Terletak jauh di pedalaman hutan Teresia terdapat sebuah sekolah sihir yang berdiri kokoh dan megah. Sekolah yang memiliki 17 menara dan dua gedung yang di pisahkan sebuah jembatan. Jembatan itu memisahkan antara kastil sekolah dan kastil asrama para muridnya.

Corvin Academy adalah nama sekolah sihir itu, sekolah sihir dengan murid dari seluruh dunia. Mereka semua berkumpul di sini selama tujuh tahun, sebagai seorang murid dalam akademi sihir, yang dengan tujuan pasti untuk melahirkan para penyihir yang dapat mempertahankan kaumnya dari dan tidak terjerumus dalam sihir hitam atau yang lainnya.

...

...

...

Aku tidak akan menceritakan sejarah detilnya.

percayalah

.

.

"Jay."

"Hmm."

"You really want to escape from that exam?"

"Ya, dan jangan sebut aku pengecut karena bukan ujian itu yang ku takutkan."

"Lalu apa?"

"Look Mark. Aku yakin kau sudah pasti tahu siapa orangnya."

"Taeyong sunbaenim tidak akan bisa menyerap lust Maker pasifmu itu Jung Jaehyun." Seriously, Mark tidak percaya Jika hanya karena senior mereka itu Jaekhyun rela tidak ikut ujian.

"Memang bukan dia yang akan menyerapnya, tapi aku yang akan lepas kendali karena dia." Jaehyun menatap kosong ke arah sup labunya yang sudah hampir dingin.

Kedua sahabat itu tengah menikmat makan siang mereka setelah kelas Herbiologi yang mereka harus mencari kacang loncat di kebun yang pastinya sangat menjengkelkan karena kacang itu tidak bisa diam sama sekali.

"Jay, come on aku tidak mau sendiri di ujian itu, kau tahu kan ujian ini sangat berarti untuk para tingkat enam seperti kita ini." Mark tidak menyerah membujuk Jaehyun untuk hal satu ini.

"Aku janji, jika kita menemuinya di sana nanti aku akan mengalirkan perisai yang sangat tebal agar kau tidak lepas kendali. Ayolah...jeball."

"Tapi kau tahu perisai itu tidak mempan padaku selama aku masih bisa berfikir."

"Bukan padamu tapi pada Taeyong sunbaenim. Setebal tembok sekolah kita sekalipun perisaiku atau perisai penyihir manapun tidak akan mempan padamu."

"Ayolah Jay, apa kau tidak sayang padaku." Mark mengedipkan matanya dengan tampang sok imut.

"ihh,menjau dariku." Jaehyun mendorong kepala Mark menjauh dari bahunya.

kita tinggalkan dua sahabat gila itu

/

"Ten tahun ini kau ikut ujian itu lagi?" Seseorang yang baru saja menempatkan bokongnya di samping namja manis yang sibuk dengan buku sejarah sihir yang sangat tebal dan besar di hadapannya.

"Tentu aku ikut, aku satu tim denganmu tahun lalu, Bunny." Kim Doyoung, anak yang di panggil Bunny itu menengus.

"Aku ingin kabur saja rasanya. Kenapa malah tim pemenang sih yang harus ikut lagi di ujian itu. Kenapa tidak mereka yang gagal saja yang ikut ujian itu lagi?" Ten tidak menanggapi keluhan Doyoung sama sekali.

"Diamlah, ini di perpustakaan bukan common room." Ten melirik sekilas pada Doyoung sebelum kembali mengerjakan makalahnya.

"Lagipula. Kau bisa berdekatan dengan pria bulanmu itu lagi jika ikut ujian ini." Ten berkata santai, Doyoung mendengus tapi wajahnya memerah.

"Kau tahu ia bahkan tidak melihatku setelah ujian itu berakhir. Sekalipun kami satu kelas dan bahkan sering berpapasan di koridor tetap saja." Doyoung menghempaskan kepalanya ke sandaran kursi dan menatap langit-langin perpustakaan.

" Begitulah sifat PureBlood Doyoung. Mereka hanya akan menganggap sesuatu itu penting menurut diri mereka sendiri."

"Hah, sudahlah berhenti membicarakan pria itu. Dan sebaiknya kau bantu aku, sejarah ilmu hitam ini membuatku gila." Ten mengacak rambutnya frustasi.

Doyoung menggeser duduknya merapat pada Ten dan mulai membantu sahabatnya itu.

