Kehilangan
Fairy Tail © Hiro Mashima
Kehilangan © Firman
Summary: Inspirated from Firman-Kehilangan. / Jujur, setelah kau pergi, aku tidak pernah lagi tersenyum dan tertawa. Oke, aku memang hanya memanfaatkan dan mempermainkanmu, tapi... rasanya... aku telah benar benar jatuh cinta kepadamu.
.
.
Rate: T
Genre: romance/failed angst
Pairing: NaLu/GraLu
.
.
DON'T LIKE, DON'T READ!
.
.
.
.
Ku coba ungkap tabir ini
Kisah antara kau dan aku
Terpisahkan oleh ruang dan waktu
Menyudutkanmu meninggalkanku
"Aku ingin kau kembali kepadaku. Sayangnya, hatimu kini sudah meninggalkanku."
Natsu terdiam. Matanya menerawang ke langit – langit bercat putih bersih di kamarnya. Selesai dengan atap, bola matanya bergerak turun, menatap dinding dengan warna cat yang sama. Hanya saja kini dinding kamarnya tertempel banyak foto seorang gadis dengan rambut blonde dan kulit krem pucat.
Bibirnya merengut saat matanya menangkap gambar gadis itu. Setelah menutup matanya beberapa saat, ia mengambil handphone yang diam bersender di dinding. Ditekannya tombol tombol di handphonenya, kemudian menekan tombol hijau di handphonenya.
Tersambung.
"Ha-halo?"
"Natsu."
"Lucy, dengarkan! A-"
"Maaf, pesawatnya sudah akan berangkat. Tunanganku sudah menunggu. Sampai jumpa."
Sambungan terputus.
Mendengar tiga kalimat pendek dari mulut gadis itu membuat perasaan Natsu tertohok. Tu... nangan? Padahal, ia baru saja putus dengan Lucy enam bulan lalu. Dan Lucy kini sudah memiliki tunangan dan tambatan hatinya yang baru.
Setelah meluapkan semua emosinya, Natsu menangis dalam diam.
Ku merasa telah kehilangan
Cintamu yang tlah lama hilang
Kau pergi jauh karena salahku
Yang tak pernah menganggap kamu ada
"Aku kehilangan cintamu, senyummu, sentuhanmu yang manis. Oke, aku memang hanya memanfaatkan dan mempermainkanmu, tapi... rasanya... aku telah benar benar jatuh cinta kepadamu."
Natsu teringat kembali akan masa lalunya yang suram. Dimana ia hanya memanfaatkan gadis itu untuk kepentingannya sendiri.
"Bagaimana kalau kita makan bersama, Natsu-kun? Aku membuatkan bento untukmu!"
"Iya..."
"Natsu-kun, bagaimana kalau nanti kita ke toko buku bersama?"
"Aku... nggak punya uang..."
"Tenang saja, aku akan membelikan semua buku yang kamu inginkan!"
Natsu terdiam setelah melafalkan kembali kejadian kejadian yang telah dilaluinya bersama Lucy. Dimana ia hanya memanfaatkan kebaikan hati dan kekayaan gadis manis itu. Dan kini, karma datang mengambil semua kebahagiaannya.
"HAHAHAHAHAHAHA!"
Natsu tertawa terbahak bahak hingga air matanya keluar semua. Setelah puas tertawa terbahak bahak, ia kembali melanjutkan ucapannya, "... hahah... hah... aku tidak tahu ada pria sebodoh diriku! BODOH SEKALI! SANGAT BODOH! Hahahahahahahaha!"
Asmara memisahkan kita
Mengingatkanku pada dirimu
Gelora mengingatkanku
Bahwa cintamu telah merasuk jantungku
"Cinta itu dapat membunuh. Kau tahu, Luce? Dulu kata kata itu terdengar sangat konyol ditelingaku. Namun, sekarang, sepertinya kata kata itu terjadi padaku."
Tiga bulan sejak pesta pertunangan Lucy.
Natsu berbaring di kamarnya sambil sesekali melirik keluar jendela. Tubuhnya kini bertambah kurus, kulitnya pun memucat. Ayah dan ibunya –Igneel dan Grandine– sudah kehilangan akal membujuk putra mereka yang sudah dalam masa hidup-enggan-mati-pun-tak-mau itu.
Bahkan, Lisanna, teman masa kecil Natsu yang paling gampang membujuk Natsu, sudah menyerah agar Natsu mau makan dan sedikit saja tersenyum kepada orang orang disekitarnya.
Sementara itu, di kamar, Natsu sibuk memandangi handphone-nya dengan wajah terluka. Baru saja Lucy mengiriminya e-mail. Dengan semangat, Natsu mengharapkan kalau e-mail itu memberitakan kalau Lucy membatalkan pertunangannya, namun harapannya pupus seketika saat melihat isi e-mail Lucy; fotonya dengan tunangannya, Gray, di pesta pernikahannya.
"Tidak ada harapan untukku... ya?" gumam Natsu sambil tersenyum.
"Kau... benar benar berniat membunuhku... Luce?" tambahnya sambil melebarkan lagi senyumnya.
Sejujurnya ku tak bisa
Hidup tanpa ada kamu aku gila
Seandainya kamu bisa
Mengulang kembali lagi cinta kita
"Yah... kau tahu, aku tidak bisa bertahan tanpamu. Hari hariku suram tanpamu, tahu. Tidak ada kamu, sama saja dengan mati."
Cklek.
Natsu menutup telepon genggamnya. Senyumnya mengambang sempurna setelah menutup teleponnya.
"Ternyata memang benar."
Masih dengan senyumnya, Natsu menatap langit langit kamarnya.
"... memang tak ada harapan untukku." Tambahnya sambil tertawa renyah.
Perlahan, ia berjalan keluar kamar. Melangkahkan kaki kurus dan pucatnya menuju dapur. Setelah sampai didapur, celingak celinguk memastikan ayah ibunya belum pulang kerja, serta memastikan kalau Lisanna tidak berkunjung ke rumahnya, ia menyambar pisau dapur yang tergeletak manis di dekat wastafel.
"... selamat tinggal, ayah. Selamat tinggal, ibu. Selamat tinggal, Lisanna. Dan selamat tinggal... Luce."
Craaaaat!
The End
Hallo, kembali membawa FF abal untuk meramaikan fandom Fairy Tail yang akhir akhir ini sedang sepi pengunjung.
Bagaimana kisahnya? Menarik? Atau malah membosankan? Gomen kalau endingnya gj kayak gini. Author akhir akhir ini tertarik sama songfic yang akhirnya angst dengan chara death, jadi latihan dulu membuatnya :p
Yosh, terimakasih bagi yang sudah membaca!