Summary:

Sasuke dan Hinata saudara kembar yang terpisah karena perceraian orangtua mereka. Bagaimana jadinya jika tiba-tiba orangtua mereka memutuskan untuk kembali bersama?. Sasuke yang belum bisa menerima keadaan malah ingin agar Hinata menyembunyikan setatus mereka sebagai saudara di sekolah, sedangkan karena suatu kejadian membuat Hinata sebisa mungkin tidak ingin terlalu dekat dengan Sasuke walaupun mereka adalah saudara kandung.

Bagaimanakah kisah keseharian sikembar Uchiha?

...

chapter 1

Watashi No Onii-san

By Ameyukio2

Naruto by Masashi Kishimoto

[SasuHina—SasuSaku & NaruHina]

Romance, Family, Drama

AU, OOC, Typos, Multipair, etc

...

" Hinata, kau sudah selesai membereskan barang-barang mu?!"

Hinata menghela nafas pelan mendengar seruan ibunya.

saat ini ia sedang duduk di lantai kamarnya dengan beberapa box kardus dan barang-barang yang berserakan di lantai.

Memasukan beberapa barang kedalam box di didepannya.

Terdengar suara langkah kaki menuju kamar Hinata.

Pintu terbuka pelan dan seorang wanita paruh baya terlihat masuk.

" Hinata kau dengar yang ibu katakan?."

Hinata menoleh ke arah ibunya dan tersenyum tipis.

" Aku dengar ibu, sebentar lagi aku selesai membereskannya."

Mikoto menghela nafas pelan.

" Baiklah, jika sudah selesai segeralah keluar makan malam sudah siap. Ibu akan menunggu di meja makan."

Mikoto kembali menutup pintu kamar Hinata dan berjalan menjauh.

Hinata kembali memasukan barang-barangnya. Setelah di rasanya semua barang telah masuk keboxnya, Hinata segera berjalan menuju dapur.

" Ibu."

Mikoto yang sedang menyiapkan makan malam di meja menoleh.

" Duduk lah." Mikoto menyodorkan semangkuk nasi ke arah Hinata yang sudah duduk terlebih dahulu.

Setelah mengucapkan selamat makan, Hinata memakan makannya dengan pelan.

" Hinata."

Hinata menghentikan makannya Mikoto memanggil.

" hum?"

" Apa kau baik-baik saja?". Melihat ibunya sejenak, Hinata menaruh sumpit yang ia pegang di sebelah mangkuk nasinya. Alih alih menjawab pertanyaan ibunya, Hinata malah mengajukan pertanyaan yang hampir sama.

" Apa ibu bahagia?"

Mengerti maksud pertanyaan Hinata, Mikoto tersenyum lembut.

" Tentu saja ibu bahagia, walaupun terlambat setidaknya ayahmu mau mencoba memperbaiki kesalahannya, lagi pula bukankah kau ingin agar keluarga kita utuh kembali?."

Inilah masalahnya ibu yang sudah berpisah dengan ayahnya beberapa tahun lalu tiba-tiba saja kembali bersama. Beberapa minggu yang lalu Hinata dikejutkan dengan kedatangan ayahnya di rumah kecil mereka. Untuk seukuran orang kaku yang gila berkerja seperti ayahnya yang hanya mengunjunginya saat sedang ada keperluan yang tidak jauh dari pekerjaan, tentu saja membuat Hinata terkejut dan juga bingung pasalnya ayahnya datang tampa pemberitahuan seperti biasa dan ingin bertemu dengan ibunya.

Saat itu Hinata tidak tau apa yang orang tuanya bicarakan, karna sejak hari itu dan beberapa hari setelahnya ibunya terlihat seperti orang linglung. Lalu tepat satu minggu kemudian Mikoto memberi tau Hinata jika ia dan Fugaku, ayah Hinata memutuskan untuk kembali bersama.

Hal pertama yang terlintas di benak Hinata adalah apa alasan ibunya mau kembali dengan ayahnya. Tapi segera Hinata mendapat spekulasi jika bukan karna Mikoto yang masih mencintai fugaku, mungkin saja karena masalah yang sedang di alami Hinata saat ini. Lalu yang kedua adalah rasa syukur. Jika ayah dan ibunya kembali bersama, itu berarti ibunya tidak perlu lagi susah payah membanting tulang untuk menghidupi kebutuhan sehari-hari. Lalu yang terakhir, hal terakhir yang terlintas di benak Hinata ada khawatir. Khawatir bagaimana ia harus bersikap di depan kakaknya, bukan itachi karna selepas perceraian kedua orang tuanya Hinata dan Itachi masih sering berkirim kabar, bahkan hampir setiap liburan musim panas Itachi akan berkunjung ke Kyoto, tempat Hinata dan ibunya tinggal. Tapi masalahnya ada pada kakak kembarnya, Sasuke. Kakak yang hanya beda delapan menit dari Hinata, itu yang membuat Hinata enggan untuk kembali ke rumah mereka di Tokyo.

