Disclaimer: Hetalia masih miliknya Himaruya-sensei
Rain: Hey semuanya. Saya kembali lagi dengan fanfic multichap terbaru!
Readers: HUUUUU! *melempar segala macam buah dan sayuran*
Rain: Mumpung liburan panjang dan nggak ada kerjaan, saya jadi pengen nulis lagi nih. Tapi maaf ya kalo banyak kesalahan baik penyampaian kalimat ataupun misstypo, maklum udah lama banget saya nggak nulis fanfic *nunduk-nunduk minta maaf*.
Selamat membaca!
xXx
"Aduh, di mana sih buku itu!" ujar seorang pemuda yang sedang sibuk mengobrak-abrik lemari buku.
"Dasar Malaysia, kenapa kalo nagih buku mendadak gini, sih! Aku kan belum sempat nyari," runtuk pemuda tersebut.
"Ah, mungkin ini bukunya." Pemuda yang merupakan personifikasi dari Indonesia itu mengambil salah satu buku dan...
"BRUUUUK!"
Ternyata buku-buku yang lain ikut terambil dan jatuh menimpanya.
"Aww," rintih pemuda berambut hitam legam tersebut. Tangannya megusap-usap kepalanya yang terbentur sekian banyak buku itu.
"Ya ampun, nggak tahu orang lagi pusing apa? Pake acara jatuh jatuh segala," gerutunya sambil memungut buku-buku yang terjatuh itu.
"Em, buku apa ini?" Tanya Indonesia pada diri sendiri seraya meniup debu pada salah satu buku yang cukup tebal. Rasa penasaran mengambil alih perhatian Indonesia. Ia pun membuka-buka buku tersebut.
"Ini kan..."
xXx
"Hei, Indon, tadi aku mendengar benda terjatuh. Kau tidak apa-apa?" tanya seorang pemuda berwajah melayu sembari masuk ke ruang kerja Indonesia. Entah bagaimana ceritanya ia bisa masuk ke dalam rumah Indonesia.
Tapi yang didapati Malaysia –nama pemuda tersebut- hanyalah kakaknya yang sedang duduk di lantai sambil membaca sebuah buku. Sementara keadaan sekitarnya begitu menggenaskan dengan begitu banyaknya buku-buku yang berserakan.
"Hoi, Indon!"
"Ah, Malon," jawab Indonesia sedikit terkejut dan langsung menyembunyikan buku yang tadi ia baca di belakangnya.
"Buku apa yang kaubaca itu?" Malaysia melirik ke belakang Indonesia, berusaha melihat buku apa yang di baca kakaknya tersebut.
"Buku? Oh! Bukan, bukan buku apa-apa kok. Tidak penting!" Indonesia menjawab dengan terburu-buru sambil mengambil buku itu dan memasukkannya ke dalam laci meja kerjanya.
Malaysia memandang Indonesia dengan aneh. Sepertinya kakaknya menyembunyikan sesuatu. Jelas-jelas tadi Indonesia begitu serius membaca buku itu. Dengan ekspresi serius, tegang, atau mungkin takut? Entahlah, Malaysia sendiri juga tidak tahu. Yang pasti, buku itu sepertinya penting.
"Ya sudah kalo bukan apa-apa."
Malaysia kembali membantu Indonesia memunguti buku-buku yang terjatuh tadi. Walaupun ia ingin tahu buku apa yang dibaca Indonesia, pasti sulit untuk membuat Indonesia bicara. Lagipula ia sedang malas berdebat. Mereka berdua kembali membereskan buku-buku tersebut tanpa ada sepatah kata pun yang keluar dari mulut masing-masing.
"Ah, ini dia bukuku."
"Eh, sudah ketemu?"
"Huh, dasar Indon, disuruh mencari buku saja tidak becus. Akhirnya aku juga yang mencari bukuku."
"Heh, enak saja kau bilang aku tidak becus! Lagipula siapa yang minta bantuanmu? Kau saja yang seenaknya masuk dan membantuku!"
"Tidak becus, ya, tidak becus, nggak usah membela diri deh. Dasar Indon bodoh!" ujar Malaysia sembari berlari keluar dari ruang kerja Indonesia.
"Pergi sana yang jauh! Kalo perlu nggak usah balik-balik lagi!"
"Iya, iya, aku duluan ya, Indon!" teriak Malaysia dari kejauhan.
Indonesia mendengar suara pintu depan tertutup, tanda bahwa Malaysia sudah pergi. Ia pun duduk di meja kerjanya dan mengambil buku yang tadi sedang dibacanya. Dibukanya buku itu dari awal lagi dan ia kembali membaca tulisan tua yang berbunyi...
"Sesuk yen wis ana kreta tanpa turangga
Tanah jawa kalungan wesi
Prahu mlaku ing dhuwur awang-awang
Kali ilang kedhunge
Pasar ilang kumandhang
Iku tanda yen tekane jaman Jayabaya wis cedak*"
TBC
*Besok jika sudah ada kereta berjalan tanpa kuda. Tanah jawa berkalung besi. Perahu terbang di angkasa. Sungai kehilangan sumbernya. Pasar kehilangan suaranya. Itu pertanda bahwa zaman Jayabaya sudah dekat.
Sebenernya saya menulis cerita ini tanpa tahu mau jadi seperti apa lanjutannya *PLAK*
Gimana menurut para readers sekalian? Perlu saya lanjutkankah?
Karena itu saya akan sangat senang bila mendapat kritikan dan saran.
Jadi, review please! *memelas*
Terima kasih^^
