.
..
...
The Struggle
.
Cast :
Park Chanyeol
Byun Baekhyun
Other Cast :
Kim Taeyeon
EXO-K members
And other
Genre :
Romance, Drama, Hurt/Comfort
Rate : T (Teen)
Summary :
Karena Baekhyun, Chanyeol merasakan manis dan sakitnya cinta, tahu rasa perjuangan demi cinta, kecemburuan, dan memahami sebuah pengorbanan untuk cinta. ChanBaek/BaekYeol. YAOI! RnR?
a/n :
Hello all. Aku tanpa basa-basi aja nih ya. Ini pertama kali aku bikin cerita chaptered. Aku usahain bakal nyelesain fanfiction ini secepat mungkin. Seperti yang kalian tahu, cerita ini terinspirasi dari berita yang bikin patah hati. Yeah, Baekhyun and Taeyeon dating. So, silahkan menikmati. Dan aku usahain, ini bakalan happy ending. Kalaupun nggak, aku bakal buat sequel yang happy ending, oke? RnR, please?
Warning :
Ada beberapa kata yang kasar di sini, jadi buat yang gabisa baca kata-kata kasar, mendingan gausah baca, okay? Baca ini baik-baik. Aku ga mau nemu review yang bilang kalau saya ga ngingetin tentang adanya kata kasar atau sebagainya. Dan saya tetap menempatkan fanfic ini di rate T.
.
.
.
Happy Reading!
.
.
.
Bagi Chanyeol, hidupnya sangat menyakitkan. Ia tidak tahu bagaimana bisa ia terjebak cinta dengan seorang Byun Baekhyun, rekan kerjanya di EXO, sahabatnya, sekaligus roommate-nya. Ia tidak tahu. Dan rasanya menyakitkan.
Mencintai seseorang yang berjenis kelamin sama sepertimu, di mana saat kau ingin menghapus perasaan itu karena tahu bahwa itu salah, namun orang yang kau cintai itu selalu muncul di hadapanmu... Kau harus tahu bagaimana perjuangan seorang Park Chanyeol akan hal itu.
Maka dari itu, Chanyeol berinisiatif. Ia berusaha untuk menghindari Baekhyun, tetapi harus membuat Baekhyun tidak curiga kalau ia menjauhinya. Dan, damn it, itu sangat menyulitkan.
Jadi jangan heran bagaimaa saat era Growl di tahun 2013 kemarin, kedekatan antara Baekhyun dan Chanyeol berkurang. Atau hampir tidak ada. Entahlah, terlalu sakit untuk diingat.
Tapi cara yang dilakukan Chanyeol, semuanya, perjuangannya, sama sekali tidak berguna. Chanyeol mencintai Baekhyun, dan menjauhinya, menghindarinya atau apapun itu sepertinya salah. Hal itu membuat Chanyeol semakin memikirkan Baekhyun, melihat Baekhyun diam-diam, dan tanpa sadar membantu Baekhyun tanpa Baekhyun ketahui.
Itulah mengapa saat kaki Baekhyun terluka akibat latihan dance Growl, di pagi hari saat bangun tidur Baekhyun menemukan kakinya sudah dirawat dan dibalut perban. Itulah mengapa saat Baekhyun mengeluh kehausan, begitu ia menoleh ia menemukan sebotol air mineral. Itulah mengapa saat Baekhyun uring-uringan kelaparan tiba-tiba tersaji sekeranjang buah strawberry favoritnya di meja makan. Dan itulah mengapa saat pinggangnya cedera sehabis performance Growl di stage, ia menemukan salep penghilang nyeri di tasnya.
Hebatnya, Baekhyun tidak tahu semua itu Chanyeol yang melakukan. Dan, itu baru sebagian kecil saja atas apa yang dilakukan Chanyeol untuk Baekhyun.
Chanyeol baru menyadari kalau yang ia lakukan selama ini bukanlah cara untuk melupakan cintanya pada Baekhyun, tapi cara untuk mencintai Baekhyun diam-diam. Great.
Dan begitu ia mencoba untuk menunjukkannya pada Baekhyun...
Di era Overdose ini...
Segala cara ia lakukan. Chanyeol yang menemani Baekhyun, memeluknya, menghapus air matanya, menenangkannya, mendengarkan segala keluh-kesahnya saat Kris mengajukan tuntutan kepada SM. Chanyeol masih ingat bahwa Baekhyun manisnya itu merengek-rengek bahwa ia menyesalkan pilihan Kris untuk meninggalkan EXO, mengatakan bahwa ia merindukan Kris dan sebagainya. CHANYEOL yang menemaninya.
