecil itu~"
"Benarkah?"
Taufan tersenyum melihat adiknya lalu tertawa lagi, "Iya kok~ Bener~"
oO0Oo
Di lain tempat ada seorang anak yang berumur 10 tahun dengan topi oranye tetapi kali ini dengan cara pemakaian yang benar, ia melihat kakaknya yang berumur 16 tahun sedang berlatih bela diri.
"Kak Halilintar.."
Halilintar berhenti melakukan aktivitasnya lalu menoleh ke adiknya, "Ada apa, Petir?"
"Lain kali, kakak mau ajarin aku cara untuk bela diri, nggak?"
Halilintar bingung. Kenapa adiknya, Petir mau belajar bela diri?
"Kenapa kamu mau belajar bela diri?"
Petir masih menatap kakaknya, "Soalnya biar kalau ada hantu, nanti tinggal dihajar hantunya!"
Halilintar sweatdrop, "Kamu masih takut hantu, ya?"
Wajah Petir memerah karena malu, "E- eh!? Nggak kok! Cuma buat jaga-jaga doang!"
'Tsundere..' Batin Halilintar.
Halilintar mendekati adiknya, "Tenang saja.. Hantu itu tidak ada, kok.. Tapi kalau mau belajar bela diri, nanti boleh kakak ajarin. Buat jaga-jaga misalnya ada penjahat bukan hantu. Soalnyakan.." Halilintar memasang wajah yang menyeramkan, "Hantu tidak bisa disentuh.."
Petir terlihat takut, "EHH!?"
Halilintar berusaha menahan tawanya, "Ya sudah, sekarang sudah mengerti, kan?"
Petir tidak bilang apa-apa, ia hanya mengangguk.
oO0Oo
Seorang anak berumur 10 tahun, bertopi merah yang dibalikkan membuka pintu kamar kakaknya, "Kak Gempa.."
Kakaknya, Gempa yang berumur 16 tahun menoleh, "Ada apa, Tanah?"
"Apa kakak gak sibuk? Ngerjain tugas OSIS mulu.."
Gempa hanya tersenyum mendengarnya, "Inikan memang sudah tugas dan kewajiban kakak.."
Tanah terlihat sedih, "Tetapikan Tanah kesepian.. Ingin sesekali main sama kak Gempa.."
Gempa mengelus kepala adiknya itu, "Kan kamu punya Petir dan Angin sebagai teman mainmu, kan?"
"Tapi itu berbeda!"
Gempa kaget. Tanah melanjutkan perkataannya, "Kalau Petir punya kakaknya, Halilintar dan kalau Angin punya kakaknya, Taufan! Sesekali aku juga ingin main sama kak Gempa!"
Gempa sadar bahwa selama ini adiknya ternyata merasa iri dengan kedua sahabatnya itu karena mereka berdua mempunyai kakak yang selalu bisa mendampingi mereka sedangkan Gempa selalu sibuk dengan tugas OSIS dan tidak bisa menyempatkan dirinya untuk mendampingi adiknya.
'Aku memang kakak yang buruk..' Batin Gempa sambil menepuk jidatnya.
Tanah melanjutkan lagi perkataannya, "Aku tahu ini egois.. Tapi-" Gempa memotong perkataannya Tanah,
"Nanti akan kakak usahakan supaya tidak terlalu sibuk supaya bisa bermain dengan Tanah!" Gempa tersenyum, "Ya?"
Tanah menatap kakaknya dengan tatapan penuh dengan kesenangan, "Iya!"
Humikmika : Ini dia fanfic baru saya :v Bukannya ngelanjutin fanfic lama malah bikin yang baru, gue mah gitu orangnya /plak/ Tenang saja fanfic yang Unexpected Meeting masih dilanjutkan bareng dengan fanfic ini~! Hehehe! Mohon review, fav dan follownya ya.. (malah minta-minta)
Terima kasih telah membaca!
Kalau saya jujur judul ficnya ngasal.
