Disclaimer: Kurobasu bukan punya boku~ tapi Kuroko punya boku *dihajarfansKuroko
Konnichiwa! Ini FF pertama boku di fandom Kurobas. Yoroshiku! ^^
Kali ini nyoba-nyoba bikin FF bertema bodyswapped, yang setau boku sih, jarang ada kecuali yang ceritanya cuma dua orang yang mengalami bodyswapped itu.
Yappa, bikin FF dengan tema bodyswapped apalagi banyakan gini emang susah -_-
(note: ada sedikit revisi di bagian dialognya Murasakibara & Kuroko, makasih AkaKuro815^^)
Jaa, happy reading!
Hari sabtu, di aula basket SMP Teikou. Para anggota Kiseki no Sedai, beserta Momoi sedang mengadakan latihan tambahan. Mereka berpikir, kalau hari itu latihan akan berjalan mulus dan baik-baik saja, namun kenyataannya tidak.
"Aku terjebak di badan Kurokocchi!"
Teriak Kuroko, dengan muka panik setelah mendobrak pintu aula basket.
"Tadinya aku sedang di loker, tapi…tapi…sesaat kesadaranku hilang, lalu tahu-tahu aku sudah ada di luar aula. Dan…dan…saat kulihat di kaca, ternyata aku ada di badan Kurokocchi!" jelas Kuroko…maksudnya Kise yang berada di dalam tubuh Kuroko.
"Bukan kamu saja, Kise. Tadinya kita sedang main basket dan tiba-tiba saja aku terjebak dalam tubuh ini." Akashi berjalan mendekati Kuroko.
"Eh…Akashicchi? Siapa…?"
"Ini aku, bodoh! Aomine!" umpat Akashi kesal sambil menunjuk kearah dirinya.
Midorima mendekati mereka berdua sambil membawa snack. "Sepertinya aku juga begitu, tahu-tahu aku sudah memakai kacamata…nyam nyam dan ada perban di jariku…nyam."
"Midorimacchi? Bukan…Murasakibaracchi?" ujar Kuroko dengan sweatdrop di kepalanya.
Tiba-tiba, teriakan Aomine terdengar dari ujung aula.
"Huuweeee~ ada apa denganku? Kenapa aku ada di tubuh Dai-chaaan?" tangis Aomine yang berlari menghampiri mereka.
"Urusee, Satsuki! Jangan menangis tersedu-sedu dengan mukaku begitu! Jelek, tahu!" Akashi(Aomine), yang mendengar nama kecilnya disebut-sebut langsung tahu kalau yang ada di dalam tubuhnya adalah teman masa kecilnya, Momoi.
"Hiks…ara? Jadi Dai-chan ada di dalam Akashi-kun?" Aomine mengusap air matanya perlahan, lalu melirik kearah dua anggota Kiseki no Sedai lainnya. "Kalian juga…?"
"Aku Kise," ujar Kuroko sambil menunjuk dirinya sendiri.
"Huhahahihaaha." kata Midorima yang mulutnya sedang sibuk mengunyah stick Mom*gi.
"Kenapa kita semua bisa bertukar badan ya…?" kata Kuroko dengan alis yang berkerut sebelah.
"Mana aku tahu! Tiba-tiba saja begini, padahal tidak ada apa-apa sebelumnya." dengus Akashi sambil melipat tangannya.
"Kita tunggu saja Aka-chin dan lainnya."
Tiba-tiba, terdengar suara teriakan (lagi) dari arah ruang ganti.
"Gyaaaa! Kenapa aku jadi si bodoh Kise!"
"Itu pasti Mido-chin," ujar Midorima sambil membuka bungkusan pockynya.
"Sebaiknya kita ke ruang ganti, Midorin pasti shock dengan pertukaran tubuh yang tiba-tiba ini." Kata Aomine.
"Satsuki benar, kita harus bicarakan hal ini bersama-sama." Akashi mengusap-ngusap bagian belakang kepalanya.