Chanyeol melakukan segalanya... Chanyeol merelakan segalanya...
Untuk Baekhyun.
Tapi apa yang terjadi setelah itu?
"SM Confirmed Baekhyun EXO and Taeyeon SNSD to be dating."
Wow.
Dan ditambah shock lagi dengan...
"Baekhyun EXO and Taeyeon SNSD dating since 4 months ago."
Chanyeol hampir gila saat itu kalau saja Kyungsoo dan Suho tidak menghentikannya. Chanyeol masih ingat saat itu ia sangat terguncang, seolah dirasuki sesuatu entah apa itu, ia berlari ke atap gedung SM, tertawa keras-keras dengan air mata yang mengalir tanpa henti, lalu merengek dengan suara yang sangat... kalau kau mendengarkannya maka kau akan merasa sangat kasihan.
Ia juga ingat apa yang ia katakan saat itu.
"Aku bersahabat dengannya sejak kita masih menjadi trainee..."
"Dia bersama denganku setiap hari dan kita berpelukan saat tahu kita masuk dalam boyband yang sama..."
"Aku yang merawatnya, aku yang mempedulikannya lebih dari yang lainnya, aku yang mendengarkan segala keluh-kesahnya, aku yang memeluknya, aku yang memberinya semangat... hanya aku."
"Dia bilang dia sangat menyayangiku..."
"Dia pernah berkata aku di atas segala-galanya, setelah orang tuanya."
"Dia tidak tahu aku yang mempedulikannya selama ini, gurae?"
"Ya Tuhan, inikah yang pantas kudapatkan setelah semua perjuanganku untuk mendapatkan cintanya?"
"Aku tahu ini salah dan melanggar perintahmu, Ya Tuhan, tapi aku mencintainya... Byun Baekhyun itu, demi Jesus arggghh!"
"Aku ingin mati! Aku ingin—"
Blah. Masih banyak yang ia katakan saat itu, dan Chanyeol bersumpah ia ingin melupakannya.
Chanyeol mungkin saat itu hampir melompat dari atap sana—mungkin, karena ia lupa-lupa ingat—tapi ditarik oleh Suho dan Kyungsoo. Ia ingat saat itu jatuh berlutut di depan Suho dan Kyungsoo, meraung-raung seperti aku mencintai Baekhyun, menyalahkan Baekhyun atas pilihannya untuk berpacaran dengan Taeyeon, lalu menyalah-nyalahkan takdirnya, dan berteriak ingin mati sekarang juga. Oke, itu garis kecilnya.
Dan secara otomatis, Suho dan Kyungsoo tahu perasaannya pada Baekhyun. Kalau ia mencintai Baekhyun. Ia gay. Hah.
Kyungsoo memeluknya saat itu, menenangkannya dengan cara mengelus punggungnya. Suho mengusap puncak kepalanya dan berkata bahwa Baekhyun juga menyayanginya, betapa Baekhyun sangat membutuhkannya juga, dan mengatakan bahwa akan sia-sia saja kalau kau mati sekarang. Bullshit. Ia tidak peduli. Semua yang dikatakan Suho omong kosong.
Ia bukannya sok tahu atau apa, tapi pada kenyataannya—
Bagaimana Baekhyun tersenyum dan tertawa seperti orang gila saat chat dengan Taeyeon pada malam hari, bagaimana saat waktu luang Baekhyun akan menatap foto Taeyeon lalu mencium layar ponselnya seolah-olah Taeyeon benar-benar ada di depannya sekarang, bagaimana Baekhyun akan bermanja-manja pada Taeyeon saat bertemu Taeyeon, bagaimana saat Baekhyun mencium bibir Taeyeon dan menikmatinya...
Fuck. Jangan ingatkan Chanyeol akan hal yang terakhir atau ia akan mencekikmu hingga mati berdiri di tempat.
Chanyeol melihat semuanya. Baekhyun melakukanya di hadapannya, di hadapan para member, dan juga noona SNSD lainnya.
Chanyeol membenturkan kepalanya hingga berdarah pada cermin kamar mandi ketika melihat Baekhyun mencium Taeyeon saat itu.