Hinata tersadar dari lamunanya saat mendengar Mikoto yang memanggil namanya.

" Aku bahagia jika ibu bahagia jadi tengan saja. Ahh terimakasi makanannya, apa ibu sudah selesai?"

Hinata bangkit membawa piring kosong menuju bak cuci piring.

" Jika ibu sudah selesai biar aku yang merapikannya, sebaiknya ibu istirahat. Seharian ini pasti ibu lelah karena mengepack barang yang akan di bawa besok."

Hinata mulai menghidupkan air dan mencuci piringnya.

" Baik lah." Mikoto beranjak dari kursinya.

" Ibu?." Mikoto menghentikan langkahnya menunggu Hinata melanjutkan perkataannya.

" Apa nanti.. " Hinata menghentikan kegiatannya, matanya menatap piring yang ia pegang dengan pandangan kosong.

" Apa nanti aku harus merubah merubah marga ku menjadi Uchiha kembali?."

Hinata menelan ludahnya dengan susah payah. Dia tidak tau bagaimana ekspresi ibunya, karna saat ini posisinya yang masih menghadap bak cuci piring. Setelah orang tuanya bercerai Hinata mengubah nama depannya mengikuti Mikoto yang sebelum mengandang nama Uchiha menjadi Hyuuga.

" Keputusan ada ditangan mu Hinata, ibu tidak akan melarang kau ingin menngunakan marga Uchiha atau Hyuuga. Karna bagi ibu kau tetap Hinata putri kecil ibu."

Hinata menoleh dan melihat Mikoto yang tersenyum lembut kearahnya membuat Perasaannya berubah menjadi lebih baik.

" Tapi kau pasti tau jika ayahmu mungkin menginginkan agar kau kembali menyandang marga Uchiha, saat ayahmu tau kau mengganti marga menjadi Hyuuga dia terlihag sedikit kecewa."

" Aku mengerti ibu." Hinata tersenyum dan melanjutkan pekerjaannya yang tertunda.

...

Dan disinilah Hinata, didepan rumah yang mungkin berkali-kali lipat lebih besar dari rumahnya di Kyoto. Jika di lihat dari luar, orang pasti akan mengira jika rumah ini begaya tradisional Jepang. Tapi nyatanya didalamnya sudah banyak berubah menjadi lebih modern. Bisa di bilang rumah ini memiliki desain tradisional dan modern.

Hinata masih memperhatikan sekeliling rumah, ia bisa melihat ada gambar kipas yang adalah lambang keluarga Uchiha.

" Hinata, bisa bantu ibu?"

Hinata menoleh ke arah Mikoto yang sedang membantu petugas express menurunkan barang-barang mereka. Hinata melangkah mendekati Mikoto dan mengambil box yang di bawa Mikoto.

" Ibu biar aku saja, lebih baik ibu istirahat saja dulu. Ibu pasti lelah jarak dari Kyoto ke Tokyo kan jauh jadi biar aku saja yang membantu oji-san menurunkan barang-barang."

" Hinata, ibu ini masih belum terlalu tua jadi masih kuat untuk melakukan semua ini."

Hinata menghela nafas pelan mendengar ibunya yang cukup keras kepala. Tiba-tiba pintu depan terbuka dan terlihat laki-laki jangkung bergegas datang menghampiri Hinata dan Mikoto.

" Ibuu! "

Hinata hampir saja terjatuh jika saja ia tidak menjaga keseimbangannya dengan baik. Dengan tidak berprasaannya Itachi mendorong Hinata hanya untuk bisa memeluk Mikoto.

" Bagaimana perjalanannya? Maaf aku dan ayah tidak bisa menjemput. Tiba-tiba tadi ada rapat mendadak." mendengar itu Mikoto hanya tertawa kecil.

" Tidak apa-apa, ibu mengerti ayahmu sudah memberi tau ibu lagi pula akan butuh waktu lama jika kalian harus datang ke Kyoto hanya untuk menjemput ibu."