Akhirnya, mereka berempat bersama-sama pergi ke ruang ganti. Mata mereka menemukan sesosok pemuda berambut kuning yang sedang mojok di ruang ganti dengan aura-aura suram sambil memegang celengan ayam yang konon adalah lucky itemnya Midorima.
"Tidak mungkin…ini tidak mungkin…padahal aku sudah keliling-keliling pasar Jumat dan pasar Rebo untuk mencari lucky item untuk menangkal kesialanku hari ini…tapi pada akhirnya aku ketimpa sial juga." curhat Kise ke sang celengan ayam di tangannya.
Ternyata Midorima suka nongkrong di pasar juga, toh?
Kuroko berjalan mendekati Kise, "Eto…Midorimacchi? Daijoubu-ssu ka?"
Mendengar namanya dipanggil, Kise menoleh kearah pemuda berambut biru muda itu. "Kuroko…? Atau jangan-jangan…Kise?"
"Yup, aku Kise." jawab Kuroko mantap.
"Apa? Jadi, kalian juga…." Kise menatap keempat rekan Kiseki no Sedainya dengan muka shock.
"Iya, kita juga tiba-tiba saja sudah bertukar tubuh." jelas Kuroko.
"Ngomong-ngomong, yang belum kelihatan cuma Tetsu-kun dan Akashi-kun." kata Aomine sambil duduk di bangku pemain.
"Kalau aku yang kalian cari, aku ada disini." Pintu ruang ganti terbuka, dan di sana terlihat sosok Murasakibara. "Yaa,"
"A…Akashi? Jadi kamu terjebak di badan Murasakibara?" tanya Kise tidak percaya.
"Sebentar…kalau Akashi-kun ada di tubuh Mukkun, berarti Tetsu…" Aomine memegang dagunya.
Tiba-tiba, sesosok gadis berambut pink panjang muncul dari balik Murasakibara. "Seperti yang kau duga, Momoi-san." sahut sosok Momoi dengan muka datar.
Jadi, pergantian tubuh mereka:
Kise=Kuroko
Aomine=Akashi
Murasakibara=Midorima
Momoi=Aomine
Midorima=Kise
Akashi=Murasakibara
Kuroko=Momoi
"Jadi, bukan cuma aku saja ya…ternyata yang lainnya juga." Murasakibara melipat tangannya sambil memasang muka serius.
"Tapi kenapa tiba-tiba saja terjadi hal seperti ini? Padahal nggak ada angin…nggak ada hujan…" kata Aomine dengan muka cemas.
"Momoi, kata-kata terakhirmu itu terlalu klise. Hujan dan angin tidak ada hubungannya dengan ini." dengus Kise.
"Jangan-jangan…ada sekolah lain yang mengutuk kita supaya kita bertukar tubuh!" kata Kuroko dengan nada horor.
"Bodoh, kalaupun ada, mau apa juga mereka membuat kita bertukar badan?" Akashi mengerutkan alis menanggapi kata-kata Kuroko.
"Karena kalau kita bertukar tubuh, kita tidak bisa bermain basket sesuai dengan posisi kita masing-masing, kurasa begitu." Kata Momoi, masih dengan muka datarnya.
"Kruk…nyam…kruk…" suara Midorima makan pocky.
Semua terdiam mendengar pendapat Momoi.
"Tetsuya benar. Kalau kita tidak berada dalam tubuh masing-masing, kita tidak akan bisa bermain basket dengan benar," Murasakibara bangkit dari duduknya. "Apalagi besok kita latih tanding dengan anggota reguler SMP Shouri."
"Ah, iya ya! Jadi kita harus gimana nih?" Kuroko setengah menjerit.
"Pertama-tama, coba kita lihat apa yang kita bisa dengan tubuh kita yang sekarang."
Lalu, Kiseki no Sedaipun masuk ke lapangan, kecuali Aomine dan Murasakibara.
"Ano…Momoi-san. Apa kamu ada pelajaran olahraga hari ini? Aku ingin ikut bermain dengan mereka, jadi aku harus pakai baju training." Momoi menghampiri Aomine yang duduk di bench.