Dan Chanyeol menangis hebat ketika Baekhyun-lah yang membersihkan lukanya, merawat lukanya, memperban lukanya... Maksudnya, demi Tuhan, dari sekian banyak member EXO kenapa harus Baekhyun yang mengobati lukanya? Chanyeol berpikir saat itu, bisakah Baekhyun mengobati luka di hatinya juga? Hm.
Saat Baekhyun bertanya mengapa ia menangis, ia hanya menggeleng dan tetap menangis. Entah sudah berapa liter air mata yang dikeluarkan Chanyeol, si telinga lebar itu tetap saja menangis. Hingga Baekhyun kewalahan menenangkan dirinya. Baekhyun memeluknya—Chanyeol hampir saja membanting Baekhyun dengan alasan Baekhyun tak lagi suci—tapi pada akhirnya Chanyeol jatuh tertidur dengan mata bengkak. Di pelukan Baekhyun.
Pagi harinya ketika Baekhyun sudah pergi berkencan dengan Taeyeon (Chanyeol muntah saat sarapan ketika tahu kemana Baekhyun pergi) Kyungsoo, Suho, Sehun dan Kai duduk di ruang tengah mengelilingi Chanyeol.
"Chanyeol—"
Bahkan saat Suho baru saja menyebut namanya, ia sudah tau kemana pembicaraan ini akan mengarah.
"—jujur saja aku, bukan hanya aku tapi semua member, sangat prihatin denganmu, Yeol. Sampai kapan kau seperti ini? Maksudku, sampai kapan kau melukai dirimu sendiri hanya karena dia, Yeol?"
Dia. Baekhyun. Suho menyebut Baekhyun seolah-olah Baekhyun adalah stranger. Ia tidak suka caranya memanggil Baekhyun. Dan, benar, pembicaraan ini mengarah tentangnya dan Baekhyun. Chanyeol tahu. Dan ia tidak menyukai pembicaraan ini.
"Kau menyebut Baekhyun seolah-olah dia adalah stranger." Gumam Chanyeol. Suho tersenyum tipis memaklumi. "Maaf."
Chanyeol mengangguk lalu menatap Suho, Kyungsoo, Kai dan Sehun yang mengelilinginya, menatapnya dengan kasihan. Ia tidak suka dikasihani.
"Pertama-tama." Chanyeol memulai. "Berhenti menatapku seperti itu. Aku tidak suka dikasihani."
"Tapi kau PANTAS untuk dikasihani. Kau pantas dipedulikan hyung." Bantah Kai.
"Terserah. Dan, aku tidak akan berhenti sampai...Sampai aku bosan, mungkin?" Lanjut Chanyeol. Matanya menerawang, dengan kosong menatap dinding. Seolah pandangan Chanyeol bisa menembus dinding itu.
"Hentikan Chanyeol. Kau menderita." Ucap Kyungsoo, memicingkan mata ke arah Chanyeol. Chanyeol menggeleng, bahunya bergetar. "Aku mencintainya..."
"Tidakkah kau berpikir ini salah?" Tanya Sehun. Chanyeol mengangguk. "Ini sangat salah. Tapi percuma kalian menyuruhku untuk berhenti mencintainya, karena itu tidak akan bisa. Aku mencoba, dan kalian tahu aku hampir terjun dari atap. Intinya, aku masih mencintainya."
Untuk kesekian kalinya, pertahanan Chanyeol runtuh. Ia menangis di hadapan para member. Ia begini tapi ia tidak ingin dikasihani. Terkadang, pikiran Chanyeol memang tidak bisa ditebak. Chanyeol dengan segala keputus-asaannya...
"Kau bisa, Yeol. Aku yakin kau bisa melakukannya. Pikirkanlah, bukankah Baekhyun nampak seperti pria normal yang mengencani gadis? Pikiran itu bisa membantumu untuk melupakan Baekhyun, percayalah." Ucap Suho.
"Aku memikirkan itu sejak era MAMA dan aku tidak bisa menghentikannya. Aku justru makin mencintainya. Aku ingin menghentikannya dengan membunuh tubuhku tapi kalian tidak mengijinkanku." Ucap Chanyeol lagi, menggeleng dengan lemah.
"Mungkin Baekhyun harus tahu ini. Bagaimana menurutmu?" Tanya Kai. Chanyeol sontak mendongak, menatap Kai dengan matanya yang penuh air mata. "Tidak. Jangan. Jangan beritahu dia sampai aku yang memberitahunya."
"Kalau begitu beritahu!" Geram Kai.