Melihat tingkah kakak sulungnya yang sangat bukan Uchiha sekali, Hinata hanya mencibir kakaknya itu. Saat itu lah Hinata sadar jika bukan hanya Itachi yang menyambut kedatangannya, ada ayahnya juga disana, tapi entah kenapa Hinata masih belum melihat Sasuke.

" Hei" Hinata menoleh dan melihat Itachi yang sudah merentangkan tangannya.

" Kau tidak ingin memeluk nii-san Hinata? Memangnya tidak rindu dengan onii-san mu ini?"

" Untuk apa rindu, lagi pula terakhir kita bertemu saat musim panas 3 bulan lalu nii-san."

Walaupun mengakatan itu tapi Hinata tetap melangkahkan kakinya dan menyambut pelukan Itachi, dapat Hinata dengar bisikan Itachi yang mengucapkan selamat datang dan dibalas anggukan oleh Hinata .

" Ehemn." mendengar deheman dari sang ayah membuat Itachi melepas pelukannya.

" Ayo masuk udara sudah semakin dingin, barang-barang kalian biar pelayan yang mengurusnya." Fugaku melangkah masuk bersama Mikoto meninggalkan Itachi dan Hinata.

" Ayo masuk Hinata, nii-san akan menunjukan kamar mu." Itachi menarik tangan Hinata agar gadis itu mengikutinya, namun Hinata tetap bergeming di tempatnya berdiri.

" Ada apa Hinata? "

" Sasuke-nii dimana? Aku tidak melihatnya dari tadi. "

Itachi menghembuskan nafasnya pelan.

" Aku tidak tau harus mulai dari mana tapi sudah sejak pagi tadi dia pergi dan masih belum pulang dan aku tidak tau dia pergi kemana karna handphone nya tidak bisa dihubungi."

...

Hinata terbangun dari tidurnya. Dilihatnya jam yang menunjukan pukul 2 pagi, merasa tenggorokannya kering membuat mau tidak mau Hinata turun dari tempat tidurnya dan berjalan menuju dapur. Saat akan melewati pintu kamar yang terdapat tanda dilarang masuk, Hinata menghentikan langkahnya tepat didepan pintu. Itachi bilang ini kamar Sasuke.

Menghembuskan nafas pelan Hinata kembali melanjutukan langkahnya menuju dapur yang berada di lantai bawah.

...

Sasuke baru saja sampai rumah puku 2 pagi. Seharian ini dia pergi mengungsi ke rumah Naruto, padahal dia tau jika hari ini ibu dan saudari kembarnya akan pindah kemari. Sebenarnya saat orang tuanya berpisah dulu, Sasuke lah orang yang paling tidak setuju.

Saat tiba-tiba ibunya bilang jika ia dan ayahnya sudah bercerai dan akan pindah ke Kyoto bersama Hinata tentu saja membuat Sasuke yang saat itu berusia dua belas tahun kaget, dan saat Sasuke bertanya apakah ia juga akan ikut dan hanya mendapat gelengan kepala dan permohonan maaf dari Mikoto membuat dia benar benar mengamuk. Mengeluarkan semua umpat yang dia ketahui dan mengatakan semuanua tidak adil, mengapa mereka memisahkannya dengan Hinata, mengapa hanya Hinata yang pergi. Saat puas mengamuk Sasuke mengurung diri di kamar seharian meninggalkan ibunya yang menangis. Sasuke kira ibunya akan berubah pikiran namun keesokan harinya ternyata ibu dan adiknya sudah tidak bisa ia temukan lagi.

Mengingat semua itu membuat Sasuke menghela nafas, dia masih belum siap menemui ibu dan adiknya itu. Saat melewati ruang tamu, matanya menyipit saat melihat lampu dapur yang remang-remang. Bukan, sepertinya itu bukan lampu dapur dengan pelan Sasuke melangkah menuju dapur. Saat tepat berada di dapur Sasuke melihat seorang perempuan berambut panjang mengenakan gaun tidur berwarna putih sedang menggeledah isi kulkas milik.

Dengan sekali gerak Sasuke menghidupkan lampu dapur ingin melihat wajah perempuan tersebut.

" SIAPA KAU! "

Hinata yang kaget karena lampu dapur tiba-tiba saja menyala dan mendengar suar seseorang yang berteriak padanya kontan membuat gelas dan roti ditangannya terjatuh.

" KYAAAA! "

karna kaget juga yang membuat Hinata berteriak. Hinata membalikan badannya dan melihat siapa yang ada di belakangnya.

" Kau! "

Tbc