As always, Naruto is MK's

A story by Biya E.

AU, drabble, dldr.


Naruto tersenyum dengan kelegaan yang membuncah tatkala Sakura berjalan kearahnya. Pehatiannya tersedot, tatapannya enggan beralih, semuanya terpusat pada wajah ayu Sakura. Seketika, bukan gravitasi lagi yang menahannya, tapi senyuman Sakura. Ingin sekali Naruto memeluknya erat, menghirup aroma buah-buahan segar yang menguar dari kepala merah mudanya.

Sakura sukses membuat perhatiannya teralihkan. Ia bahkan tidak peduli dengan ramen yang tersaji dihadapannya. Tidak ada hal yang lebih mengasyikkan daripada menatap lekat-lekat wajah manis yang sekarang mulai dipertegas dengan garis-garis dewasa khas usia duapuluhan. Mata beririskan hijau terang itu terkadang menyipit saat sedang tertawa.

Jarak Naruto dan Sakura kini hanya tersisa beberapa meter. Tawa renyahnya saat bercengkerama dengan teman-teman wanitanya dapat terdengar dengan jelas. Teman-teman wanita Sakura semuanya nampak cantik dengan paras yang tidak bisa dibilang biasa. Tapi tetap saja bagi Naruto, Sakura-lah yang paling menawan.

Kini sapphirenya menelusuri Sakura dari ujung kepala hingga telapak kakinya. Mulai dari kaus tangan panjang berwarna hijau muda, celana jeans biru tua, dan flat shoes yang melindungi kakinya, ditambah helaian merah mudanya, semakin terpancarlah aura kecantikan Sakura. Begitu sempurna. Pandangan Naruto berbenturan dengan perut Sakura yang sedikit menampilkan tonjolan, meski sudah ditutupi oleh kaus hijau mudanya yang agak longgar.

"Kyaaa! Forehead! Lihat, suamimu sudah datang," teriak Ino

Naruto membuka matanya lebar-lebar, senyum yang sangat indah terukir di bibir Sakura. Jarak mereka semakin terhapuskan, Naruto bisa merasakan aroma wewangian yang Sakura pakai. Untuk kesekian kali senyum Naruto mengembang, ia menantikan pelukan yang sangat ia inginkan.

"Hai, sayang," suara lembut Sakura memenuhi indera pendengarannya

"Hai,"

Naruto menolehkan kepalanya kearah kirinya, ia menemukan senyuman paling bahagia yang pernah ia lihat dari Sakura. Namun apa daya saat dilihatnya sebuah ciuman singkat penuh cinta mendarat di pipi Sakura oleh Sasuke Uchiha. Kelegaan yang tadi membuncah telah punah, tergantikan oleh rasa sesak yang menyeruak.

"Kami duluan, semuanya." Pamit Sasuke seraya membungkuk di depan Naruto dan yang lainnya

"Ah, kalian tidak mau ikut kami dulu?" tawar Temari

"Iie, arigatou na. Kami sudah ada janji dengan dokter kandungan siang ini." Jelas Sasuke. Tangannya terarah untuk merengkuh Sakura erat.

Naruto menatap pasangan tadi dengan ekspresi yang tidak bisa diartikan, pergulatan antara marah dan kecewa nampak kentara di wajah tampannya. Ia sangat menginkan posisi Sasuke saat ini. Ia ingin menjaga Sakura, ia ingin selalu berada didekatnya, ia ingin memastikan kalau Sakura baik-baik saja, ia ingin senyuman itu tidak pernah tanggal, ia ingin memiliki Sakura seutuhnya. Miris, Sasuke dan Sakura sudah memantapkan hubungan mereka ke jenjang pernikahan sejak setahun yang lalu. Sejak itulah tidak ada lagi kesempatan bagi Naruto, apapun bentuknya. Naruto menyunggingkan senyum masam. Hatinya sangat berantakan.

'Andai saja jika itu aku…'


Singkat saja. Ini ide kilat yang langsung ditulis juga. Maaf melibatkan Naruto disini huehue, spontanitas memilih tokoh. Sekali lagi, singkat saja, tidak mau menyakiti Naruto lebih banyak.

xoxo,

Biya.