"Tidak. Tidak akan. Dia akan menjauhiku." Gumam Chanyeol dengan suara serak. Kyungsoo menghela nafas. "Kau sahabatnya dan dia adalah sahabatmu. Dia tidak akan menjauhimu."
"Dia akan!" Bantah Chanyeol dan terisak. "Dia akan menjauhiku... Dia tidak mungkin mau berteman dengan gay sepertiku..."
"Bagaimana mungkin, hah? Kita saja di sini mendukungmu dan mana mungkin dia akan menjauhimu?" Tanya Sehun. Chanyeol diam.
"Kenapa kau tidak berhenti mencintainya... Kenapa Yeol kenapa!" Geram Kyungsoo, hampir saja meledak. Chanyeol tersenyum ke arah Kyungsoo. "Kau pikir, kenapa kau tidak berhenti bernafas dan makan?"
Chanyeol mungkin sudah gila. Oh, bukan, dia dibutakan oleh cinta.
"Itu menjelaskan kalau Baekhyun adalah hidupmu." Ucap Suho dan Chanyeol mengangguk. "Ya. Mungkin lebih dari itu."
"Tapi jika kau berhenti mencintainya, kau tidak akan tersakiti lagi." Ucap Kai, kental akan rasa tidak mengertinya.
"Kau salah Kai." Ucap Chanyeol. Air matanya jatuh semakin deras. "Jika bersama Baekhyun membuatku menderita, maka tanpa Baekhyun membuatku mati."
"Baekhyun adalah hidupnya. Itu poin terpenting." Ucap Sehun.
Tak ada yang bicara lagi setelah itu. Chanyeol masih menangis. Suho diam, berfikir. Kai dan Sehun memilih menatap televisi yang baru dinyalakan dan Kyungsoo berusaha menyabarkan dirinya. Mereka semua bahkan tidak sadar menghabiskan waktu berjam-jam untuk membahas ini, dan ini masih belum selesai.
"Dengar." Kyungsoo memulai pembicaraan kembali. "Baekhyun benar-benar harus berterima kasih karena dicintai orang semacam Chanyeol. Ia bukan manusia kalau ia tidak berterima kasih."
"Sabarlah Kyungsoo. Lebih baik kita pikirkan cara untuk membuat permasalahan ini cepat berakhir." Ucap Suho menenangkan. Kyungsoo mendengus. "Bunuh saja si Kim Taeyeon dan selesai sudah."
Chanyeol yang sudah tenang dari tangisannya melirik Kyungsoo. "Bicaralah yang sopan. Kau baru saja menyebut nama senior, Soo."
"Aku tidak peduli." Ucap Kyungsoo jengah.
"Aku pulang!" Terdengar suara Baekhyun dari pintu dan sekilas terdengar suara Taeyeon yang mengucapkan sampai jumpa lalu terdengar decakan—
Ewh. Kai langsung menutup telinga Chanyeol dengan kedua tangannya. Chanyeol menoleh ke arah Kai dan Kai tersenyum. Chanyeol balas tersenyum—miris—dan menggumamkan terima kasih. Tidak perlu dijelaskan lagi suara decakan tadi berasal dari mana kan?
Oh God, itu kiss.
Setelah terdengar langkah kaki pergi dan suara pintu ditutup, Kai baru melepaskan tangannya dari telinga Chanyeol. Chanyeol mengalihkan tataapannya ke arah televisi. Hanya menatap kosong. Sama sekali tidak berminat, tapi dibandingkan menatap Baekhyun, melihat televisi mungkin lebih baik.
"Ahhh lelahnya." Ucap Baekhyun dan (hampir) mendudukkan dirinya di samping Chanyeol kalau saja Kyungsoo tidak berkata dengan sengitnya. "Pilihlah tempat yang lain asal jangan di samping Chanyeol."
Suho menatap Kyungsoo, mwngisyaratkan untuk berhenti tapi Kyungsoo menghiraukannya. "Lebih baik kau mandi dan ganti baju, pastikan parfum Taeyeon tidak melekat di tubuhmu. Aku benci parfum perempuan. Eh. Chanyeol juga."
Baekhyun menatap Kyungsoo penuh tanda tanya. Chanyeol memegang pundak Kyungsoo. "Kyung, jangan sangkutkan ak—"
"Diam." Potong Kyungsoo. "Apalagi yang kau tunggu Baekhyun yang paling manis dan tampan di seluruh jagat raya ini? Sana!"