"Tetsu-kun, kau serius ingin ikut bermain? Tapi' sekarang kamu kan…."
"Pinjamkan saja, Momoi. Aku ingin lihat seberapa efektif permainan Tetsuya dengan keadaan dia yang sekarang." Potong Murasakibara yang juga duduk di bench.
"Baiklah, ikut denganku Tetsu-kun." Aomine berjalan kearah ruang ganti bersama Momoi.
Murasakibara melirik kearah lapangan, dimana Kiseki no Sedai lainnya sedang bermain. "Walaupun sebenarnya aku sudah tahu akan seperti apa sih…" gumamnya.
Di tengah lapangan, Kise dan Akashi sedang berhadapan 1 on 1. Kecepatan mereka hampir sama, namun Kise tidak bisa melewati Akashi. Akhirnya Kisepun menembak dari tengah lapangan.
Namun, bolanya hanya mengenai ujung ring.
Kisepun mendengus kesal, lalu menatap kearah jari-jarinya. "Hei Kise, kuku-kukumu belum pernah dipotong, ya? Gara-gara ini, aku tidak bisa menembak dengan benar. Dasar, cakep-cakep kok jorok."
"Midorimacchi…! Aku tidak jorok! Aku cuma lupa gunting kuku!" sangkal Kuroko.
"Benar apa yang diramalkan Oha-Asa, Gemini akan menjadi penyebab utama kesialanku hari ini." lanjut Kise.
"Mou, Midorimacchi…"
Akashi menggaruk-garuk kepala belakangnya. "Sial…aku juga tidak bisa bermain dengan kecepatan yang biasanya. Lalu…entah kenapa aku merasa pandanganku lebih pendek dari biasanya."
Tiba-tiba sebuah gunting melesat tepat di depan mata Akashi.
Akashi yang masih kaget menengok kearah lemparan gunting itu berasal. "Maaf saja kalau aku lamban dan pendek, Daiki." kata Murasakibara dengan senyuman malaikat(setan)nya.
"Maaf sudah menunggu," Momoi masuk ke court dengan baju trainingnya. "Ayo kita mulai simulasi permainannya."
"Kurokocchi…kamu serius mau main? Apalagi kamu sekarang ada di tubuh perempuan, gerakanmu pasti tidak selincah biasanya." Kuroko menatap Momoi dengan muka khawatir.
"Kita tidak akan tahu kalau tidak dicoba." kata Momoi meyakinkan, dengan nada datar.
Beberapa menit kemudian…
"Gerakanmu lebih lambat dari biasanya, Tetsuya." Murasakibara menengok ke arah Momoi yang berjalan keluar dari court.
"Ternyata repot kalau menggunakan tubuh Momoi-san. Gerakanku tiba-tiba saja jadi kaku, pundakku juga rasanya pegal, dan belum lagi, tiap aku berlari, dada ini terus-terusan bergoyang. Boing, boing, boing gitu…. " jelas Momoi sambil mencontohkan dadanya yang naik turun dengan kedua tangannya.
"Te…Tetsu-kun! Jangan memain-mainkan dadaku seperti itu!" teriak Aomine dengan muka yang memerah.
"Sou ka, jadi masalahnya di bagian dada ya…sepertinya lebih baik kita ikat saja pakai korset atau dipotong saja." Murasakibara memegang dagunya.
"A…Akashi-kun!" Aomine panik setengah mati.
Di tengah court, Kuroko berlari mendribble bola menuju ring. Namun saat posisinya mulai dekat dengan ring, Midorima muncul dan menghadang Kuroko.
"Ini Murasakibaracchi, ya? Aku tidak akan kalah!" Kuroko melempar bola tinggi ke arah ring.
"Tidak akan kubiarkan, Kise-chin." Midorima mencoba menangkap bola yang dilempar Kuroko, namun bola itu malah mengenai kacamata dan menjatuhkannya ke lantai.
"Loh? Kenapa pandanganku jadi buram? Ah, iya…kacamata…kacamata…" Midorima meraba-raba lantai, mencari kacamatanya yang tadi jatuh.
