UHUY!~ FIC PERTAMA DI VOCALOID~! Saya muncul dengan cerita gaje! Hehehe *digebukin* uhuk! Selamat membaca saja deh~! INGAT! VOCALOID BUKAN PUNYA SAYA!
PAIRING : RIN x LEN
WARNING : SEMUA! HWAHAAHAHAA!
.
Good Bye
.
.
"LEN! Cepat!" ucap gadis berambut hijau diikat dua.
"Sabar Miku., aku juga masih makan," ucap lelaki berambut kuningi dikuncir satu bernama Kagamine Len itu.
"Ya sudah! Padahal umurmu sudah 16 tahun tapi tetap saja susah diatur!" ucap gadis bernama Hatsune Miku dengan nada mengeluh.
"Lebih baik kau URUS saja KAITO atau MIKUO mu itu!" ucap Len sambil tetap melanjutkan makannya.
"HUH! ADIK KAKAK SAMA SAJA!" ucap Miku kesal sambil keluar dari rumah itu.
"Adik? Kakak? Apa maksudnya sih? Dasar aneh," ucap Len bingung sambil tetap menyomot rotinya.
Setelah sarapannya habis Len langsung bergegas menuju sekolah dengan skateboardnya. Entah mengapa ia tak pernah menggunakan sepedah ataupun inline skate yang ada dirumahnya itu. Len merasa.. barang-barang itu bukan miliknya.
.
Kagamine Len cowok tampan berambut pirang dikuncir satu. Memiliki bola mata biru yang indah.., ia tinggal disendiri dirumahnya yang cukup besar. Prestasinya bagus, begitu pula dengan tampangnya. Meski tingkah lakunya sedikit minnus.. tetap saja ia memiliki sejuta fans fanatik yang setia. Ia bersahabat dengan gadis berambut hijau dikuncir dua bernama Hatsune Miku. Gadis polos yang ceria ini teman dari kecil Len. Prestasinya dibawah Len namun banyak lelaki yang tergila-gila pada dirinya karena keimutan wajahnya. Cantik,langsing,baik,pintar,ramah.. itulah Miku.
.
"Maaf aku tak bisa berada disisimu..,"
"EH?"
"PLETAK!" suara kapur yang dilempar tepat mengenai kepala seseorang.
"KAGAMINE LEN! DENGARKAN PELAJARANKU BAIK-BAIK!" teriak seorang guru tua.
"Gommenn Sensei..," ucap Len setengah menyesal.
.
"Len kau tadi kenapa?" tanya Miku.
"Tidak., aku hanya melamun saja. Lalu., aku mendengar suara cewek," ucap Len.
"A~laaah diotakmu cuma ada cewek saajaa~" ledek Miku.
"Ah., ribet ngomong sama Miku! Nanti aku pulang mau kerumah Lenka dan Rinto saja!" ucap Len sambil beranjak dari tempatnya.
"Heeh? Lalu aku pulang dengan siapa? Jahat!" protes Miku.
"Bodo amat.," jawab Len singkat sambil keluar dari kelas.
"LEN JAHAT! Sepertinya.. dia tumbuh seperti dugaanmu, Rin." ucap Miku dengan lirih.
.
Len berjalan menusuri lorong-lorong disekolahnya itu. Entah mengapa ia merasa waktu istirahat sekarang lebih lama dari biasanya. Ia menatap keluar jendela.., ya bunga sakura sudah mekar. Cantik, itulah yang terpikir oleh Len.
"Cantiknya., seperti aku saja!"
"Eh?" Len menengok ke arah suara yang ia yakini berasal dari arah kanan.
"Tidak ada siapa-siapa.," ucap Len heran.
"Lalu tadi.., suara siapa?" ucapnya bingung.
"LEN!" teriak seorang gadis berambut pink panjang.
"Luca-Senpai! Ada apa?" tanya Len kaget.
"Kau liat Miku?" tanya gadis bernama Megurine Luca.
Megurine Luca, kakak kelas Len yang cantik. Merupakan ketua Osis yang sangat dikagumi oleh para siswa terutama sisawa lelaki. Tak hanya itu, kepintarannya dalam kendopun patut diacungi jempol. Ia juga sekaligus sahabat Miku dan teman Len.
"Dia ada dikelas., hati-hati sepertinya dia sedang marah," ucapku menggoda.
"Hahaha bisa saja kau! Aku hanya mau mengantarkan ini!" ucap Luca sambil menunjukan sebuah surat beramplop kuning ke krem-kreman dengan gambar bunga.
"Surat dari siapa itu? Kaito-San?" tanya Len sambil memerhatikan amplop yang ia rasa kenal.
"RA-HA-SI-A!" ucap Luca sambil berlari meninggalkan Len.
"Yaelah., ditanyain malah pergi. Mending aku bolos sekalian aja nanggung disini juga percuma.," gumam Len.
.
Len berjalan mengendap-endap keluar dari sekolah. Sekarang ia sudah keluar dari tempat menyeramkan bernama sekolah itu.