Tanpa mereka sadari ada seseorang yang sejak tadi memperhatikan dan mendengar semua yang mereka bicaraka.

"Seriously dude, kau masih melakukan hal ini." Johnny menangkap basah Taeil yang tengah menguping pembicaraan –untuk kesekiankalinya— bersedekap dan menatap Taeil dengan tampang hampir bosan.

"Kenapa tidak kau kejar dia katakan jika kau menyukainnya." Johnny memberikan saran yang sudah hampir seribu kali ia berikan pada Sahabatnya ini.

"aku ingin John, tapi tidak bisa karena..."

"Keluargamu." Johnny menukas kalimat Taeil.

"..."

"Look dude, kau bahkan tidak benar-benar berasal dari keluarga itu."

"Yeah, tapi aku lahir dari sperma kepeala keluarga sialan itu."

Johnny menghela nafas dan mengedikkan bahu. Entahlah, perbedaan Pure, half, dan Mud selalu jadi masalah bagi keluarga Moon, yang tergolong keluarga bangsawan di dunia sihir. Persetan, bahkan kepala keluarga mereka saja berani menghamili seorang mutan dan melahirkan Taeil. Sekalipun sampai sekarang tidak ada yang tahu tentang hal itu selain Johnny. Karen Teil dan Johnny sudah berteman bahkan sebelum mereka masuk ke sekolah ini.

biarkan mereka yang saling memendam.

/

"Yak! Haechan berhenti menghancurkan kamar ini dengan telekinesismu." Jaemin memekik nyaring pada temannya yang sedang menerbangkan lentera, lili, buku, gulungan perkamen, gelas, pisau, bahkan tongkat sihirnya dengan tangan kosong. Dan pelakunya sedang berbaring dan menengadahkan tangannya agar benda-benda itu tetap mengambang di udara.

"Aku bosan Nana-ya."

"Jika kau bosan lakuanlah hal yang sedikit berguna, bukan menghancurkan kamar kita seperti ini."

"Aku lelah seka—." Seseorang berhenti di ambang pintu yang baru saja ia buka. Mematung dengan tampang syok melihat kamarnya.

"LEE HAECAAAAAAAAN." Itu Jongkook penanggung jawab kamar mereka yang berisikan delapan orang yang saat ini sudah seperti kapal yang hancur karena ulah Haechan dan kekuatannya.

Sang pelaku hanya tersenyum bodoh pada Jongkook, yang wajahnya sudah memerah oleh amarah.

"Bersihkan kamar ini sekarang atau aku akan memindahkamu ke kamar Hanbin Sunbae." Jongkook yang sudah sangat lelah menjadi semakin lelah dan bertambah di campur stres melihat kamarnya.

"JANGAN HYUNG! Baiklah-baiklah aku akan membereskannya." Haechan memejamkan matanya, menarik nafas, dan benda-benda yang berserakan itu mulai melayang di udara. Mengambang, lau terbang ke tempat asalnya.

Itulah salah satu keuntungan para pengendali telekinesis yang memudahkan mereka menggerakkan banyak benda dalam satu waktu yang masih lebih baik di bandingkan dengan menggunakan tongkat sihir.

Setelahnya Haechan kembali tersenyum bodoh.

"Hehehe.."

"sekali lagi kau melakukannya, aku akan langsung mengeluarkamnu." Ancam Jongkook yang langsung berbaring di tempat tidurnya.

"Sebaiknya kita pergi Chan-ah." Haechan mengikuri Jaemin yang berjalan keluar kamar. Meninggalkan Jongkook terlelap sendirian.

/

/

/

Hola~hola~

Aku mau jelasin dulu beberapa hal yah.

Corvin Academi : adalah istana Gothic-Renaissance di Hunedoara, Rumania. Ini adalah salah satu istana terbesar di Eropa dan angka di puncak tujuh keajaiban Rumania, tapi di ganti jadi nama sekolah

Teresia : itu sejujurnya aku ngarang. Tapi ya daerahnya model model hogwads gitu deh.

Lust Maker : seperti pengendali emosi namun bukan emosi sasaran kekuatan ini. tapi nafsu birahi.

Telekinesis : kekuatan yang dapat memindahkan suatu benda dengan kekuatan pikiran tanpa harus menyentuh oobjek.

Mutan : pernah nonton X-MEN? atau TWILIGT? mereka sejenin manusia yang bisa berubah menjadi seuatu makhluk lain yang bukan manusia

mungkin segitu aja jangan lupa Review ya guys...

ADIOUS~~