"Ini, Murasakibaracchi." Kuroko memasangkan kacamata Midorima.
"Terimakasih," kata Midorima sambil membetulkan posisi kacamatanya. "Aka-chin, sepertinya kita tidak mungkin main dengan keadaan kita yang seperti ini."
Murasakibara kembali memasang muka serius. "Sou ka, ngomong-ngomong, kamu sudah ambil datanya Momoi?"
"Hah? Heh? Apa? Ah…seharusnya aku sudah dapat datanya, tapi entah kenapa, membaca data minggu kemarin yang sekarang ada di tanganku ini saja sudah membuat kepalaku pusing. Dai-chan bodoh sih, dia jarang belajar soalnya. " jawab Aomine.
"Apa maksudmu, Satsuki! Aku juga suka belajar kok, kalau ada ulangan!" sangkal Akashi geram. Wah, Aomine sama Akaichan kok sama ya… *plak
"Hah? Berarti karena aku ada di tubuh Kise, jadi otakku juga jadi bodoh dong?" ujar Kise sambil memasang muka shock.
"Midorimacchi, hidoissu!"
Akashi malah tersenyum lebar, "Hee~ berarti sekarang aku bisa main shogi, dong! Terus aku juga tidak perlu menemani Satsuki belajar semalam suntuk kalau ada ulangan!"
"Hmm…ternyata fisikpun berpengaruh ya. Bagaimana kalau begini, kita coba ambil posisi sesuai tubuh masing-masing, gimana?" Murasakibara bangkit dari tempat duduknya.
"Tidak masalah," respon Kise tenang.
"Eh…berarti aku dan Tetsu di bench, dong? Tapi aku juga 'kan mau main!" rengek Akashi.
"Perhatikan saja jalannya simulasi di bench atau main shogi saja di pojok sana." perintah Murasakibara sambil berjalan masuk ke court.
Akashi sempat mendengus kesal, tetapi pada akhirnya dia pergi ke pojok aula dengan membawa papan shogi dan main shogi disitu dengan aura gelap bin depresi.
"Momoi, ayo masuk ke court."
"E, eh? Aku ikut main?" tanya Aomine sambil sweatdrop.
Setelah semua Kiseki no Sedai (minus Akashi yang lagi ngegalau dengan shoginya) masuk ke court, Momoi duduk di bench dan mengambil kumpulan data yang tergeletak disana. "Jadi ini data-data yang sudah diambil Momoi-san ya…hmm." gumamnya sambil asyik membuka lembaran-lembaran data itu.
"Hei, hei, Tetsu! Lihat! Aku bisa main shogi! Aku tahu bagaimana cara menggerakkan bidak-bidaknya!" ujar Akashi dengan muka bersinar-sinar. Aura gelap yang dari tadi berada di sekelilingnya berhasil dinetralkan dengan aura bahagia orang bodoh yang senang gara-gara mendadak bisa main shogi.
"Ah, selamat ya," Momoi merespon dengan datar. Matanya tidak lepas dari data-data tersebut.
Sementara itu, di court...
"Sekarang, coba kalian saling memperebutkan bola satu sama lain. Lalu, kalian harus memasukkannya ke ring di belakangku ini," Murasakibara menunjuk ring di belakangnya. "Khusus untuk Ryota, kamu harus mengoper bola yang kamu dapat ke Momoi."
"Baiklah, Momocchi, kamu harus tangkap bola dariku ya."
"Ah…iya!" Aomine mengangguk cepat.
"Aka-chin, kalau kita melawan satu sama lain, berarti bola pertama dipegang siapa?" tanya Midorima dengan muka malas.
"Kita tentukan dengan suit saja," jawab Murasakibara.
Tanpa menunggu komando dari sang kapten lagi, Aomine,Kuroko, Midorima dan Kise berkumpul di tengah lapangan dan menentukan bola pertama dengan suit.
Ternyata, pemenangnya adalah Kuroko.