"Haah.., kemana ya? Lenka dan Rinto pasti masih disekolah.. Miku juga.., kemana ya?" ucap Len setengah bingung.
"Waah., pohon sakura kawaii," ucap Len sambil menengok kearah pohon itu.
"Cantik ya?"
"EH?"
"Cantiknya., seperti aku saja!"
"Eh?"
"Hahaha.., maaf kau kaget ya?"
"Kau siapa?" tanya Len kepada gadis kecil berambut pirang. Ia merasa.. gadis itu sangat mirip dengannya. Ia kaget karena suara gadis itu mirip dengan yang ia dengar tadi disekolah.
"Namaku Rin, salam kenal!" ucap gadis bernama Rin itu sambil tersenyum.
"Namaku Len., Kagamine Len. Salam kenal," ucap Len sambil tersenyum juga.
"Tadi tampangmu terlihat kaget sekali., kenapa?" tanya Rin.
"Suaramu.., aku pernah mendengar suaramu disekolah. Tapi saat aku melihat sekelilingku tak ada orang," ucap Len sambil menatap Rin.
"Kau mendengar suaraku dimana?" tanya Rin.
"Disekolah., didekat pohon sakura," jawab Len.
"Mungkin pohon sakura yang menghubungkan kita?" ucap Rin polos.
"Hahaha MUNGKIN," ucap Len menegaskan kata 'Mungkin'
"Jadi... sedang apa kau disini? Bukankah harusnya kau sekolah?" tanya Rin bingung sambil memerhatikan seragam Len.
"Ah., iya.. aku membolos," jawab Len santai.
"JANGAN BOLOS! Kau tau banyak orang didunia ini ingin bersekolah! Jangan sia-siakan sekolahmu itu!" ucap Rin dengan nada setengah membentak.
"Hei., hei., kau sepertinya sensitif sekali," ucap Len sambil melirik Rin.
"AH! Maaf.,, aku terbawa suasana lagi," ucap Rin sambil menunduk.
"Tak papa., salahku juga kok. Ngomong-ngomong kenapa kau pakai kursi roda?" tanya Len heran.
"Aku lumpuh karena kecelakaan hehehe lagian kondisi badanku juga tak mendukungku untuk bisa berjalan," ucap Rin sambil tersenyum.
"Maaf yaa.," ucap Len setengah menyesal menanyakan hal itu kepada Rin.
"Tak papa., aku sudah biasa ditanyai hal seperti itu," ucap Rin tenang.
"Sebagai permintaan maaf a—"
"Kau datang kesini setiap hari," ucap Rin memotong ucapan Len.
"Eh, baiklah! Setiap hari aku akan kesini," ucap Len semangat.
"Tapi habis pulang sekolah.. hahahaha," goda Rin.
"Iya., iya," ucap Len kesal.
Akhirnya Len terbiasa dengan rutinitas barunya yaitu mengunjungi Rin sambil membawa bunga-bunga. Mulai dari mawar, anggrek, lily, kamboja, dll. Miku senang dengan perubahan sikap Len yang mulai menjadi tenang, baik, dan juga jarang bolos. Setiap pulang sekolah Len selalu mampir ke pohon sakura tempat ia bertemu dengan Rin untuk bertemu Rin. Len selalu bercerita tentang kejadian-kejadian lucu disekolahnya. Len merasa senang jika melihat Rin tertawa.. disela-sela kesenangannya itu juga tersimpan rasa rindu yang amat dalam.
"Len., kau sering beli bunga ya akhir-akhir ini?" tanya Miku sambil melirik bunga matahari yang ada disamping tas Len.
"Ah., iya.." ucap Len santai sambil melanjutkankan membaca komik.
"LenNers* mu bertanya-tanya buat siapa bunga itu.." ucap Miku yang sebenarnya penasaran.
"Kau nanti juga tau," ucap Len tenang.
"Kau., suka seseorang?" tanya Miku to the point.
"EH?" muka Len yang tadi tenang jadi memerah.
"Hemm sudah kuduga.," ucap Miku sambil menyeringai.
"Su.. SUKA-SUKA AKU!" ucap Len sambil mengambil tasnya danbunganya lalu berlari keluar kelas.
"Haah., dia benar-benar seperti perkiraanmu.., pasti kau ingin cepat-cepat sadar dan bertemu dengannya..," ucap Miku pelan dengan wajah sendu.
.
.
Len segera berlari ke taman tempat Rin menunggunya. Walau ia tahu kalau Rin pasti marah karena ia datang saat masih jam sekolah. Tapi Len tak mempedulikan hal itu., ia malah merasa senang kalau Rin memarahinya. Rasanya dulu ia sering dimarahi.. walau tak tahu oleh siapa tapi perasaan rindu itu tetap ada.
.
"Hahaha lucu sekali Len, aku sampai menangis," tawa Rin yang mungkin berlebihan.
"Hahahahaha begitulah... pada dasarnya aku memang lucu," ucap Len PEDE.