Baekhyun hanya mengangguk takut-takut, lalu melangkah menuju kamarnya dan Chanyeol. Kai mendesah. "Kyungsoo, kau harus menahan amarahmu."
"Tidak untuk masalah ini." Geram Kyungsoo. Chanyeol menatap Kyungsoo. "Dia tidak tahu apa-apa, Soo."
"Aku melakukannya untukmu! Dia itu brengsek! Dia tidak tahu seberapa besar kau mencintainya, kau berkorban untuknya, apa yang kau lakukan untuknya. Ya, dia tidak tahu karena dia itu brengsek!" Pekik Kyungsoo, wajahnya memerah menahan marah.
Chanyeol menahan diri untuk tidak membalas Kyungsoo. "Kyungsoo, dengar. Aku tidak apa-apa, aku baik-baik saja. Dan terima kasih atas kepedulianmu padaku. Kita bahas ini lain waktu, oke? Biarkan saat ini berjalan begini dahulu. Sekarang, lebih baik kau istirahat. Aku juga ingin istirahat."
Setelah Chanyeol menyelesaikan ucapannya, Chanyeol menepuk pundak Kyungsoo dan tersenyum ke arah member lain, lalu berjalan menuju kamarnya dan Baekhyun sambil memijat pelipisnya. Memikirkan ini membuat pusing.
"Aku tidak mengerti jalan pikirannya." Ucap Sehun, menggelengkan kepalanya heran. Kai mengangguk. "Kau benar. Dia terlalu baik."
.
.
.
Saat membuka pintu kamar, ia melihat gundukan di kasurnya. Baekhyun.
Perlahan, Chanyeol berjalan mendekati Baekhyun, lalu duduk di samping ranjang. Mata Chanyeol menelusuri wajah Baekhyun. Matanya yang selalu membentuk eye smile ketika ia tersenyum, Hidungnya yang selalu memerah lucu ketika ia kedinginan, pipinya yang berisi dan yang palng Chanyeol sukai, bibirnya. Bibir yang mungil dan merah sempurna, yang selalu ingin Chanyeol cium. Jujur, Chanyeol sangat membenci Taeyeon yang dengan mudahnya bisa mencium Baekhyun kapanpun. Ia iri, ia ingin.
Chanyeol mendekatkan wajahnya ke arah Baekhyun. Hingga tersisa satu senti dari bibir Baekhyun, Chanyeol tersenyum. "Saranghae, Baek."
Dan bibirnya sukses menyentuh... pipi Baekhyun. Tidak. Ia tidak akan mencium bibir Baekhyun, Chanyeol tahu diri, Baekhyun bukanlah miliknya dan ia tidak berhak untuk menyentuh bibir Baekhyun. Chanyeol benci ini tapi ia mengakui, tubuh Baekhyun milik Taeyeon.
Astaga. Hanya dengan memikirkan Baekhyun milik Taeyeon membuat matanya dipenuhi kunang-kunang.
Chanyeol memilih untuk berbaring di samping Baekhyun dan tersenyum lagi. "Kau manis Baek. Selamat istirahat."
Terkadang bagi Chanyeol, memandang wajah Baekhyun dapat menenangkan pikirannya, meskipun masalah yang dideritanya itu disebabkan oleh Baekhyun sendiri.
Cinta mengalahkan sengalanya. Wow.
.
.
.
TBC
.
.
.
Gimana? Tertarik ga? Bagus ga? Jelek ya? Oke sip.
Ini tergantung tanggapan kalian ya guys, kalo kalian mau lanjut, silahkan. Kalau mau END sampai sini aja juga, no problem. Mungkin ini masih banyak kesalahan dan sebagainya, karena jujur pikiranku cukup capek juga dengan banyaknya berita atau rumor tentang EXO yang ga mengenakkan di hati. Jadi juga mohon maaf se maaf-maafnya kalau mungkin juga ada bahasa yang tidak berkenan.
Buat fanfiction Love You, maa aku mungkin ga bisa ngelanjutin itu sekarang karena demi apapun ya guys, otak saya rasanya mau meledak *mendadakhiperbolis*. So maaf buangeet, okey? Harap dimaklumi, saya cukup stres saat ini. Maaf ini berasa curhat. Saya hanya butuh pengertiannya. Suatu saat, mungkin setelah fanfic ini selesai, aku bakal nyoba buat nyelesain ff Love You.
Jadi ini dulu ya guys, saya usahain bakal update cepet~
RnR please? Thank you :)
.
.
.
XOXO