"Uwaa, lucky-ssu! Aku dapat bola pertama!" ujar Kuroko riang.
"Cih, sepertinya keberuntunganku benar-benar sedang tidak bagus hari ini." Kise mengumpat kesal.
"Minna, ayo kita mulai!" Murasakibara berteriak kearah Kiseki no sedai lainnya sambil berjalan kearah ring.
Pertandingan simulasi pun dimulai, Kuroko langsung mengoper bola pada Aomine yang ada di depannya. Setelah mendapat bola, Aominepun berlari sambil mendribble bola, tetapi di tengah lapangan ia dihadang oleh Kise.
"Momoi, gerakanmu terlalu lambat!" sentak Kise. Tangannya mulai berusaha menngambil bola dari tangan Aomine.
"A…aku tidak akan kalah dengan Midorin! Ki-chaaan!" sambil meneriakkan nama Kise, Aomine mengoper bola kearah Kuroko, namun bolanya cukup tinggi untuk sebuah pass.
Kuroko menaruh kedua tangan di depan dadanya, bersiap untuk menangkap bola.
"Tidak semudah itu, Kise-chin."
Tiba-tiba, pandangan Kuroko terhalangi oleh punggung Midorima.
"…kh, Murasakibaracchi!"
"Kali ini, aku yang akan mendapatkan bo…" BUAK! Bola basketnya tepat mengenai muka Midorima. Dan lagi-lagi kacamata Midorima jatuh.
"Mukkun!"
"Lari terus, Momocchi! Kita harus bisa mencetak point!"
Kuroko menggunakan kesempatan itu untuk mengambil bola dan mendribblenya sambil mengikuti sosok Aomine yang ada di depannya.
Kali ini, mereka berdua dihadang oleh Murasakibara yang ada di dekat ring.
"Saa…apa kalian bisa mencetak point?" gumamnya.
"Tentu saja! Momocchi, ambil!" Kuroko memberi pass tajam kearah Aomine.
"Sudah kubilang 'kan, kalian belum tentu bisa mencetak…." BUAK!
*ting tong ting tong* Karena Kise yang ada dalam tubuh Kuroko tidak terbiasa memberikan pass, bolanya sangat cepat, tapi terlalu rendah, dan akurasinya kecil. Jadi akhirnya bolanya malah kena *PIIIIP*-nya Murasakibara. Badan Murasakibara terlalu tinggi sih…
Murasakibara tiba-tiba diam, namun setelah beberapa saat dia tersenyum menyeringai khas sang kapten sambil mengeluarkan aura-aura jahat.
"….Ryou…taaa…!"
"Ah…ahahaha…gomen-ssu! A, aku 'kan nggak sengaja! Aku nggak tahu kalau pass-ku seburuk itu! A…a, aku sama sekali nggak ada niat melempar *PIIIP*-nya Akashicchi dengan bola itu! Ja…jadi, jangan marah dong~ Ya? Akashicchi ganteng deh~ ehe, ehehe…he…" ujar Kuroko sambil tertawa garing.
"Ryouta…" Murasakibara berjalan mendekati Kise, lalu menggamit leher Kise dengan lengannya yang besar. Dan tangan satunya lagi, mengambil gunting dari saku celananya. "…sebagai hukuman, aku akan memotong *PIIIP*mu dengan gunting ini!" kata Murasakibara sambil memain-mainkan guntingnya kearah Kise.
"He? Kamu boleh saja marah pada si bodoh Kise, tapi kalau kau benar-benar menggunting 'itu' yang sakit 'kan aku! Hei, Akashi!" protes Kise sambil berusaha lepas dari cengkraman Murasakibara.
"Huwweeee~ dame-ssu! Nanti aku nggak bisa punya anak!" tangis Kuroko sambil sembah sujud ke Murasakibaracchi-nya itu, lebih tepatnya, ke Akashi-sama yang ada di dalamnya.
"Heeei! Sudah, hentikan pertengkaran kalian!" Aomine berusaha mendamaikan ketiga temannya.