"Hahahaha MUNGKIN," balas Rin menegaskan kata 'Mungkin'.
"Kejamnya.., oh ya, kenapa kau selalu kesini?" tanya Len.
"Karena kau akan datang kan?" jawab Rin yang bertanya balik.
"Iya aku akan datang, maksudku.. kenapa kau tidak pergi bersama orang tuamu... sodaramu.. atau mungkin..," ucap Len makin meragu.
"Mungkin?"
"Mungkin pacarmu?" tanya Len meneruskan perkataannya.
"Eh?"
"Maaf! Maaf! Bu.. bukan bermak—"
"Tidak.., tidak papa. Orang tuaku sudah meninggal., aku tak memiliki saudara.., lalu kalau pacar.. aku juga tak punya," ucap Rin sambil tersenyum pahit.
"Apa? Kaukan manis masa tak punya pacar! Terlebih lagi wajahmu cantik, baik, dan juga.. perhatian.." ucap Len lepas kendali karena kaget.
"Apa maksudmu Len?" tanya Rin yang tak mengerti.
"Lu.. Lupakan saja!" ucap Len dengan wajah merah.
"Hahahahaha wajahmu lucu sekali!" tawa Rin sangat puas.
"Bi.., Biar saja!" ucap Len sambil memalingkan wajah.
"Hahahahaha biarlah., maafkan aku ya," ucap Rin sambil tersenyum.
"Maaf untuk apa?" ucap Len bingung.
"Karena aku sudah memintamu yang tidak-tidak.., seperti kesini setiap hari., lalu menertawakan mu., dan lain-lain," ucap Rin sambil mendekati ayunan yang ada didekat pohon sakura tempat mereka berbincang.
"Hem.., tak masalah, aku hanya ingin menemanimu saja,"
"Sudah jam segini lebih baik kau pulang..," ucap Rin melihat kerah jam tangannya.
Tak ada respon dari Len.
"Le—"
Rin kaget tak kepalang.. saat ia mendongakkan kepalanya keatas. Seorang Kagamine Klen sekarang berada tepat didepannya., memegang pipinya dan mencium bibirnya. Berciuman., ya itulah yang mereka lakukan. Rin mendorong tubuh Len. Sehingga tubuh Len terjatuh begitu pula tubuh Rin. Rin terjatuh dari ayunan yang ia naiki.
"Auw..," keluh Rin kesakitan.
"Maaf.," ucap Len yang mengkhawatirkan keadaan Rin.
"Hiks.," isakan tangis mulai terdengar.
Rasa bersalah Len semakin mendalam. Tak tahu ia harus berbuat apa.., Rin yang kini duduk ditanah hanya bisa meremas rok yang ia pakai. Len mendekati Rin.., lalu menggendongnya. Rin tidak merespon. Len membawanya ke kursi rodanya. Rin kini sudah kembali duduk dikursi rodanya.
"Kau bawa Hp Len?" tanya Rin.
"Bawa., kenapa?" tanya Len sambil mengeluarkan Hpnya.
"Pinjam sebentar ya.," ucap Rin sambil mengambil Hp dari tangan Len.
"Kau mau apa?" tanya Len sambil berwajah bingung.
"Sudah., besok kau serahkan Hp ini pada temanmu bernama Miku. Hehehe lalu bilang ke dia.. ini dari Rin," ucap Rin sambil tersenyum.
"Lalu.., aku titip surat juga melalu Handphonemu ke Lenka, Rinto, dan Kaito.. habis aku tak punya alat untuk membuat surat," protes Rin.
"Baiklah.., tadi.. maafkan aku ya," ucap Len menyesal telah mencium Rin.
"Tak papa., kalau kau suka padaku itu tak masalah karena aku juga suka padamu tapi.. kita tak bisa bersama," ucap Rin sambil tersenyum.
"Eh?" Len kembali bingung dengan rona merah dipipinya mendengar Rin juga menyukainya.
"Sudah., sana pergi.." ucap Rin sambil mendorong tubuh Len.
"Okeh..., sampai besok!" ucap Len melambaikan tangan.
Rinpun melambaikan tanganya sambil tersenyum. Rin memandang punggung Len yang berlari itu.. tak terasa air mata mengalir dimatanya. "Gommenne Len.," ucap Rin pelan sambil menghapus air matanya. Lalu Rin kembali menatap Len yang sudah sangat jauh dan berkata..
"Sayonara.., Arigatou Len,".
.
.
.
.
TBC.
Author : akhirnya TBC juga.., maaf kalo gaje ya~ hehe ni fic pertama di sini! Uhuy~
RUANG AUTHOR :
Rin :makasih atas dukungannya!
Len: yo!
Miku : KOK AKU MUNCULNYA DIKIT?
kaito: gue ga muncul sama sekali
Rin&Len: tokoh utamanyakan gue.,
Author: jangan pada protes terima aja!
SEMUA : GA ADIL BANGET SIH JADI AUTHOR! BUNUH!
Author berlindung.
Jaaneee
*) LenNers : nama fansnya Len.