"Kacamata…kacamata…" gumam Midorima yang meraba-raba lantai, mencari kacamatanya.
Beberapa menit kemudian, Kiseki no Sedaipun kembali ke bench.
"Tetsuya, kamu tadi dapat data bagus?" tanya Murasakibara yang moodnya sudah membaik.
Menedengar namanya dipanggil, Momoi memalingkan mukanya dari kumpulan data di tangannya dan menatap Murasakibara dengan mata kosong. Dengan polosnya ia menjawab, "Maaf. Aku keasyikan membaca data ini."
Krik…krik…krik
"Aah, tidaaak! Bidaknya tidak ada yang bisa jalan lagi~!" sebuah teriakan frustasi terdengar dari pojok, memecahkan keheningan di aula.
~T.H.E.N~
Lalu, merekapun kembali berkumpul di dalam ruang ganti.
Kuroko menghela nafas, "Sepertinya kita tidak akan pernah bisa bermain basket dengan tubuh kita yang bertukar-tukar begini."
"Sebaiknya kita memikirkan cara untuk kembali ke tubuh kita masing-masing." usul Kise.
"Masalahnya, kita bahkan tidak tahu kenapa hal ini bisa terjadi." timpal Aomine.
Murasakibara kembali melipat tangannya sambil berpikir, lalu ia berkata, "Kita coba saja berbagai cara untuk kembali ke tubuh kita, sebodoh apapun itu. Kalau sampai besok kita tidak kembali ke tubuh asal, aku terpaksa menggunakan rencana B."
Semua mata mendelik ke arah si rambut ungu. "Rencana B?"
"Aku akan meminta Momoi untuk menyuntikkan racun penyebab diare ke minuman anggota reguler SMP Shouri."
"Dasar otak psikopat..." pikir mereka dengan sweatdrop di kepala.
"Akashi-kun, aku punya usul!" kata Aomine sambil mengangkat tangan kanannya.
"Apa itu, Momoi?" tanya Murasakibara penasaran.
"A...aku sering melihatnya di shoujo manga, biasanya pertukaran tubuh begini..." wajah Aomine tiba-tiba agak memerah, lalu melanjutkan. "...akan bisa diatasi dengan berciuman!"
"UAAAPUUAAAAA!" teriak Kiseki no Sedai serentak.
Kise: Pokoknya aku mau ciuman ama Kurokocchiiii~ aku mau ciuman sama Kurokocchi, ne, akaichan! *goyang-goyangin pundak akaichan
Akaichan: Baka, kamu kan ceritanya ada di badan Kuroko, gimana mau ciuman?
Kise: Eeh~
Midorima: Aku tahu penyebab kita jadi bertukar-tukar tubuh begini! *sambil betulin kacamata
All: Apa?
Midorima: Karena akaichan bintangnya Gemini! *nunjuk akaichan
Akaichan: Yah, ketauan. Tapi, suka-suka boku dong. Boku yang nulis ini.
Kuroko: akai-san, bukannya ada yang mau kamu sampaikan?
Akaichan: Oh, iya. Pertama-tama, gomen kalau gaje dan gak lucu. Jujur, gara-gara bertahun-tahun belajar bahasa asing, bikin kalimat pake bahasa Indo jadi rada susah. Jadinya capruk deh. Kalau kalian kurang ngerti deskripsinya atau mau ngasih saran apapun itu, review yaa~
Aomine: Kalau kalian terlalu tsundere untuk ngereview, PM juga gak masalah.
Murasakibara: Akai-chin...kalau ada yang ngeflame?
Akaichan: Oh, itu masalah gampang. Ne, Akashi-kun?
Akashi: Sou da yo, kita bakar lagi aja orangnya. *grin
All: Duo kowai Aka... *pale
Momoi: Next chapter judulnya Kissing Party, dengan sedikit hints KiKuro dan AkaKuro (bukan, bukan akaichanXKuroko kok!). Aku tidak sabar ingin menciummu~ Tetsu-kuuun! *peluk Kuroko
^^ Thanks for reading! ^^
